Anda di halaman 1dari 4

Achmad Fatah Nurdin – 230110090132 – Perikanan B

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU


 
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir terpadu yang berbasis
masyarakat diperlukan beberapa proses pengelolaan yang sesuai dengan tahapan
manajemen yaitu mulai dari perencanan, implementasi, monitoring dan evaluasi.
Tahapan proses perencanaan pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat tetap
mengacu kepada proses perencanaan pembangunan berkelanjutan wilayah pesisir dan
lautan (Gambar1).
 

Isu dan Gambar 1. Proses Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat
Permasalahan(Sumber: Dahuri et al (2001) yang telah dimodifikasi

4.1. Tahap Perencanaan


Pendefinisian Aspirasi Masyarakat Potensi Sumber daya
Permasalahan alamadalah
Tahap awal dari proses perencanaan dan ekosistem
dengan cara mengidentifikasi dan
mendefinisikan isu dan permasalahan yang ada, yang menyangkut kerusakan sumber
daya alam, konflik penggunaan, pencemaran, dimana perlu dilihat penyebab dan
sumber permasalahan tersebut. Selanjutnya juga perlu diperhatikan sumber daya alam
Peluang dan Kendala
dan ekosistemTujuan
yangdan
adaSasaran
yang menyangkut potensi, daya dukung, status, tingkat
pemanfaatan, kondisi sosial ekonomi dan budaya setempat seperti jumlah dan
kepadatan penduduk, keragaman suku, jenis mata pencaharian masyarakat lokal, sarana
dan prasarana ekonomi dan lain-lain. Berdasarkan pendefinisian masalah yang
Formulasi Rencana Mekanisme Umpan
dipadukan dengan informasi tentang sumber daya alam dan ekosistem serta aspirasi
balik
masyarakat selanjutnya disusun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Berdasarkan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai serta melihat peluang dan kendala yang ada
selanjutnya mulai dibuat perencanaan berupa
Pelaksanaan/Imple kegiatandan
Monitoring pembangunan dalam bentuk
program dan proyek.
mentasi Perencanaan
Rencana yang telah Evaluasi
disusun perlu disosialisasikan kembali
kepada masyarakat luas untuk mendapat persetujuan, setelah mendapat pesetujuan
rencana ini baru dimasukkan dalam agenda pembangunan baik daerah maupun
nasional. Pengelolaaan
Wilayah Pesisir
Dalam penyusunan rencana pengelolaan ini, perlu juga diperhatikan bahwa
Terpadu
konsep pengelolaan Berbasis
sumber daya pesisir terpadu berbasis masyarakat diharapkan akan
Masyarakat
mampu untuk (1) meningkatkan kesadaran masyarakat, akan pentingnya SDA dalam
menunjang kehidupan mereka (2) meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga
mampu berperan serta dalam setiap tahapan pengelolaan dan (3) meningkatkan
pendapatan masyarakat, dengan bentuk-bentuk pemanfaatan yang lestari dan
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan (Zamani dan Darmawan, 2000).
 
4.2. Tahap Pelaksanaan (Implementasi) Rencana
Pada tahap implementasi perencanaan, diperlukan kesiapan dari semua pihak
yang terlibat didalamnya, seperti masyarakat itu sendiri, tenaga pendamping lapangan
dan pihak lainnya. Selain itu juga diperlukan koordinasi dan keterpaduan antar sektor
dan stakeholder yang ada sehingga tidak terjadi tumpang tindih kepentingan dan ego
sektoral. Dalam hal ini diperlukan adanya lembaga pelaksana yang melibatkan semua
pihak yang berkepentingan seperti Pemerintah Daerah, masyarakat lokal,
Investor/swasta, instansi sektoral, Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).
Achmad Fatah Nurdin – 230110090132 – Perikanan B

Pada tahap implementasi ini juga diperlukan kesamaan persepsi antara


masyarakat lokal dengan lembaga atau orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan ini sehingga masyarakat benar-benar memahami rencana yang akan
dilaksanakan. Menurut Zamani dan Darmawan (2000) kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan pada tahap implementasi ini adalah: (1) integrasi ke dalam masyarakat,
dengan melakukan pertemuan dengan masyarakat untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang berhubungan dengan penerapan konsep dan mengidentifikasi pemimpin potensial
yang terdapat di lembaga masyarakat lokal. (2) pendidikan dan pelatihan masyarakat,
metoda pendidikan dapat dilakukan secara non formal menggunakan kelompok-
kelompok kecil dengan cara tatap muka sehingga dapat diperoleh informasi dua arah
dan pengetahuan masyarakat lokal (indigenous knowledge) dapat dikumpulkan untuk
dimasukkan dalam konsep penerapan (3) memfasilitasi arah kebijakan, dalam hal ini
segenap kebijakan yang berasal dari masyarakat dan telah disetujui oleh koordinator
pelaksana hendaknya dapat didukung oleh pemerintah daerah, sehingga kebijakan
bersama tersebut mempunyai kekuatan hukum yang jelas, dan (4) penegakan hukum
dan peraturan, yang dimaksudkan agar seluruh pihak yang terlibat akan dapat
menyesuaikan tindakannya dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
 
4.3. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Monitoring yang dilakukan sejak dimulainya proses implementasi perencanaan
dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas kegiatan, permasalahan yang timbul dalam
implementasi kegiatan. Monitoring dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak yang
ada. Setelah monitoring selanjutnya dilakukan evaluasi bersama secara terpadu dengan
melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan. Melalui evaluasi ini akan diketahui
kelemahan dan kelebihan dari perencanaan yang ada guna perbaikan untuk pelaksanaan
tahap berikutnya.
Pengelolaan wilayah pesisir terpadu berbasis masyarakat sesuai dengan prinsip
Ko-manajemen perikanan yaitu pembagian atau pendistribusian tanggung jawab dan
wewenang antara pemerintah dan masyarakat lokal dalam mengelola sumber daya
perikanan. Oleh sebab itu keberhasilan pengelolaan wilayah pesisir berbasis
masyarakat dapat mengacu kepada indikator keberhasilan Ko-manajemen perikanan.
Menurut Dahuri et al (1998) Indikator keberhasilan Ko-manajemen adalah seperti pada
Tabel Lampiran 1
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Ko-manajemen
 
Kriteria Indikator Cara Mengukur
Tingkat penda- Peningkatan relatif Secara kuantitatif
patan pendapatan membanding-kan pendapatan
masyarakat lokal sebelum dan sesudah
dterapkan Ko-manajemen.
Tingkat inflasi harus
diperhitungkan dengan melihat
kualitas hidup masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan
primer dan sekunder
Pendidikan Peningkatan jumlah Perbandingan jumlah relatif lu-
formal dan masyarakat yang lusan masyarakat lokal dari
informal mengikuti pendidikan pendidikan formal dan
formal dan informal informal
Achmad Fatah Nurdin – 230110090132 – Perikanan B

Kesadaran Meningkatkan Semakin berkurangnya


masyarakat kesadaran dan kegiatan yang bersifat merusak
tanggung jawab ma- dan sebaliknya semakin
syarakat dalam banyak kegiatan yang
menjaga dan menunjang kelestarian sumber
memelihara sumber daya alam
daya alam
Motivasi Meningkatnya Semakin banyak usulan dan
motivasi masyarakat keinginan masyarakat yang
dalam proses disampaikan dalam
pengelolaan penyusunan perencanaan dan
pelaksanaan ko-manajemen
dan semakin meningkatnya
peranan masyarakat dalam
proses-proses pengelolaan
sumber daya alam
Kreativitas dan Meningkatnya bentuk Jumlah dan variasi
kemandirian dan variasi pemanfaatan sumber daya
pemanfaatan sumber yang dilakukan masyarakat
daya alam yang lestari
oleh masyarakat
Pengakuan hak Diakuinya hukum tra- Jumlah dan intensitas
disional atau pelaksanaan aturan lokal dan
masyarakat lokal tradisional
dalam pelaksanaan
pengelolaan sumber
daya alam
Program Terbentuknya program Efisiensi dan intensitas
kemitraan kemitraan dalam program kemitraan dalam
pemanfaatan sumber menunjang kegiatan
daya alam masyarakat lokal
Sumber : Dahuri et al (1998)

Ringkasan

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke
arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih
mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut
(intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke
arah laut mencakup bagian atau batas terluar daripada daerah paparan benua
Pengelolaan adalah suatu proses penyusunan dan pengambilan keputusan secara
rasional tentang pemanfaatan wilayah pesisir beserta segenap sumberdaya alam yang
terkandung didalamnya secara berkelanjutan.
Pengelolaan pesisir terpadu tidak akan berjalan jika tidak ada rencana yang
strategis. Untuk itu azas-azas rencana strategis pengelolaan sumberdaya secara
optimal dan berkelanjutan yang dapat diterapkan adalah:
1. Pemanfaatan sumberdaya dapat pulih (Renewable Resources) harus
memperhatikan potensi lestarinya (MSY = Maximum Sustainable Yield).
Achmad Fatah Nurdin – 230110090132 – Perikanan B

Terjadinya pemanfaatan secara berlebihan (overexploitation) akan


mengancam kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam dapat pulih
tersebut. Upaya yang harus ditempuh untuk menjaga keberlangsungan
sumberdaya alam tersebut adalah bahwa setiap kegiatan eksploitasi
sumberdaya alam dapat pulih tidak boleh melebihi potensi lestarinya (MSY).
Pelaksanaan quota yang diperbolehkan harus diinformasikan terutama tentang
besarnya potensi lestari untuk setiap jenis stok sumberdaya alam.
2. Pemanfaatan sumberdaya tidak pulih (non-renewable resources) harus
dilakukan secara cermat. Disebabkan karena sumberdaya tidak dapat
diperbaruhi maka pengelolaannya harus seoptimal mungkin.
3. Pendayagunaan potensi sumberdaya alam sesuai daya dukung lingkungannya.
Kegiatan pemanfaatan sumberdaya dapat pulih dan tidak dapat pulih, tidak
boleh mematikan kegiatan pemanfaatan sumberdaya pulih. Dengan kata lain,
bahwa pengelolaan lingkungan dalam kaitannya dengan eksploitasi
sumberdaya tidak pulih (seperti: pertambangan, kilang minyak) tidak boleh
merusak sumberdaya pulih atau bahkan mematikan kegiatan sumberdaya
pulih.

Maka dari itu, pengelolaan pesisir terpadu sangat lah perlu dilakukan dengan rencana
yang strategis. Selain dapat meningkatkan kualitas dan ekonomi masyarakat pesisir, jika
dilakukan dengan rencana yang strategis, maka pengelolaan pun tidak akan merusak
sumber daya alam. Baik yang pulih maupun tidak pulih. Selaim itu, rencana strategis juga
menurut saya bisa meminimalisir kegagalan atas tujuan awal dari pengelolaan pesisir
terpadu.

Anda mungkin juga menyukai