Anda di halaman 1dari 31

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI INDUSTRI

P1

FLOW METER

DISUSUN OLEH
SWANIDA SELVIYANI
NRP. 2413 031 019
ASISTEN
RIZKY DIWYASTRA
NRP. 2412 100 056

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN


INSTRUMENTASI
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
i

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI INDUSTRI


P1

FLOW METER

DISUSUN OLEH
SWANIDA SELVIYANI
NRP. 2413 031 019
ASISTEN
RIZKY DWYASTRA
NRP. 2412 100 056

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI


DANINSTRUMENTASI
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
ii

ABSTRAK
Pengukuran laju alir cairan merupakan salah satu jenis
pengukuran variabel proses. Pengukuran laju alir cairan dan gas
merupakan variabel penting di dalam proses industri. Pengukuran
laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi dan jumlah bahan
yang mengalir masuk dan keluar proses. Pengukuran laju aliran
dapat diukur menggunakan alat Hydreulic Bench yang memiliki
komponen utama yaitu, orifice, pipa venture, manometer,
rotameter.
Pengukuran laju aliran dapat di monitoring
mengguankan software LebVIEW. LebVEW merupakan sebuah
software untuk memonitoring sebuah proses dengan
menggunakan bahasa pemrograman berupa grafis atau digram
blok. Tujuan dari praktikum flow meter adalah memahami cara
memonitoring suatu laju aliran dan mengenalkan LabVIEW
sebagai monitoring laju aliran. Dari praktikum ini didapatkan data
pada tinggi volume dari rotameter adalah 5 L/ menit maka, debit
venturi adalah 1.047 x 10-5 debit; tinggi volume dari rotameter
adalah 8 L/ menit maka, debit venturi adalah 1.814 x 10-5debit ;
tinggi volume dari rotameter adalah 10 L/ menit maka, debit
venturi adalah 2.222 x 10 -5debit.
Kata Kunci: Pengukuran Aliran, Hydraulic Bench, LebVIEW

iii

ABSTRACT
Measurement of fluid flow rate is one type of process variable
measurements. Measurement of liquids and gases flow rate is an
important variable in the process industry. Measurement of the
flow rate required to determine the proportion and amount of
material that flows in and out of the process. Measurement of
flow rate can be measured using a Hydreulic Bench which has the
main components, namely, orifice, venture pipelines, manometer,
rotameter. Measurement of flow rate can be in monitoring
mengguankan LebVIEW software. LebVEW is a software for
monitoring a process using a programming language such as
graphics or block diagram. The purpose of the flow meter lab is
to understand how to monitor a flow rate and introduce LabVIEW
as monitoring the flow rate. Data obtained from this lab on a high
volume of rotameter is 5 L / min then, debit venturi is 1,047 x 105 debit; rotameter is a high volume of 8 L / min then, debit venturi
is 1,814 x 10-5debit; rotameter is a high volume of 10 L / min
then, debit venturi is 2,222 x 10 -5debit.

Keywords: Flow Measurement, Hydraulic Bench, LebVIEW

iv

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayahnya, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan laporan resmi praktikum mata
kuliah Sistem Instrumentasi Industri dengan baik. Laporan ini
disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Instrumentasi
Industri..
Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan berkat, imbalan, serta karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan
bantuannya yang tidak ternilai. Tidak lupa juga kami berterima
kasih kepada asisten Laboratorium Rekayasa Instrumentasi dan
Kontrol, yang telah memberi banyak bimbingan dan
pembelajaran khususnya dalam materi penggunaan software
LabVIEW dalam memonitoring laju aliran dan flow meter.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih kurang baik, untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penulisan di kemudian hari.
Surabaya, 24 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................iii
ABSTRACT ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................... vii
DAFTAR TABEL ...............................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
1.1
Latar Belakang ...................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................. 1
1.3
Tujuan.................................................................... 1
1.4
Sistematika Laporan .............................................. 2
BAB II DASAR TEORI ....................................................... 3
2.1
Definisi Pengukuran Laju Aliran .......................... 3
2.2
Alat Ukur Laju Aliran ........................................... 3
2.2.2
Differential Pressure Flowmeter ........................... 5
2.3
Monitoring Laju Aliran Dengan LebVIEW ........ 12
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ........................ 15
3.1
Peralatan Percobaan ............................................ 15
3.2
Prosedure Percobaan ........................................... 15
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......... 17
4.1.
Analisis Data ....................................................... 17
4.2.
Pembahasan ......................................................... 19
BAB V PENUTUP .............................................................. 21
5.1
Kesimpulan.......................................................... 21
5.2
Saran .................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 PD meters (Roots (Rotating Lobe)) .................. 4
Gambar 2. 2 (DP Flowmeters) ............................................... 5
Gambar 2. 3 Prinsip Kerja Oriface ........................................ 6
Gambar 2. 4 Pipa Venturi ...................................................... 7
Gambar 2. 5 Flow Nozle ........................................................ 8
Gambar 2. 6 Rotameter .......................................................... 9
Gambar 2. 7 Movable Area Vane .......................................... 9
Gambar 2. 8 Prinsip operasi inline....................................... 11
Gambar 2. 9 Penyisipan flowmeters magnetic ................... 11
Gambar 2. 10 Turbine Meters .............................................. 12
Gambar 2. 11 Tampilan awal pada LabVIEW..................... 13
Gambar 4. 1 Monitoring Menggunakan LabVIEW..............18

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Macam- Macam Alat Ukur Laju Aliran ................ 3
Tabel 4. 1 Data pengukuran laju aliran.............. .................17
Tabel 4. 2 Data P2 pada pipa Venturi ................................... 17
Tabel 4. 3 Debit Venturi ....................................................... 18

viii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran laju alir cairan merupakan salah satu jenis
pengukuran variabel proses. Pengukuran laju alir cairan dan gas
merupakan variabel penting di dalam proses industri. Pengukuran
laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi dan jumlah bahan
yang mengalir masuk dan keluar proses. Dengan kata lain,
pengukuran laju alir menunjukan berapa banyak fluida yang
digunakan atau didistribusikan ke dalam proses. Dalam
pengukuran aliran dibutuhkan alat ukur untuk mengukur laju
aliran. Ada macam macam alat alaju aliran yang sering digunakan
pada dunia industry seperti orifice, pipa venturi, rotameter,
manometer, dll. Pada dunia industry laju aliran pada suatu pipa
dapat di monitoring menggunakan software LabVIEW. LabVIEW
adalah sebuah software pemograman yang diproduksi oleh
National
instruments.
LebVIEW
menggunakn
bahasa
pemrograman berbasis grafis atau blok diagram sementara bahasa
pemrograman lainnya menggunakan basis text. Dengan
menggunakan LebVIEW dapat memudahkan untuk memonitoring
laju aliran.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Cara memonitoring suatu laju aliran?
2. Bagaimana cara lebVIEW sebagai monitoring laju aliran?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami cara memonitoring suatu laju alira
1

2. Mengenalkan LabVIEW sebagai monitoring laju aliran


1.4 Sistematika Laporan
Adapun sistematika penulisan laporan ini yakni terdiri atas
lima bab, dimana setiap bab terdiri atas beberapa sub bab. Bab I
yaitu pendahuluan. Bab II adalah dasar teori yang berisi teori
mengenai pengukuran intensitas cahaya laser. Bab III yaitu
metodologi.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi Pengukuran Laju Aliran


Pengukuran aliran adalah pengukuran kapasitas aliran atau
laju aliran massa atau laju aliran volume aliran. Ditinjau dari
jenis saluran, aliran fluida dibagi menjadi dua, yaitu aliran saluran
tertutup dan aliran saluran terbuka. Dan instrument pengukuran
aliran pun secara umum diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu pengukuran aliran terbuka dan pengukuran aliran tertutup.
2.2 Alat Ukur Laju Aliran

Alat ukur yang digunakan berdasarkan metodenya


pengukurannya adalah sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Macam- Macam Alat Ukur Laju Aliran

No

Metode
Pengukuran
Pengukuran
langsung
Perbedaan
Tekanan
Variable Area

Elektrik

1
2

Jenis Flowmeter
Piston, Oval-gear, Nutating
disk, Rotary-vane type.
Orifice plate, Ventury tube,
Flow nozzle, Pitot tube.
Rotameter, Movable vane,
weir, flume.
Magnetik, Turbin, Elemen.

4
2.2.1 Pengukuran langsung (positive displacement
flowmeter)
Prinsip kerja dari Postive Displacement Flowmeters
(PD meters), bekerja berdasarkan pengukuran volume dari
fluida yang sedang mengalir dengan menghitung secara
berulang aliran fluida yang dipisahkan ke dalam suatu
volume yang diketahui (chamber), selanjutnya dikeluarkan
sebagai volume tetap yang diketahui.
Bentuk dasar dari PD meter adalah suatu chamber
yang berfungsi memisahkan atau menghalangi aliran fluida.
Di dalam chamber tersebut terdapat sebuah alat mekanik
yaitu rotating/reciprocating unit yang ditempatkan untuk
menciptakan paket volume tetap dari fluida yang sedang
mengalir. Oleh karena itu, volume dari fluida yang melewati
chamber dapat diketahui dengan menghitung jumlah
discreate parcels yang lewat atau setara dengan jumlah
putaran dari rotating/reciprocating. Dengan demikian
volume flow rate dapat dihitung dari laju perputaran alat
rotating/reciprocating.

Gambar 2. 1 PD meters (Roots (Rotating Lobe))[1]

Beberapa jenis positive displacement flowmeter


yang digunakan secara luas di dalam industri proses,
antara lain ;nutating disc, rotating valve, oscillating
piston, oval gear, roots(rotating lobe), birotor, rotating
impeller, receiprocating piston danrotating vane.
Perbedaan penamaan hanya didasarkan pada bentuk alat
mekanis di dalam chamber, namun prinsip operasi
untuk pengukuran volumetric flow adalah sama.
2.2.2 Differential Pressure Flowmeter
Prinsip operasi Differential Pressure Flowmeters (DP
Flowmeters)di dasarkan pada persamaan Bernoulli yang
menguraikan hubungan antara tekanan dan kecepatan pada
suatu aliran fluida. Alat ini memandu aliran ke dalam suatu
penghalang aliran (yang mempunyai lubang dengan diameter
yang berbeda dengan diameter pipa), sehingga menyebabkan
perubahan kecepatan aliran (flowvelocity) dan tekanan
(pressure) antara sisi upstream dan downstream dari
penghalang. Dengan mengukur perubahan tekanan
tersebut,maka kecepatan aliran dapat dihitung.

Gambar 2. 2 Differential Pressure Flowmeters (DP Flowmeters)


[1]

Jenis-jenis differential pressure flowmeter yang


secara umum digunakan untuk mengukur laju aliran
a. Orifice Plate

Orifice merupakan alat untuk mengukur laju


aliran dengan prinsip beda tekanan atau disebut
juga Bernoullis principle yang mengatakan
bahwa terdapat hubungan antara tekanan fluida
dan kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat,
tekanan akan menurun begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan
lubang di bagian tertentu (umumnya di tengah).
Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai
pada orifice akan dipaksa untuk melewati lubang
pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya
perubahan kecepatan dan tekanan. Titik dimana
terjadi kecepatan maksimum dan tekanan
minimum disebut vena contracta. Setelah
melewati vena contracta kecepatan dan tekanan
akan mengalami perubahan lagi. Dengan
mengetahui perbedaan tekanan pada pipa normal
dan tekanan pada vena contracta, laju aliran
volume dan laju aliran massa dapat diperoleh
dengan persamaan Bernoulli. Skema prinsip kerja
orifice dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Prinsip Kerja Oriface [1]

Keterangan :
P1 = tekanan upstream
P2 = tekanan downstream (pada vena contracta)
P3 = tekanan setelah terjadi pemulihan (setelah
melewati vena contracta)
D = diameter dalam pipa
d = diameter orifice
b. Tabung Venturi

Venturi meter terdiri dari tiga batang pipa yang


tersambung secara kompak. Bagian pertama pipa
yang berbentuk kerucut dengan diameternya
mengecil, bagian kedua pipa dengan diameter
tertentu, dan pada bagian ketiga pipa berbentuk
kerucut dengan diameter membesar. Secara
sederhana dapat dikatakan Venturi meter sebagai
pipa yang mempunyai nozzle. Sketsa venturi
meter seperti tampak pada Gambar 2.4.
Kecepatan linier fluida yang mengalir pada
Venturi meter akan bertambah disepanjang bagian
pertama Venturi meter ini, sedangkan tekanannya
semakin berkurang. Selanjutnya kecepatan fluida
akan berkurang pula ketika fluida memasuki
bagian ketiga Venturi meter. Penurunan tekanan
aliran fluida pada Venturi meter ini yang
dimanfaatkan sebagai landasan untuk mengukur
debit aliran fluida [2].

Gambar 2. 4 Pipa Venturi [1]

8
c. Flow Nozzle
Sebuah nosel dengan masukan dipandu halus dan
keluaran yang tajam ditempatkan dalam pipa untuk
mengubah aliran medan dan menciptan penurunan
tekanan yang digunakan untuk menghitung kecepatan
aliran.

Gambar 2. 5 Flow Nozle [1]


2.2.3 Variable Area Flowmeter
Jenis-jenis alat ukur yang menggunakan metode
Variable Area Flowmeter adalah sebagai berikut:
a. Rotameter
Prinsip operasi dari rotameter (variable area
meters) didasarkanpada pelampung (float) yang
berfungsi sebagai penghalang aliran,pelampung
tersebut akan melayang dalam suatu tabung
yangmempunyai luas penampang tidak konstan. Luas
penampang tabung berubah tergantung ketinggiannya
(semakin tinggi semakin besar).Posisi pelampung akan
menyatakan harga aliran fluida yang mengenainya.
Pada posisi tersebut pada pelampung akan terjadi
keseimbangan gaya, yaitu keseimbangan antara berat
pelampung dengan gaya tarik aliran yang
mengenainya dan gaya apung pelampung.

Gambar 2. 6 Rotameter [1]


Rotameter dipasang secara vertikal dengan ujung
sempit di bagian bawah dan penyadap tabung ke
puncak yang lebih luas. Aliran berasal dari bawah dan
mendorong pelampung dalam rotameter sampai titik
dimana berat dari float berada dalam keseimbangan
dengan gaya yang diberikan oleh arus. Area annular
antara pelampung dan dinding tabung kemudian
terkait dengan laju aliran volume.
b. Movable Area Vane

c. Gambar 2. 7 Movable Area Vane [1]

10
2.2.4 Alat ukur laju alir untuk metode Elektrik
Adapun alat ukur laju aliaran yang mengguanakan
metode Elektrik adalah sebagai berikut:
a. Magnetic Meters
Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada
hukum induksi elektromagnetik (Faradays Low),
yaitu bila suatu fluida konduktif elektrik melewati pipa
tranducer, maka fluida akan bekerja Sebagai
konduktor yang bergerak memotong medan magnet
yang dibangkitkan oleh kumparan magnetic dari
transducer, sehingga timbul tengangan listrik induksi.

11

Gambar 2. 8 Prinsip operasi inline


flowmeters magnetic [1]

Gambar 2. 9 Penyisipan flowmeters magnetic [1]


b. Turbine Meters
Teori dasar pada turbine meters adalah relative
sederhana, yaitu aliran fluida melalui meter

12
berbenturan dengan turbine blade yang bebas berputar
pada suatu poros sepanjang garis pusat dari turbin

housing. Kecepatan sudut (angular velocity) dari


turbine rotor adalah berbanding lurus dengan laju
aliran (fluidvelocity) yang melaluiturbine. Keluaran
dari meter diukur oleh electrical pickup yang
dipasang pada meter body. Frekwensi keluaran dari
electric pick up adalah sebanding dengan laju aliran
(flow rate) [1].

Gambar 2. 10 Turbine Meters [1]


2.3 Monitoring Laju Aliran Dengan LebVIEW
LabVIEW adalah sebuah software pemograman yang
diproduksi oleh National instruments. LabVIEW berbeda
daripada software pemrograman yang lainnya, seperti bahasa
pemograman lainnya yaitu C++, matlab atau Visual basic.
LabVIEW juga mempunyai fungsi dan peranan yang sama,
perbedaannya
bahwa
labVIEW
menggunakan
bahasa
pemrograman berbasis grafis atau blok diagram sementara bahasa
pemrograman lainnya menggunakan basis text. Program
labVIEW dikenal dengan sebutan VI atau Virtual instruments
karena penampilan dan operasinya dapat meniru sebuah
instrument. LabVIEW juga kompatibel dengan berbagai jenis
hardware, terutama hardware produk dari National Instrument.

13
Hal ini dapat terjadi karena pada tujuan adanya LabVIEW sendiri
yakni untuk mengkomputerisasikan data yang didapatkan dari
hardware baik itu untuk tujuan pengukuran, pengendalian
maupun tujuan lainnya [2].

Gambar 2. 11 Tampilan awal pada LabVIEW [2]

14

(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan Percobaan
Adapun peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah sebagai berikut ini:
1. Hydraulics Bench
Hydraulics Bench terdiri dari komponen utama yaitu:
a. Pipa Venturi
b. Rotameter
c. Oriface Plate
d. Manometer
e. Water Flow FS200A G1/2
2. Software LebVIEW
3.2 Prosedure Percobaan
Adapun prosedur praktikum pada percobaan kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Alat disiapkan (plant Hydraulics Bench)
2. Alat dinyalakan
3. Debit diatur dengan 3 variabel yang berbeda 5, 10. 15
(diatur melalui bukaan valve)
4. Dipastikan tidak ada udara yang terperangkap pada selang
ketika air mengalir
5. Nilai debit yang diteima rotameter dicatat
6. Perbedaan ketinggian air pada selang manometer (h)
dicatat dan nilai debitnya dicari (menggunakan hukum
Bernoulli)
7. Data flow pada labVIEW dicatat dan disimpan

15

16
8. Niali debit yang diterima rotameter, pipa venture, dan
sensor water flow dibandingkan dengan LabVIEW.
Kemudian dianalisis
9. Pada nilai debit yang dicatat labview, dianalisis
perubahan nilai flow terhadap waktu dengan
menggunakan modelisasli grafik.

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan data
sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Data pengukuran laju aliran
Rotameter (L/Menit)
5
8
10

Manometer (m)
h1
h2
0.18
0.17
0.17
0.14
0.16
0.115

h (m)
0.01
0.03
0.045

Dari data tersebut dapat dihitung debit venturi dengan menhitung


P2 pada pipa venturi. P2 dapat dicari dengan mneggunakan
persamaan bernouli, sebagai berikut:
2= 1
Dengan diketahui: P1= 101325 N/m2, = 1000 kg/ m3, g= 9.8
m/s2. Sehingga didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Data P2 pada pipa Venturi
Rotameter (L/ Menit)
5
8
10

17

P2
101227
101031
100884

18
Dari data P2 tersebeut debit Venturi dapat dihitung menggunakan
persamaan :
=K . (2 / ) ( 1 2)
Dengan diketahui, K= 0.305 dan A= 0.000177 m2, sehingga
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Debit Venturi
Rotameter (L/ Menit)
5
8
10

Q (L/Menit)
4.489
7.775
9.522

Dari data yang telah didapatkan maka, laju aliran dapat di


monitoring
menggunakan
software
lebview
untuk
membendingkan data yang diperoleh pada alat hydraulic banc
dengan data hasil monitoring software LebVIEW, berikut ini
grafik hasil monitoring laju aliran.
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000

1
9
17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97
105
113
121
129

Gambar 4. 1 Monitoring Laju aliran Menggunakan LabVIEW

19
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang pengukuran laju
aliran menggunakan hydraulic banch. Hydraulic Bench
merupakan alat untuk mengukur laju aliran, yang memiliki
komponen utama yaitu oriface, pipa venturi, rotameter,
manometer. Pada praktikum ini juga dilakukan monitoring laju
aliran dengan menggunakan software LebVIEW, pada software
LebVIEW ini menggunakan bahasa pemrogaman berbasis grafis
atau blok diagram. Tujuan dari percobaan pada praktikum kali ini
adalah untuk memahami cara monitoring suatu laju aliran dan
juga untuk mengenalkan LebViEW sebagai monitoring laju
aliran. Tahap awal pada percobaan ini adalah menentukan
ketinggian volume aliran pada rotameter, pada percobaan ini
ketinggian aliran pada rotameter ditentukan yaitu 5 L/menit, 8
L/menit, 10 L/menit. Setelah itu ketinggian pada monometer
diamati juga, sehingga didapatkan data sebagai berikut: dengan
ketinggian volume dari rotameter adalah 5 L/menit, maka
ketinggian pada tabung 4 dan tabung 5 pada manometer scara
berurutan adalah 180 mm dan 120 mm; ketinggian volume dari
rotameter adalah 8 L/menit, maka ketinggian pada tabung 4 dan
tabung 5 pada manometer scara berurutan adalah 170 mm dan
140 mm; ketinggian volume dari rotameter adalah 10 L/menit,
maka ketinggian pada tabung 4 dan tabung 5 pada manometer
scara berurutan adalah 160 mm dan 115 mm. Sehingga dari data
yang telah didapatkan debit venturi dapat dihitung, dan hasil
perhitungan didapatkan adalah pada tinggi volume dari rotameter
adalah 5 L/ menit maka, debit venturi adalah 1.047 x 10-5 debit;
tinggi volume dari rotameter adalah 8 L/ menit maka, debit
venturi adalah 1.814 x 10-5debit ; tinggi volume dari rotameter
adalah 10 L/ menit maka, debit venturi adalah 2.222 x 10 -5debit.
Dari data tersebut dapat digunakan untuk membandingkan hasil
monitoring pada LebVIEW. Pada praktikum ini laju aliran pada
Hydraulic Banch dapat dimonitoring oleh LebVIEW dengan
menyambungkan DAQ

20
dan sensor flow meter pada alat Hydarulic benc, sehingga laju
aliran dapat dinadingkan. Jila sensor flow meter pada Hydraulic
Banch tidak dihubungkan lagi dengan DAQ, maka tinggi volume
pada rotameter yang semula nya 5 L/ menit dapat naik, hal ini
terjadi karena debit air yang mgalir tidak terhambat oleh sensor
flow meter sehingga ketinggian volume air akan naik pada
rotameter, karena luas penampang pada sensor flow meter lebih
kecil dari luas penampang selang, sehingga jika sensor dipasang
pada selang hydraulic benc akan menghambat debit aliran.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini,
maka dapat disimpulkan:
1. Semakin tinggi volume air pada rotamter maka semakin
tinggi pula debit volume pada pipa venture.
2. Perbandingan pengukuran laju aliran pada Hydraulic
Bench dengan menggunakan LebVIEW menunjukan hasil
yang sama, pada data menunjukan kenaikan debit aliran
yang dikutin dengan kenaikan tinggi volume pada
rotameter,
5.2 Saran
Adapun saran agar praktikum selanjutnya dapat berjalan
dengan lebih baik lagi yaitu:
1. Praktikan lebih memahami prosedur percobaan.
2. Praktikan lebih memahami mengenai monitoring laju
aliran dengan menggunakan LebVIEW

21

22

(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

DAFTAR PUSTAKA
[1] A. S. Dwiputri, "Pengukuran Laju Aliran," Bandung, 2011.
[2] Anonim. (2015). Modul Praktikum 1: Flow meter. Surabaya:
Laboratorium Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol.

Anda mungkin juga menyukai