Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENYAKIT VIRAL NERVOUS NECROSIS PADDA IKAN

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Ilmiah, M.Si

DISUSUN OLEH:
ANANDA ANIA WAHYUDI
07120220029

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi teladan bagi umat manusia
dalam menjaga keseimbangan alam.

Dalam ranah akuakultur, kesehatan ikan menjadi faktor kunci yang menentukan
kesuksesan produksi. Salah satu ancaman utama yang dihadapi dalam budidaya ikan
adalah penyakit viral, yang dapat menyebabkan kerugian besar dalam industri
perikanan. Penyakit Viral Nervous Necrosis (VNN) merupakan salah satu penyakit
viral yang memiliki dampak serius terhadap populasi ikan, terutama di lingkungan
akuakultur.

Penyakit ini, yang disebabkan oleh virus Nervous Necrosis Virus (NNV), telah
menjadi perhatian utama dalam penelitian akuakultur karena tingkat kefatalannya yang
tinggi dan kemampuannya untuk menyebar dengan cepat di antara populasi ikan.
Dengan peningkatan intensifikasi budidaya ikan, pemahaman yang mendalam tentang
patogenesis, diagnosis, pencegahan, dan pengendalian VNN sangat penting untuk
menjaga keberlanjutan industri perikanan.

Dalam makalah ini, kami menyajikan tinjauan komprehensif tentang penyakit


VNN pada ikan, termasuk informasi tentang sejarah penyakit, karakteristik virus
penyebab, gejala klinis yang terkait, serta strategi pencegahan dan pengendalian yang
dapat diimplementasikan dalam praktik akuakultur. Semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi yang berharga dalam upaya melindungi kesehatan ikan dan
menjaga keberlanjutan produksi akuakultur.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan
dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber
informasi yang berguna dalam pemahaman lebih lanjut tentang penyakit viral nervous
necrosis pada ikan.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

[Penulis]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................................4
C. TUJUAN ..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................5
A. PATOGENESIS DAN GEJALA KLINIS PENYAKIT VIRAL NERVOUS
NECROSIS (VNN) ..........................................................................................................5
B. METODE DIAGNOSIS, PENCEGAHAN, DAN PENGENDALIAN YANG
EFEKTIF UNTUK MENGATASI PENYAKIT VNN PADA IKAN DALAM
KONTEKS PRAKTIK AKUAKULTUR .......................................................................6
BAB III PENUTUP .............................................................................................................9
A. KESIMPULAN ........................................................................................................9
B. SARAN.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Industri akuakultur adalah industri yang berkembang pesat,
menyediakan pakan berbasis protein hewani untuk populasi global yang terus
bertambah. Di antara berbagai jenis ikan yang dibudidayakan, ikan merupakan
salah satu komoditas penting yang mempunyai kualitas tinggi. Namun
permasalahan kesehatan dalam budidaya ikan seringkali menjadi kendala utama
dalam mencapai produksi yang optimal.
Penyakit akibat virus merupakan ancaman serius yang dapat
menimbulkan kerugian besar pada sektor budidaya perikanan. Di antara
berbagai penyakit virus yang menyerang ikan, virus neuronecrosis (VNN) telah
menjadi perhatian utama karena dampak buruknya terhadap populasi ikan.
VNN disebabkan oleh virus neuronecrosis (NNV). telah dilaporkan
menyerang banyak spesies ikan laut dan air tawar di seluruh dunia. Virus ini
mempunyai kemampuan menyebar dengan cepat pada populasi ikan yang
terinfeksi sehingga menyebabkan angka kematian yang tinggi dalam waktu
yang relatif singkat.
Pemahaman menyeluruh tentang patogenesis dan gejala klinis sangat
penting. Skrining, diagnosis, pencegahan dan pengendalian VNN sangat
penting penting dalam upaya melindungi kesehatan ikan budidaya dan menjaga
keberlanjutan produksi budidaya perikanan. Oleh karena itu, penelitian dan
informasi terkait penyakit ini sangat berharga dalam konteks pengembangan
strategi pengelolaan penyakit yang efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana patogenesis dan gejala klinis penyakit Viral Nervous Necrosis
(VNN) pada ikan mempengaruhi kesehatan dan keberlanjutan populasi ikan
budidaya?
2. Apa saja metode diagnosis, pencegahan, dan pengendalian yang efektif
untuk mengatasi penyakit VNN pada ikan dalam konteks praktik akuakultur?
C. TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah mempelajari dampak patogenesis dan gejala
klinis virus neuronecrosis (VNN) pada ikan terhadap kesehatan dan
keberlanjutan populasi ikan budidaya. Selain itu, kami juga bertujuan untuk
mengidentifikasi metode diagnostik, pencegahan dan pengendalian yang
efektif untuk memerangi penyebaran penyakit ini dalam operasi budidaya
ikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PATOGENESIS DAN GEJALA KLINIS PENYAKIT VIRAL


NERVOUS NECROSIS (VNN)
Viral neuronecrosis (VNN) merupakan penyakit yang sangat merugikan
dalam industri akuakultur, terutama pada ikan budidaya. Patogenesis dan gejala
klinis VNN mempunyai dampak signifikan terhadap kesehatan dan
keberlanjutan populasi ikan budidaya. Patogenesis VNN bergantung pada
infeksi virus Betanodavirus yang menyerang sistem saraf pusat (SSP) ikan dan
menyebabkan nekrosis atau kematian sel saraf. Virus ini sering masuk ke dalam
tubuh ikan melalui insang atau luka pada kulit. Setelah masuk, virus akan
berkembang biak di dalam sel, terutama sel saraf sehingga menyebabkan
kerusakan jaringan dan disfungsi sistem saraf pusat. (Sudaryatma & Lestari,
2014)
Gejala klinis VNN bervariasi tergantung tergantung pada jenis ikan dan
stadium infeksinya, namun seringkali juga mencakup perubahan perilaku
seperti kebingungan, gerakan tidak terkoordinasi, dan kehilangan nafsu makan,
pendarahan internal, kelumpuhan, gemetar, dan bahkan kematian mendadak.
Gejala-gejala ini berkembang dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian
segera setelah ikan menunjukkan tanda-tanda infeksi pertama. Dalam konteks
industri akuakultur, dampaknya sangat parah. Infeksi VNN dapat menyebabkan
kematian massal pada ikan budidaya, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi
yang signifikan bagi para petani ikan. Selain itu, penyakit ini juga dapat
berdampak pada perdagangan internasional ikan budidaya karena pembatasan
perdagangan yang bertujuan mencegah penyebaran penyakit.
Untuk menjaga kesehatan dan keberlanjutan populasi ikan budidaya,
langkah-langkah untuk mencegah dan mengendalikan VNN sangatlah penting.
. . Praktik biosekuriti yang ketat, termasuk pengawasan penyakit secara berkala,
karantina ikan baru, dan vaksinasi merupakan langkah-langkah yang dapat
diambil untuk meminimalkan risiko infeksi VNN. Surveilans penyakit secara
teratur akan membantu mendeteksi infeksi pada tahap awal sehingga tindakan
pencegahan dapat segera dilakukan untuk menghentikan penyebarannya.
Mengkarantina ikan baru yang masuk ke fasilitas juga penting untuk mencegah
masuknya virus ke dalam populasi ikan yang ada. Selain itu, mengembangkan
vaksin yang efektif terhadap VNN dapat menjadi solusi efektif untuk
mengendalikan penyebaran penyakit ini.
Penting untuk dipahami bahwa pencegahan Mencegah VNN bukan
hanya tanggung jawab para petani ikan tetapi juga memerlukan kerja sama antar
petani. , pemerintah dan pakar akuakultur. Program pengawasan penyakit yang
ketat, peraturan ketat mengenai impor dan ekspor ikan budidaya serta
kampanye untuk meningkatkan kesadaran di kalangan petani tentang praktik
biosekuriti yang baik merupakan elemen kunci dalam upaya pencegahan dan
pengendalian VNN.
Selain itu , penelitian lebih lanjut dan upaya pencegahan juga diperlukan
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang patogenesis
VNN dan mengembangkan strategi pengendalian yang efektif. Penelitian ini
mungkin mencakup pengembangan metode deteksi yang lebih sensitif,
pemahaman yang lebih baik tentang interaksi antara virus dan inang, dan
pengembangan vaksin yang lebih efektif. Oleh karena itu, melalui upaya
kolaborasi antara petani, pemerintah, pakar akuakultur, dan peneliti, diharapkan
dapat ditemukan solusi efektif untuk mengatasi permasalahan VNN dan
menjaga keberlanjutan industri akuakultur di masa depan. (Suwantoro, 2021)

B. METODE DIAGNOSIS, PENCEGAHAN, DAN PENGENDALIAN


YANG EFEKTIF UNTUK MENGATASI PENYAKIT VNN PADA
IKAN DALAM KONTEKS PRAKTIK AKUAKULTUR
1. Diagnosis penyakit VNN pada ikan
Mendiagnosis virus neuronekrosis (VNN) pada ikan merupakan
langkah penting dalam upaya melindungi populasi ikan dalam operasi
budidaya. Pemeriksaan histopatologi merupakan salah satu metode utama
untuk mendiagnosis VNN. Dengan menggunakan metode ini, dokter
hewan atau ahli patologi akan mengambil sampel jaringan dari ikan yang
dicurigai dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk mengetahui tanda-
tanda khas infeksi VNN. Biasanya kerusakan yang terjadi pada jaringan
otak dan sistem saraf ikan menjadi petunjuk utama yang harus dicari.
Cedera ini mungkin termasuk nekrosis atau kematian jaringan serta
peradangan. Pemeriksaan histopatologi memungkinkan dokter melihat
perubahan patologis yang terjadi pada tingkat jaringan, sehingga
memberikan gambaran infeksi VNN yang lebih jelas. (Kurniawan, et al.,
2023)
Selain itu, mendeteksi visualisasi virus secara langsung juga penting
dalam proses diagnostik. Metode molekuler seperti PCR (Polymerase
Chain Reaction) umumnya digunakan untuk mendeteksi keberadaan
materi genetik virus dalam sampel jaringan ikan. PCR memungkinkan
amplifikasi fragmen DNA atau RNA virus, memungkinkan penentuan
keberadaan virus secara cepat dan spesifik. Hal ini mempercepat proses
diagnostik dan memungkinkan penerapan tindakan pencegahan lebih
cepat.
Selain pemeriksaan histopatologi dan deteksi virus secara langsung,
pengujian serologis juga dapat menjadi bagian dari proses diagnostik.
Pengujian serologis digunakan untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan
ikan sebagai respons terhadap infeksi VNN. Meskipun tidak secepat atau
sespesifik PCR, pengujian serologis dapat memberikan informasi
tambahan tentang paparan virus pada populasi ikan.
Dengan menggabungkan metode-metode ini, mereka yang berpraktik di
perusahaan Akuakultur dapat memberikan diagnosis yang lebih akurat
mengenai keberadaan VNN di tubuh mereka. ikan. Hal ini memungkinkan
penerapan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian secara tepat
waktu, seperti mengkarantina ikan yang terinfeksi dan meningkatkan
biosekuriti, untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut di fasilitas
budidaya perikanan.
2. Pencegahan penyakit VNN pada ikan
Pencegahan virus neuronekrosis (VNN) pada ikan di budidaya
perikanan memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Salah satu langkah kunci untuk mencegah VNN adalah dengan
menerapkan langkah-langkah biosekuriti yang ketat. Hal ini mencakup
penggunaan air bersih dan bebas kontaminan, desinfeksi peralatan dan
infrastruktur budidaya perikanan secara teratur, dan pemantauan ketat
terhadap semua benda atau individu yang masuk dan keluar. Langkah ini
bertujuan untuk mencegah masuknya virus ke dalam lingkungan budidaya
dan mengurangi risiko penyebaran penyakit pada populasi ikan.
(Mahardika, Koesharyani, & Tridjoko, 2002)
Selain itu, praktisi budidaya perikanan sering menerapkan tindakan
Karantina pada ikan baru sebelum dimasukkan ke dalam populasi yang
sudah ada. Masa karantina ini memberikan kesempatan untuk memantau
kesehatan ikan baru dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara
menyeluruh, memungkinkan calon pembawa penyakit dapat diidentifikasi
dan dikarantina sebelum berinteraksi dengan ikan lain. Oleh karena itu,
tindakan karantina berperan penting dalam mencegah penyebaran VNN
pada populasi ikan yang ada.
Selain tindakan pencegahan langsung, budidaya ikan Produksi juga
dapat meningkatkan kesehatan ikan secara keseluruhan melalui
pengelolaan pakan yang baik dan menjaga lingkungan yang optimal. Ikan
yang diberi nutrisi baik dan hidup di lingkungan yang bersih dan stabil
sering kali memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat, sehingga mereka
lebih mampu melawan infeksi, termasuk VNN.
Selain itu, mengembangkan vaksin yang efektif melawan VNN bisa
menjadi sebuah solusi. langkah proaktif dalam upaya pencegahan.
Vaksinasi dapat meningkatkan ketahanan ikan terhadap infeksi VNN
sehingga mengurangi risiko penyebaran penyakit pada populasi budidaya.
Namun, pengembangan vaksin memerlukan penelitian dan pengujian yang
cermat untuk memastikan keamanan dan efektivitas sebelum
memperkenalkannya ke dalam praktik akuakultur.
Dengan mengintegrasikan semua langkah-langkah ini ke dalam praktik
pengelolaan akuakultur, para praktisi dapat secara signifikan mengurangi
risiko infeksi VNN dan mempertahankannya. kesehatan dan produktivitas
populasi ikan mereka.
3. Pengendalian penyakit VNN pada ikan
Pengendalian virus neuronekrosis (VNN) pada ikan dalam operasi
budidaya melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, praktisi harus
mengkarantina ikan yang terinfeksi untuk mencegah penyakit menyebar ke
spesies ikan lain dalam populasi. Skrining dan tes rutin juga penting untuk
deteksi dini infeksi VNN dan tindakan yang tepat. Selain itu, praktisi harus
meningkatkan kesehatan populasi ikan secara keseluruhan melalui
pengelolaan pakan yang baik dan lingkungan yang bersih. Kolaborasi
dengan badan pengatur dan investasi dalam penelitian juga diperlukan
untuk mengembangkan strategi pengendalian yang lebih efektif. Dengan
menggabungkan semua langkah ini, para praktisi dapat meningkatkan
kemampuan mereka dalam mengendalikan penyebaran VNN dan menjaga
kesehatan populasi ikan mereka. (Nurkhozin, Achmad, Bakti, Afriani, &
Natsir, 2022)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penyakit Viral Nervous Necrosis (VNN) merupakan ancaman
serius bagi keberlanjutan industri akuakultur karena gejala
klinisnya yang cepat mematikan dan dampak ekonomi yang
signifikan akibat kematian massal ikan budidaya. Patogenesis
VNN yang melibatkan kerusakan pada sistem saraf pusat (SSP)
ikan memerlukan langkah-langkah pencegahan dan
pengendalian yang ketat, seperti pemantauan penyakit, karantina
ikan baru, dan vaksinasi. Kolaborasi antara peternak,
pemerintah, ahli akuakultur, dan peneliti sangat penting dalam
mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi
penyebaran VNN dan menjaga keberlanjutan industri akuakultur
di masa depan..
2. Dalam praktik akuakultur, pengendalian penyakit Nervous
Necrosis Virus (VNN) pada ikan memerlukan pendekatan yang
komprehensif. Langkah-langkah pencegahan seperti praktik
biosekuriti yang ketat dan manajemen populasi yang efektif
penting untuk mencegah masuknya dan penyebaran VNN di
dalam fasilitas. Di samping itu, deteksi dini melalui penyaringan
dan pengujian, serta peningkatan kesehatan umum populasi ikan,
menjadi kunci dalam upaya pengendalian. Kerjasama dengan
otoritas pengatur dan investasi dalam penelitian lanjutan juga
diperlukan untuk mengembangkan strategi pengendalian yang
lebih efektif. Dengan mengintegrasikan semua langkah ini,
praktisi akuakultur dapat meningkatkan kemampuan mereka
untuk mengatasi VNN dan menjaga kesehatan serta
keberlanjutan operasi mereka..
B. SARAN
Teliti lebih lanjut tentang strategi pengendalian yang meliputi
manajemen populasi, penyaringan dan pengujian rutin, peningkatan
kesehatan umum ikan, kerjasama dengan otoritas pengatur, dan
penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, R. A., Sugianti, B., Pradnyani, N. N., Lestari, A. T., Anwar, Suardana, I. N., . . .
Razak, I. (2023). Deteksi molekuler penyakit vira; nervous necrosis (VNN) pada ikan
kerapu di wilayah kabupaten buleleng provinsi Bali. JurnalTECHNO-FISH, 27-36.
Mahardika, K., Koesharyani, I., & Tridjoko. (2002). UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT VIRAL
NERVOUS NECROSIS PADA YUWANA KERAPU BEBEK (CromiIeptes altivelis) MELALUI
VAKSINASI. Jumal Penelitian Peikanan lndonesia, 67-72.

Nurkhozin, A. A., Achmad, D. S., Bakti, N. S., Afriani, I., & Natsir, S. R. (2022). PREVALENSI
VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN) PADA IKAN KERAPU EKOR BULAN (Variola sp.) DI
PERAIRAN GORONTALO. Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan, 99-108.
Sudaryatma, P. E., & Lestari, A. T. (2014). Imunohistokimia Patogenitas Viral Nervous
Necrosis Isolat Lapang Bali yang Diinfeksikan pada Kerapu Macan Budidaya. ACTA
VETERINARIA INDONESIANA, 54-61.
Suwantoro. (2021). Status Hematologi pada Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus sp.). Malang:
repository.ub.

Anda mungkin juga menyukai