Anda di halaman 1dari 41

Elemen Dan Proses

Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu

Apriadi Budi Raharja

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S ITAS PAS U N DAN BAN D U N G
Kampus IV Jl. DR. Setiabudhi
If you are planning for a year, plant rice…
If you are planning for a decade, plant trees…
If you are planning for a lifetime, educate people.
PENDAHULUAN
• Terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa
(goods and services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya
(beneficiaries)
• Adanya kompetisi antara berbagai kepentingan
• Sebagai backbone dari kegiatan ekonomi nasional
• Merupakan wilayah strategis, didasarkan atas fakta :
Garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau (terbanyak di dunia)
Penyebaran penduduk terbesar (cikal bakal urbanisasi)
Potensi sumber daya kelautan yang kaya (biodiversity, pertambangan,
perikanan, pariwisata, infrastruktur, dsb)
Sumber daya masa depan (future resources) akibat ketersediaan wilayah
darat yang semakin terbatas
Wilayah hankam (perbatasan)
 Ancaman terhadap kelangsungan ekosistem dan sumberdaya pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil.
PENGERTIAN PERENCANAAN
• Perencanaan merupakan UPAYA SADAR yang SISTEMATIS untuk
MENGATASI PERMASALAHAN agar mampu MENCAPAI TUJUAN di
MASA MENDATANG

• Dimensi perencanaan :
- fisik (physical planning)
- ekonomi (economic planning)
- sosial (social planning)
- politis (political planning)
- partisipatif (participative or consensus planning)
- dinamis (dynamic planning)

• Perencanaan adalah sebuah ‘Proses’  dinamis/iteratif


PENGERTIAN PENATAAN RUANG

• Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
• Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang
• Tata ruang adalah wujud STRUKTURAL dan POLA
pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak
• Apabila disajikan dalam bentuk peta maka dibedakan
dalam BOUNDARY atau batas wilayah pemanfaatan
PENGERTIAN TATA RUANG LAUT

Menurut UNESCO ;
PROSES PUBLIK dalam
menganalisis dan
mengalokasikan distribusi
spasial dan temporal dari
aktivitas manusia di
wilayah laut untuk
mencapai tujuan ekologi,
ekonomi dan sosial dan
biasanya ditetapkan dalam
proses politik.
PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR
TERPADU

• Cicin-Sain & Knecht (1998), Integrated Coastal


Management is “a continuous and dynamic
process by which decisions are made for the
sustainable use, development, and protection of
coastal and marine areas and resources.”
• Merupakan proses yang mempertimbangkan
karakteristik khas wilayah pesisir (berikut sumber
daya potensialnya) dan kebutuhan untuk
mengkonservasikan potensi tersebut untuk
kepentingan saat ini dan masa datang bagi
sustainabilitas ekosistem dan kesejahteraan
masyarakat (lokal).
TUJUAN PENGELOLAAN WILayah PESISIR TERPADU
(multi purpose)

Untuk mensejahterakan masyarakat melalui upaya:


• Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada wilayah
pesisir yang mengacu pada kearifan sosial-budaya lokal
• Mengurangi kerentanan (vulnerability) dari wilayah pesisir
dan pemukimnya (inhabitants) dari ancaman alam (natural
hazards)
• Mempertahankan proses ekologis esensial, sistem
pendukung kehidupan, dan keaneka-ragaman hayati pada
wilayah pesisir
KONSEP KETERPADUAN PENGELOLAAN WIL. PESISIR
1. Keterpaduan Lintas Sektor (intersectoral integration)
multi-use, multi-purpose, vertical-horizontal zoning, sinergy

2. Keterpaduan Keilmuan (science-management integration)


natural sciences, social sciences, and engineering

3. Keterpaduan Lintas Wilayah Otonom (intergovernmental integration)


co-ordination, role-sharing, mutual benefit, institutional mechanism

4. Keterpaduan Lintas Negara (international integration)


over fishing, transboundary pollution, maritime boundaries etc

5. Keterpaduan Ruang (spatial integration)


regional development, urban-rural linkages, upstream-downstream

6. Keterpaduan Stakeholders
bottom-up, participatory, consensus and commitment building
KONSEP PENGELOLAAN
Subandono, 2015
Subandono, 2015
TAHAPAN PENYUSUNAN RZWP3K Permen KP No.34 tahun 2014
PUSTAKA

• Cicin-Sain, B and Knecht, R.W, (1998) Integrated Coastal and


Ocean Management ; Concepts and Practices, Washington DC,
Island Press.
• Clark, J.R (1996) Coastal Zone Management Handbook, New York,
Lewis Publisher
• Kay, R. and Alder, J. (1999) Coastal Planning and Management,
London, E & FN SPON
• ___ (2000) Prosiding Temu Pakar Penyusunan Konsep Tata Ruang
Pesisir, Departemen Kelautan dan Perikanan.
• Diposaptono, S (2015). Perencanaan RZWP3K Dalam Perspektif
Harmonisasi UU 1/2014, UU 32/2014, UU 23/2014. Direktorat
Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pualu Kecil. Kementerian
kelautan Perikanan.
• Diposaptono, S (2015). Membangun Poros maritim Dunia.
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pualu Kecil.
Kementerian kelautan Perikanan.
Contoh Baik ?
Contoh Zonasi
Does Establishing Reserves Affect Fishing Income

Fishing Harvest Value, Costs and Net Earnings:


Before and After Establishing Sambos Ecological Reserve

1997-98 1998-99
Before After % Change
Harvest Harvest
Value Value
Keys General $96,523 $113,379 +17.5
Sambos $97,725 $129,666 +32.7
______________________________________________________________
Harvest Harvest %Change
Cost Cost
Keys General $65,717 $75,801 +15.3
Sambos $70,000 $83,253 +18.9
______________________________________________________________
Net Net % Change
Earnings Earnings
Keys General $30,806 $37,577 +22.0
Sambos $27,725 $45,913 +65.6
___________________________________________________________________________________
Recreational fishing boats line the corner of a
Sanctuary Preservation Area in the Florida
Keys National Marine Sanctuary

Photo by David McClellan,


Alur Pelayaran di zona budidaya laut
(Indonesia)

J.Rais 2002
PENUTUP
Pembelajaran Rencana Zonasi, maka aspek keseimbangan antara
upaya pembagunan dan upaya konservasi, seperti:

 Memberikan perlindungan terhadap ekosistem yang penting


atau kritis dalam proses-proses ekologi

 Mengatasi konflik pemanfaatan sumberdaya untuk


menjamin kegiatan ekonomi berkelanjutan

 Menjamin kualitas alam atau budaya dengan


mengakomodasi pemanfaatan yang bertanggung jawab.

 Menjamin kawasan yang rusak untuk pulih kembali atau


direhabilitasi.

Resolusi Optimun: Semua harus tidak puas pada tingkat ketidak


puasan yang sama
Kunci : Keseimbangan Kepentingan

Anda mungkin juga menyukai