Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIK – P1

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER


(PLC)

DISUSUN OLEH:

WAHYU BASITHO ABDI 02311440000112

ASISTEN:

MIFTAKHUL JANNAH AISYAH P 02311440000052

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
1
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIK – P1

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER


(PLC)

DISUSUN OLEH:

WAHYU BASITHO ABDI 02311440000112

ASISTEN:

MIFTAKHUL JANNAH AISYAH P 02311440000052

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
i
ABSTRAK

Praktikum P1 tentang PLC ini bertujuan untuk mengetahui


fungsi, komponen komponen serta bahasa pemrograman yang
digunakan oleh perangkat PLC serta bagaimana teknik addresing
dari peralatan instrumentasi input dan output seperti sensor (jika
ada banyak tentunya addresnya berbeda), lampu indikator, aktuator
seperti pompa, mixer dan lain sebagainya. Kemudian praktikum P1
ini juga bertujuan tentang bagaimana teknik pengimplementasian
PLC ini sebagai Safety Instrumented System dengan bahasa
Ladder Diagram yang mana akan memuat suatu tindakan jika
dikira membahayakan bagi pekerja dan plant. Mixing Tank Plant
adalah sebagai suatu plant yang akan menjadi objek percobaan kali
ini dengan tiga pengkondisian. Tiga kondisi ini adalah posisi level
liquid pada mixing tank plant, yang tentunya memiliki aksi atau
eksekusi yang berbeda oleh PLC sebagai kontroler, termasuk
pengimplementasian Safety Instrumented System.

Kata Kunci: PLC, Ladder Diagram, Safety Instrumented


System

ii
ABSTRACT

This experiment is mainly about PLC, which it does have


aims to know function, components and also its codes of PLC
and how to address those instrumentation devices (input and
output) such as sensors (if there are many sensors, it should
be many different addresses too), indicators light, actuators
like pumps, mixer etc. After that, this experiment is also
aiming about how does PLC work as Safety Instrumented
System by using Ladder Diagram language, which contains
some execution act if the situation is considerable on danger.
Mixing tank plant is a plant that being as this an object of
experiment, with three conditions. These three conditions are
considered by liquid levels on plant, which also does have
three different executions by PLC as its controller, including
implementation of Safety Instrumented System.

Keywords: PLC, Ladder Diagram, Safety Instrumented


System

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat


rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum
Sistem Pengendalian Otomatis P3 “PROGRAMMABLE LOGIC
CONTROLLER (PLC)” ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dosen pengajar mata kuliah Sistem Pengendalian Otomatis
2. Asisten Praktikum Sistem Pengendalian Otomatik P1
3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan
praktikum ini

Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam


pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Surabaya, 17 April 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................ii
ABSTRACT ................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
Latar Belakang .................................................................. 1
Rumusan Permasalahan..................................................... 2
Tujuan ............................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI ............................................................... 3
Programmable Logic Controller ....................................... 3
Ladder Diagram ................................................................ 5
Fungsi Logika.................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN .................................. 11
Alat dan Bahan ................................................................ 11
Prosedur Percobaan ......................................................... 11
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .............................. 13
Analisa Data .................................................................... 13
Pembahasan ..................................................................... 14
BAB V PENUTUP ..................................................................... 17
Kesimpulan ..................................................................... 17
Saran................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................. 19
LAMPIRAN ............................................................................... 20

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Central Processing Unit (CPU) ................................. 4


Gambar 2. 2 Power Supply Unit (PSU) ......................................... 4
Gambar 2. 3 Modul Input dan Output ........................................... 5
Gambar 2. 4 Memori PLC ............................................................. 5
Gambar 2. 5 Rangkaian untuk menghidupkan dan mematikan
sebuah motor ............................................................. 6
Gambar 2. 6 Membaca Sebuah Ladder Diagram........................... 7
Gambar 2. 7 Simbol-Simbol Dasar................................................ 7
Gambar 2. 8 Rangkaian AND........................................................ 8
Gambar 2. 9 (A) Gerbang Logika AND, (B) Truth Table (Tabel
Kebenaran) ................................................................ 9
Gambar 2. 10 (A) Rangkaian OR; (B) Truth Table (Tabel
Kebenaran); (C) Gerbang OR ................................... 9
Gambar 4. 1 Plant praktikum ....................................................... 13
Gambar 4. 2 Pemrograman ladder diagram pada So Machine ... 13

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 I/O PLC Schneider TM22Me16R/G .......................... 11

vii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sistem kontrol di dunia industri terus mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Salah satu piranti yang
digunakan secara luas untuk berbagai keperluan kendali proses
adalah PLC (Programmable Logic Control), yaitu suatu perangkat
digital dengan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan
instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti
logika, sekuensial, timing, counting, dan artimatika untuk
mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan
yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus
menerus sesuai variabel masukan dan memberikan keputusan
sesuai keinginan pemrograman sehingga keluaran tetap terkontrol.
[1]Secara umum fungsi dari PLC pada industri yaitu sebagi kontrol
sekuensial yaitu memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), dan fungsi monitoring plant yaitu dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang
dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan
pesan tersebut ke operator.
Pada umumnya terdapat lima komponen utama yang
menyusun suatu PLC. Semua komponen tersebut harus ada untuk
dapat menjalankan suatu PLC secara normal. Komponen-
komponen utama tersebut adalah Unit CPU, Unit Memori, Unit
Catu Daya, Unit Programmer, Unit Masukan/Keluaran. [2] PLC
perlu diprogram dengan metode yang tepat dan support software
yang sesuai. Salah satu metode pemrograman yang dijumpai pada
hampir semua support software PLC adalah Diagram Tangga
Logika. Namun, untuk proses yang kompleks, penggunaan

1
2

Diagram Tangga Logika saja akan sulit untuk memecahkan


perancangan sistem kendali yang sesuai. [3]
Atas dasar penjelasan tentang PLC diatas praktikan
melakukan praktikum P-1 yang bertujuan untuk mengenalkan
komponen-komponen pada PLC, pemrograman PLC, dan
penerapan PLC SIS (Safety Instrument System).

Rumusan Permasalahan
Adapun perumusan masalah yang dapat disusun berdasarkan
latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
a. Apa saja komponen-komponen PLC?
b. Bagaimana addresing Input/Output PLC?
c. Bagaimana mengimpementasikan PLC sebagai Safety
Instrumentes System?

Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
a. Mampu memahami komponen-komponen PLC.
b. Mampu memahami addresing Input/Output PLC.
c. Mampu memahami dan mengimplementasikan PLC sebagai
Safety Instrumented System.
BAB II
DASAR TEORI

Programmable Logic Controller


PLC merupakan bentuk khusus dari mikroprosesor berbasis
controller yang menggunakan memori untuk menyimpan instruksi
dan menjalankan fungsi seperti logika, sekuensial, timer,
perhitungan (counting) dan aritmatika sebagai pengontrol mesin
dan proses. PLC didesain agar mudah dioperasikan oleh operator
atau teknisi yang mungkin memiliki pengetahuan yang terbatas
dalam bahasa pemrograman dan komputer. Istilah logic digunakan
karena secara garis besar program menerapkan logika dan operasi
switch, contohnya jika input A atau B berada dalam posisi on maka
switch C akan on dan seterusnya. Devais input, berupa sensor
seperti switch, devais output dalam sistem yang dikontrol berupa
motor, valve dll. dihubungkan ke PLC. Operator atau teknisi
memasukkan instruksi sekuensial ke dalam memori dari PLC.
Controller kemudian memonitor input dan output mengacu pada
program atau instruksi ini dan membawa aturan kontrol yang telah
diinputkan sebelumnya.
PLC memliki beberapa kelebihan yakni dapat digunakan
untuk desain kontrol PID, memodifikasi sistem kontrol dan sebagai
safety instrumented system. Sehingga PLC ini didesain untuk tahan
terhadap vibrasi, temperature, kelembaban dan noise. Memiliki
interface untuk input dan output yang terdapat di dalam kontroler.
Dan mudah untuk diprogram dan memiliki Bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dimana secara garis besar program
dijalankan dengan logika dan operasi switching. PLC yang
digunakan dalam praktikum ini adalah PLC Schneider
TM221ME16R.
PLC memiliki beberapa bagian-bagian penting. Adapun
bagian-bagian dari PLC adalah sebagai berikut.
a. Central Processing Unit (CPU)
CPU merupakan bagian yang berisi mikroprosesor dan
mampu mengartikan sinyal input dan digunakan sebagai aksi
kontrol, mengacu pada program yang tersimpan pada
memori. CPU ini berfungsi untuk melakukan komunikasi

3
4

dengan PC atau console dan interkoneksi pada setiap bagian


PLC.

Gambar 2. 1 Central Processing Unit (CPU)


b. Power Supply Unit (PSU)
PSU digunakan untuk memberikan tegangan pada PLC.
Tegangan AC akan dikonversi menjadi tegangan untuk
masukan pada PLC yakni sebesar 24 Volt DC. PSU tidak
digunakan untuk memberikan daya secara langsung ke input
maupun output, yang berarti input dan output murni
merupakan saklar atau switch. Jadi user harus menyediakan
sendiri PSU untuk input dan output pada PLC. Dengan
demikian maka PLC tidak akan mudah rusak.

Gambar 2. 2 Power Supply Unit (PSU)


c. Modul Input/Output
Modul input dan output berfungsi sebagai media penerima
informasi dan komunikasi untuk prosesor dari perangkat luar
(external devices). Perangkat luar ini seperti sensor, switch, valve,
motor, pompa dan lain-lain. Modul ini terpasang secara tidak
5

permanen atau dapat dilepas dan dipasang kembali sesuai dengan


kebutuhan use.

Gambar 2. 3 Modul Input dan Output


d. Unit Memori
Unit memori memiliki fungsi sebagai media penyimpanan
program yang dapat digunakan untuk aksi kontrol yang dijalankan
oleh mikroprosesor dan data yang tersimpan dari input untuk
proses, begitu juga output sebagai aksi dari input yang telah
diberikan.

Gambar 2. 4 Memori PLC

Ladder Diagram
Salah satu metode pemrograman PLC yang sangat umum
digunakan adalah yang didasarkan pada penggunaan diagram
tangga (ladder diagram). Menuliskan sebuah program, dengan
demikian menjadi sama halnya dengan menggambarkan sebuah
rangkaian pensaklaran. Diagram-diagram tangga terdiri dari
dua garis vertical yang merepresentasikan rel-rel daya.
Komponen-komponen rangkaian disambungka sebagai garis-
garis horizontal, yaitu anak-anak tangga, di antara kedua garis
vertical ini.
6

Gambar 2. 5 Rangkaian untuk menghidupkan dan mematikan


sebuah motor
Dalam menggambarkan sebuah diagram tangga, diterapkan
beberapa kaidah tertentu, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Garis-garis vertical diagram merepresentasikan rel-rel daya,
di mana di antara keduanya komponen-komponen rangkaian
tersambung.
2. Tiap-tiap anak tangga mendefinisikan sebuah operasi di
dalam proses kontrol.
3. Sebuah diagram tangga dibaca dari kiri ke kanan dan dari
atas ke bawah, anak tangga teratas dibaca dari kiri ke kanan.
Berikutnya anak tangga kedua dibaca dari kiri ke kanan dan
demikian seterusnya. Ketika PLC sedang berada dalam
keadaan bekerja, PLC membaca seluruh program tangga dari
awal hingga akhir, anak tangga terakhir pada program
ditandai dengan jelas, dan kemudian memulai kembali dari
awal. Prosedur membaca semua anak tangga program ini
disebut sebagai sebuah siklus.
4. Tiap-tiap anak tangga harus dimulai dengan sebuah input
atau sejumlah input harus berakhir dengan setidaknya
sebuah output. Istilah input digunakan bagi sebuah langkah
kontrol, seperti misalnya menutup kontak sebuah saklar,
yang berperan sebagai input ke sebuah PLC. Istilah output
digunakan untuk sebuah perangkat yang tersambung ke
output sebuah PLC, misalnya sebuah motor.
5. Perangkat-perangkat listrik ditampilkan dalam kondisi
normalnya. Dengan demikian, sebuah saklar yang dalam
keadaan nomralnya terbuka hingga suatu objek menutupnya,
7

diperlihatkan sebagai terbuka pada diagram tangga. Sebuah


saklar yang dalam keadaan normalnya tertutup diperlihatkan
sebagai tertutup.

Gambar 2. 6 Membaca Sebuah Ladder Diagram

6. Sebuah perangkat tertentu dapat digambarkan pada lebih dari


satu anak tangga. Sebagai contoh kita dapat memiliki sebuah
relay yang menyalakan satu buah perangkat listrik atau lebih.
Huruf-huruf dan/atau nomor-nomor dipergunakan untuk
memberi label bagi perangkat tersebut pada tiap-tiap situasi
kontrol yang dihadapinya.
7. Input-input dan output-output seluruhnya diidentifikasikan
smelalui alamat-alamatnya, notasi yang dipergunakan
bergantung paad pabrikan PLC, yang bersangkutan.
Alamatalamat ini mengindikasikan lokasi input atau output di
dalam memori PLC

Gambar 2. 7 Simbol-Simbol Dasar


Fungsi Logika
Banyak situasi kontrol yang mengharuskan dilakukannya
tindakan-tindakan pengontrolan dilaksanakan ketika ketika suatu
kombinasi dari kondisi-kondisi tertentu terpenuhi. Sehingga, untuk
8

sebuah mesin bor otomatis, terdapat suatu persyaratan yang


menggariskan bahwa motor bor harus dinyalakan ketika saklar-
saklara limit telah diaktifkan yang mengindikasikan keberadaan
objek pemboran dan posisi mata bor telah berada pada permukaan
objek tersebut. Situasi semacam ini melibatkan fungsi logika agar
sebuah output dapat dihasilkan.
a. Fungsi Logika AND

Gambar 2. 8 Rangkaian AND


Gambar 9 memperlihatkan sebuah situasi di mana sebuah
perangkat output tidak akan menyala terkecuali jika kedua saklar
normal-terbuka berada pada keadaan tertutup. Saklar A dan saklar
B keduanya harus tertutup, yang pada gilirannya menghasilkan
sebuah kombinasi logika AND.
Kita dapat memandang bahwa hal ini merepresentasikan
sebuah sistem kontrol dengan dua buah input A dan B (Gambar 10
a). Hanya ketika A dan B ekduanya menyala output akan
dihasilkan. Sehingga, apabila kita menggunakan notasi 1 untuk
mengindikasikan kondisi ‘hidup’ (on) dan notasi 0 untuk
mengindikasikan kondisi ‘mati’ (off), kemudian agar terdapat
sebuah sinyal output 1 kita harus menjadikan A dan B berada
dalam kondisi 1. Operasi semacam ini dikatakan sebagai operasi
yang dikendalikan oleh sebuah gerbang logika dan hubungan
antara input-input dengan sebuah gerbang logika dan output-
outputnya ditabulasikan dalam sebuah tabel yang dikenal dengan
nama tabel kebenaran (truth table).
9

Gambar 2. 9 (A) Gerbang Logika AND, (B) Truth Table (Tabel


Kebenaran)

b. Fungsi Logika OR

Gambar 2. 10 (A) Rangkaian OR; (B) Truth Table (Tabel


Kebenaran); (C) Gerbang OR
Gambar 11 (C) memperlihatkan sebuah sistem gerbang logika
OR pada sebuah diagram tangga. Diagram tangga tersebut dimulai
dengan ||, simbol kontak normal-terbuka yang diberi label ‘input
A’ untuk merepresentasikan saklar A dan tersambung secara
parallel padanya adalah ||, simbol kontak normal-terbuka yang
diberi label ‘input B’ untuk merepresentasikan saklar B. Input A
atau input B harus berada dalam keadaan tertutup agar perangkat
output dapat menyala.
Contoh sebuah sistem kontrol berbasis-gerbang OR dapat
dilihat pada sebuah ban berjalan yang memindahkan produk-
produk botolan ke dalam sebuah kemasan dimana sebuah pelat
pembelok (deflector) akan diaktifkan untuk membelokkan botol-
botol ke dalam sebuah wadah yang menampung barang-barang
yang ditolak apabila berat botol yang bersangkutan berada di luar
suatu batas toleransi tertentu atau botol tersebut tidak memiliki
tutup.
10

c. Fungsi Logika NOT


Gambar 12 (A) memperlihatkan sebuah rangkaian listrik yang
dikontrol oleh sebuah saklar normal-terbuka. Ketika terdapat
sebuah input ke saklar, saklar akan membuka dan memutuskan
hubungan arus ke rangkaian. Kondisi ini mengilustrasikan fungsi
gerbang logika NOT, dimana akan terdapat sebuah output ketika
tidak ada input dan tidak ada output ketika ketika terdapat sebuah
input. Gerbang logika ini terkadang disebut sebagai pembalik
(intverter).

d. Fungsi Logika NAND


Umpamakan bahwa kita menyambungkan sebuah gerbang
AND tepat sebelum sebuah gerbang NOT (Gambar 9(A)). Fungsi
gerbang NOT tersebut adalah membalikkan (inverting) semua
output yang dihasilkan oleh gerbang AND. Sebagai alternatifnya,
yang akan memberikan hasil yang persis sama, kita dapat
menyambungkan sebuah gerbang NOT ke tiaptiap input dan
selanjutnya menyambungkan semua gerbang NOT tersebut ke
sebuah gerbang OR (Gambar 9(B)). Sebuah tabel kebenaran yang
sama berlaku bagi kedua kombinasi gerbanggerbang logika di atas.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
kali ini ialah:
1. PLC Schneider TM221ME16R.
2. Mixing Tank Plant.
3. SoMachine Basic.

Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada praktikum kali ini ialah:
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. I/O mixing tank di-wiring dan ditentukan ke I/O PLC
Schneider TM22ME16R/G.
Tabel 3. 1 I/O PLC Schneider TM22Me16R/G
I/O PLC Schneider
Mixing Tank Plant
TM221ME16R
Saklar On
Sensor 1 HH
Sensor 2 H
Sensor 3 L
Sensor 4 LL
Indikator Lampu Hijau
Indikator Lampu Kuning
Indikator Lampu Merah
Pompa In
Pompa Out
Buzzer

c. Pemrograman pada SoMachine Basic dilakukan dengan plant


berjalan dalam kondisi normal, yaitu air yang mulanya berada
diantara sensor high dan low akan bergerak naik turun dengan

11
12

menggunakan pompa in/out. Akan tetapi, level air tidak


melampaui sensor high-high dan low-low.
d. Diberikan aksi berupa mixer menyala apabila air berada
diantara sensor high dan sensor low. Apabila air sudah
melewati sensor tersebut maka dengan otomatis mixer akan
berhenti.
e. Aksi berupa shutdown diberikan pada sistem atau alarm ketika
level air mencapai sensor high-high atau low-low untuk
memberikan proteksi pada plant. Dalam kondisi ini buzzer
dan indikator lampu merah menyala selama 5 detik kemudian
plant berhenti secara total (shutdown).
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa Data
Pada praktikum ini, telah dilakukan percobaan dengan
plant yang ditampilkan pada Gambar 4.1 dan dihasilkan
pemrograman ladder diagram pada So Machine yang ditunjukkan
pada Gambar 4.2 berikut. Dengan keterangan address input output
antara lain:
a. I1.0 Saklar
b. I1.1 input sensor LL
c. I1.3 input sensor HH
d. Q0.4 output pompa1
e. Q0.5 output pompa2

Gambar 4. 1 Plant praktikum

Gambar 4. 2 Pemrograman ladder diagram pada So Machine

13
14

Pembahasan
Pada praktikum p1 ini dilakukan percobaan mengenai safety
instrument pada tank di laboratorium rekayasa instrumentasi dan
control, dialam praktikum ini dilakukan pengenalan PLC mengenai
komponen yang terdapat di PLC hingga kelebihan apa saja yang
dimiliki oleh PLC. Dilakukan pembuatan program safety tank plant
dengan menggunakan software SoMachine terlebih dahulu
sebelum di aplikasikan ke plant. Dalam percobaan ini, pada PLC
yang digunakan terdapat input I0.2 untuk I/O address, I1.0
merupakan sensor LOW-LOW, I1.1 sensor LOW, I1.2 sensor
HIGH, I1.3 sensor HIGH-HIGH. Q0.4 pompa 1, Q0.5 Pompa 2.
Terdapat dua tangki, tangkipertama sebagai air masuk dan kedua
sebagai tangki yang akan dijaga levelnya. Untuk menjaga level
tersebut, terdapat sensor yang akan mendeteksi keadaan tangki
ketika LL atau HH. Saat tangka kedua dalam keadaan HH maka
pompa pada tangki satu akan mati dan pada tangka kedua akan
menyala. Sehingga air mengalir dari tangki dua ke satu. Sedangkan
saat tangka kedua keadaan LL, maka pompa pada tangka dua akan
mati dan pompa pada tangki pertama akan menyala sehingga air
akan mengisi dari tangki pertama ke tangka dua. Sehingga dalam
kondisi ini PLC sebagai safety instrument.

Sensor tersebut akan mensensing keadaan tangki ketika Low


– Low (LL) atau keadaan High – High (HH). Ketika tangki kedua
dalam keadaan LL (yang ditandai dengan tidak menyentuhnya air
pada sensor), maka pompa yang terdapat pada tangki kedua akan
mati dan pompa yang terdapat pada tangki pertama akan menyala
sehingga air akan mengisi dari tangki pertama ke tangki kedua.
Namun ketika tangki kedua dalam keadaan HH (yang ditandai
dengan tersentuhnya sensor dengan air), maka pompa pada tangki
satu akan mati dan pompa pada tangki dua akan menyala sehingga
air akan mengalir dari tangki dua menuju tangki satu. Dalam
15

kondisi tersebut, PLC digunakan sebagai SIS (Safety Instrument


System).
16

Halaman ini sengaja dikosongkan


BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Komponen-komponen PLC secara umum adalah Power
Supply, CPU, Memori, Modul input/output, Software,
relay, kabel ethernet dan HarMI yang ada pada software/
perangkat lunak. I/O address yang digunakan pada
praktikum ini adalah untuk input I0.0 Saklar, I0.1
merupakan sensor LOW-LOW, O0.2 sensor HIGH-
HIGH.
2. Pada simulasi safety tank plant ini, tujuan PLC sebagai
safety instrument system ditunjukkan dengan kondisi
ketika level air pada sensor High-High maka air akan
dialirkan pada tangki lainnya. Apabila level air pada
sensor Low-Low akan mengisi tangki tersebut.

Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah:
1. Sebaiknya praktikan lebih memahami modul yang ada,
agar praktikumnya bisa selesai dengan tepat waktu.
2. Pada praktikum yang telah dilakukan, sebaiknya
addressing dipastikan kembali, agar saat running tidak
terjadi kendala.

17
18

Halaman ini sengaja dikosongkan


DAFTAR PUSTAKA

[1] Iebhe, “Apa itu PLC?,” 3 Oktober 2009. [Online]. Available:


http://ndoware.com/apa-itu-plc.html. [Diakses April 2018].
[2] iebhe, “Komponen Penyusun PLC (1),” 3 Agustus 2009.
[Online]. Available: http://ndoware.com/komponen-
penyusun-plc.html. [Diakses April 2018].
[3] F. Angga, “Pemanfaatan PLC Sebagai Peralatan Otomatisasi
Industri Berbasis Ladder Logic Diagram,” Departemen
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2011.

19
LAMPIRAN

Adapun ladder diagram yang digunakan pada praktikum kali


ini adalah:

Gambar 1. Rung Pertama

Gambar 2. Rung Kedua dan Ketiga

Gambar 3. Rung Keempat

Gambar 4. Rung Kelima

Gambar 5. Rung Keenam


Gambar 6. Rung Ketujuh

Anda mungkin juga menyukai