DISUSUN OLEH:
KELAS M01
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang
ditujukan untuk memenuhi praktikum mata kuliah Konservasi Sumberdaya
Perairan, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Bapak Dosen mata kuliah
Konservasi Sumberdaya Perairan Kelas M01 Manajemen Sumberdaya Perairan
yang telah membimbing kami dengan pemberian materi dalam kelas dan lapang,
serta terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyiapkan,
memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini.
Akhirnya dalam segala keterbatasan serta pengetahuan, kami menyadari
bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan komentar yang dapat dijadikan masukan
dalam menyempurnakan kekurangan kami di masa datang dan semoga dapat
bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
1.
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................3
1.4 Waktu Dan Tempat Praktikum................................................................3
2.
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4
2.1 Candi Sumberawan................................................................................4
2.2 Kualitas Air.............................................................................................5
2.3 Benthos..................................................................................................6
2.4 Landscape dan Land Use.......................................................................6
2.4.1 Landscape.....................................................................................6
2.4.2 Land Use.......................................................................................7
2.5 Kuisioner................................................................................................7
3.
METODE.......................................................................................................9
3.1 Kualitas Air.............................................................................................9
3.1.1 Analisa Prosedur.........................................................................11
3.1.2 Skema Kerja................................................................................12
3.2 Benthos................................................................................................14
3.3 Landscape dan Land Use.....................................................................15
3.4 Kuisioner..............................................................................................16
4.
5.
PENUTUP...................................................................................................31
5.1 Kesimpulan...........................................................................................31
iii
5.2 Saran....................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
LAMPIRAN.........................................................................................................35
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Organisme bentos yang terdapat di perairan sumberawan...................22
vi
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Konservasi sumberdaya alam hayati adalah pengelolaan sumberdaya alam
per
tahun.
Kawasan
diluar
hutan yang
mendukung
kehidupan
mengubah
habitat
berlangsung
sangat
cepat,
sehingga
terjadi
pelangkaan banyak jenis tumbuhan dan hewan baik yang hidup di hutan, sungai,
danau, pantai dan lain-lain. Banyak di antara jenis-jenis tersebut belum diketahui
manfaatnya, sehingga dikhawatirkan akan musnah tanpa sempat diketahui
Sumberawan
direkomendasikan
dalam
praktikum
konservasi
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum mata kuliah konservasi sumberdaya
1.3
Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum mata kuliah konservasi sumberdaya
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Candi Sumberawan
Candi Sumberawan merupakan peninggalan sejarah yang berasal dari
sekitar abad 14 atau awal abad 15. Dalam prasasti Negarakertagama disebutkan
bahwa, Candi
Sumberawan diidentifikasikan
sebagai
Kasurangganan
atau
Taman Surga Nimfa dan telah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dari Majapahit
di 1359. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904 dan pada
1937 diadakan pemugaran oleh pemerintahan Hindia Belanda pada bagian
kaki candi. Candi sumberawan merupakan satu-satunya candi yang berbentuk
stupa di Jawa Timur, bentuk bangunan candi dapat dilihat pada gambar 1.
purbakala
memperkirakan
Candi
Sumberawan
dulunya
bernama
Kualitas Air
d. Oksigen (O2)
Oksigen terlarut merupakan salah satu penunjang utama kehidupan di
laut dan indikator kesuburan perairan. Kadar oksigen terlarut semakin menurun
seiring dengan semakin meningkatnya limbah organik di perairan. Hal ini
disebabkan oksigen yang ada, dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan zat
organik menjadi zat anorganik. Rendahnya kadar oksigen terlarut pada
kedalaman yang semakin dekat ke dasar perairan, erat kaitannya dengan
banyaknya kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk proses penguraian zat
organik menjadi zat anorganik oleh mikroorganisme. Sedangkan aktivitas proses
fotosintetis semakin berkurang (Simanjuntak, 2012).
2.3
Benthos
Benthos merupakan kelompok organisme yang hidup di dalam atau di
2.4.1 Landscape
Ladang atau Lahan adalah bagian dari bentang alam (landscape) yang
mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi
dan bahkan keadaan vegetasi alami yang secara potensial akan berpengaruh
terhadap penggunaan lahan. Lahan mempunyai sifat keruangan, unsur estetis
dan merupakan lokasi aktivitas ekonomi manusia. Keberadaannya sangat
terbatas, oleh karena itu diperlukan pertimbangan dalam pemanfaatannya agar
memberikan hasil yang optimal bagi perikehidupan (Mather, 1986).
Kuisioner
Kuisioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuisioner merupakan
langsung
melalui
proses
komunikasi
atau
dengan
mengajukan
pertanyaan.
Menurut Setiawan (2014), kuisioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat
set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan
tiap pertanyaan merupakan jawaban jawaban yang mempunyai makna dalam
menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan
lengkap. Menurut Wingkel (1987), angket adalh suatu daftar atau kumpulan
pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga. Angket merupakan
salah satu alat pengumpul data dalam asesmen nontes, yang berupa
serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden
(peserta didik, orang tua atau masyarakat). Angket dikenal dengan sebutan
kuesioner. Alat asesmen ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian yakni : (1)
Judul angket, (2) Pengantar yang berisi tujuan atau cara pengisian angket dan
(3) item item pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat dan fakta.
3. METODE
3.1
Kualitas Air
Pada praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan parameter kualitas air
yang diukur adalah suhu, pH, DO dan CO2. Adapun fungsi alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Alat yang digunakan pada pengukuran suhu, yaitu:
- Thermometer Hg
- Stopwatch
- Tali rafia
- Kotak standard pH
- Stopwatch
- Pipet tetes
- Buret
- Statif
- Washing bottle
- Nampan
d. CO2
Alat yang digunakan dalam pengukuran CO2, yaitu:
- Gelas ukur
- Erlenmeyer
- Pipet tetes
- Statif
- Buret
- Washing bottle
- Nampan
Adapun fungsi bahan yang digunakan pada pengukuran kualitas air pada
praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Bahan yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu:
- Air sungai
- MnSO4
- NaOH+KI
- H2SO4 (1:1)
- Amylum
- Na2S2O3 0,025 N
- Aquades
: untuk kalibrasi
d. CO2
Bahan yang digunakan dalam pengukuran CO2, yaitu:
- Air sungai
- Indikator PP
- Na2CO3 0,0454 N
- Aquades
: untuk kalibrasi
Suhu
10
digunakan.
Selanjutnya
pengukuran
suhu
air
dilakukan
dengan
d.
CO2
Pada praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan cara untuk mengukur
CO2 yang perlu dilakukan pertama kali adalah dengan menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Selanjutnya dimasukkan 25 ml air sampel ke dalam
11
erlenmayer. Setelah itu, ditambahkan 1-2 tetes indikator PP. Bila air berwarna
pink berarti air tersebut tidak mengandung CO 2 bebas. Sedangkan bila air
sampel tetap tidak berwarna, maka dititrasi dengan larutan Na 2CO3 0,0454 N
sampai warna menjadi merah (pink) pertama kali. Dicatat volume titrannya untuk
menghitung kadar CO2 dengan menggunakan rumus :
3.1.2
Skema Kerja
a. Suhu
Thermometer
HHg
-
ditunggu + 2 5 menit
b. pH
udara
Hasil
12
13
d. CO2
Air Sampel
-
Hasil
3.2
Benthos
Cara kerja pengambilan bentos dilapangan adalah pertama menentukan
14
dengan cara mengeruk bagian luasan petak. Setelah proses pengambilan contoh
makrozoobentos
selesai,
makrozoobentos
segera
disortir
menggunakan
saringan. Hasil sortiran segera dimasukan dalam botol sampel lalu diawetkan
dengan alkohol 70%. Makrozoobentos lalu diidentifikasi menggunakan bukubuku indentifikasi (Seymour, 1992 dalam Marmita et al., 2013).
3.3
Landscape
praktikum
dan
Konservasi
Land
Use
kita
Sumberdaya
menggunakan
Perairan
metode
tentang
deskripsi
materi
atau
terhadap
tindakan
untuk
pengggunaan
masa
15
proses
perencanaan
sampai
dengan
monitoring
dan
evaluasi
Kuisioner
Pada praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan yang dilaksanakan pada
secara
langsung
melalui
proses
komunikasi
atau
dengan
mengajukan pertanyaan.
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Cara merujuk pada sesuatu yang abstrak,
tetapi dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat
dipertontonkan penggunaannya. Dengan demikian angket/kuesioner adalah
daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya
berkaitan dengan masalah penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan
kepada responden untuk dimintakan jawaban.
16
4.1
Kualitas Air
a. Oksigen Terlarut
Pada praktikum Konservasi tentang kualitas air yang dilakukan oleh 5
kelompok dengan lokasi pengamatan yang berbeda didapatkan nilai oksigen
terlarut (DO) oleh kelompok 1 sampai kelompok 5 secara berturut turut yaitu 6
mg/l, 7,5 mg/l, 6 mg/l, 6,36 mg/l dan 7,1 mg/l. Pengukuran dilakukan dalam
waktu yang hampir bersamaan, yaitu pada pagi hari sekitar pukul 08.25 WIB.
Dari hasil pengukuran tersebut yang dilakukan oleh 5 kelompok diketahui bahwa
nilai oksigen terlarut di perairan sungai kawasan Candi Sumberawan tergolong
masih dapat ditolerir oleh organisme perairan untuk hidup diperairan tersebut. Di
perairan air tawar, kadar oksigen terlarut antara 15 mg/l pada suhu 0C dan 8
mg/l pada suhu 25C.
Menurut Pangkey (2008), oksigen
terlarut
merupakan
parameter
menyebabkan
kematian
pada
b. Suhu
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum Konservasi tentang
kualitas air yang dilakukan oleh 5 kelompok dengan lokasi pengamatan yang
berbeda didapatkan nilai suhu oleh kelompok 1 sampai kelompok 5 secara
berturut turut yaitu 21 oC, 21oC, 27oC, 21oC dan 23oC. Pengukuran dilakukan
dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu pada pagi hari sekitar pukul 08.25
WIB. Hasil yang didapat pada kelompok 1, 2 dan kelompok 4 menunjukan
kondisi suhu yang cukup rendah yaitu sebesar 21oC, hal ini dikarenakan lokasi
pengukuran dikelilingi pepohonan maka penetrasi radiasi cahaya matahari belum
optimal sampai ke lokasi perairan ini. Kemudian hasil yang didapat pada
kelompok 5 pun demikian halnya seperti lokasi kelompok 1, 2 dan kelompok 4
yaitu cenderung bersuhu rendah yaitu sebesar 23oC. Berbeda dengan hasil yang
di dapat oleh kelompok 3, nilai suhu yang di dapat yaitu sebesar 27 oC, hal ini
karena lokasi pengukuran tidak langsung tertutupi oleh tanaman atau
pepohonan, maka penetrasi radiasi cahaya matahari sudah optimal. Dari hasil
pengukuran 5 kelompok tersebut diketahui bahwa nilai suhu perairan sungai di
wilayah Candi Sumberawan masih tergolong pada kisaran suhu optimum
perairan pada umumnya. Suhu perairan ini dipengaruhi beberapa faktor
diantaranya adalah waktu pengambilan sampel dan hal hal yang ada disekitar
tempat pengukuran.
Menurut Macan (1978) dalam Siahaan (2011), suhu air sungai merupakan
faktor pembatas bagi organisme akuatik. Hal ini berpengaruh pada distribusi
organisme akuatik. umumnya kisaran suhu perairan tawar di Indonesia berkisar
antara 21,3 31,4 oC. Faktor yang mempengaruhi adalah cuaca dan intensitas
matahari. Sedangkan pernyataan Tatangindatu et al. (2013), menyatakan bahwa
kisaran yang baik untuk menunjang pertumbuhan optimal adalah 28oC 32oC.
Pada dasarnya suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Menurut Kordi dan Tancung (2005) dalam Maniagasi et al.
(2013),
menyatakan
bahwa
suhu
mempengaruhi
aktivitas
metabolisme
organisme, oleh karena itu penyebaran organisme di perairan tawar dibatasi oleh
suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan
pertumbuhan biota air. Suhu air sangat berkaitan erat dengan konsentrasi
oksigen terlarut dalam air dan laju konsumsi oksigen hewan air. Suhu air
berbanding terbalik dengan konsentrasi jenuh oksigen terlarut dan berbanding
lurus dengan laju konsumsi oksigen hewan air serta laju reaksi kimia di dalam air.
18
19
4.2 Benthos
Pada Praktikum Konservasi yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2016
di Sumberawan pada Kelas M01 untuk pengamatan Bentos didapatkan hasil
bahwa perairan tersebut mengalami pencemaran ringan. Hal ini ditunjukkan
dengan ditemukannya jenis bentos seperti Oligochaeta, thiaridae, planaridae,
baetidae, hydropsychidae. Pengambilan sampel bentos dalam suatu perairan
dapat digunakan sebagai alat pendukung untuk melakukan konservasi
20
sumberdaya air. Bentos dapat dijadikan sebagai indikator suatu perairan hal ini
disebabkan karena bentos hidupnya menetap dalam suatu substrat dan umur
bentos berkisar antara 1-2 tahun. Selain itu bentos merupakan organisme air
yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik fisik ataupun kimia.
Bentos memiliki tingkat kepekaan dan keterbatasan gerak sehingga dapat
digunakan sebagai bioindikator pencemaran perairan.
Menurut Guntur (1993) dalam Asra (2009), bentos merupakan hewan
yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan baik yang
sesil, yang merayap maupun menggali lubang. Beberapa sifat hidup hewan
bentos memberikan keuntungan untuk digunakan sebagai indikator biologi
diantaranya mempunyai habitat relatif menetap. Dengan demikian, perubahanperubahan kualitas air tempat hidupnya akan berpengaruh terhadap komposisi
dan kelimpahannya. Komposisi atau kelimpahan makrozoobentos bergantung
kepada toleransi ataupun sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan.
Beberapa organisme makrozoobentos sering digunakan sebagai spesies
indikator kandungan bahan organik dan dapat memberikan gambaran yang lebih
tepat dibandingkan pengujian fisika dan kimia.
Cara menentukan kualitas perairan berdasarkan Benthos yang ada di
perairan tersebut salah satunya yaitu dengan pendekatan kualitatif dimana kita
melihat jenis-jenis daripada Benthos yang hidup diperairan itu sendiri. jenis-jenis
bentos berdasarkan tingkat kerusakan perairan adalah sebagai berikut :
1. Perairan bersih adalah Planaria, Perla, Isoperia, Leuctra, Nemoura,
Eodyonurus dan Ephemera.
2. Perairan tercemar organik
ringan
adalah
Caenis,
Ephemerella,
21
No.
Organisme
Kondisi Perairan
1.
Baetidae
2.
Perairan bersih
Planaridae
3.
Thiaridae
4.
Oligochaeta
22
5.
Hydropsychidae
Sumberawan
merupakan
wilayah
pemeliharaan
atau
atau
ekosistem
tertentu
yang
perlu
dilindungi
dan
23
merupakan
kawasan
perlindungan
dan
pemanfaatan.
Pemeliharaannya
Pemancingan
Camping
Irigasi
PDAM
Tempat wisata
MCK
Konservasi air
Pohon pinus
Pohon pisang
Bambu
Flamboyan
pohon
Pinus
pada
kawasan
candi
yang
sudah
mendapatkan
24
25
4.4 Kuisioner
Analisa kuisioner dilakukan di Candi Sumberawan Desa Toyomerto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Data kuisioner
digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan metode wawancara
secara langsung kepada responden. Pada dasarnya kuisioner ini digunakan
untuk mengetahui jenis pestisida yang digunakan dan analisa residunya.
Pengambilan sampel kuisioner ini dilakukan kepada masyarakat disekitar desa
tersebut selama 5 jam.
1.1 Profil Responden
Profil responden kuisioneradalah masyarakat di Candi Sumberawan Desa
Toyomerto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur
sebanyak 21 responden yang memiliki profesi pekerjaan berbeda-beda. Dari 21
responden tersebut terdapat 10 perempuan (48 %) dan 11 laki-laki (52 %). Dari
berbagai jenis pekerjaan yang didominasi masyarakat berjenis kelamin laki-laki
memiliki pekerjaan sebagai pemilik lahan yang sering dimanfaatkan untuk lading
pertanian. Diagram jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.
26
27
28
Desa
Toyomerto
Kecamatan
Singosari
Kabupaten
Malang
dari
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan dapat diambil
kesimpulan yaitu :
Kawasan
Sumberawan
merupakan
wilayah
pemeliharaan
atau
Parameter
o
Suhu ( C)
DO (mg/l)
CO2 (mg/l)
pH
Kelompok 1
21
39,95
Kelompok 2
21
7,5
7,8
Kelompok 3
27
39,95
Kelompok 4
21
6,36
6,5
Kelompok 5
23
7,1
23,1
tersebut
dapat
dikatakan
perairan
tersebut
mengalami
pencemaran ringan.
Data responden sebanyak 21 orang dengan pekerjaan, usia, jenis
kelamin yang berbeda-beda.
5.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R. 2011. Diversitas Fitoplankton di Danau Tasikardi Terkait dengan
Kandungan Karbondioksia dan Nitrogen. Fakultas Sains dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Antoko, B.S., Sanudin dan A. Sukmana. 2008. Perubahan Fungsi Hutan Di
Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Forest Land Use Change (Fluc) In
Asahan District, North Sumatra). Info Hutan. 5 (4): 307-316.
Asra, R. 2009. Makrozoobentos sebagai Indikator Biologi dari Kualitas Air di
Sungai Kumpeh dan Danau Arang-arang Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Biospecies. 2 (1): 23-25.
Astirin, O. P. 2000. Permasalahan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di
Indonesia Problems of Biodiversity Management in Indonesia.
BIODIVERSITAS. 1 (1): 36-40.
Dahuri, H. R., J. Rais, S. P. Ginting dan H. J. Sitepu, 1996. Pengelolaan Sumber
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Dwirastina, M. 2013. Teknik Pengambilan Dan Identifikasi Bentos Kelas
Oligochaeta Di Daerah Indakiat Riau Pekanbaru. Balai Riset Perikanan
Perairan Umum, Mariana-Palembang. 11 (2) : 41-44
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Cetakan Pertama. Kanisius. Yogyakarta.
Frasawi, A., Robert, R. dan Juliaan, W. 2013. Potensi Budidaya Ikan di Waduk
Embung Klamalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat: Kajian
Kualitas Fisika Kimia Air. Jurnal Budidaya Perairan. 1 (3): 24-30.
Google Image. 2016. Gambar Candi Sumberawan. Di akses pada tanggal 15
Juni 2016 pada pukul 15.30 WIB.
Harjianto, M. 2016. Evaluasi Kemampuan Lahan untuk Arahan Penggunaan
Lahan di Daerah Aliran Sungai Lawo, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallace. 5 (1): 1-11.
Hendri, J. 2009. Riset Pemasaran. Universitas Gunadarma. Jogja
Hidayati, T. 2009. Perbedaan Laju Pertumbuhan Ikan Nila pada Kolam Air
Tenang dan Kolam Air Deras. Skripsi. IKIP PGRI. Semarang.
Kangkan, A. L. 2006. Studi Penentuan Lokasi untuk Pengembangan Budidaya
Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia dan Biologi di Teluk Kupang,
Nusa Tenggara Timur. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Kordi, M.G.H. dan Andi. 2005. Pengelolaan Kualitas Air. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Lindgren D.T. 1985. Land Use Planning and Remote Sensing, Martinus Nijhoff
Publishers, Doldrecht.
Maniagasi, R., Sipriana, S, Tumembouw, dan Yoppy, M. 2013. Analisa Kualitas
Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi
32
33
34
LAMPIRAN
Candi Sumberawan
b. Foto Responden
c.
Foto Praktikum
35
Pengambilan sampel
untuk kualitas air
Hasil benthos
Hasil benthos
Pengambilan benthos
36
Pengukuran DO
Pengukuran
Pegukuran CO
suhu
2
37