Anda di halaman 1dari 10

Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No.

1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

Implementasi Mesin Pengiris Keripik Tempe


Untuk Meningkatkan Produktivitas UKM Tempe
Ibrohim1, Made Pramono2, Agung Prijo Budijono3, Wahyu Dwi Kurniawan3
1
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Surabaya
2
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Negeri Surabaya
3,4
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Surabaya
1 ibrohim@unesa.ac.id, 2 madepramono@unesa.ac.id, 3agungbudijono@unesa.ac.id, 4 wahyukurniawan@unesa.ac.id

Abstrak
Keripik tempe merupakan salah satu makanan ringan yang digemari oleh semua kalangan. Selama
ini proses pengirisan keripik tempe masih menggunakan cara yang konvensional menggunakan pisau
tangan. Hal ini mengakibatkan kurang efektifnya proses pengirisan tempe batang yang merupakan
bahan dasar keripik tempe dengan durasi yang relatif lama yaitu ± 30 irisan/menit. Disamping itu ±
10% -15% irisan memiliki ketebalan yang variatif dan relatif masih tebal (3mm) sehingga
menyebabkan keripik tempe kurang renyah. Karena terkendala dalam proses pengirisan tempe maka
UKM hanya bisa memproduksi 10kg/hari dan tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar yang mencapai
2 kali lipat dari produksi UKM sekarang. Selain itu, karena proses pemotongan dikerjakan secara
manual, maka dibutuhkan tenaga yang besar, waktu lama, tidak higenis dan rentan terjadi
kecelakaan kerja. Untuk mengatasi permasalah mitra, maka pihak UKM mitra akan dibantu melalui
rancang bangun mesin pengiris keripik tempe. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu merancang,
manufaktur, assembly, ujicoba mesin, serah terima mesin, pelatihan pengoperasian dan perawatan mesin,
dan pemantauan secara berkala. Berdasarkan hasil implementasi di UKM produsen keripik tempe, mesin
pengiris keripik tempe sangat membantu menyelesaikan permasalahan UKM produsen keripik tempe. Hal
ini daat dilihat dari praktisnya proses pengirisan yang membutuhkan waktu relatif cepat yaitu 60
irisan/menit sehingga karyawan tidak mudah kelelahan. Selain itu juga meningkatkan kualitas produk
keripik tempe, dimana ketebalan keripik tempe yang seragam 2mm dan lebih higienis karena material
mesin terbuat dari stainless steel standar foodgrade. Beberapa keunggulan tersebut berdampak pada
kapasitas produksi yang meningkat 2 kali lipat dari dari 10kg/hari menjadi 20 kg/hari.

Kata Kunci: rancang bangun, mesin pengiris, keripik tempe,UKM

Abstract
Tempe chips is one snack that is popular with all groups. During this time the process of slicing tempe
chips is still using the conventional method using a hand knife. This resulted in the ineffectiveness of the
process of slicing the tempe stem which is the basic ingredient of tempe chips with a relatively long duration
of ± 30 slices/minute. Besides that, ± 10% -15% slices have varied thicknesses and are relatively thick
(3mm), which causes crispy tempe chips. Due to constraints in the process of cutting tempeh, SMEs can
only produce 10kg / day and cannot meet market needs that reach twice the current SME production. In
addition, because the cutting process is done manually, it requires a large amount of power, a long time,
not hygienic and prone to work accidents. To overcome the problems of partners, the partner SMEs will be
assisted through the design of tempe chip slicing machines. The method of carrying out this activity is
designing, manufacturing, assembly, testing of machines, handover of machines, training in operation and
maintenance of machines, and periodic monitoring. Based on the results of implementation in the SME
tempe chips manufacturer, the tempe chip slicing machine really helped solve the problem of the tempe
chips SME producer. This can be seen from the practicality of the slicing process which requires a relatively
fast time of 60 slices / minute so that employees are not easily exhausted. It also improves the quality of
tempe chips, where uniform thickness of tempe chips is 2mm and is more hygienic because the machine
material is made of foodgrade stainless steel standards. Some of these advantages have an impact on
production capacity that has doubled from 10kg / day to 20 kg / day.

Keywords: design, slicing machine, tempe chips,UKM

I. PENDAHULUAN Pulau Jawa, ini dapat dilihat dari adanya


Kedelai mempunyai peranan yang sangat kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat
penting bagi masyarakat Indonesia terutama di tidak dapat melepaskan diri dari bahan makanan

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


1
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

yang berbahan baku kedelai (Nina, 2010). Salah dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
satu olahan kedelai yang sangat digemari adalah usaha tersebut.
tempe. Tempe merupakan produk olahan kedelai Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh
hasil fermentasi jamur Rhizopus sp yang bernilai pengusaha untuk meningkatkan produktivitas,
gizi tinggi dan disukai cita rasanya. Tempe dapat efisiensi dan efektivitas usahanya, antara lain: 1)
diolah menjadi berbagai jenis makanan, salah meningkatkan skill atau keterampilan
satunya keripik tempe. karyawannya dan 2) memutakhirkan peralatan
Dusun Tempuran Kaliabu merupakan salah produksinya. Cara yang kedua jarang ditempuh
satu daerah di Madiun yang terkenal akan oleh pengusaha kecil. Hal ini disamping
produksi olahan tempenya, yaitu keripik tempe. disebabkan karena keterbatasan modal, juga
UKM yang terkenal sebagai sentra produksi karena keterbatasan pengetahuannya yang pada
keripik tempe terbesar di Madiun sekaligus umumnya belum bisa mengakses informasi-
menjadi mitra pada program ini adalah UKM informasi terkini khususnya yang berhubungan
milik Bu Parmi yang beralamat di Dusun dengan perkembangan peralatan produksi yang
Tempuran Kaliabu RT 017/RW 004, Kecamatan semakin canggih. Lain halnya dengan cara yang
Mejayan, Kabupaten Madiun. Bu Parmi tiap biasa ditempuh oleh pengusaha-pengusaha yang
harinya memproduksi keripik tempe kurang lebih sudah besar (profesional), mereka rata-rata lebih
10kg. Harga keripik tempe yang dijual oleh suka memilih cara untuk memutakhirkan
pengusaha keripik tempe di Dusun Tempuran peralatan produksinya guna meningkatkan
Kaliabu berkisar Rp.5.000,- sampai Rp.6.000,- efisiensi dan efektifitas usahanya.
/pc. Dengan mempekerjakan lima karyawan yang Pada umumnya masalah produksi yang
rata – rata berpendidikan akhir SMP, UKM milik dihadapi oleh usaha kecil dan menengah (UKM)
Bu Parmi memperoleh pendapatan kurang lebih Indonesia tidak cocok bila dipecahkan melalui
Rp.4.500.000,- perbulan. Bu Parmi menjalankan penerapan/penggunaan mesin-mesin yang
usahanya sudah cukup lama kurang lebih selama berteknologi mutakhir/canggih, tetapi justru
5 tahun. banyak yang lebih cocok dipecahkan melalui
Berdasarkan observasi di UKM mitra proses penerapan teknologi tepat guna (TTG). Sebab
pembuatan keripik tempe ini menggunakan cara biaya investasi untuk penerapan TTG relatif
yang sederhana, yaitu menggunakan pisau murah, dan penguasaan teknologi tidak
dengan tenaga manusia. Hal ini mengakibatkan memerlukan ilmu pengetahuan yang terlalu
kurang efektifnya proses pengirisan tempe tinggi.
batang yang relatif lama yaitu 1 menit/potong, ±
10% - 15% dari total menyebabkan ukuran II. TEORI
ketebalan irisan variatif dan hanya menghasilkan Merujuk latar belakang di atas dan diskusi
± 30 irisan/menit. Keripik tempe yang dihasilkan intensif dengan pihak pengusaha, maka maka
juga menjadi kurang renyah karena relatif tebal pihak UKM mitra akan dibantu melalui rancang
yaitu 3-5mm sehingga mengakibatkanrasa dari bangun mesin pengiris keripik tempe.
keripik tempe kurang enak dan kuantitasnya Torsi inersia
berkurang yang berarti dapat mengurangi Gaya Iuar yang bekerja pada benda dengan
keuntungan. Padahal nilai rasa merupakan salah kondisi dimana suatu benda simetris jika berputar
satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pada suatu sumbu yang tetap tegak lurus dengan
pemasaran dan merupakan jaminan kepuasan luasan bidang dan melalui pusat massa G sama
bagi konsumen. Karena terkendala dalam proses dengan kopel l α . Kopel ini disebut torsi inersia,
pengirisan tempe maka UKM hanya bisa yang merupakan akibat dari adanya momen
memproduksi 10kg/hari dan tidak bisa memenuhi inersia massa benda tersebut dan adanya
kebutuhan pasar yang mencapai 2 kali lipat dari percepatan sudut sesaat sebelum benda tersebut
produksi UKM sekarang. Selain itu karena proses berputar hingga mencapai putaran konstan.
masih menggunakan tangan, menyebabkan Dalam mencari torsi inersia terlebih dahulu
membutuhkan tenaga yang besar, waktu lama, harus dicari momen inersia massa untuk berbagai
tidak higenis dan rentan terjadi kecelakaan kerja. bentuk benda yang umum. Torsi inersia dapat
Berkaitan dengan produktivitas usaha, suatu dicari dengan menggunakan persamaan (1)
usaha baru bisa dikatakan produktif jika usaha berikut :
tersebut dapat dilaksanakan secara efisien dan T=I α (1)
efektif, atau dapat menggunakan sumber daya
dimana :
yang seminimal mungkin dengan hasil yang
T = torsi pemarut (Nm)
seakurat mungkin. Jadi kalau ingin meningkatkan
I = momen inersia massa total (kg.𝑚2 )
produktivitas suatu usaha dapat dilakukan
α = percepatan sudut pemarut (𝑟𝑎𝑑/𝑠 2 ).

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


2
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

Dimensi yang penting dalam perencanaan


Daya Motor V- belt dan puli meliputi diameter puli. panjang
Desain mesin yang akan dibuat V- belt, dan karakter-karakter operasi lain seperti :
menggunakan tenaga penggerak berupa rasio kecepatan, kecepatan sudut, besarnya
elektromotor. Sebelumnya harus kita ketahui putaran, sudut kontak, jarak antar sumbu poros
seberapa besar daya motor yang diperlukan. dan dibawah ini adalah gambar konstruksi V- belt
Untuk mengetahui daya motor, maka torsi inersia dan berbagai penampang belt.
untuk menggerakkan mesin secara keseluruhan Rasio transmisi (i) pada puli didefinisikan
harus diketahui terlebih dahulu. sebagai perbandingan antara kecepatan puli
Daya motor diperlukan untuk memutar penggerak dengan puli yang digerakkan atau
parutan singkong. serta mekanisme penggilas, merupakan perbandingan diameter puli yang
dimana daya ini didapatkan dari persamaan (2) digerakkan dengan diameter puli penggerak dan
berikut ini : dirumuskan pada persamaan (3) sebagai berikut:
𝑇∙𝑛 𝑛1 𝐷𝑝
P = 716,2 =𝑖=
𝑛2 𝐷𝑝
(2)
(3)
dimana :
dimana :
P = daya motor yang dibutuhkan (Hp)
i = rasio tranmisi pada puli
T = torsi (kg.m)
n = putaran (rpm). = putaran motor 1 (rpm)
= putaran motor 2 (rpm)
Belt/Sabuk Transmisi dp = diameter nominal (mm)
Belt adalah suatu elemen mesin fleksibel Dp = diameter nominal (mm)
yang dapat digunakan dengan mudah untuk
mentrasmisi torsi dan gerakan berputar dari suatu Perencanaan Sabuk-V
komponen ke komponen Iainnya, dimana belt Perencanaan V-belt selalu dipengaruhi oleh
tersebut dililitkan pada puli yang melekat pada jarak poros (c), dimana jarak poros harus
poros yang akan berputar. memenuhi syarat seperti pada persamaan (4), (5),
Belt digunakan jarak antara poros dengan (6), (7), (8) dibawah ini.
1
motor penggerak yang relatif jauh, sehingga jika 𝐶 − 2 (𝑑𝑘 − 𝐷𝑘 ) > 0
menggunakan sistem roda gigi cukup menjadi (4)
masalah baik dalam pembuatan maupun biaya,
sebab biaya pembuatan roda gigi relatif lebih Diameter luar puli kecil :
mahal jika dibandingkan dengan biaya 𝑑𝑘 = 𝑑𝑝 + 2 ∙ 𝐾
pembuatan puli, lagipula bermacam-macam (5)
ukuran puli banyak tersedia dipasaran. Di dalam
perencanaan ini digunakan transmisi V- belt . Diameter luar puli besar :
𝐷𝑘 = 𝐷𝑝 + 2 ∙ 𝐾
Transmisi Sabuk-V (6)
V- belt terbuat dari karat dengan inti
Sedangkan kecepatan linier sabuk (𝑉𝑝 ) :
tenunan tetoron atau semacamnya dan
mempunyai penampang trapesium, V- belt 𝑑 ∙𝑛 ∙𝜋
dibelitkan di sekeliling alur puli yang membentuk 𝑉𝑝 = 𝑝 1
60×1000
V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada (7)
puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya Panjang sabuk (L) dapat dinyatakan sebagai
gesekan juga akan bertambah karena pengaruh berikut :
bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi 𝜋 1 2
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )
2 4⋅𝐶
daya yang besar pada tegangan yang relatif
(8)
rendah, hal ini merupakan salah satu keunggulan
Dan besar sudut kontak ( 𝜃 ) dapat dihitung
V- belt dibandingkan dengan flat-belt. V-belt
dengan rumus (9) di bawah ini :
memiliki konstruksi yang hanya dapat 57(𝐷𝑝 −𝑑𝑝 )
menghubungkan poros-poros yang sejajar 𝜃 = 180° − 𝐶
dengan arah putaran yang sama dibandingkan (9)
dengan transmisi roda gigi atau rantai, V-belt
bekerja Iebih halus dan tak bersuara. Sehingga gaya inersia sentrifugal sabuk dapat
dicari dengan rumus (10):
Dimensi Sabuk-V dan Puli

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


3
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

𝑤∙𝑉𝑝2 5. Flexsible shaft, adalah poros yang berfungsi


𝐹𝑐 = 𝑔 memindahkan daya dari dua mekanisme
(10) dimana perputaran poros membentuk sudut
dimana : dengan poros lainnya. dimana daya yang
Fc = gaya inersia sentrifugal sabuk (N) dipindahkan relatif kecil.
W = berat sabuk persatuan panjang (N/m)
vp = Kecepatan Linier sabuk-V (m/s) Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam
g = Percepatan Gravitasi (m/s2) melakukan perencanaan suatu poros antara Iain :
1. Kekuatan poros, suatu poros transmisi dapat
sedangkan tegangan pada sisi tarik dan sisi mengalami beban puntir atau bending
kendor dapat diperoleh dari rumus (11), (12), dan ataupun kombinasi antara keduanya,
(13) di bawah ini: kelelahan tumbukan atau pengaruh
(11) konsentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil atau bila poros memiliki alur
pasak. Sebuah poros yang direncakan harus
(12) cukup kuat menahan beban beban diatas.
dan 2. Kekakuan poros, meskipun poros memiliki
kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau
(13) defleksi puntirannya terlalu besar akan
mengakibatkan ketidaktelitian atau getaran
dimana : dan suara. Oleh karena itu selain kekuatan,
= gaya pada sisi tarikan pada sabuk (N) kekakuan poros harus diperhatikan dan
= gaya pada sisi kendor pada sabuk disesuaikan dengan macam mesin yang akan
= gaya inersia sentrifugal sabuk (N) dilayani poros tersebut.
T = torsi pemarut (Nm) 3. Putaran kritis, adalah bila putaran suatu
r = jari-jari pulli penggerak (m) mesin dinaikkan maka pada putaran tertentu
= gesekan sabuk dan pulli (0,3) akan terjadi getaran yang besar, sebaiknya
poros direncanakan putaran kerjanya lebih
= sudut kontak dari sabuk pada alur
rendah dari putaran kritis.
pulli (rad)
4. Korosi, bahan-bahan tahan korosi harus
= sudut pada sabuk ( ) dipilih untuk poros propeler dan pompa bila
terjadi kontak dengan fluida yang korosif.
Gaya tekan pulli pada poros dengan rumus 5. Bahan poros, poros untuk mesin umum
(14) : biasanya dibuat dari baja yang ditarik dingin.
Poros yng dipakai untuk putaran tinggi dan
(14) beban berat umumnya terbuat dari baja
Poros paduan dengan pengerasan kulit yang tahan
Poros adalah salah satu elemen mesin terhadap keausan.
terpenting. dimana penggunaan poros antara lain
adalah untuk menerusakan tenaga, poros Dapat diketahui dari diagram bidang momen
penggerak klep, poros penghubung dan akan diperoleh momen bending maksimum dan
sebaginya. Definisi poros adalah sesuai dengan dari diagram torsi internal diperoleh torsi internal
penggunaannya dan tujuan penggunaannya. maksimum sehingga untuk mengetahui diameter
Dibawah ini terdapat beberapa definisi dari poros : poros dapat diperoleh pada rumus (15) dan (16):
1. Shaft, adalah poros yang ikut berputar untuk
0,58−𝑆𝑦𝑝 16
memindahkan daya dari mesin ke ≥ 𝜋∙𝑑3 ∙ √𝑀2 + 𝑇 2
𝑁
mekanisme lainnya. (15)
2. Axle, adalah poros yang tetap tetapi
mekanismenya yang berputar pada poros dengan
tersebut, juga berfungsi sebagai pendukung. 𝑆𝑦𝑝 = 0,5 ∙ 𝑆𝑢
3. Spindle, adalah poros yang pendek, terdapat (16)
pada mesin perkakas dan mampu/sangat
aman terhadap momen bending. Dimana :
4. Line shaft, adalah suatu poros yang = tegangan pada yield point (N/mm2)
Iangsung berhubungan dengan mekanisme
yang digerakkan dan berfungsi = tegangan maksimum (N/mm2)
memindahkan daya motor penggerak ke N = faktor keamanan
mekanisme tersebut. d = diameter pores ( mm)

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


4
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

M = momen bending maksimum (N.mm)


T = torsi (N.mm) Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya
yang mampu ditransmisikan, poros merupakan
Dan torsi yang terjadi pada proses dapat daya yang kecil hal ini cocok untuk
diperoleh dari rumus (17): menstransmisikan daya yang kecil hal ini
dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi
(17) perubahan arah (momen putar).

dimana : Hal-hal yang harus diperhatikan dalam


T = torsi (kg.m) menentukan poros:
P = daya meter yang digunakan (HP) Kekuatan poros
N = putrunn yang terjadi (rpm} Poros transmisi akan menerima beban
puntir (twisting moment), beban lentur (bending
Poros merupakan suatu bagian terpenting moment) ataupun gabungan antara beban puntir
dari setiap mesin. Poros adalah suatu bagian dan lentur. Dalam perancangan poros perlu
stasioner yang beputar, biasanya berpenampang memperhatikan beberapa faktor, misalnya:
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi
roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, tegangan bila menggunakan poros bertangga
sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros ataupun penggunaan alur pasak pada poros
bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus
beban tekan atau beban puntiran yang bekerja cukup aman untuk menahan beban-beban
sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan tersebut.
lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983). Hampir Kekakuan poros
semua mesin meneruskan daya bersama-sama Meskipun sebuah poros mempunyai
dengan putaran. Peranan utama dari transmisi kekuatan yang cukup aman dalam menahan
adalah poros. Poros diklasifikasikan menurut pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi
pembebanannya sebagai berikut : yang terlalu besar akan mengakibatkan
1) Poros transmisi (transmission shaft) ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran
Poros macam ini mendapatkan beban puntir mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena
dan lentur ataupun kedua-duanya. Daya dapat itu disamping memperhatikan kekuatan poros,
ditransmisikan pada poros melalui kopling, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan
roda gigi, sabuk atau sproket rantai. disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
2) Spindel (spindle) ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
Spindle merupakan poros transmisi yang Putaran kritis
relatif pendek, seperti poros utama mesin Bila putaran mesin dinaikan maka akan
perkakas, dimana beban utamanya berupa menimbulkan getaran (vibration) pada mesin
puntiran dan beban lentur (axial load). Syarat tersebut. Batas antara putaran mesin yang
yang harus dipenuhi poros ini adalah mempunyai jumlah putaran normal dengan
deformasinya harus kecil dan bentuk putaran mesin yang menimbulkan getaran yang
ukurannya harus teliti. tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi
3) Gandar (axle) pada turbin, motor bakar, motor listrik, dan lain-
Poros macam ini tidak mendapatkan beban lain. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi
punter dan hanya mendapat beban lentur. dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
Gandar hanya mendapatkan beban lentur bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan
kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula, poros perlu mempertimbangkan putaran kerja
dimana akan mengalami beban puntir juga. dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran
Poros semacam ini biasanya dipasang kritisnya.
diantara roda-roda kereta barang. Menurut Korosi
bentuknya poros dibedakan atas poros lurus Apabila terjadi kontak langsung antara
umum, poros engkol sebagai poros utama dari poros dengan fluida korosif maka dapat
mesin torak, poros luwes untuk transmisi mengakibatkan korosi pada poros tersebut,
daya kecil agar terdapat kebebasan bagi misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh
perubahan arah. karena itu pemilihan bahan-bahan poros dari
Berdasarkan bentuknya, poros dapat dibedakan bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas
menjadi : utama.
1. Poros lurus Material
2. Poros engkol sebagai penggerak utama pad Poros yang biasa digunakan untuk putaran
silinder mesin tinggi dan beban yang berat pada umumnya

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


5
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan seperti : radial ball bearing merupakan jenis
proses pengerasan kulit (case hardening) bantalan gelinding untuk gaya yang kecil,
sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa roller bearing merupakan jenis bantalan
diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom gelinding untuk gaya besar, dan sliding
nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom bearing.
molibden, dan lain-lain. Sekalipun demikian, b) Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika sejajar dengan sumbu poros, seperti : axial
alasannya hanya karena putaran tinggi dan ball bearing untuk gaya yang besar, dan
pembebanan yang berat saja. Dengan demikian rapper bearing untuk gaya yang kecil.
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis c) Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini
proses heat treatment yang tepat sehingga akan dapat menumpu beban yang arahnya sejajar
diperoleh kekuatan yang sesuai. dan tegak lurus sumbu poros, seperti : axial
Bantalan radial ball bearing.
Bantalan adalah elemen mesin yang
menumpu proses berbeban. sehingga putaran Didalam kegiatan ini menggunakan
atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung bantalan gelinding, karena memiliki kelebihan
secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan dibandingkan dengan bantalan luncur yaitu
harus cukup kokoh untuk memungkinkan proses bantalan gelinding tidak perlu melakukan
serta elemen mesin Iainnya bekerja dengan baik. pelumasan, merupakan peredam yang baik dan
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka memiliki umur yang panjang.
prestasi seluruh sistem akan menurun atau tak Sesuai dengan definisi dari AFBMA (Anti-
dapat bekerja secara semestinya. Friction Bearing Manufactures Association),
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : beban ekivalen adalah beban radial yang konstan
l. Atas dasar gerakan bantalan terhadap proses yang mana jika diberikan pada bantalan dengan
a) Bantalan Iuncur (sliding bearing). Pada ring bagian dalam berputar sedangkan ring luar
bantalan ini terjadi gesekan Iuncur antara diam. akan memberikan umur yang sama pada
proses dan bantalan karena permukaan saat bantalan itu beroperasi pada kondisi aktual.
proses ditumpu oleh permukaan bantalan Untuk menghitung beban ekivalen dinamis
dengan perantaraan lapisan pelumas. pada bantalan radial dapat dicari dari persamaan
b) Bantalan gelinding (rolling bearing). (18) berikut.
Pada bantalan ini terjadi gesekan 𝑃 = (𝑉 ∙ 𝑋 ∙ 𝐹𝑟 ) + (𝑌 ∙ 𝐹𝑎 )
gelinding antara bagian yang berputar (18)
dengan yang diam melalui elemen dimana :
gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol P = gaya ekivalen (N)
jarum. dan rel bulat. Fr = gaya radial (N)
Fa =gaya aksial(N)
V = faktor rotasi bantalan
= 1, untuk pembebanan pada cincin
dalam yang berputar.
= 1,2, untuk pembebanan pada cincin
luar yang berputar.
X = faktor beban radial
Y = faktor beban aksial
Untuk menghitung umur bearing jika diketahui
besarnya putaran (n) dalam rpm digunakan
rumus (19) :
106 𝐶 3
𝐿 = 60∙𝑛 × (𝑃) jam
(19)

dimana :
P = beban ekivalen dinamis
C = beban nominal dinamis spesifik
Gambar 1. Macam-macam Bantalan Gelinding n = putaran
(sumber: moot, 2004) B = 3 untuk ball bearing
2. Atas dasar arah beban terhadap poros = 10/3 untk roller bearing
a) Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu
bantalan ini adalah tegak Iurus sumbu poros, Pasak

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


6
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

Pasak adalah bagian dari elemen mesin. N = angka keamanan


disamping digunakan untuk menyambung juga Sc = tegangan kompresi (N/mm2)
digunakan untuk mentransmisikan daya antara
poros dengan peralatan mesin yang lain seperti Pasak Tirus dan Pasak Berkepala
poros dengan roda gigi, poros dengan puli dan Pasak tirus dirancang untuk diselipkan dari
sebagainya yang disambung dengan poros mesin ujung poros setelah naf tepat pada posisinya
tersebut. Jika poros mengalami momen puntir bukan dengan dipasang lebihdahulu lantas
sebesar T (N.m) dan diameter poros (m), maka memasukkan naf di atas pasak seperti halnya
gaya tangensial F; (N) pada permukaan poros pasak pararel. Ketirusan memanjang sekurang-
dalam persamaan (20) adalah: kurangnya sama dengan panjang naf, dan
𝑇 ketinggian, H, diukur pada ujung naf sama seperti
𝐹=𝑑
⁄2
pasak pararel.ketirusan pasak biasanya 1/8 ft.
(20) Pasak berkepala mempunyai bentuk tirus
dimana : masuk dalam naf yang sama seperti pasak tirus
T = torsi yang terjadi pada poros (N.m) rata. Tetapi kepala pasak yang diperpanjang
D = dimeter poros (m) memungkinkan pencabutan pasak dari sisi yang
sama dimana pasak telah dipasang. Hal ini sangat
diinginkan jika pasak tidak dapat dikeluarkan
dari sisi yang sebaliknya.
Pasak Jarum
Pasak jarum, ditunjukkan pada, adalah pena
silindris yang diletakkan dalam alur silindris pada
poros dan naf. Jika dibandingkan dengan pasak
pararel dan pasak tirus, rancangan pasak jarum
menghasilkan factor konsentrasi tegangan yang
Gambar 2. Luasan pasak yang terkena tegangan geser
lebih rendah.
Pasak Tembereng
Pasak dikatakan aman terhadap geseran jika
Bila beban ringan dan diinginkan relative
tegangan geser dari material lebih besar dari
mudah memasang dan melepasnya, pasak
tegangan geser akibat beban luar yang terjadi.
tembereng (Woddruff) baik untuk
Hal ini dirumuskan dalam bentuk persamaan
dipertimbangkan menunjukkan konfigurasi baku.
(21) :
0,58∙𝑆𝑦𝑝 𝐹𝑡 Alur melingkar pada poros menahan pasak dalam
𝜏𝑚𝑎𝑥 = ≥ posisinya, sementara bagian pasangannya
𝑁 𝑊∙𝐿
(21) meluncur di atas pasak.
Bahan-bahan Untuk Pasak
Pasak paling sering terbuat dari baja karbon
rendah, baja tarik dingin. Sebagai contoh, AISI
1020 CD dalam Lampiran 3 mempunyai batas
kekuatan tarik 61 ksi (420 Mpa), Tegangan luluh
51 ksi (352 Mpa), dan persen pemanjangan 15%.
Ini kekuatan dan keuletan yang paling memadai
untuk kebanyakan aplikasi. Anda hendaknya
Gambar 3. Luasan pasak yang terkena tegangan kompresi memeriksa bahan actual dan memastikan
kekuatan standar pasak yang digunakan dalam
Pasak dikatakan aman terhadap tekanan jika aplikasi-aplikasi kritis.
tegangan kompresi ijin dari material lebih besar
dari tegangan kompresi yang terjadi akibat beban Analisis Tegangan Untuk Menentukan
luar. Jika dituliskan dalam bentuk persamaan Panjang Pasak
(22): Kegagalan akibat tekanan bidang terkait
𝐹 𝑆𝑦𝑝 dengan tegangan tekan pada sisi pasak, sisi alur
𝜎=𝐻 < 𝑁
2
∙𝐿 pasak dan poros, atau sisi alur pasak pada naf.
(22) Luas yang mengalami tekanan untuk bagian ini
dimana : adalah sama, L x (H/2). Dengan demikian,
tmax = tegangan geser (N/mm2) kegagalan terjadi pada permukaan yang kekuatan
F1 = gaya ( N) luluh tekannya paling rendah. Maka definisi
W = lebar pasak (mm) tegangan tekan rancangan dalam persamaan (23)
L = panjang pasak (mm) sebagai beikut:
Syp = tegangan yield point (N/mm2)

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


7
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

Σ d = Sy / N 8. Melengkapi rancangan dudukan pasak pada


(23) poros dan alur pasak pada naf dengan
Kemudian tegangan tekan yang terjadi dengan menggunakan persamaan. Standar ANSI
rumus (24) adalah: B17.1 dipertimbangkan untuk toleransi
𝐹 𝑇 4𝑇 standar ukuran pasak dan alur pasak.
Σd = = 𝐷 𝐻 =
𝐴𝑐 ( ) (𝐿) ( ) 𝐷𝐿𝐻
2 2
(24) Angka Keamanan
Dengan menyamakan tegangan ini (23) dan Angka keamanan adalah nilai toleransi yang
(24) dengan tegangan tekanan rancangan, kita diberikan pada tegangan yield point material agar
dapat menghitung panjang pasak yang besar beban yang ditanggung oleh material tidak
dibutuhkan untuk model kegagalan dengan pada titik Iuluh material akan tetapi dibawah titik
persamaan (25) : Iuluh material. Berikut ini adalah nilai angka
keamanan dan syarat penggunaannya :
4𝑇 1. N=1,25-1,5: untuk material yang reliable
L=𝜎 (25)
𝑑 𝐷𝐻 dengan penggunaan pada kondisi terkontrol
dan beban yang statis dan tidak berubah.
Biasanya dalam pemakaian di industri, 2. N=l,5-2.0: untuk material yang sudah
N=3 dianggap cukup. diketahui dan pada kondisi lingkungan yang
Untuk perancangan pasak bujur sangkar tetap, serta beban dan tegangan terbatas pada
dimana kekuatan bahan pasak lebih rendah tegangan bahan.
daripada poros atau naf. Subsitusi tegangan 3. N=2,0-2,5: untuk material yang beroperasi
rancangan ke dalam salah satu persamaan (26) secara rata-rata dengan harga beban yang
akan memberikan. diketahui.
4𝑇𝑁
L= (26)
𝐷𝑊𝑆𝑦
4. N=2,5 -3,0: untuk material yang sudah
diketahui tanpa mengalami tes, pada kondisi
Tetapi pastikan untuk mengevaluasi beban dan tegangan rata -rata.
panjang dari persamaan (25) jika salah satu poros 5. N=3,0 -4.0: untuk material yang sudah
atau naf mempunyai tegangan luluh yang lebih diketahui dengan beban, tegangan dan
rendah daripada pasak. kondisi lingkungan yang tidak pasti.
6. N=point 1-5: untuk beban yang berulang-
Prosedur Perancangan Untuk Pasak Pararel ulang yang didasarkan pada Endurance Limit
Prosedur Perancangan Untuk Pasak Pararel dan yield strength dari sifat-sifat mekanis
adalah bahan.
1. Lengkapi perancangan poros yang akan 7. N=point 3-5: untuk beban impact dengan
dipasangi pasak, dan tetapkan diameter aktual impact factor.
pada lokasi alur pasak. 8. N=point 2-5: untuk bahan yang brittle dengan
2. Memilih ukuran pasak. menggunakan ultimate strength sebagai
3. Menetapkan bahan pasak. tegangan maksimum.
4. Menentukan kekuatan luluh bahan pasak
5. Jika digunakan pasak bujur sangkar dan bahan III. METODE
pasak mempunyai kekuatan paling rendah,
Untuk merancang dan membangun mesin
untuk menghitung panjang pasak minimum
pengiris keripik tempe disusun dalam beberapa
yang dibutuhkan.
tahapan sebagai berikut:
6. Jika digunakan pasak segi empat, atau jika
A. Tahap persiapan dan perancangan mesin,
salah satu poros atau naf mempunyai
meliputi:
kekuatan yang lebih rendah daripada pasak,
1. survei kebutuhan di lokasi,
untuk menghitung panjang pasak minimum
2. membuat gambar detail mesin,
yang dibutuhkan berdasarkan tegangan tekan.
3. identifikasi dan pengadaan bahan-bahan
Juga untuk menghitung panjang pasak
dan peralatan yang diperlukan dalam
minimum yang dibutuhkan berdasarkan
proses fabrikasi.
tegangan geser. Perancangan akan
B. Tahap manufaktur dan assembly mesin
menggunakan hasil perhitungan yang lebih
pengiris keripik tempe yang disesuaikan
besar.
dengan kebutuhan UKM mitra.
7. Menetapkan panjang pasak sebenarnya yang
C. Tahap pengujian mesin, meliputi: uji fungsi,
sama atau lebih panjang dari panjang
uji performa mesin, evaluasi dan revisi mesin.
minimum hasil perhitungan.
D. Tahap serah terima dan pelatihan, meliputi:
1. pelatihan pengoperasian mesin,

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


8
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

2. pelatihan perawatan mesin, dan (6) Jika sudah selesai, matikan tombol Off
3. pelatihan keselamatan kerja mesin. kemudian lepas kabel power dari sumber
E. Teknik analisis data, menggunakan metode tegangan
deskriptif kualitatif (7) Bersihkan mesin setelah selesai digunakan
F. Tahap pemantauan secara berkala
B. Pembahasan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kegiatan yang telah
A. Hasil dilakukan, pihak UKM mitra merasa sangat
Tujuan kegiatan ini yaitu untuk membantu senang dengan adanya kegiatan ini karena proses
mengatasi permasalahan produksi yang dihadapi pengirisan keripik tempe menjadi lebih mudah
UKM mitra. Setelah mengadakan diskusi intensif, dan praktis sehingga sangat mendukung
maka pihak UKM mitra akan dibantu dengan produktivitas usaha. Untuk mengetahui hasil
rancang bangun mesin pengiris keripik tempe. lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah
Diharapkan dengan menggunakan mesin tersebut, ini.
kualitas dan kuantitas produksi UKM mitra dapat
ditingkatkan. Kondisi ini sangat diinginkan oleh TABEL II
Hasil implementasi mesin pengiris keripik tempe
pengusaha UKM, karena kontinuitas maupun
kualitas produksi dapat dijaga. Hal ini akan Uraian Sebelum PKM Sesudah PKM
Waktu 30 irisan/menit 60 irisan/menit
berdampak pada meningkatnya pendapatan yang pengirisan
diperoleh UKM dan meningkatnya kesejahteraan,
baik pengusaha ataupun karyawannya. Tenaga Mudah capek Tidak mudah capek
kerja
Berdasarkan proses manufaktur dan assembly Kualitas • Kurang • Lebih higienis
produk higienis karena karena
maka telah terwujud mesin pengiris keripik karena material mesin
tempe seperti tampak pada gambar berikut: menggunakan terbuat dari
tangan stainless steel.
• Hasil • Hasil pengirisan
pengirisan seragam (2mm)
tidak
seragam (3-
5mm)
Kapasitas 10 kg/hari 20 kg/hari
produksi
Merujuk hasil imlementasi mesin di UKM
Gambar 4 Mesin Pengiris Keripik Tempe tempe seperti ditampilkan ada tabel 2 di atas
maka dapat diketahui bahwa roses pengirisan
TABEL I keripik tempe menjadi lebih efektif, yang semula
Spesifikasi mesin pengiris keripik tempe
30 irisan/menit menjadi 60 irisan/menit. Hal ini
No. Uraian Keterangan berdampak pada meningkatnya kapasitas
1 Dimensi (100 x 60 x 80) produksi yang semula 10 kg/hari menjadi 20
cm kg/hari. Selain itu dengan menggunakan mesin
2 Kapasitas 60 irisan/menit pengiris keripik tempe maka kualitas produk
3 Penggerak Motor listrik menjadi lebih higienis karena material mesin
terbuat dari stainless steel 304 dan hasil
0,25 HP
pengirisan menadi seragam (2 mm)
4 Material Mild steel dan
stainless steel V. SIMPULAN
Prinsip kerja mesin pengiris keripik tempe: Berdasarkan hasil implementasi mesin
(1) Hubungkan kabel power ke sumber tegangan pengiris keripik tempe sangat membantu
AC 220V menyelesaikan permasalahan UKM produsen
(2) Masukan tempe ke dalam hooper lalu tutup keripik tempe. Hal ini daat dilihat dari praktisnya
dengan pemberat proses pengirisan yang membutuhkan waktu
(3) Tekan tombol On, maka akan terjadi proses
relatif cepat yaitu 60 irisan/menit sehingga
pengirisan keripik
karyawan tidak mudah kelelahan. Selain itu juga
(4) Jika tempe sudah habis, maka ulangi langkah
meningkatkan kualitas produk keripik tempe,
2
(5) Untuk mengambil hasil irisan tempe, tarik dimana ketebalan keripik tempe yang seragam
wadah penampung tempe 2mm dan lebih higienis karena material mesin
terbuat dari stainless steel standar foodgrade.

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


9
Indonesian Journal of Engineering and Technology (INAJET) Vol. 2 No. 1 September 2019
e-ISSN: 2623-2464 https://journal.unesa.ac.id/index.php/inajet

Beberapa keunggulan tersebut berdampak pada


kapasitas produksi yang meningkat 2 kali lipat
dari dari 10kg/hari menjadi 20 kg/hari.

REFERENSI
Ahmadi, F. 2001. Karakteristik Teknologi Tepat
Guna balam Industri Skala Usaha Kecil dan
Menengah di Jawa Timur. Makalah yang
disampaikan dalam rangka pelatihan
produktivitas usaha kecil di Unesa.Tanggal 26
Juli tahun 2001.

Biegel, J.E. 1998. Pengendalian Produksi, Suatu


Pendekatan Kuantitatif. Terjemahan. Tarsito
Bandung.

Haryono dkk. 1999. Buku Panduan Materi


KuIiah Kewirausahaan. Unipres UNESA
Surabaya.

Mott, Robert L. 2004. Machine Elements in


Mechanical Design. New Jersey: Pearson
Education.

Mott, Robert L. 2009. Elemen-Elemen Mesin


dalam Perancangan Mekanis. Yogyakarta: ANDI.

Sutantra, I. N., 2001. Produktivitas Sistem


Produksi dan Tekno/ogi Makalah yang
disampaikan dalam rangka pelatihan
produktivitas usaha kecil di Unesa.Tanggal 26
Juni tahun 2001.

Ibrohim: Implementasi Mesin Pengiris Tempe…


10

Anda mungkin juga menyukai