Anda di halaman 1dari 5

RESUME ARTIKEL INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA

UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan

Dosen : Ir. Heny Suprastyani, MS.

Disusun Oleh :

Febry Cici Fatmala Sari

175080501111039

B01

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKUKTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

MALANG

2019 /2020
Secara Umum Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)
Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) adalah pathogen yang menyerang
pada udang dan menyebabkan kematian. IMNV merupakan family dari totiviridae
yang tidak beramplop yang berukuran 40 nm dengan bentuk ikosahedral. Genom
virus ini terdiri dari molekul RNA untai ganda tunggal 8.230 bp. Penyakit Infectious
Myonecrosis pertama kali menyerang udang vaname di Piaui (Timur laut, Brazil)
pada tahun 2002. Di Indonesia penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun
2006 di Situbondo, Jawa Timur. Tingkat kematian yang disebabkan oleh IMN pada
udang vaname berkisar antara 40%-70%. Perbedaan salinitas berpengaruh
terhadap infeksi IMNV pada udang vannamei tekanan pada lingkungan dapat
mempengaruhi mutasi dari IMNV, setiap tekanan lingkungan pada inang akan
berpengaruh terhadap genotip sel secara spesifik, faktor lingkungan tersebut
meliputi kualitas air yang langsung berhubungan dengan inang. IMNV bereplikasi
di dalam sitoplasma sel otot udang. Udang yang terinfeksi IMNV mengalami
respon inflamasi sebagai respon imun yang terjadi pada jaringan terinfeksi,
ditandai dengan berkembangnya lesi pada inflamasi jaringan yang di duga sebagai
indikasi terjadinya aktivasi respon imunnonspesifik yang disebabkan dsRNA
Histopatologi dan Ciri-ciri Udang yang terserang Infectious Myonecrosis
Virus (IMNV)
Udang yang terserang Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) ditandai
dengan kehilangan keseimbangan, lesu, berenang di pemukaan air pada siang
hari, berkurangnya nafsu makan, tanda-tanda klinis yang khas di udang yang
terserang penyakit ini yaitu area nekrotik keputihan yang luas pada otot lurik
terutama pada segmen perut dan kipas ekor kemudian menjadi memerah seperti
udang yang dimasak diikuti dengan kematian yang tinggi. Dapat dilihat gambar
dibawah ini udang yang terserang Infectious Myonecrosis Virus,
gambar diatas diambil dari hasil penelitian Hameed, et al. (2017), gambar (a)
udang yang terkena IMNV secara alami, gambar (b) udang yang disengaja
diinfeksi IMNV dengan cara injeksi intramuskular inokulum virus IMNV dan oral
melalui pakan otot rangka udang yang terinfeksi, dapat dilihat otot buram
kemerahan pada segmen perut.

gambar diatas diambil dari hasil penelitian Hameed, et al. (2017), Photomicrograph
otot perut Litopenaeus vannamei yang terinfeksi IMNV menunjukkan nekrosis
koagulatif yang parah dengan infiltrasi hemositosis dan hilangnya struktur
sarkomer (panah).
Deteksi Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) dengan PCR
Mendeteksi IMNV, digunakan metode PCR. PCR (Polymerase Chain
Reaction) adalah satu teknik biokimia dan biologi molekuler untuk memperbanyak
DNA secara eksponensial menggunakan enzim replikasi tanpa organisme. PCR
adalah metode in vitro pada sintesis asam nukleat dimana segmen DNA tertentu
dapat diperbanyak adalah metode in vitro pada sintesis asam nukleat dimana
segmen DNA tertentu dapat diperbanyak.

gambar diatas diambil dari hasil penelitian Hameed, et al. (2017), deteksi IMNV
oleh RT-PCR pada organ yang berbeda. Gambar (a) udang yang terkena IMNV
secara alami, gambar (b) udang yang disengaja diinfeksi IMNV . M — DNA 100-
bp marker; N — kontrol negatif; P — kontrol positif; Jalur 1 — jaringan lunak
kepala; Jalur 2 — hepatopankreas; Jalur 3 — insang; Jalur 4 — otot dari segmen
perut; Jalur 5 — haemolymph.
Pencegahan dan Pengendalian Udang yang terserang Infectious
Myonecrosis Virus (IMNV)
Penelitian yang dilakukan Febriani, et al. (2013), pengendalian
penyakit IMN pada udang dengan pemberian immunostimulan dari tepung k-
karagenan hasil ekstraksi rumput laut K. alvarezii. Tepung k-karagenan dilarutkan
dalam 100 ml air lalu dicampurkan secara merata pada pakan udang komersial
kemudian dikeringanginkan lalu disalut dengan putih telur 2% dan
dikeringanginkan setelah itu disimpan dalam lemari pendingin. pemberian k-
karagenan sebagai imunostimulan melalui pakan mampu meningkatkan respons
imun, pertumbuhan dan resistensi udang vaname, terhadap infeksi IMNV.
Pemberian k-karagenan dosis 15 g/kg pakan dengan frekuensi pemberian selama
14 hari secara berulang, dengan interval tujuh hari memberikan hasil terbaik
dengan pertumbuhan bobot relatif 88,57% dan kelangsungan hidup setelah
diinfeksi dengan IMNV sebesar 90%. Rumput laut merupakan salah satu bahan
yang dapat digunakan sebagai imunostimulan karena merupakan sumber
senyawa bioaktif. Dinding sel dari alga laut kaya akan polisakarida sulfat (SPs)
seperti karagenan. Rumput laut K. alvarezii merupakan penghasil karagenan jenis
kappa.

DAFTAR PUSTAKA

Febriani, D. Sukenda, dan S. Nuryati. 2013. Kappa-karagenan sebagai


imunostimulan untuk pengendalian penyakit infectious myonecrosis
(IMN) pada udang vaname Litopenaeus vannamei. Jurnal Akuakultur
Indonesia. 12(1) : 70–78.
Hameed, A. S. S., S A. Majeed,S. Vimal, N. Madan, T. Rajkumar, S.
Santhoshkumar, dan S. Sivakumar. 2017. Studies on the occurrence of
infectious myonecrosis virus in pond-reared Litopenaeus vannamei
(Boone, 1931) in India. WILEY Journal of Deseases. 40(12) : 1-8.

Anda mungkin juga menyukai