Anda di halaman 1dari 3

Sotong memiliki persebaran yang luas, mulai dari perairan yang hangat, perairan tropis yang

dangkal hingga daerah laut dalam. Diketahui ada 120 spesies sotong yang tersebar di dunia
dengan ukuran bervariasi mulai dari 15 cm hingga sotong raksasa Australia berukuran 0,5 m
(tidak termasuk panjang tentakelnya) dengan berat mencapai lebih dari 10 kg. 
Cuttlefish memiliki peran dalam ekosistem laut sebagai mangsa maupun predator yang menjaga
keseimbangan rantai makanan di laut. Cuttlefish dapat menjadi makanan atau mangsa bagi hiu,
anjing laut, paus, lumba-lumba, burung laut, dan ikan laut dalam. Peran lain hewan ini dalam
ekosistem ialah menjaga keseimbangan ekosistem dengan memakan berbagai jenis hewan laut. 
Jenis mangsa dari sotong bermacam-macam tergantung pada daerah hidup sotong tersebut.
Hewan yang sering dikonsumsi ialah udang kecil, ikan, krustasea berukuran kecil, dan jenis
moluska lainnya mengingat sotong ialah hewan yang termasuk kedalam jenis karnivora atau
pemakan daging.
Sotong merupakan hewan dioecious yang berarti memilliki jenis kelamin jantan dan betina yang
terpisah. Sotong jantan melepas sperma ke sotong betina melalui lengan hectocotylized, yaitu
lengan modifikasi untuk kawin. Sotong memiliki siklus hidup yang pendek, hanya berkisar 12
sampai 18 bulan. Inilah alasan reproduksi sotong sangat prolific, yang berarti dapat
menghasilkan telur dengan jumlah yang sangat banyak. 
Sekali bertelur, sotong betina dapat melepaskan ribuan relur ke dalam arus deras laut. Beberapa
hewan laut memanfaatkan telur sotong sebagai makanan sementara ada pula yang memakan
sotong ketika sudah berkembang ke fase juvenile. Telur sotong berukuran cukup besar dengan
diameter 6-9 mm. 
Telur-telur sotong diwarnai dengan tinta hitam yang membantu untuk menyamarkan dari
lingkungannya. Ketika sudah menetas, sotong tersebut masih mendapat nutritious yolk sebagai
sumber nutrisi sampai ke tahap dimana sotong sudah bisa mencari makan sendiri. Siklus
reproduksi ini terjadi secara berlanjut dalam setahun dengan lonjakan mating pada bulan Maret
dan Juni.
Dalam bertahan hidup di lingkungan laut, sotong melakukan beberapa adaptasi. Salah satunya
ialah kemampuan untuk berkamuflase dari predatornya dengan cara mengubah warna tubuh
menyesuaikan lingkungannya. Warna dasar dari sotong pada umumnya cokelat dengan bintik
hitam. Perubahan warna sotong yang mengikuti lingkungannya dalam kamuflase dapat terjadi
karena 3 tipe struktur pada kulitnya yaitu chromatophore (pigmen pada kulit
sotong), iridophores, papilla (yang membuat tekstur), dan leucophores. 
Kamuflase sotong akan mengikuti keadaan di lingkungannya, sesuai dengan apa yang
diobservasi oleh pupil dari sotong. Pupil ini yang  mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
diterima oleh mata. Kulit sotong memiliki 3 lapisan sel pigmen yang menghasilkan warna
kuning, merah, dan cokelat. 
Sel-sel ini terletak dalam kantung yang dapat meregang dengan tujuan untuk menambah atau
mengurangi warna yang dihasilkan. Dibawah lapisan tersebut ada lapisan warna lainnya dari sel
refleksi yaitu iridophores yang menghasilkan warna biru, hijau, merah, dan merah muda.
Selanjutnya ada leucophores yang menghasilkan warna putih. Selain itu ada pula
struktur papillae yang dapat meniru tampilan yang rigid seperti bentuk karang di laut.
Adaptasi sotong lainnya ialah menggerakkan matanya lebih jauh atau lebih dekat dengan retina.
Sotong memiliki otot yang dapat berkontraksi dan meregangkan jaringan disekitar pupil, mirip
dengan sel pigmen pada kulit sotong. 
Mata sotong juga memiliki kontrol saraf langsung yang mana ketika ada informasi yang diterima
oleh mata maka otak akan langsung mengirim sinyal langsung ke kulit untuk mengubah warna
untuk meniru keadaan lingkungannya. Semua proses tersebut terjadi secara spontan. Ketika
sedang mengintai mangsanya, sotong akan berkamuflase untuk diam-diam mendekat untuk
memangsa. Namun ketika mangsanya menyadari kehadiran sotong, maka ia akan berhenti
berkamuflase dan membuat kilat cahaya atau flash yang membuat mangsanya linglung lalu
membuat semburan atau ledakan di dalam air yang dapat membuat sotong kabur dengan cepat.
Sotong juga memiliki 8 lengan dan 2 tentakel. Semua lengannya memiliki suckers atau
penghisap di sepanjang bagian lengan sementara tentakel hanya memiliki suckers di ujung saja.
Tentakel sotong biasanya tersembunyi dan digunakan untuk menyerang mangsa yang diikat
dengan lengannya. Lengan sotong juga dapat berfungsi untuk menimbulkan efek seolah-olah
sotong terlihat lebih besar dari ukuran aslinya, dengan tujuan untuk melindungi diri dari predator
ketika sotong dalam keadaan terancam.
Sotong ( Sepia sp.). Sistem pencernaannya adalah dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan
anus yang letaknya pada bagian tubuh di sebelah bawah sifon

Landak Laut (Echinus spp.)


 
Klasifikasi
Kingdom              : Animalia
Filum                     : Echinodermata
Kelas                     : Echinoidea
Ordo                      : Echinoida
Famili                    : Echinidae
Genus                    : Echinus
Species                  : Echinus spp.
Ciri-ciri
Landak laut atau disebut juga sebagai bulu babi (Echinoidea) adalah hewan laut yang berbentuk
bundar dan tertutup duri yang dapat digerakkan di seluruh permukaan tubuhnya. Tubuh dibagi
menjadi bahgian oral dan aboral. Cangkang tersusun oleh zat kapur yang tersusun membentuk
pola. Duri-duri di permukaan tubuhnya bersendi pada bagian yang menonjol (tuberkel)
sedangkan bagian yang tidak berduri terlihat memiliki kaki tabung (kaki ambulakral) yang
digerakkan oleh sistem peredaran air. Landak laut dapat dijumpai di daerah pasang surut hingga
kedalaman 5000 meter dengan substrat karang maupun pasir.
Persebaran
Landak laut tersebar luas di seluruh dunia terutama daerah perairan tropis dan subtropis. Landak
laut tersebar di sepanjang daerah intertidal pantai yang berkarang di Gunungkidul. Keragaman
jenis landak laut ini mencapai 14 jenis.

Anda mungkin juga menyukai