Anda di halaman 1dari 5

M AJIBIL KHAQ

4401417067

ROMBEL 3 P BIO 2017

RESUME DISKUSI OSTEICHTHYES

 Ikan Buntal

Ikan buntal merupakan salah satu contoh ikan dari ordo tetradontiformes, Ikan buntal
terkenal mengandung racun yaitu tetrodoksin (TTX). Racun tersebut memiliki sifat
neurotoksin sampai saat ini belum ditemukan penawar racunnya. Noguchi dan
Arakawa (2008) menyatakan bahwa kandungan tetrodotoksin yang terdapat ikan
buntal dipengaruhi oleh makanannya sedangkan menurut Williams (2010) selain dari
makanan bisa juga berasal dari kondisi perairannya. Jenis ikan buntal yang ditemukan
beracun adalah ikan buntal pisang (Tetraodon lunaris). Ikan buntal pisang merupakan
ikan buntal yang mempunyai kandungan racun yang tinggi pada jaringan ototnya
yaitu lebih dari 1000 MU/g, sedangkan pada kulit ikan ini mempunyai kandungan
racun antara 100-1000 MU/g. Tingkat toksisitas yang rendah terdapat pada bagian
ovari, testis, hati dan usus ikan ini yaitu kurang dari 10 MU/g. Darah ikan buntal
pisang tidak mengandung tetrodotoksin (Noguchi dan Arakawa 2008). Ikan tersebut
merupakan ikan yang terkenal di Jepang dengan nama dokusabafugu (Tetraodon
lunaris, Gastrophysus lunaris, Lagocephalus lunaris).

 Ikan sidat
Ikan sidat termasuk dalam ikan diadrom yang masuk dalam kelompok ikan bersifat
catadromus, dimana daur hidupnya terbagi menjadi 3 fase, Fase di lautan, Fase di
estuari dan Fase di air sungai.Ikan sidat memijah di lautan pada kedalaman 400-500
meter dan setelah telurnya dikeluarkan telur-telur tersebut akan mengapung, karena
massa jenis telur tersebut lebih ringan dari massa jenis air di sekitarnya maka telur-
telur tersebut naik ke permukaan dan menetas menjadi larva leptocephalus.Daur hidup
Anguilla sp. pada fase pelagik (larva) leptocephalus mencapai bentuk daun dan akan
mengalami perubahan bentuk (metamorfosis). Bentuk ikan sidat sudah menyerupai
bentuk ikan sidat dewasa, tetapi tubuhnya belum memiliki pigmen disebut glass eel
(sidat kaca). Selanjutnya sidat kaca tersebut mengikuti arus ke arah pantai, kemudian
beruaya ke muara sungai. Setelah memasuki habitatnya tersebut, peristiwa pigmentasi
terjadi sehingga menjadi ikan sidat kecil yang disebut elver yang berpigmen. Elver
akan bermigrasi ke arah hulu kemudian tumbuh menjadi ikan dengan ukuran dewasa.
Ikan sidat dewasa yang memiliki pigmentasi kuning dan cokelat disebut ikan sidat
kuning dan ikan sidat cokelat. Ikan sidat kuning ini bentuknya seperti sidat dewasa
lainnya namun organ kelamin belum berkembang secara sempurna. Selanjutnya sidat
tumbuh dan warnanya akan berubah menjadi perak (Xanthocrhomatism) yang terlihat
pada bagian dasar perutnya. Perkembangan sidat menjadi silver eel terjadi di air
tawar. Ikan ini tinggal di perairan air tawar selama 10-15 tahun dan kemudian akan
masuk tahap memijah sehingga sidat harus bermigrasi ke lautan kembali. (Sasono,
2001).

 Hanyutan genetik (Genetic Drift)

Hanyutan genetik (Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan
perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh
probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup
dan bereproduksi. Sifat –sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-
sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara
seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang
dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-
perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Spesies ikan tulang sejati (osteichthyes) yang ada pada saat ini juga merupakan hasil
dari hanyutan genetik. ikan pada superclass Agnatha merupakan ikan yang tidak
memiliki rahang, kemudian termodifikasi menjadi memiliki rahang. kemudian rahang
tersebut berkembang melalui modifikasi batang rangka yang sebelumnya menyokong
insang. Osteichthyes saat ini memiliki rahang yang bersendi sebagai predator aktif
dan mampu mengejar dan menggigit mangsanya.

 Perbedaan saecopterygii dan actinopterygii

 Mekanisme
Ikan buntal menggembungkan tubuhnya
Ikan buntal menggembungkan tubuhnya ketika merasa terancam. Bahkan, tubuh ikan
buntal dapat menggembung 2-3 kali dari ukuran asli tubuhnya. Saat tubuh ikan buntal
menggembung, duri-duri beracun yang ada di tubuh mereka juga akan ikut
berdiri.Kantung lambung ikan buntal dapat membesar dengan cara memasukkan air
atau udara ke dalam lambung. Kemampuan menggelembung ini disebabkan oleh
bekerjanya otot esofagikokardia dan otot pada sfingter pilorik (Yusfiati et al. 2006).
Lambung ini dapat menjadi besar karena kulit ikan buntal memiliki serabut kolagen
elastis tersusun berombak di bagian dermis yang dapat mengulur menjadi memanjang
saat terjadinya penggelembungan. Ikan ini juga tidak memiliki tulang rusuk pleural,
sirip pelvis dan tulang pelvis. Pengosongan kantung lambung dapat berlangsung oleh
kontraksi otot lambung yang dibantu oleh otot-otot abdominal tubuh ikan. Air atau
udara yang mengisi lambung pada saat terjadi pengosongan kantung di lambung
dikeluarkan melalui celah insang yang berada di bagian anterior sirip dada.
Modifikasi lambung ikan buntal digunakan sebagai alat untuk mempertahankan
dirinya dari predator (Lagler et al. 1977).

 Alasan siluroidei (lele2an) dan Cyprinoidei (co : nila, mas) dimasukan dalam
ordo yang sama yaitu Cypriniformes. Cyprinoidei lebih banyak kemiripan
dengan Perciformes (co : kakap)

Cypriniformes

Meskipun anggota ordo Perciformes mirip dengan sub ordo Cyprinoidei, namun
Perciformes tidak termasuk ordo Cypriniformes. Jika ditinjau dari ciri-cirinya, ordo
Cypriniformes ciri khasnya adalah memiliki gelembung udara yang disebut
physostomy, memiliki sungut atau tidak, sirip tanpa jari-jari keras atau bila ada hanya
satu spina pada sirip punggung, sirip dada, atau sirip ekor, memiliki 1 buah sirip
punggung, sirip perut bersifat abdominal (pangkalnya terletak di belakang
pertengahan sirip dada). Cypriniformes dilengkap bangunan spt barbel di bagian
mulutnya.

Perciformes
Sedangkan ciri ordo Perciformes adalah tidak memiliki physostomy, tidak memiliki
sungut, semua sirip disokong oleh jari-jari keras, memiliki 2 buah sirip punggung,
sirip perut di daerah dada. Pada perciformes jari2 siripnya biasanya ada bagian yang
tajam diujungnya.

 Lattimeria dikatakan fosil hidup

Lattimeria dikatakan fosil hidup dan berkerabat dekat dengan tetrapoda karena sirip
berlobi dan daging dilengkapi atau disokong elemen-elemen tulang mirip elemen
tulang pada ekstremitas anterior tetrapoda.

 Pada kuda laut betina tidak memiliki kantung pengeraman

Kuda laut betina tidak memiliki Hal itu merupakan salah satu keunikan perkembang
biakan dari kuda laut. Kuda yang yang memiliki kantung pengeraman (brood pouch)
adalah kuda laut jantan karena kuda laut jantan yang akan "hamil" atau mengerami
telur-telur yang telah dibuahi.

Anda mungkin juga menyukai