Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENGUJIAN MESIN PASCAPANEN (SOLAR DRYER)

Nama :  Adrian Fraditsyah Ismail


 Albert Prayoga Barus
 Azriel Wijaya Akbar
 Desti Wulandari
 Elsa Tirani
Mata Kuliah : Teknik Pengujian Mesin Pascapanen
Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Maret 2023
Dasar Teori : 1. Penanganan pascapanen
Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga
sebagai pengolahan primer (primary processing) merupakan
istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai
panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau
untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya
perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau
penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari
pemasaran dan distribusi. Penanganan pasca panen yang baik
akan menekan kehilangan (losses), baik dalam kualitas
maupun kuantitas, yaitu mulai dari penurunan kualitas
sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not
marketable) atau tidak layak dikonsumsi (Mutiarawati,
2007).
2. Mesin solar dryer

Mesin pengering tenaga surya merupakan mesin


pengering portable bertenaga surya yang berfungsi untuk
menurunkan kadar air dengan cara menangkap energi panas
dari sinar matahari dan kipas exhaust untuk menggeluarkan
uap air dari proses pengeringan (Risjayanto, 2022).
Prinsip kerja dari alat pengering energi surya dengan solar
cell adalah menggunakan prinsip efek rumah kaca dimana
cahaya matahari yang menembus ke dalam ruang pengering
dipantulkan kembali oleh benda di dalam ruang pengering,
tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam
ruang pengering sehingga tidak bercampur dengan udara
dingin di luar ruang pengering sehingga suhu pada ruang
pengering lebih tinggi dan lebih stabil daripada suhu
lingkungan. Suhu didalam ruang pengering dapat berkisar
antara 30-65 °C (Al-Hasani et. al, 2017).
3. Proses pengujian pengeringan solar dryer
merupakan proses pengidentifikasian perpindahan panas
atau kalor dan uap air secara simultan yang memerlukan
energi panas matahari untuk menguapkan kandungan air
yang ada pada sampel pengujian. Laju penguapan air pada
sampel pengujian dalam pengeringan sangat di tentukan oleh
kenaikan temperatur ruang pengering (Aziz, 2008)

Tujuan : Untuk mengidentifikasi alat mesin pascapanen mesin solar dryer

Metode : Pengamatan dilaksanakan dengan teknik obserfasi secara


langsung pada hari kamis 2 maret 2023 di wherhouse politeknik
enjiniring pertanian indonesia
Hasil :

Berdasarkan hasil dari pengamatan didapatkan informasi bahwa:


 Pada rak pengering memiliki kapasitas tampung kurang lebih 33,5 kg biji-
bijian seperti biji kopi
 Alat pengering dilengkapi dengan empat rak pengering,

 atap, dan dinding ruang pengering terbuat dari bahan polycarbonate yang
berfungsi menangkap energi panas dari sinar matahari

 Alat pengering tipe rak, mempunyai bentuk persegi dan didalamnya berisi rak-
rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan.
 Waktu pengeringan disesuaikan dengan bahan yang akan dikeringkan dan
kondisi cuaca.
 Di dinding ruang solar dryer terdapat 1 unit blower/kipas yang berfungsi untuk
mengeluarkan uap air pada bahan yang akan dikeringkan, dan digerakkan oleh
panel box dengan menggunakan 2 Saklar

 Sumber panas yang didapatkan berasal dari panas sinar matahari.

Kesimpulan
Hasil yang kami dapatkan setelah melakukan pengamatan menjadikan kami
mengetahui bagian-bagian pada solar dryer yang merupakan instrumen parameter
pengujian nantinya, yakni ruang pengering berbentuk persegi seperti atap dan
terdapat 4 tray didalam ruang pengering, dan terdapat 1 unit kipas/blower yang
terletak di dinding ruang pengering serta memiliki kapasitas ± 36kg untuk bahan
yang akan dikeringkan.

Daftar Pustaka

Al-Hasani, M., Zulfahrizal, & Agustina, R. (2017). Kajian Variasi Ketebalan


Tumpukan Fermentasi Terhadap Kualitas Pliek U dan Minyak Pliek
Yang Dikeringkan Dengan Alat Pengering Tipe Hohenheim. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah, 2(2), 386– 395.

Aziz, A. 2008. Analisa Pengeringan Surya (Solar Dryer) Jenis Pemanasan Langsung
Dengan Panas Berubah Fasa Menggunakan Rak Bertingkat.

Mutiarawati, T. (2007). Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian. Bandung.


Universitas Padjadjaran, 1-5.

Risjayanto, M.R., (2022). Metode Manufaktur dan Uji Kinerja Mesin Pengering
Portable Bertenaga Surya. Laporan Tugas Akhir. Politeknik Enjiniring
Pertanian Indonesia. Tangerang.
LAPORAN PENGUJIAN MESIN PENGOLAHAN HASIL
(VACUUM FRYING)

Nama :  Adrian Fraditsyah Ismail


 Albert Prayoga Barus
 Azriel Wijaya Akbar
 Desti Wulandari
 Elsa Tirani
Mata Kuliah : Teknik Pengujian Mesin Pascapanen dan Pengolahan
Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Maret 2023
Dasar Teori : 1. Pengolahan Hasil Pertanian
Pengolahan hasil pertanian dapat berupa pengolahan
sederhana seperti pembersihan, pemilihan (grading),
pengepakan atau dapat pula berupa pegolahan yang lebih
canggih, seperti penggilingan (milling), penepungan
(powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction),
penggorengan (roasting), pemintalan (spinning),
pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya.
Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi
atau rentetan operasi terhadap suatu bahan mentah untuk
dirubah bentuknya dan atau komposisinya (Purwanto,
2009).
2. Vacuum Frying
Mesin penggoreng hampa (Vacuum Frying) adalah mesin
produksi untuk menggoreng berbagai macam buah dan
sayuran dengan cara penggorengan hampa. Teknik
penggorengan hampa yaitu menggoreng bahan baku
(biasanya buah - buahan atau sayuran) dengan menurunkan
tekanan udara pada ruang penggorengan sehingga
menurunkan titik didih air sampai 50-60℃. Disebabkan
turunnya titik didih air maka bahan baku yang biasanya
mengalami kerusakan/ perubahan pada titik didih normal
100℃ bisa dihindari (Sekararum, 2021).
Prinsip Kerja Vacuum Frying (Penggorengan Vakum)
adalah menghisap kadar air dalam sayuran dan buah dengan
kecepatan tinggi agar pori - pori daging buah-sayur tidak
cepat menutup, sehingga kadar air dalam buah dapat diserap
dengan sempurna. Prinsip kerja dengan mengatur
keseimbangan suhu dan tekanan vakum (Rudi,2017). Cara
untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang bagus
dalam artian warna, aroma, dan rasa buah - sayur tidak
berubah dan renyah maka pengaturan suhu tidak boleh
melebihi 85°C dan tekanan vakum < 76 cmHg.
Air dalam bak penampung pada vacuum friying
(penggorengan vakum) sebaiknya tidak mengandung
partikel besikarena dapat menyebabkan air keruh dan dapat
merusak pompa vakum yang akhirnya mempengaruhi
kerenyahan keripik. Kondisi vakum ini dapat menyebabkan
penurunan titik didih minyak dari 110-200ºC menjadi 80-
100°C sehingga dapat mencegah terjadinya perubahan rasa,
aroma dan warna bahan.
Bahan yang digoreng diletakkan di dalam keranjang yang
bagian bawahnya terbuat dari bahan tahan panas dan karat,
dengan diameter sekitar 2 mm, keranjang dan bahannya
ditempatkan secara manual di dalam penggorengan. Pada
alat penggoreng vakum ini, uap air yang terjadi sewaktu
proses penggorengan dihisap oleh pompa vakum yang
selanjutnya uap air tersebut dialirkan ke kondensor,
sehingga akan mengembun dan kondensat yang terjadi dapat
dikeluarkan. Sirkulasi air pendingin pada kondensor
dihidupkan sewaktu proses penggorengan
3. Pengujian Mesin
Pengujian alat merupakan tahapan terpenting dalam
membuat suatu alat, karena dengan adanya suatu pengujian
kita dapat mengetahui kinerja dari alat yg kita buat, apakah
dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan
apa yang di targetkan, serta dari hasilnya kita dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat yang kita
buat
Setelah proses pembuatan mesin, maka diperlukan
pengujian mesin guna mengetahui apakah mesin ini telah
memiliki mekanisme yang tepat sehingga dapat
menghasilkan produk. Selain itu, jika mekanisme telah
benar diperlukan juga pengujian terhadap kualitas
produkyang telah melalui proses pada mesin ini. Dengan
demikian kapasitas produksi dapat diketahui.
Tujuan : Mengidentifikasi bagian-bagian penting pada mesin vacuum
frying untuk pengujian
Metode : Pengamatan langsung, identifikasi, dan pengukuran
Hasil : 1. Tabung Penggoreng, berfungsi untuk mengkondisikan bahan
sesuai tekanan yang diinginkan. Di dalam tabung dilengkapi
keranjang buah setengah lingkaran
2. Bagian Pengaduk Penggorengan, berfungsi untuk mengaduk
buah yang berada dalam tabung penggorengan.
3. Unit Pemanas, menggunakan kompor gas LPG.
4. Bak air, sebagai tempat sumber dan penyediaan air bagi pompa
water jet untuk menciptakan kevakuman.
5. Kotak control sebagai unit pengendali operasi , berfungsi untuk
mengaktifkan alat vakum dan unit pemanas.
6. Pompa Vakum Water jet, berfungsi untuk menghisap udara di
dalam ruang penggoreng sehingga tekanan menjadi rendah, serta
untuk menghisap uap air bahan.
7. Kondensor, berfungsi untuk mengembunkan uap air yang
dikeluarkan selama penggorengan. Kondensor ini menggunakan
air sebagai pendingin.
8. Manometer kevakuman, untuk melihat tekanan kevakuman
dalam tabung penggoreng.

Kesimpulan :

Hasil dari kegiatan praktikum teknik pengujian mesin pengolahan yang telah
dilakukan tersebut menjadikan kami mengetahui bagian-bagian penting pada vacuum
frying yang telah diamati melalui identifikasi fungsi setiap bagian yang menjadi
instrumen parameter pengujian nantinya.

Daftar Pustaka

Purwanto, H. (2009). Teknologi pengolah hasil pertanian. MEDIAGRO, 5(1).

Rudi. (2017). Pembuatan Keripik Buah Nangka Menggunakan Alat Vacuum Frying
dengan Variabel Suhu dan Waktu. Teknik Kimia Universitas 17 Agustus
Semarang.

Sekararum, T. P. (2021). Pembuatan Keripik Kulit Buah Semangka dengan


Menggunakan Metode Vacuum Frying. CHEMTAG Journal of Chemical
Engineering, 2(1), 7-13.

Anda mungkin juga menyukai