Disusun oleh :
Haikal Munfaridzi Yusup 230110150101
Indra 230110150136
Sania Malika 230110150137
Kelas :
PerIkanan B/ Kelompok 9
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2017
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberIkan
rahmat, hikmah, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaIkan laporan
praktikum Parasit dan Penyakit Ikan ini dengan baik. Adapun materi yang kami
bahas dalam laporan ini adalah mengenai “Pemeriksaan Parasit pada Ikan Mas
(Cyprinus carpio)”.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti memiliki tujuan. Begitu pula
dengan pembuatan laporan ini. Tujuan penulisan laporan ini adalah memenuhi salah
satu tugas laporan akhir praktikum Parasit dan Penyakit Ikan semester genap tahun
akademik 2016-2017.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan
membalas segala amal budi serta kebaIkan pihak-pihak yang membantu kami
dalam penyelesaian laporan ini. Sekali lagi, kami sangat berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga di masa yang akan
datang penyusun mampu menulis karya yang lebih baik.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Bab Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
1.3 Manfaat ............................................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas .......................................................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi...................................................................................... 3
2.1.2 Biologi dan Morfologi Ikan Mas ................................................... 3
2.2 Parasit Ikan ...................................................................................... 4
2.2.1 Ektoparasit ..................................................................................... 5
2.2.2 Endoparasit .................................................................................... 6
2.3 Pemeriksaan Parasit Ikan ................................................................. 6
2.3.1 Pemeriksaan Bagian Kulit, Sisik dan Sirip ................................... 7
2.3.2 Pemeriksaan Parasit pada Insang .................................................. 8
2.3.3 Pemeriksaan Parasit pada Usus ..................................................... 9
2.3.4 Pemeriksaan Parasit pada Otot Daging ......................................... 10
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 30
5.2 Saran ................................................................................................ 30
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Praktikan dapat mengidentifikasi jenis-jenis ektoparasit dan endoparasit pada
Ikan mas yang berasal dari ciparanje
2. Praktikan dapat menghitung prevalensi dan intensitas parasit pada Ikan yang
terinfeksi
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui spesies - spesies parasit
yang ada pada Ikan dan menghitung jumlah parasit yang terdapat pada Ikan dan
dapat membuat preparat parasit untuk bahan praktikum pengamatan parasit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) menurut Khairuman, dkk (2008)
adalah sebagai berikut:
Filum: Cordata
Kelas: Pisces
Ordo: Cypriniformes
Famili: Cyprinidae
Genus: Cyprinus
Spesies: Cyprinus carpioL
3
-ngaduk dasar kolam, termasuk dasar pematang untuk mencari jasad-jasad
organik. Karena kebiasaan makannya seperti itu, ikan mas dijuluki sebagai bottom
feeder atau pemakan dasar. Di dalam danau atau sungai tempat hidupnya ikan ini
hidup menepi sambil mengincar makanannya berupa binatang-binatang kecil yang
biasanya hidup dilapisan lumpur tepi danau atau sungai (Susanto 2004).
Ikan mas dapat tumbuh cepat pada suhu antara 20-28oC. Bila suhu
lingkungan lebih rendah, maka ikan akan mengalami penurunan pertumbuhan.
Pertumbuhan ikan mas akan menurun dengan cepat apabila suhu berada di bawah
13oC bahkan pada suhu di bawah 5oC, dapat menyebabkan aktifitas makan terhenti.
Pada kolam-
4
5
kolam budidaya dengan suhu rata-rata 15-18oC, Ikan Mas dapat hidup dan tumbuh
namun tidak dapat berkembang biak (Huet 1970). Menurut Vonti (2008)
Semakintinggi suhu air, maka kandungan oksigen terlarut akan semakin
sedikit.Sebaliknya jika suhu air semakin rendah maka kandungan oksigen terlarut
akan semakin besar.
misalnya pada insang, sirip dan kulit), dan endoparasit (parasit yang menyerang
bagian dalam tubuh Ikan, misalnya usus, ginjal dan hati) (Balai Karantina Ikan
Batam 2007).
Kabata (1985) menyatakan bahwa penyakit pada ikan dapat terjadi akibat
adanya interaksi yang tidak seimbang antara lingkungan, ikan dan agen penyakit.
Interaksi tersebut dapat menyebabkan ikanmenjadi stres dan mekanisme pertahanan
tubuhnya melemah, sehingga mudahterserang penyakit (Kordi 2004)
2.2.1 Ektoparasit
Menurut Grabda (1991) dalam Adji (2008), ektoparasit adalah parasit yang
hidup di kulit, insang, dan bagian permukaan luar tubuh. Arnott et al. (2000)
menyatakan bahwa umumnya ektoparasit pada ikan adalah golongan crustacea,
cacing (trematoda, nematoda dan cestoda) dan protozoa. Ektoparasit ini
menginfeksi sirip, sisik, operkulum dan insang ikan. Silsilia (2000) menyatakan
bahwa ektoparasit menginfeksi inangnya pada bagian yang berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan nutrient untuk kelangsungan hidupnya. Sumber untuk
memperoleh ektoparsit adalah lapisan lendir sirip, tubuh dan insang (Hadioetomo
1993).
Menurut Silsilia (2000) menyebutkan ektoparasit mengin0eksi inangnya
pada bagian yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan nutrien untuk
kelangsunganhidupnya. Selanjutnya Aliffudin et.al (2002) menyatakan baha'a
parasit dapatmenyebabkan terhambatnya pertumbuhan bahkan kematian, sehingga
menyebabkan penurunan produksi dan kualitas ikan yang mengakibatkan kerugian
ekonomi bagi pembudidayanya. Menurut Arnott (2000) bahwa umumnya
ektoparasit pada ikan adalah golongan crustacea, cacing (nematoda, crestoda,dan
cestoda) ektoparasit ini menginfeksi sirip, sisik, operkulum dan insang ikan.
Dogiel et al. (1970) menyatakan, bahwa meningkatnya keberadaan
beberapa ektoparasit misalnya Trichodina sp. dan Cylodonella cyprini tidak
ditentukan oleh umur. Sementara Noble et al. (1989), menyebutkan bahwa pada
beberapa spesies Ikan, semakin meningkatnya umur Ikan maka intensitas
ektoparasitnya cenderung semakin berkurang. Namun menurur Kennedy (1975),
7
semakin tua Ikan, berarti semakin lama waktu yang dimiliki Ikan untuk kontak
dengan ektoparasit, sehingga prevalensi dan intensitas ektoparasit meningkat sesuai
dengan umur Ikan. Tubuh inang merupakan tempat untuk kolonisasi ektoparasit.
Semakin luas permukaan tubuh Ikan, maka koloni ektoparasit juga bertambah,
sehingga nilai intensitas dan prevalensi ektoparasit meningkat.
2.2.2 Endoparasit
Endoparasit dan meso parasit merupakan parasit yang berlokasi dalam
tubuh inang. Dapat ditemukan pada otot daging, organ internal, usus, lumen dan
rongga tubuh inang. Meso dan endoparasit Ikan meliputi protozoa dan cacing.
Kelimpahan, keaneka ragaman dan sensifitasnya munkin berbeda antara jenis Ikan.
Dari organ tersebut dapat dilihat adanya nodul-nodul sebagai kelainan yang tampak
makroskopik yang mungin disebabkan oleh adanya kiste protozoa (terutama
myxosporea atau microspora) maupun kiste parasit cacing. Parasit cacing pada usus
dapat terlihat dengan mata telanjang, sedangkan parasit usus protozoa tidak terlihat
secara makroskopik (Hadioetomo 1993).
Keberadaan endoparasit dapat menyebabkan kematian pada populasi inang
dan konsekuensinya dapat menyebabkan kerugian besar bagi industri perIkanan.
Infeksi endoparasit dapat menyebabkan dampak yang dapat merugikan secara
ekonomi, yaitu Ikan kehilangan berat badan, penolakan oleh konsumen karena
perubahan patologi pada inang, penurunan fekunditas Ikan dan penurunan jumlah
dalam penetasan Ikan dan larva (Anshary 2008).
Perkembangan endoparasit dalam tubuh Ikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor lingkungan, diantaranya suhu dan kandungan bahan kimia suatu perairan
(Hassan 2008). Selain itu, adanya organisme invertebrata yang hidup di sekitar
karamba jaring apung juga menjadi faktor penyebaran endoparasit pada Ikan,
karena organisme tersebut dapat berperan sebagai inang perantara dari beberapa
spesies endoparasit (Ruckert et al. 2009).
menit saja parasit yang bersifat ektoparasit akan meninggalkan inangnya terutama
yang terdapat pada insang dan kulit. Untuk pemeriksaan endoparasit, jika Ikan baru
mati asalkan tidak membusuk atau hancur masih dapat diperiksa isi ususnya, untuk
darah dan otot daging sudah tidak dapat dilakukan pemeriksaan (Trimariani 1994).
Pemeriksaan parasit dapat dilakukan secara natif (langsung) atau dengan
pewarnaan. Untuk melihat parasit diluar tubuh dapat menggunakan lup dengan
perbesaran 10× - 30× ; jika menggunakan mikroskop yaitu antara 5× - 100×
perbesaran, hal ini tergantung dari objek yang diamati. Untuk protozoa biasanya
menggunakan perbesaran antara 45× - 100× objektivenya, untuk arthropoda dan
cacing perbesaran 50× - 150× atau dengan menggunakan objektive berukuran 5× -
45× (Trimariani 1994).
2.4 Pengobatan
Parasit yang menyerang bagian kulit ikan relatif mudah dideteksi. Apabila
organisme penyebabnya berukuran cukup besar, maka dengan mudah dapat
langsung diidentifikasi. Akan tetapi bila berukuran kecil harus diidentifikasi dengan
mempergunakan sebuah mikroskop atau dengan mengamati akibat yang timbulkan
oleh serangan organisme-organisme tersebut. Biasanya ikan yang terserang akan
terlihat menjadi pucat dan timbul lendir secara berlebihan. Organisme yang
menyerang bagian kulit dapat berasal dari golongan bakteri, virus, jamur atau
lainnya. Bila disebabkan oleh jamur, maka akan terlihat bercak-bercak berwama
putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit ikan. Ikan yang mengalami serangan
penyakit atau parasit pada kulitnya, biasanya akan menggosok-gosokkan badannya
kebenda-benda disekelilingnya sehingga sering kali menimbulkan luka baru yang
9
dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Pemeriksaan pada kulit, sirip, dan
sisik ikan dilakukan ketika ikan masih hidup.
Langkah untuk mengindentifikasi parasit menggunakan mikroskop,
pertama-tama Ikan dikerok di beberapa bagian tubuh setelah dibunuh dengan
menusukkan jarum ke daerah otak. Hasil kerokan dikumpulkan dalam gelas petri
atau gelas erloji yang telah diberi larutan NaCl fisiologis atau air akuades. Jika
jumlah kerokan sedikit misalnya dari benih ukuran kebul maka hasil kerokan dapat
langsung ditaruh di atas gelas objek yang telah diberi larutan NaCl fisiologis atau
akuades (Trimariani 1994).
Bahan hasil kerokan dapat langsung diamati dibawah mikroskop.
Pemeriksaan cara ini disebut pemeriksaan secara natif atau langsung. Selain
pemeriksaan langsung, dapat juga dengan cara pewarnaan yaitu pewarnaan Giemsa,
Malachiet Green, Haematoxilin eosin dan lain sebagainya. Sebelum diberi warna,
maka preparat di atas gelas objek perlu difiksasi terlebih dahulu artinya bahan
dibunuh dengan larutan fiksatif agar bentuk organisme parasit tersebut masih dalam
bentuk utuh (tidak banyak mengalami perubahan bentuk. Setelah itu kemudian
diberi warna yang diinginkan. Demikian pula untuk pemeriksaan sirip dilakukan
dengan pengerokan atau dilihat langsung dibawah mikroskop setelah diambil
sebagian dari siripnya. Untuk mencegah agar jangan kering, maka diberi larutan
NaCl fisiologi 0,8 – 0,9 % (Trimariani 1994).
Penyakit atau parasit yang menyerang organ insang agak sulit untuk
dideteksi secara dini karena kaena tertutup operculum. Salah satu cara yang
dianggap cukup efektif untuk mengetahui adanya serangan penyakit atau parasit
pada insang adalah mengamati pola tingkah laku ikan. Ciri utama ikan yang
terserang organ insangnya adalah menjadi sulit untuk bernafas. Selain itu, tutup
insang akan mengembang sehingga sulit untuk ditutup dengan sempurna. Jika
serangannya sudah meluas, lembaran-lembaran insang menjadi semakin pucat.
Sering pula dijumpai adanya bintik-bintik merah pada insang yang menandakan
10
telah terjadi pendarahan (peradangan). Jika terlihat bintik putih pada insang,
kemungkinan besar di sebabkan oleh serangan parasit kecil yang menempel.
Pemeriksaan parasit pada insang dilakukan dengan mengeluarkan insang
dari rongga insang. Agar insang tidak kering dan parasit tidak mati, maka setelah
insang dikeluarkan dan ditaruh di gelas petri atau gelas erloji maka diberi beberapa
tetes larutan NaCl fisiologis atau akuades (Trimariani 1994).
Sebelum insang dikerok diamati dahulu dengan lup atau disekting
mikroskop, ada tidaknya butir-butir halus seperti pasir pada insang atau ada
tidaknya organisme yang melekat. Jika telah dikerok, maka hasil kerokan diamati
di bawah mikroskop setelah ditaruh bahan kerokan itu di atas gelas objek yang
diberi setetes larutan NaCl fisiologis (Trimariani 1994).
Jika insang tidak dikeluarkan untuk dikerok maka Ikan yang akan diperiksa
insangnya dipegang pada bagian kepala dengan tutup insang ditaruh diantara ibu
jari dan telunjuk dan ekornya ada dekat kelingking. Kemudian kepala Ikan
dimasukkan ke dalam larutan NaCl fisiologis sambil dikocok perlahan-lahan.
Setelah itu, cairan NaCl tersebut diperiksa terhadap ada tidaknya parasit setelah
diendapkan selama setengah jam (Trimariani 1994).
menggunakan ose, jika ingin mengamati setiap bagian usus, diambil sedikit dari
bahan yang akan diamati tersebut kemudian bahan tersebut ditaruh diatas gelas
objek, setelah itu baru diamati dibawah mikroskop (Trimariani 1994).
Jika tidak mengamati setiap bagian usus maka seluruh isi usus dikeluarkan
dan dimasukkan ke dalam gelas petri yang telah diberi larutan NaCl fisiologis atau
akuades. Isi usus diambil sebagian lalu ditaruh di atas gelas objek untuk diamati.
Untuk mengamati ada-tidaknya parasit yang menempel pada dinding usus maka
usus dibersihkan dalam larutan NaCl pada gelas petri, kemudian dengan lup atau
binokuler diperiksa dengan cermat. Parasit cacing cestoda dapat dilihat dengan
mudah karena berwarna putih dan bersegmen, serta ukurannya panjang. Terhadap
nematoda ada yang dapat dilihat tanpa mikroskop dan ada yang mikroskopis.
Terhadap protozoa bahan diperiksa di bawah mikroskop (Trimariani 1994).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
1. Ikan Mas, sebagai sampel yang akan diteliti.
2. Akuades, sebagai pengencer sampel.
12
13
3. Diambil lendir dan sedikit filamen insang lalu dicacah dan disimpan diatas
object glass. Diamati dibawah mikroskop dan dicatat hasilnya.
4. Diambil beberapa sisik ikan dan disimpan di atas object glass. Diamati
dibawah mikroskop dan di catat asilnya.
5. Ikan dipingsankan dengan ditusuk bagian kepala dengan jarum sonde.
6. Ikan dibedah di bagian perut untuk pengamatan mesoparasit dan
endoparasit. Diambil lendir di bagian otot ikan dan disimpan di atas object
glass. Diamati dibawah mikroskop dan di catat asilnya.
7. Dipotong bagian usus ikan, dikeluarkan isinya dan diamati dibawah
mikroskop lalu dicatat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum parasit dan penyakit ikan yang bertujuan untuk melakukan
pemeriksaan parasit pada ikan mas, didapatkan data kelompok dan data angkatan
yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisa parasit pada ikan
mas. Data yang dihasilkan berasal dari pengamatan terhadap bagian luar tubuh ikan
yaitu kulit, lendir, sisik, insang dan sirip yang menghasilkan parasit jenis
eksoparasit serta pengmatan terhadap bagian dalam ikan yaitu usus dan otot yang
menghasilkan parasite jenis endoparasit.
4.1.1 Data Kelompok
Pada praktikum pemeriksaan parasit pada ikan mas (Cyprinus carpio),
kelompok 9 kelas perikanan B mendapatkan hasil sebagai berikut:
14
15
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Transversotrem
Clinostonum sp
Chirodinella sp
Echinorhyncus
Chironomus sp
Achantocephal
Camallanus sp
Camallanus sp
Nycthoterus sp
Opistorchis sp
Marsipometra
Ichtyopthirius
Trichodina sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Kel
Myxobolus sp
Myxobolus sp
Myxosoma sp
Trichodinella
Diplozoon sp
Rhabditis sp
Rhabditis sp
Epistylis sp
Argulus sp
Epistilis sp
Cyclops sp
ke
Acarus sp
a sp
a sp
sp
sp
sp
sp
1A 1 - - - 1 20 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - -
2A 1 1 - - 1 - - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - -
3A 1 3 - - - 5 - - - - - - - - - - - - 10 - - 73 - - - - - - - - -
4A 1 3 - - - 73 - - - - - - - - - - - - 10 - 5 - - - - - - - - - - -
5A 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - -
6A 1 4 - - - 3 - - - - - - - - - - - - 17 - - - - 1 - - - - - - - -
7A 1 - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - 20 - - - - 1 - - - - - - - -
8A 1 - - - 1 - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - -
9A 1 - - - 1 - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - -
10A 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11A 1 - - 1 - - - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - -
12A 1 - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - -
13A 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - -
14A 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 13 - - - - - - - - - - - - -
15A 1 - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
16A 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 10 - - - - 1 - - - - - - - -
17A 1 - - - - 1 - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - -
18A 1 - - - - - - - - - - 4 - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - -
19A 1 - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - -
20A 1 - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
21A 1 - - - 1 1 - - - - - - - - - - - 5 1 - - - - 3 - - - - - - - -
16
Ektoparasit
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Transversotrem
Clinostonum sp
Chirodinella sp
Echinorhyncus
Chironomus sp
Achantocephal
Camallanus sp
Camallanus sp
Nycthoterus sp
Opistorchis sp
Marsipometra
Ichtyopthirius
Trichodina sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Kel
Myxobolus sp
Myxobolus sp
Myxosoma sp
Trichodinella
Diplozoon sp
Rhabditis sp
Rhabditis sp
Epistylis sp
Argulus sp
Epistilis sp
Cyclops sp
ke
Acarus sp
a sp
a sp
sp
sp
sp
sp
22A 1 - - - - 3 - - - - - 1 - - - - - - - 1 - - - - 1 - - - - - - -
23A 1 - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - -
24A 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - -
1B 1 - - - 3 - - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - -
2B 1 - - - - - - - - - - - - 1 - - - - 3 - - - - - - - - - - - -
3B 1 2 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - -
4B 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - -
5B 1 - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - -
6B 1 - 2 - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7B 1 - - - 27 - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - -
8B 1 - - - - - - - - - - - - 1 - - - - 1 - - - - - - - - - - - - -
9B 1 - - - 2 - - - - - - - - - - - - - 18 - - 2 - - - - - - - - - -
10B 1 - - - - 3 - - 32 2 - - - - - - - - 15 - - 2 - - - - - - - - - -
11B 1 - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
12B 1 - - - 2 1 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
13B 1 - - 1 - - - - - - - - - - - - - - 12 - - - - 2 - - - - - - - -
14B 1 - - - 4 - - - - - - - - - - - - - 23 - - - - - - - - - - - - -
15B 1 - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
16B 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 15 - - - - - - - - - - - - -
17B 1 87 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
18B 1 252 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - -
19B 1 - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - -
20B 1 - - - - 22 - - - 35 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - -
17
Ektoparasit
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Transversotrem
Clinostonum sp
Chirodinella sp
Echinorhyncus
Chironomus sp
Achantocephal
Camallanus sp
Camallanus sp
Nycthoterus sp
Opistorchis sp
Marsipometra
Ichtyopthirius
Trichodina sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Kel
Myxobolus sp
Myxobolus sp
Myxosoma sp
Trichodinella
Diplozoon sp
Rhabditis sp
Rhabditis sp
Epistylis sp
Argulus sp
Epistilis sp
Cyclops sp
ke
Acarus sp
a sp
a sp
sp
sp
sp
sp
21B 1 - - - 1 - - - - - - - - - - - - 5 1 - - - - - - - - - - - - -
22B 1 - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - -
23B 1 - - - - - 2 - - - 1 1 - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - -
1C 1 - - - - - - - - - - 4 - - - - - - 3 - - - 1 - - - - - - - - -
2C 1 - - - - - - - - - - 2 - - 1 - - - - - - 6 - - - - - 1 - - -
3C 1 - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - 1 - - - - - - - 2 - -
4C 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - - 1 - - - - - - - - -
5C 1 - - - 4 - - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
6C 1 - - - - - - - - - - - - - 1 - - - 4 - 1 - - - - - - - - - - -
7C 1 - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8C 1 - - - 5 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - -
9C 1 - - - - - - - - - - - - - - 2 - - 5 - - - 1 - - - - - - - - -
10C 1 - - - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - 11 - - - - - - - - -
11C 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 15 - - - - - - - 1 - - - - -
12C 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - -
13C 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 19 - - - - - - - - 7 - - - -
14C 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - -
15C 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 14 - - - - - - - - - - - - -
16C 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 11 - - - - - - - - - - - - -
17C 1 2 - - 3 - - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - -
18C 1 - 2 - - - - - - - - - - - - 2 - - 5 - - - - - - - - - - - - -
19C 1 - - - 2 - - - - - - - - - - - - - 24 - - - - 1 - - - - - - - -
20C 1 - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 14 - - - - - - - - - - - - -
0
Chirodinella sp
Sirip
-
-
-
0
-
-
-
Trichodina sp
18
3
-
-
-
Rhabditis sp
1
-
-
-
Camallanus sp
7
-
-
-
Acarus sp
1
-
-
-
Myxobolus sp
0
-
-
-
Ichtyopthirius
sp
6
-
-
-
Epistylis sp
12
Diplozoon sp
1
1
-
Insang
31
Gyrodactylus sp
-
-
-
78
Trichodinella
-
-
-
sp
6
Trichodina sp
-
-
-
5
-
-
-
Clinostonum sp
361
1
1
-
Dactylogyrus sp
10
Echinorhyncus
-
-
-
Ektoparasit
sp
3
3
-
-
Epistilis sp
8
Myxobolus sp
-
-
-
Camallanus sp
-
-
-
Chironomus sp
-
-
-
1
-
-
-
Cyclops sp
16
Achantocephal
Kulit / Lendir / Sisik
-
-
-
a sp
1
Marsipometra
-
-
-
sp
37
Nycthoterus sp
-
-
-
32
Myxosoma sp
-
-
-
0
-
-
-
Argulus sp
2
-
-
-
Rhabditis sp
147
Trichodina sp
-
-
-
76
Gyrodactylus sp
9
5
1
2
-
-
Opistorchis sp
-
5
Transversotrem
-
-
-
a sp
359
Dactylogyrus sp
1
-
-
Ikan
ke
1
1
1
Jumlah
21C
22C
23C
Kel
19
Corcocaecum sp
Lamproglena sp
Dactylogyrus sp
Chironomus sp
Trichodina sp
Rhabditis sp
Epistylis sp
Culex sp
Kel
1 - - - - - - - -
2 - - - - - - -
3 - - - - - - - -
4 - - - - - - - -
5 - - - - - - - -
6 - - - - - - - -
7 - 1 - - - - - -
8 - - - - - - - -
9 - - - - - - - -
10 - - - - - - - -
11 - - - - - - - -
12 - - - - - - - -
13 - - - - - - - -
14 - - - - - - - -
15 - - - - - - - -
16 - - - - - - - -
17 - - - - - - - -
18 - - - - - - - -
19 - - - - - - - -
20 - - - - - - - -
21 - - - - - - - -
22 - - - - - - - -
23 - - - - - - - -
24 - - - - - - - -
Jumlah 0 1 0 0 0 0 0 0
20
PERIKANAN B
Usus Otot
Corcocaecum sp
Lamproglena sp
Dactylogyrus sp
Chironomus sp
Trichodina sp
Rhabditis sp
Epistylis sp
Culex sp
Kel
1 - - - - - - - -
2 1 - - - - - - -
3 - - - - - - 2 -
4 - - - - - - - -
5 - - - - - - - -
6 - 1 - - - - - -
7 - - - - - - - 1
8 - - - - - - - -
9 - - - - - - - -
10 - - 10 - - - - -
11 - - - - - - - -
12 - - - - - - - -
13 - - - - - - - -
14 - - - - - - - -
15 - - - - - - - -
16 - - - 1 - - - -
17 - - - - - - - -
18 - - - - - - - -
19 - - - - - - - -
20 - - - - - - - -
21 - - - - - - - -
22 - - - - - - - -
23 - - - - 1 1 - -
Jumlah 1 1 10 1 1 1 2 1
21
PERIKANAN C
Usus Otot
Lamproglena sp
Dactylogyrus sp
Camallanus sp
Camallanus sp
Trichodina sp
Trichinella sp
Rhabditis sp
Rhabditis sp
Anisakis sp
Epistylis sp
Culex sp
Kel
1 - - - - 1 - - - - - -
2 1 - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - -
4 - - - - 1 - - - - - -
5 - - - - - - - - - - 6
6 - - - - - - - - - - -
7 1 - - - - - - - - - 1
8 - - - - - - - - - - 1
9 - - - - 3 - - - - - -
10 - - - - - - - - - - -
11 - - - - - - - - - - -
12 - - - - - - - - - - -
13 - - - - - - - - - - -
14 - - - - - - - - - - -
15 - - - - - - - - - - -
16 - - - - - - - - - - -
17 - - - - - - - - - - -
18 - - - - - - - - - - -
19 - - - - - - - - - - -
20 - - - - - - - - - - -
21 - - - - - - - - - - -
22 - - - - - - - - - - -
23 - - - - - - - - - - -
Jumlah 2 0 0 0 5 0 0 0 0 0 8
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini akan menganalisa data kelompok dan data angkatan
yang didapatkan pada praktikum pengamatan parasite pada ikan mas (Cyprinus
carpio).
22
pada bagian sisiknya, kulitnya berwarna pucat dan lendirnya relatif banyak dari
pada ikan biasa.
Dactylogyrus sp. ini teridentifikasi ketika pemeriksaan insang dilakukan.
Dalam penginfeksian organ inang, parasit Dactylogyrus sp. menyebakan tanda–
tanda yaitu, insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan, sirip ikan menguncup,
bahkan kadang terjadi kerontokan pada sirip ekor, ikan menggosok-gosokkan
badannya ke dasar kolam atau benda keras lainnya, kulit menjadi berlendir dan
berwarna pucat. Hasil identifikasi tersebut sesuai dengan tanda klinis serangan
Dactylogyrus sp. yang dikemukakan Tiuria (2013), ikan yang terinfeksi
Dactylogyrus sp. akan memperlihatkan sekresi mukosa yang berlebihan, warna
kulit menjadi gelap, epitel insang hiperplasia, dan insang pucat. Gejala ikan yang
terinfeksi Dactylogyrus sp. dapat ditangani dengan menjaga kualitas air agar tetap
bersih. Hal ini disebabkan karena kualitas air yang bersih mampu mempercepat
penyembuhan luka akibat infeksi Dactylogyrus sp. serta dapat mencegah terjadinya
infeksi ulang. Dactylogyrus sp.yang teridentifikasi pada sampel insang ikan Mas
ini adalah seperti pada gambar berikut ini.
Trichodinella sp. teridentifikasi berada pada bagian insang Ikan Mas yang
diteliti. Trichodinella sp. ini termasuk golongan protozoa. Keberadaan parasit
Trichodinella sp. dan Trichodina sp. pada ikan, akan menyebabkan ikan akan
terkena penyakit trichodiniasis. Penyakit trichodiniasis yang sudah parah ini dapat
menyebabkan gejala klinis ikan yang terinfeksi yaitu ikan lemah, warna tubuh tidak
cerah (kusam) dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya pada bagian dinding atau
dasar kolam. Penularan penyakit ini bisa melalui air dan kontak langsung antara
ikan yang terinfeksi penyakit dan ikan yang sehat. Faktor yang mendukung
berkembangnya penyakit trichodiniasis adalah menurunnya kadar oksigen dalam
air hingga kurang dari 4 ppm, suhu air yang fluktuatif, dan bahan organic yang
tinggi di dalam air kolam. Pengendalian penyakit trichodiniasi dapat dilakukan
dengan pemberian makanan yang baik (mutu dan jumlahnya), kondisi air kolam
cukup oksigen, air kolam banyak mengandung bahan organic, dan suhu air kolam
sesuai dengan kehidupan ikan. Ikan yang sudah terinfeksii penyakit segera
24
b. Endoparasit
Jumlah Parasit
Intensitas =
Jumlah Ikan Terinfeksi
34
Intensitas =
14
Intensitas = 2,43 ≅ 2 Individu Parasit⁄Ekor Inang
Ophistorchis sp., Gyrodactylus sp., Trichodina sp., Trichodinella sp., Rhabditis sp.,
Camallanus sp., Myxosoma sp., Ichtyopthirius sp., Micthoterus sp., Marsipometra
sp., Acanthocephala sp., Cyclops sp., Chironomus sp., Epistylis sp., Diplozoon sp.,
Echinorhyncus sp. dan Cinostonum sp. sedangkan endoparasit yang menyerang
ikan mas menurut data angkatan terdapat 11 spesies, antara lain adalah Chironomus
sp., Culex sp., Trichodina sp., Rhabditis sp., Corocaecum sp., Epistylis sp., Anisakis
sp., Camallanus sp., Dactylogyrus sp., Lamproglena sp. dan Trichinella sp.
Berdasarkan hasil perhitungan prevalensi, maka ektoparasit memiliki
tingkat serangan terhadap inang yang lebih besar dibandingkan dengan endoparasit.
Hal tersebut juga dapat dilihat dari banyaknya spesies ektoparasit yang menyerang
ikan dibandingkan dengan endoparasit. Hal yang demikian dikarenakan sirip,
kulit/lendir/sisik, insang berhubungan langsung dengan lingkungan. Dimana dalam
kondisi lingkungan yang kurang baik dan manajemen budidaya yang jelek seperti
kepadatan ikan yang terlalu tinggi pada satu kolam ataupun kurangnya
pengontrolan kualitas air, sehingga dengan manajemen yang kurang sempurna akan
mengakibatkan parasit akan lebih muda menyerang ikan, hal ini sesuai dengan
pernyataan Sinderman (1990) dalam Rustikawati et al. (2004), jika keadaan ikan
terganggu antara lain karena kepadatan yang tinggi, nutrisi yang kurang serta
kualitas air yang jelek akan menyebabkan kondisi ikan menjadi lemah sehingga
mudah terserang penyakit. Untergasser (1989) dalam Rustikawati et al. (2004),
menambahkan bahwa semakin tinggi kepadatan, maka semakin besar kemungkinan
gesekan yang dapat terjadi antara ikan yang dapat menularkan parasit secara
langsung atau menimbulkan luka yang dapat menjadi sasaran organisme patogen
lain (infeksi sekunder).
Berdasarkan grafik prevalensi parasit pada Ikan Mas (gambar 6), maka
dapat dianalisis bahwa prevalensi parasit Dactylogyrus sp. memiliki persentase
prevalensi yang paling besar dibandingkan parasit lainnya, yaitu sebesar 79%. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat infeksi parasit Dactylogyrus sp. cukup tinggi.
Kondisi seperti ini bisa terjadi jika kondisi lingkungan tempat hidup Dactylogyrus
sp. tumbuh mendukung, baik dari kondisi perairan dan juga kondisi inangnya.
Faktor yang mendukung berkembangnya parasit pada dasarnya adalah kepadatan
28
populasi yang tinggi, suhu air yang berubah-ubah dan kekurangan pakan (Cahyono
2000).
Hal ini juga dikarenakan cara perkembangbiakan Dactylogyrus sp. yang
berkembangbiak dengan bertelur dimana dalam satu kali pemijahan Dactylogyrus
sp. dapat menghasilakan beratus-ratus telur sehingga mampu menginfeksi banyak
ikan. Alasan tersebut sesuai dengan pernyataan Rustikawati et al. (2004) yang
menyatakan bahwa, Dactylogyrus sp. berkembangbiak dengan cara bertelur dan
ratusan ekor parasit dapat menginfeksi satu ekor ikan. Serangan Dactylogyrus sp.
terutama terjadi pada benih ikan berukuran 3-5 cm yang berada pada kondisi
perairan terburuk (Huet 1979 dalam Rustikawati et al. 2004). Selain itu lingkungan
dari perairan yang mendukung Dactylogyrus sp. untuk berkembangbiak dan karena
kepadatan dari lingkungan budidaya sehingga ikan yang terinfeksi oleh
Dactylogyrus sp. bergesekan dengan ikan sehat sehingga ikan yang sehat
terkontaminasi oleh ikan yang terkena parasit sehingga dapat menyebabkan
intensitas Dactylogyrus sp. tinggi.
Selanjutnya dengan prevalensi yang cukup tinggi pula yaitu Trichodina sp.
dengan persentase sebesar 29 %, hal tersebut juga dapat terjadi karena Trichodina
sp. merupakan parasit yang hidup pada inang (ikan) berbagai ukuran, tetapi
kebanyakan menyerang ikan yang sudah berukuran besar. Parasit ini akan
menyebabkan penyakit trichodiniasis. Penyakit ikan ini menimbulkan kerusakan
pada tubuh ikan dan insang. Penyakit trichodiniasis yang sudah parah ini dapat
menyebabkan gejala klinis ikan yang terinfeksi yaitu ikan lemah, warna tubuh tidak
cerah (kusam) dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya pada bagian dinding atau
dasar kolam dan jika sudah sangat parah kematian ikan akibat serangan parasit ini
cukup sering terjadi.
Berdasarkan data pada data angkatan, juga dapat dianalisis hasil prevalensi
pada endoparasit yang memiliki prevalensi yang hampir sama pada tiap spesiesnya
yaitu berkisar 1-4%, hal ini dikarenakan imunitas ikan dewasa pada umumnya
sudah cukup baik sehingga walaupun ada parasit yang masuk ke dalam tubuh, maka
sistem imunnya akan berusaha untuk melawan parasit tersebut. Selain itu, beberapa
spesies parasit yang ditemukan di dalam tubuh ikan tersebut juga, merupakan
29
spesies-spesies yang umum ditemukan pada ikan, hal tersebut karena parasit juga
membutuhkan inang yang sesuai dengan karakteristik hidup mereka.
Berdasarkan data hasil praktikum pemeriksaan parasit pada Ikan Mas, maka
dapat dianalisis Intensitas ektoparasit yang menginfeksi Ikan Mas secara
keseluruhan cukup besar yaitu berkisar antara 1-32 individu parasit/ekor inang,
yang menandakan bahwa dalam 1 ekor Ikan Mas terdapat 1-32 parasit yang
menyerang. Dimana Nilai intensitas jenis ektoparasit yang paling tinggi terdapat
pada spesies Myxosoma sp. yang memiliki nilai intensitas sebesar 32. Tingginya
intensitas jenis ektoparasit tersebut dikarenakan Myxosoma sp. merupakan
ektoparasit yang umumnya menyerang Ikan dikarenakan kondisi perairan yang
sangat mendukung bagi pertumbuhan parasit Myxosoma sp. Sedangkan intensitas
yang paling rendah diantaranya terdapat pada spesies Chironomis sp., Cyclops sp.
dan Marsipometra sp. yang semuanya memiliki nilai intensitas yang sama yaitu 1,
hal ini diakibatkan karena pada Ikan Mas yang dilakukan pemeriksaan, banyak
terdapat spesies parasit yang berbeda sehingga akan terjadi persaingan yang tinggi
antar parasit untuk dapat menyerap nutrisi yang terdapat pada Ikan sehingga dengan
adanya persaingan tersebut maka akan menyebabkan adanya spesies parasit yang
mendominasi di bandingkan parasit yang lain, salah satu yang mendominasi adalah
Trichodina sp. dan Michtoterus sp. Sedangkan Chironomis sp., Cyclops sp. dan
Marsipometra sp. memiliki daya saing yang rendah sehingga intensitas dari ketiga
jenis parasit itu juga sangan rendah.
Pada parasit yang bersifat endoparasit yang memiliki nilai intensitas yang
paling tinggi ada pada spesies Trichodina sp., dimana Trichodina sp. merupakan
endoparasit yang memiliki nilai intensitas yang cukup tinggi dibandingkan
endoparsit lainnya yaitu sebesar 10 individu/ekor yang menunjukkan bahwa dalam
1 ekor Ikan terdapat 10 Trichodina sp. yang menyerang Ikan. Hal ini juga dapat
menunjukan bahwa ikan mas yang diteliti banyak yang terkena penyakit
trichodiniasi, karena penyakit ini bisa disebabkan oleh parasite Trichodina sp. dan
Trichodinella sp., yang pada ikan mas yang diteliti ini jumlahnya lumayan banyak
intensitasnya. Sedangkan 10 parasit yang bersifat endoparasit lain yang menyerang
ikan mas tingkat intensitasnya hampir sama, contohnya ada spesies Culex sp.,
30
Chironomus sp., dan Rhabditis sp. yang memiliki tingkat intensitas 1 parasit/inang
ikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan parasit pada Ikan Mas, maka dapat
disimpulkan hasilnya sebagai berikut :
1. Didapatkan prevalensi ektoparasit tertinggi dari cacing Dactylogyrus (79%),
Gyrodactylus (34%), dan protozoa Trichodina (29%), sementara prevalensi
endoparasit umumnya hanya sedikit dengan yang paling banyak adalah
Anisakis dan Trichinella sebanyak 4%
2. Didapatkan intensitas ektoparasit tertinggi dari protozoa Myxosoma (32
ind/ekor) dan Trichodinella (19,5 ind/ekor), sementara intensitas endoparasit
terbanyak adalah Trichodina dengan 10 ind/ekor.
3. Berdasarkan data angkatan yang di dapatkan dan dibuat diagram ditemukan
intensitas parasit Ektoparasit lebih dominan sedangkan Endoparasit lebih
sedikit. Jumlah yang diketahui dalam data angkatan juga sangat beragam, hal
tersebut berarti jumlah parasit yang ditemukan dalam suatu ikan yang
terinfeksi, sangat tinggi dan ikan terinfeksi berat.
5.2 Saran
Pada praktikum pemeriksaan parasit Ikan ini sudah cukup baik, namun perlu
ada peningkatan kembali dari segala aspeknya, baik dari Praktikan dan laboran
sendiri. Masih perlunya bimbingan dari asisten dan laboran untuk mengontrol
kegiatan praktikum ini, agar Praktikan tidak salah dalam mengidentifikasi jenis
parasit pada praktikum pemeriksaan parasit ini.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
33
Susanto. 2007. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya, Jakarta.
Trimariani, Agnes. 1994. Petunjuk Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan.
Jatinangor : Fakultas PerIkanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Padjadjaran
LAMPIRAN
34
35
Infeksi Dactylogyrus
Infeksi Dactylogyrus dan
Trichodinella
37
Diambil lendir ikan menggunakan pisau dan disimpan pada cawan petri
Diambil sisik ikan menggunakan pisau dan disimpan pada cawan petri
Diambil insang ikan menggunakan gunting dan disimpan pada cawan petri
Diambil air dengan pipet tetes kemudian dicampurkan dengan cacahan insang
Diambil sebagian otot dan daging ikan kemudian dicacah pada objek glass
Diambil air dengan pipet tetes kemudian dicampurkan dengan cacahan otot dan daging
Diambil air dengan pipet tetes kemudian dicampurkan dengan cacahan usus
Kulit / Si
Insa
Lendir / Sisik ri
ng
I p
k
K a
Transversotrema sp
Achantocephala sp
Echinorhyncus sp
Marsipometra sp
Ichtyopthirius sp
e n
Trichodinella sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Clinostonum sp
Chirodinella sp
Chironomus sp
Nycthoterus sp
Opistorchis sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Myxosoma sp
Diplozoon sp
Rhabditis sp
Epistylis sp
l- k
Argulus sp
Cyclops sp
e
-
2
1 1 - - - 1 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - -
0
2 1 1 - - 1 - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - -
1 7
3 1 3 - - - 5 - - - - - - - - - - - - - - - -
0 3
7 1
4 1 3 - - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - -
3 0
5 1 - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - -
1
6 1 4 - - - 3 - - - - - - - - - - - - - 1 - - - -
7
2
7 1 - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - 1 - - - -
0
8 1 - - - 1 - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - -
9 1 - - - 1 - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - -
1
1 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
0
1
1 - - 1 - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - -
1
1
1 - - - - 2 - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - -
2
1
1 - - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - -
3
1 1
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 3
1
1 - - - - 1 - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - -
5
1 1
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - -
6 0
41
1
1 - - - - 1 - - - - - 1 - - - - - - - - - 1 - - -
7
1
1 - - - - - - - - - - 4 - - - 3 - - - - - - - - -
8
1
1 - - - - 3 - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - -
9
2
1 - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
0
2
1 - - - 1 1 - - - - - - - - 5 1 - - - - 3 - - - -
1
2
1 - - - - 3 - - - - - 1 - - - - 1 - - - - 1 - - -
2
2
1 - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - 1 - - -
3
2
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - -
4 1
J
u
1 1
m 2 1 7
0 1 7 1 0 0 0 0 0 7 0 0 5 2 1 5 0 7 3 0 0 0
l 4 4 3
3 4
a
h
Endoparasit
Usus Otot
Ika
Ke
n
l-
ke- Chiro Cul Trich Rhab Corcoc Epis Lampr
Dactylogyrus
nomus ex odina ditis aecum tylis oglena
sp
sp sp sp sp sp sp sp
1 1 - - - - - - - -
2 1 - - - - - - -
3 1 - - - - - - - -
4 1 - - - - - - - -
5 1 - - - - - - - -
6 1 - - - - - - - -
7 1 - 1 - - - - - -
42
8 1 - - - - - - - -
9 1 - - - - - - - -
10 1 - - - - - - - -
11 1 - - - - - - - -
12 1 - - - - - - - -
13 1 - - - - - - - -
14 1 - - - - - - - -
15 1 - - - - - - - -
16 1 - - - - - - - -
17 1 - - - - - - - -
18 1 - - - - - - - -
19 1 - - - - - - - -
20 1 - - - - - - - -
21 1 - - - - - - - -
22 1 - - - - - - - -
23 1 - - - - - - - -
24 1 - - - - - - - -
Ju
ml 24 0 1 0 0 0 0 0 0
ah
Kulit / Si
Insa
I Lendir / Sisik ri
ng
k p
K a
Transversotrema sp
Achantocephala sp
Echinorhyncus sp
e n
Marsipometra sp
Ichtyopthirius sp
Trichodinella sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Clinostonum sp
Chirodinella sp
Chironomus sp
Nycthoterus sp
Opistorchis sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Myxosoma sp
Diplozoon sp
Rhabditis sp
l- k
Epistylis sp
Argulus sp
Cyclops sp
e
-
1 1 - - - 3 - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - -
2 1 - - - - - - - - - - - - 1 - 3 - - - - - - - -
3 1 2 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - -
4 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - -
5 1 - - - 1 1 - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - -
6 1 - 2 - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - -
43
2
7 1 - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - -
7
8 1 - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - -
1
9 1 - - - 2 - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - -
8
1 3 1
1 - - - - 3 - - 2 - - - - - - - 2 - - - - - -
0 2 5
1
1 - - - - 2 - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - -
1
1
1 - - - 2 1 - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - -
2
1 1
1 - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 2 - - - -
3 2
1 2
1 - - - 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 3
1
1 - - - - 1 - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - -
5
1 1
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 5
1 8
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 7
2
1
1 5 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - -
8
2
1
1 - - - - 1 - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - -
9
2 2 3
1 - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - -
0 2 5
2
1 - - - 1 - - - - - - - - - 5 1 - - - - - - - - -
1
2
1 - - - - - - - - - - 1 - - - - 1 - - - - - - - -
2
2
1 - - - - - 2 - - - 1 1 - - - - - - - 1 - - - - -
3
J
u
3 1
m 2 4 3 3 3
4 3 1 2 0 1 2 1 3 5 0 4 0 4 3 2 3 0 0 0
l 3 0 1 2 7
2 7
a
h
44
Endoparasit
Usus Otot
Ika
Ke
n
l-
ke- Chiro Cul Trich Rhab Corcoc Epis Lampr
Dactylogyrus
nomus ex odina ditis aecum tylis oglena
sp
sp sp sp sp sp sp sp
1 1 - - - - - - - -
2 1 1 - - - - - - -
3 1 - - - - - - 2 -
4 1 - - - - - - - -
5 1 - - - - - - - -
6 1 - 1 - - - - - -
7 1 - - - - - - - 1
8 1 - - - - - - - -
9 1 - - - - - - - -
10 1 - - 10 - - - - -
11 1 - - - - - - - -
12 1 - - - - - - - -
13 1 - - - - - - - -
14 1 - - - - - - - -
15 1 - - - - - - - -
16 1 - - - 1 - - - -
17 1 - - - - - - - -
18 1 - - - - - - - -
19 1 - - - - - - - -
20 1 - - - - - - - -
21 1 - - - - - - - -
22 1 - - - - - - - -
23 1 - - - - 1 1 - -
Ju
ml 23 1 1 10 1 1 1 2 1
ah
45
Kulit / Si
Insa
I Lendir / Sisik ri
ng
k p
K
a
Transversotroma sp
e
Achantocephala sp
n
Trichodinella sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Dactylogyrus sp
Gyrodactylus sp
Chirodinella sp
Chironomus sp
Camallanus sp
Camallanus sp
Opistorchis sp
l
Trichodina sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Trichodina sp
Myxobolus sp
Myxobolus sp
Myxosoma sp
Diplozoon sp
Rhabditis sp
Rhabditis sp
k
Epistylis sp
Epistilis sp
Acarus sp
-
e
-
1 1 - - - - - - - - - - 4 - - - 3 - - -
1 - - - - - -
2 1 - - - - - - 1 - - - 2 - - - - - - -
6 - - 1 2 - -
3 1 - - - - - - 1 - - - - - - - - - - 1
- - - - - - -
4 1 - - - - - - - - - - - - - - 3 - - -
1 - - - - - -
5 1 - - - 4 - - - - - - - - - - 4 - - -
- - - - - - -
6 1 - - - - - - 1 - - - - - - - 4 - 1 -
- - - - - - -
7 1 - - - - - - - - - - 1 - - - - - - -
- - - - 1 - -
8 1 - - - 5 1 - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - -
9 1 - - - - - - - - - 2 - - - - 5 - - -
1 - - - - - -
1 1
1 - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - - -
0 1
1 1
1 - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - -
1 5
1
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - -
2
1 1
1 - - - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - -
3 9
1
1 - - - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - -
4
1 1
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 4
1 1
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 1
1
1 2 - - 3 - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - -
7
1
1 - - - - - - - - - 2 - - - - 5 - - - - - - - - - -
8
1 2
1 - - - 2 - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - -
9 4
2 1
1 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
0 4
46
2
1 - - - 9 - - - - 2 - - 3 - - 1 - - - - - - - - - -
1
2
1 - - - 5 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - -
2
2
1 1 - - 1 - - - - - - - - - - 1 - - - - 1 - - - - -
3
J
u
1
m 2 2 2
3 2 0 1 0 3 0 2 8 7 3 0 1 3 7 1 1 3 0 1 3 0 0
l 3 9 8
0
a
h
Endopara
sit
Usu
Otot
s Otot
Ik
K
an
el
ke
- Ca C Tric Rha Ani Ep Lam Rh Ca Tric
-
mall ul hod bdit sak isty Dactylog prog abd mall hin
anu ex ina is is lis yrus sp lena itis anu ella
s sp sp sp sp sp sp sp sp s sp sp
1 1 - - - - 1 - - - - - -
2 1 1 - - - - - - - - - -
3 1 - - - - - - - - - - -
4 1 - - - - 1 - - - - - -
5 1 - - - - - - - - - - 6
6 1 - - - - - - - - - - -
7 1 1 - - - - - - - - - 1
8 1 - - - - - - - - - - 1
9 1 - - - - 3 - - - - - -
1
1 - - - - - - - - - - -
0
1
1 - - - - - - - - - - -
1
1
1 - - - - - - - - - - -
2
1
1 - - - - - - - - - - -
3
1
1 - - - - - - - - - - -
4
47
1
1 - - - - - - - - - - -
5
1
1 - - - - - - - - - - -
6
1
1 - - - - - - - - - - -
7
1
1 - - - - - - - - - - -
8
1
1 - - - - - - - - - - -
9
2
1 - - - - - - - - - - -
0
2
1 - - - - - - - - - - -
1
2
1 - - - - - - - - - - -
2
2
1 - - - - - - - - - - -
3
J
u
m 23 2 0 0 0 5 0 0 0 0 0 8
la
h
22 Culex 2 2 1.00
23 Corcocaecum 1 1 1.00
24 Trichinella 8 2 4.00
25 Anisakis 5 3 1.67
26 Lamproglena 1 1 1.00