Macrobracium rosenbergii )
Udang galah sering juga dinamakan udang warang, udang satang atau conggah
sedangkan dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama “giant fresh water prawn”. Semua
jenis udang air tawar termasuk dalam familia palaemonidae dan udang galah adalah salah satu
1. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Artrhopoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malascostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Pleocyemata
Infraordo : Caridea
Superfamili : Palaemonoidea
Famili : Palaemonidae
Subfamili : Palaemoninae
Genus : Macrobrachium
Udang galah merupakan salah satu jenis udang air tawar dari
besar.Udang galah dewasa pada umumnya memiliki panjang tubuh 25-32 cm dan beratnya
100-300 gram/ekor. Tubuh tersebut terdiri atas ruas-ruas yang ditutupi oleh kulit keras yang
tersusun dari zat kitin yang kaku sehingga kulit udang tidak dapat mengikuti pertumbuhan
tubuhnya sehingga setiap periode tertentu udang akan melepaskan kulitnya (moulting) untuk
Udang ini mempunyai dua habitat dalam siklus hidupnya. Udang tersebut tumbuh dan
menjadi dewasa pada perairan tawar, namun pada fase larva hidup di air payau. Pada fase
larva akan mengalami sebelas kali pergantian kulit (moulting) yang diikuti dengan perubahan
struktur morfologi, hingga akhirnya bermetamorfosis menjadi juwana (juvenil). Sifat-sifat larva
yang umum adalah planktonis, aktif berenang dan tertarik oleh sinar tetapi menjauhi sinar
matahari yang terlalu kuat. Cenderung berkelompok pada fase larva dan akan semakin
menyebar dan individual serta bentik dengan bertambah umur. Di alam larva udang galah
sebutan udang galah. Badan udang terdiri atas 3 bagian, yaitu kepala dan dada(cephalothorax),
oleh kulit keras. Di bagian depan kepala, terdapat suatu lempengan karapas yang bergerigi,
Pada udang jantan sepasang “kaki jalan kedua” tumbuh panjang dan cukup besar menyerupai
galah. Panjangnya dapat mencapai 1,5 kali panjang badannya. Pada udang betina, kaki
tersebut relative kecil agak melebar dan membentuk ruang untuk mengerami telur
pasang. Selain untuk berenang, kaki renang pada udang betina juga berfungsi sebagai tempat
menempelkan telur-telur.
Bagian abdomen terdiri atas lima ruas. Setiap ruas dilengkapi sepasang kaki renang
(pleiopoda). Kaki renang pada udang betina agak melebar dan membentuk ruang untuk
tubuh yang kaki renangnya berfungsi sebagai pengayuh atau yang biasa disebut dengan ekor
Menurut Khairuman dan Amri (2004), udang galah memiliki ciri khusus, sehingga dapat
a). Rostrum udang galah panjang, langsing dan bagian pangkalnya bengkok. Gerigi pada rostrum
tersusun rata. Jumlah gerigi bagian atas 12–15, sementara jumlah gerigi bagian bawah 10–14.
b). Tutup insangnya memiliki garis luar mendatar, terutama udang galah yang masih muda.
c). Kulit penutup tubuh pada ruas kedua terletak di atas ruas pertama dan ketiga.
d). Pada udang galah jantan terdapat sepasang kaki jalan yang panjang.
Menurut Hadie dan Supriatna (1985), secara morfologis dan anatomis udang jantan
a. Udang jantan : dapat mencapai ukuran yang lebih besar daripada udang betina. Pasangan kaki
jalan yang kedua tumbuh sangat besar dan kuat, bahkan sampai 1,5 x panjang total badannya.
Bagian perut lebih ramping, ukuran pleuron lebih pendek. Alat kelamin terletak pada basis
pasangan kaki jalan kelima, dimana pasangan kaki ini terlihat lebih rapat dan lunak. Appendix
masculine terletak pada pasangan kaki renang kedua yang merupakan cabang ketiga dari kaki
renang tersebut.
b. Udang betina : ukuran tubuh biasanya lebih kecil daripada udang jantan. Pasangan kaki jalan
kedua tetap tumbuh lebih besar, namun tidak begitu besar dan kuat seperti pada udang jantan.
Bagian perut tumbuh melebar, pleuron memanjang sehingga ruangan pada bagian ini lebih
dalam. Bersama-sama dengan kaki renang, ruangan ini merupakan tempat pengeraman telur,
sehingga secara keseluruhan bentuk tubuhnya membesar pada bagian perut. Alat kelamin
betina terletak pada dangkal pasangan kaki jalan ketiga, merupakan suatu sumuran (lubang)
yang disebut “thelicum”. Jarak antara pangkal pasangan kaki jalan kiri dan kanan setiap
pasangan terlihat lebih lebar yang memungkinkan telur dapat berjalan kearah perut.
Alat kelamin primer yang disebut gonade terdapat didalam dada atau kepala dada. Pada
udang jantan yang dewasa gonade akan menjad testes yang berfungsi sebagai penghasil
sperma. Sedangkan pada udang betina, gonade akan menjadi ovarium (indung telur), yang
Ovarium yang telah matang akan meluas ke ekor, sperma yang dihasilkan oleh udang
jantan pada waktu kawin akan dikeluarkan dalam kantong sperma lendir yang dinamakan
disitu sampai saatnya peneluran. Apabila udang betina bertelur, spermatopora akan pecah dan
3. Tingkah Laku
Beberapa sifat dan kelakuan daripada udang penting sekali untuk diketahui, apabila kita
akan memelihara udang. Apabila kita tidak tahu akan sifat dan kelakuan maka akan
binatang yang aktif mencari makan pada waktu malam. Pada waktu mereka legih suka
beristirahat, bila membenamkan diri didalam lumpur maupun menempel pada suatu benda yang
Dalam keadaan normal yaitu apabila keadaan lingkungannya cukup baik, udang jarang
sekali menampakkan diri pada waktu siang hari. Apabila dalam suatu tambak udang nampak
aktif bergerak pada waktu siang ini menunjukkan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak
beres. Mungkin karena makannya kurang, kadar garam meningkat, suhu air meningkat, oksigen
kurang, ataupun senyawa-senyawa beracun seperti asam sulfida (H2S), zat asam arang (CO2),
b. Sifat kanibalistis
Sifat yang umum pula terdapat pada udang adalah sifat kanibalistis yaitu suatu sifat
suka memangsa kawannya atau jenisnya sendiri. Sifat ini sering timbul pada waktu udang
dalam keadaan sehat, tidak sedang molting atau ganti kulit. Sasarannya adalah udang yang
Dalam keadaan kekurangan makanan sifat kanibalistis akan nampak lebih nyata. Sifat
demikian ini sudah mulai nampak pada waktu udang masih tingkatan mysis. Untuk menghindari
kanibalistis, udang-udang yang sedang ganti kulit biasanya mencari tempat untuk bersembunyi.
Udang mempunyai kerangka luar yang keras (tidak elastis) oleh karena itu untuk tambah
menjadi besar, kulit luar tersebut harus dibuang atau diganti dengan kulit yang baru. Peristiwa
ganti kulit ini disebut molting. Udang muda cepat pertumbuhannya sehingga sering berganti
kulit. Menjelang ganti kulit garam-garam anorganik dari kulit baru yang masih lunak, terbentuk
Dalam pembentukan kulit, yang sekaligus juga merupakan kerangka, unsur kapur atau
kalsium (Ca) sangat diperlukan. Antara metabolisme untuk Ca, pertumbuhan, pengisian kulit
dan tekanan osmosis terdapat hubungan yang sangat erat. Oleh karena itu tersedianya unsur
Udang yang sedang berganti kulit keadaan tubuhnya sangat lemah, oleh karena itu
sangat mudah terjadi sasaran kanibalisme atau sasaran binatang-binatang yang memangsanya
(predator). Secara alami udang yang sedang berganti kulit selalu berusaha mencari temapt
Menurut Hadie dan Hadie (2002), apabila diperhatikan tingkah laku dan kebiasaan hidup
udang galah, fase dewasa udang galah sebagian besar dijalani didasar perairan tawar dan fase
larva bersifat planktonik yang sangat memerlukan air payau. Udang galah mempunyai habitat
perairan umum, misalnya rawa, danau dan sungai berhubungan dengan laut.
Di alam, udang galah dapat memijah di daerah air tawar pada jarak 100 km dari muara,
lalu larvanya terbawa aliran sungai hingga ke laut. Larva yang menetas dari telur paling lambat
3-5 hari harus mendapatkan air payau. Udang galah pada stadia juvenil sampai dewasa
menempati habitat air tawar dan pada stadia naupli sampai dengan post larva menempati
4. Siklus Hidup
Menurut Hadie dan Hadie (2002), udang galah dewasa akan memijah dan bertelur di air
tawar. Sejak telur dibuahi hingga menetas diperlukan waktu 16-20 hari. Larva yang baru
menetas memerlukan air payau sebagai lingkungan hidupnya. Apabila dalam jangka waktu 3 –
5 hari sesudah menetas tidak mendapatkan air payau, sebagian besar larva akan mati. Sejak
stadia pertama hingga stadia pasca larva memerlukan air payau dengan kadar garam 5 – 20
promil.
Mulai telur menetas hingga metamorfosis menjadi pascalarva, terjadi 11 kali ganti kulit.
Perubahan bentuk secara morfologis yang nyata ada 8 kali (8 stadia). Pada stadia 1 – 5,
mengalami 5 kali ganti kulit, sedangkan pada stadia 6 – 8 mengalami 6 kali pergantian kulit.
Dari masa telur menetas hingga menjadi pascalarva diperlukan waktu maksimal 45 hari.
Sesudah menjadi juwana (sudah menyerupai morfologi udang dewasa), udang dapat hidup
pada air tawar. Walupun demikian, juwana (juvenil) dapat hidup dan tumbuh pada lingkungan
Udang galah pada stadia juvenil sampai dewasa menempati habitat air tawar dan pada
stadia naupli sampai dengan post larva menempati habitat air payau dengan salinitas antara 5-
15 permil. Dalam perkawinan udang galah terjadi di lingkungan air tawar, telur yang terbuahi
diletakkan dibawah perut induk betina dan disangga oleh kaki renangnya. Induk udang ukuran
50 gram dapat dihasilkan telur antara 15.000 s/d 25.000 butir. Telur tersebut akan dilepas
dilingkungan air payau setelah 12-14 hari sejak pembuahan. Adapun lingkungan yang cocok
untuk penetasan udang galah adalah air payau dengan salinitas 11-13 permil. Telur yang telah
menetas untuk selanjutnya tumbuh menjadi dewasa sejalan dengan menurunnya nilai salinitas
Udang ini pada stadia nauplii sampai dengan post larva adalah pemakan plankton dan
lebih menyukai zooplankton, disamping itu juga sebagai pemakan detritus. Udang galah
dewasa adalah pemakan segala makanan yang dijumpainya. Dalam keadaan yang tidak cukup
tersedia makanan, udang ini dapat bersifat kanibal yaitu memakan sesama udang galah yang
dalam keaadan lemah (pada saat pergantian kulit). (Maskur, dkk. 1986).