Anda di halaman 1dari 16

HAMA PENYAKIT IKAN DAN UDANG

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN JURUSAN PERIKANAN

NAMA :
DINA KRISYANA (12443)
RAHMANIAR WAFA Z (12423)
SRI HARTATI (12470)
USWATUN KHASANAH (12474)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN
SMK N 1 BAWANG BANJARNEGARA
PROGRAM STUDI PERIKANAN
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang tepat pada
waktunya dan tanpa ada suatu halangan apapun. Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi
tugas dan mata pelajaran produktif. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu
yang saya peroleh selama melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang besifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin

Penulis

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................v
DAFTAR ISI ........................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. LatarBelakang ...............................................................................................1
B. Tujuan ............................................................................................................1
C. MetodeKegiatan ........................................................................................... 2
II. KEADAAN UMUM ..........................................................................................4
A. KeadaanLokasi .............................................................................................4
B. OrganisasidanPelaksanaTeknis .................................................................4
C. FasilitasFisik .................................................................................................5
III. KEGIATAN PENGAMATAN……………………………………………………..6
1.HISPATOLOGI PARASITOLOGI…………………………………………………6
2.MIKROBIOLOGI………………………………………………………………….…12
3.BIOLOGI MOLEKULER……………………………………………………………16
IV.FAKTOR PENGHAMBAT & FAKTOR PENDUKUNG………………………..17

vi
I.PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit ikan merupakan salah satu faktor pembatas terpenting dalam budidaya ikan,
yang juga bisa mengancam kelestarian sumberdaya perikanan. Kejadian penyakit ditentukan
oleh kesehatan ikan, adanya patogen serta lingkungan. Penyakit ikan merupakan kendala
dalam usaha budidaya perikanan. Hal ini disebabkan karena wabah penyakit dapat
menimbulkan kematian ikan maupun udang budidaya. Tingginya tingkat kematian ikan
budidaya dapat menurunkan produksi perikanan.

Berdasarkan penyebabnya, penyakit pada ikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi. Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan
oleh infeksi patogen kedalam tubuh inang. Patogen penyebab penyakit pada ikan dapat berupa
virus, bakteri, parasit dan jamur (Lavilla Pitogo, 2001). Sedangkan penyakit non-infeksi
merupakan penyakit yang disebabkan oleh selain infeksi patogen, misalnya penurunan kualitas
lingkungan, kekurangan pakan (malnutrisi), dan cacat secara genetik (Erazo-Pagador, 2001).

Bakteri juga salah satu penyebab ikan dapat terserang penyakit. Bakteri adalah
mikroorganisme yang menyerang makhluk hidup yang dapat menyebabkan penyakit. Ada
beberapa jenis bakteri seperti bakteri aeromonas, pseudomonas, bakteri anaerob & bakteri
vibrio.

Virus adalah suatu organisme makhluk hidup yang dapat menyerang inangnya yang
dapat menyebabka penyakit. Salah satu penyakit yang berasal dari virus adalah WSSV (White
Spot Syndrome Virus).

B.TUJUAN

Tujuan dari prakerin ini adalah :

1.      Untuk mengetahui jenis-jenis parasit yang menginfeksi ikan.


2.      Agar mengetahui cara pengamatan penyakit pada ikan.
3.      Mengetahui gejala klinis ikan yang terserang parasit.

1
C.METODE KEGIATAN

1. Waktu Tempat dan Komoditas

 Waktu dan Tempat

Waktu prakerin di Hama Penyakit Ikan dan Udang dimulai dari 30 Maret sampai 30
April 2015 di BBPBAP Jepara.

 Komoditas

Komoditas yang diamati Hispatologi Parasitologi di sini adalah benih ikan bandeng,
benih udang windu, benih udang galah dan benih nila.

2. Metode

Di lab Hispatologi Parasitologi menggunakan metode Rapid. Metode Rapid merupakan metode
yang dilakukan secara cepat dan mudah.

Alat :

 Gelas Benda

 Mikroskop

 Pipet

Bahan :

 Benih ikan/udang

2
Cara pengamatan :

 Persiapkan benih yang akan diamati.

 Ambil benih satu persatu menggunakan pipet dan letakan di Gelas Benda.

 Lalu amati dengan mikroskop.

 Apabila ada gelaja atau parasit yang menempel catat pada buku.

3
II. KEADAAN UMUM

A. KEADAAN LOKASI

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

Secara geografis terletak didesa Bulu, Kec.Jepara, Kab. Jepara, Provinsi Jawa tengah.
BBPBAP berada di tepi pantai utara Pulau Jawa tepatnya pada 110 o
39’ 11” BT dan 6o
35’ 10” LS dengan tanjung kecil yang landai disebelah barat kota yang berjarak 3 km
dari pusat kota. Ketinggian BBPBAP Jepara dari permukaan laut yaitu 0-0,5 m. Kondisi
salinita berkisar 28-35 ppt. Dan mempunyai suhu 20o- 30o c.

Luas 64,5472 Hektar, 10 hektar komplek perkantoran perumahan, asrama, unit,


pembenihan, lapangan olahraga dan laboratorium. Sedangkan 54,5472 hektar
merupakan area petambakan.

B. ORGANISASI PELAKSAAN TEKNIS

KEPALA : I MADE SUITHA, A.Pi

Kepala bagian tata usaha : Ir. Wiwik Malistiyani

Kepala sub bagian umum : ir. Hasan rosyadi

Kepala bidang Standar disasi dan informasi : Drs. Tri prasetyo. P

Kepala bidang pelayanan Teknis : Yahaya, SH

Kepala seksi standardisasi : V. Ap. Sapto Adi, SP

Kepala Seksi Informasi : Agus Setiyadi, SH

Kepala seksi sarana Labotatorium : Yulianto, ST

Kepala seksi Sarana Lapangan : Marianus Manik, SH

Pejabat Fungsional : Perekayasa, litkayasa, pengawas perikanan, pranata


komputer, pranata humas

4
C. FASILITAS FISIK

 FASILITAS UTAMA

 Mikroskop

 FASILITAS PENDUKUNG

 KENDARAAN, BANGUNAN SUMBER ENERGI

- 2 buah bus

- 1 truck

- 2 pick up

- listrik

 SISTEM SUPLAI AIR

Air yang tersedia mudah untuk diperoleh sehingga mampu berfungsi


untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Selain itu untuk memenuhi
kebutuhan media uji coba & digunakan untuk pencucian alat.

 SISTEM AERASI

Penyediaan aerasi di BBPBAP Jepara sudah cukup baik dengan


menggunakan Blower. Unit aerasi diletakan disisi pembenihan. Udara
dipompakan & didistribusikan ke bak-bak & laboratorium yang ada
melalui pipa paralon yang dipasang parallel.

5
III. KEGIATAN PENGAMATAN DI HISTOPATOLOGI PARASITOLOGI

Parasit merupakan organisme yang hidupnya dapat menyesuaikan diri dengan inangnya yang
dapat merugikan organisme yang ditempati (inang).

Parasit meiliki dua jenis yaitu Ektoparasit dan Endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang
menyerang organ tubuh inang berdasarkan organ tubuh/terletak di permukaan kulit (menyerang
organ luar). Sedangkan Endoparasit adalah parasit yang menyerang organ dalam tubuh inang
seperti saluran pencernaan, hati, jaringan & sel permukaan kulit.

A.PARASIT PADA IKAN

 Pada Ikan Nila :

1. Trichodina sp

Klasifikasi :

Filum : Protozoa
Sub filum : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Peritrichida
Sub ordo : Mobilina     
Famili : Trichodinidae

6
Genus : Trichodina
Spesies : Trichodina sp.
Parasit Trichodina sp dapat menyebabkan penyakit Trichodinanisis. Penyakit parasit ini dapat
menyerang ikan air tawar terutama pada ukuran benih.

Trichodiniasis merupakan penyakit gatal pada ikan yang disebabkan oleh protozoa Trichodina
sp, yang pada umumnya menginfeksi bagian luar seperti kulit, sirip dan ingsang ikan, yang
dapat mengakibatkan luka-luka & kerusakan organ, namun sering pula dijumpai menginfeksi
organ dalam seperti saluran kemih dan masuk ke dalam rektum dan kloaka ikan.

Gejala klinis Ikan yang terserang parasit Trichodina sp, akan menjadi lemah dengan warna
tubuh yang kusam dan pucat (tidak cerah), produksi lendir yang berlebihan dan nafsu makan
ikan turun sehingga ikan menjadi kurus, gerakan lamban, sering menggosok-gosokkan
tubuhnya pada dinding kolam, iritasi, tubuh ikan tampak mengkilat karena produksi lendir yang
bertambah dan pada benih ikan sering mengakibatkan sirip rusak atau rontok.
Cara penaggulangannya yaitu dengan merendam ikan yang terjangkit parasit Trichodina
dengan NaCl sebanyak 500-1000 mg/liter air selama 24 jam. Atau direndam dengan formalin 30
ppm selama 1 hari.

2.Ichtyopthirus Multifilis.

Penyakit ini berasal dari jamur Ictyopthirus yang menyrbabkan penyakit Ichtyopthiriasis. Yang
menyerang jenis ikan air tawar terutama pada ukuran benih yang menyerang organ tubuh &
insang serta menginfeksi lambung & menyebar keseluruh organ melalui peredaran darah.

Gejala klinis ikan yang terserang penyakit ini biasanya nafsu makan ikan menurun, ikan lemah
dan mengalami anemia & terjadi pembengkakan pada organ limpa, hati & ginjal.

Untuk pencegahannya jangan memberi ikan rucah dari ikan yang terserang jamur ini.

3.Chilodonella sp

Parasit ini menyebabkan penyakit Chilodinellasis yang menyerang semua jenis ikan air tawar
terutama pada permukaan tubuh & insang yang akan menimbulkan iritasi.

7
 Parasit pada ikan Bandeng :

1. Copepods

Copepods adalah sekelompok kecil crustaceans yang ditemukan di laut dan hampir setiap air
tawar adalah habitatnya . Copepoda merupakan infeksi copepod dari jenis caligus sp &
lepeophtheirus sp.

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Sub. F : Crustacea
Kelas : Maxillopoda
Sub. K : Copepoda
Ordo : Calanoid, Harpacticoid, Cyclopoid, Gelylloida, Harpacticoida, Misophrioida,
Monstrilloida, Platycopioida, Poecilostomatoida, Siphonostoida, Argulidae.

Gejala Klinis ikan yang terjangkit parasit ini biasanya tubuh ikan akan berlendir, kulit rusak &
nafsu makan berkurang. Cara pengendaliannya yaitu dengan merendam ikan dengan air tawar
selama 5 menit.

8
B.PARASIT PADA UDANG WINDU DAN UDANG GALAH

Udang memiliki sifat Canibal, oleh karena itu apabila udang yang terjangkit parasit harus segera
di kendalikan karena udang yang terjangkit parasit nafsu makan akan menurun dan udang
menjadi lemah, saat udang memiliki daya tahan tubuh yang lemah udang bisa dimakan oleh
udang udang yang lain dan udang udang yang lain pun akan terserang parasit begitupun
seterusnya.

1.Vorticella sp

Vorticella sp merupakan suatu protozoa yang termasuk dalam phylum ciliopora memiliki cilia
bertangkai dan berbentuk bel terbalik. Vorticella memiliki bentuk seperti lonceng bertangkai
panjang dengan silia di dekat mulutnya. Vorticella membentuk koloni yang disusun pada tangkai
yang tidak becabang-cabang. Sel Vorticella berwarna kuning kehijauan.

Klasifikasi

Phylum : Protozoa

Klass : Ciliata

Ordo : Perithrica

Family : Vorticellidae

Genus : Vorticella

Spesies : Vorticella sp

9
Gejala klinis ikan yang terserang vorticella biasanya nafsu makan berkurang, berenang ke
permukaan, warna tubuh berwarna buram insang berwarna kecoklatan.

2.Zoothamnium

Zoothamnium membentuk koloni yang disusun pada tangkai yang bercabang-cabang.


Tubuhnya terdiri dari zooid & pedicle. Zooid berbentuk seperti kerucut hampir membulat. Zooid
terdiri dari peristomral yang bersilia, vacuola kontraktil, ribosom, milokondria& reticulum
endoplasma. Pedicle organ yang bertugas untuk melekatkan tubuh pada suatu subtract.

Klasifikasi

Phylum: Protozoa

Klass : Ciliata

Ordo : Peritrica

Family : Vorticellidae

Genus : Zoothamnium

Spesies: Zoothamnium sp

Memiliki gejala klinis yang dapat mengganggu pergerakan udang, kesulitan makan, berenang
kepermukaan, insang berwarna kecoklatan & tubuh berwarna buram.

3.Epistylis sp

Klasifikasi

Phylum : Protozoa

Klass : Ciliata

Ordo : Peritricha

Family : Vorticellidae

10
Genus : Vorticella

Spesies : Vorticella sp

Epistylis memiliki morfologi makronukleus yang kecil, tidak berkontrakril, bertangkai, cilia kecil
berpasangan mengandung benang melingkar.

Gejala klinis ikan yang terserang epistyles yaitu penampilan udang yang tidak menarik, tubuh
udang seperti berlumut dengan warna kecoklatan yang berakibat penempelan parasit,
menyerang insang yang mengakibatkan insang berwarna kehitaman.

D.PARASIT PADA TELUR BANDENG

Telur bandeng yang diamati biasanya terkena parasit vorticella. Vorticella merupakan salah
satu jenis parasit yang memiliki cilia dan berbentuk seperti lonceng terbalik. Telur yang terkena
vorticella akan terlihat jelas menempel pada cangkang telur ikan. Namun vorticella tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang, dan harus menggunakan mikroskop apabila pengamatan akan
dilakukan.

Dan apabila pengamatan dilakukan akan mengetahui perbedaan telur ikan yang bagus dan
telur ikan yang jelek. Untuk telur ikan yang bagus

E.FAKTOR-FAKTOR IKAN MUDAH TERKENA PENYAKIT

1. Stress

Ikan yang stress sangat mudah terkena penyakit karena beberapa faktor tertentu seperti
lingkungan. Apabila ikan yang baru tebar benih harus dipisahkan dengan benih lama dn benih
yang baru tebar benih harus beradaptasi dengan suhu air tersebut.

2. Kekurangan gizi

Ikan yang kekurangan gizi juga merupakan sumber dan penyebab penyakit. Pakan yang
kandungan proteinnya rendah akan mengurangi laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang
sempurna, dan dapat menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit.

11
Kekurangan lemak atau asam lemak akan menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat,
kesulitan reproduksi, dan warna kulit yang tidak normal. Kekurangan karbohidrat dan mineral
jarang terjadi, kecuali yodium yang dapat menyebabkan gondok. Kekurangan vitamin dapat
mengakibatkan pertumbuhan menurun, mata ikan redup, anemia, kulit pucat, dan pertumbuhan
tulang belakang kurang baik.

Pencegahan dilakukan dengan memberikan ikan makanan yang mengandung gizi lengkap,
tidak kelebihan gizi, pemberian makanan cukup, tepat waktu, dan makanan tidak mengandung
bahan beracun.

3. Pakan berlebih

Pemberian pakan yang berlebih akan membahayakan ikan, karena ikan akan mengalami
kekenyangan yang berlebihan sehingga usus ikan akan mudah pecah dan akan mengalami
penurunan kualitas air.

Pakan yang berlebih juga akan menyebabkan keracunan, karena pakan yang tidak dimakan
oleh ikan akan mengendap di dasar kolam dan menjadi ammonia yang beracun.
11

IV.FAKTOR PENGHAMBAT & FAKTOR PENDUKUNG

A.Faktor penghambat

a) Sempel tidak menentu

b) Peralatan sulit di dapatkan dan harganya mahal

c) Larutan yang di gunakan untuk tambahan pengujian sampel mahal

Faktor pendukung

a) Sempel di dapatkan dari lingkungan BBPBAP

b) Teknisinya sudah berpengalaman

23

Anda mungkin juga menyukai