Tugas terstruktur
Hama dan Penyakit Ikan
Oleh :
Azi Bersa
NPM : 22742004
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
melalui air, sedangkan penularan secara vertikal diduga terjadi dari induk ke benur
(Naim et al., 2014).
Pengendalian penyakit Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) dapat
dilakukan dengan penerapan Biosecurity, dengan cara penataan tata letak tambak
yang baik, management air yang masuk dan keluar dengan baik, serta memastikan
peralatan dan kondisi lingkungan yang digunakan steril. Selain itu juga dapat
menelakukan pergantian air 10-40%, dan penggunaan bakteri probiotik. Dengan
penerapan pelaksanaan pengendalian yang baik diharpkan dapat menurunkan
potensi terserang nya penyakit Infectious Myonicrosis Virus (IMNV) pada
komoditas budidaya udang vanamei (Ismail, 2019).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Hama dan Penykit Ikan, serta memperkuat penguasaan dan pemahaman
terhadap penyakit Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) pada udang vaname
(Litovenaeus vannamei).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1.
Udang yang terserng penyakit IMNV
Penyakit Infectious Myo necrosis Virus disebab kan oleh dsRNA totivirus
(speherical 40 nm), virus jenis ini biasanya menyerang udang pada stadia post larva,
juvenil, dan udang dewasa. Virus ini dapat menyerang berbagai macam jenis udang
seperti udang Vanamei (Litopanaeus vanamei), udang windu (Panaeus monodon),
Udang rostris (Litopanaeus stylirostris), dan Panaeus subtilis.
3
2.2 Gejala Penyakit IMNV
Udang yang terinfeksi penyakit IMNV akan menunjukkan gejala yang khas.
Beberapa gejala yang umum terjadi adalah Otot pada bagian ekor berubah menjadi
putih pucat kemudian kemerahan seperti udang yang dimasak, udang menjadi
lemah, kematian mendadak, dan perubahan perilaku seperti kurangnya nafsu makan
dan aktivitas yang menjadi lamban, serta hepatopankreas mengecil dengan
kandungan lipidnya kecil. Udang yang terinfeksi juga cenderung berkumpul di
dasar kolam atau wadah budidaya. Selain itu, mereka juga dapat mengalami
pembengkakan pada mata dan berat badan yang tidak normal. Penting untuk segera
mengidentifikasi gejala-gejala ini agar langkah-langkah pengendalian dapat
dilakukan dengan cepat dan efektif.
4
2.4 Pencegahan dan pengendalian penyakit Infectious Myo nicrosis Virus
Berbeda dengan ikan, pada krustasea, vaksinasi umum tidak berhasil karena
mereka mempunyai vaksinasi memori dalam sistem kekebalan mereka. Penelitian
di bidang vaksinasi terhadap virus krustasea penyakit sebagian besar berorientasi
pada RNAi. Stimulasi imun dengan pemberian dsRNA spesifik urutan perlindungan
terhadap penyakit virus sasaran. Hanya ada sedikit penelitian mengenai pecegahan
IMNV karena sebagian besar penelitian dilakukan untuk karakterisasi IMNV.
Namun untuk pertama kalinya Loy et al., (2012) telah melaporkan bahwa dosis
tunggal rendah (0,02 mg) dari fragmen 81 atau 153 bp (dsRNA95-475), dengan
urutan yang sesuai dengan protein pembelahan putatif 1 di ORF1 memberikan
Perlindungan 100% terhadap IMNV dan resisten terhadap infeksi berikutnya
selama 50 hari kemudian dengan dosis virus 100 kali lipat lebih besar.
Salah satu cara yang paling
baik dalam pengendalian hama dan
penyakit adalah dengan penerapan
Bioscurity. Kent et al., (2020)
menyebutkan perlunya protocol
biosecurity terhadap komoditas
yang baru masuk yang dilakukan
secara ketat dan berlapis, yaitu
induk harus berasal dengan status
kesehatan yang jelas dan induk
tersebut masuk dikarantina dalam jangka waktu tertentu. Induk didesinfeksi
sebelum dimasukkan ke kolam dan dilakukan test PCR pada benih (F1) yang
dihasilkan untuk memastikan bebas penyakit, baru kemudian benih dipindahkan ke
fasilitas utama.
Tindakan karantina terhadap induk udang yang baru memasuki farm
merupakan suatu langkah mencegah masuknya penyakit yang mungkin terbawa
oleh induk. Unit usaha pembenihan menggunakan induk udang SPF yang
dilengkapi dengan sertifikat kesehatan dari negara atau daerah asal. Pengujian ulang
penyakit secara laboratoris terhadap penyakit dilakukan terhadap induk selama
5
masa karantina sebagai langkah untuk memastikan bahwa induk yang digunakan
bebas dari penyakit.
Selain itu benih yang akan dikeluarkan dari unit pembenihan dan dibesarkan
di tambak sebaiknya juga dilakukan uji laborotorium guna memastikan benih bebas
penyakit, sehingga kegagalan panen dapat diminimalkan (Rahman et al., 2018).
Selain penerapan biosecurity pencegahan penyaki IMNV dapat juga
melakukan beberaapa upaya diantaranya :
a) Mencegah terjadinya perubahan lingkungan yang ekstrim
kedalam tambak.
d) Mengambil dan memusnahkan udang yang telah menunjukan
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioscutyri yang dapat diterapkan dalam penanggulangan penyakit
diantaranya adalah memperhatikan asal induk dengan baik, penggunaan induk yang
bebas penyakit untuk menjamin kesehatan sehingga penyebaran penyakit dapat
diminimalkan, melakukan karantina terhdap induk, melakukan uji FCR terhadap F1
dari induk yang baru, dan melakukan uji labolatorium terhadap benih sebelum di
lakukan pembesaran atau dijual. Saat ini belum ada obat untuk penyakit IMNV.
3.2 Saran
Sebaik nya dalam melakukan budidaya harus lebih memperhatikan dan
menetapkan tindkn penceghn sebelum terserang penyakit, karena banyak sekali
penyakit udanb yang saat ini belum di temukan obat nya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ismail. 2019. Pengendalian Penyakit Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) Pada
Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei Boone) Tambak Sistem
Intensif Di CV. Untung Jaya Probolinggo, Jawa Timut. Jurusan Budidaya
Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Tugas ahir.
Kent ML, Sanders JL, Spagnoli S, AlSamarrie CE, Murray KN. 2020. Review of
diseases and health management in zebrafish Danio rerio (Hamilton 1822)
in research facilities. J. Fish Dis. 43:637–650.
Lightner D. V., Pantoja C. R., Poulos B. T., Tang K. F. J., Redman R. M., Andrade
T. P., Bonami J. R. 2004. Infectious Myo Necrosis: New Disease In Pacific
White Shrimp. Global Aquaculture Advocate 7: 85.
Loy J., Mogler M., Loy D., Janke B., Kamrud K., Scura E., Bartholomay L., 2012.
DsRNA provides sequence-dependent protection against infectious Myo
Necrosis virus in Litopenaeus vannamei. J. Gen. Virol. 93, 880-888.
Naim S., Brown J. K., Nibert M. L. 2014. Genetic diversification of penaeid shrimp
infectious Myo Necrosis virus between Indonesia and Brazil. Virus
Research 189: 97-105.
Nuraini, Y.L. 2007. Virus Myo ; Situbondo Diserang Brazil. www.trubus-
online.co.id. Malang. Di Akses Tanggal 16/ 12/ 2023. 2008. Prevalensi
dan Perubahan Histopatologik Infectious Myo Necrosis (IMN) Pada Udang
Putih (Litopenaeus vannamei) Di Jawa Timur. Program Pasca Sarjana.
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
66 hal.
Rahman MM, Keus HJ, Debnath P, Shahrier MB, Sarwer RH, Kudrat-E-Kabir
QAZM, Mohan CV. 2018. Benefits of stocking white spot syndrome virus
infection free shrimp (Penaeus monodon) post larvae in extensive ghers of
Bangladesh. Aquaculture. 486:210–216.
Taukhid, Nuraini YL. 2009. Infectious Myo Necrosis virus (IMNV) in Pacific white
shrimp (Litopenaeus vannamei) in Indonesia. The Israeli Journal of
Aquaculture – Bamidgeh 61: 255-262.