Disusun Oleh :
Kelompok 4
JURUSAN PETERNAKAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat rahmat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah “Hama dan Penyakit Ikan” dengan lancar tanpa halangan.
Terima kasih kepada Dosen pembimbing serta PLP mata kuliah ini yang
telah membimbing serta teman – teman kelompok yang telah bekerja sama
dalam menjalankan kuliah dan praktikum. Akhirnya penulis sampaikan bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran penulis butuhkan agar
terciptanya makalah yang sempurna, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
PENDAHULUAN
Viral Nervous Necrosis (VNN) adalah virus Nodaviridae yang menyerang ikan,
terutama pada stadium larva dan benih. Nodaviridae merupakan virus RNA,
dengan diameter antara 20 – 25 nm. Penyakit ini paling umum menyerang larva
pada umur kurang dari 20 hari. VNN dapat menyebabkan kematian massal hingga
mencapai prevalensi 100%. Infeksi alami yang disebabkan oleh VNN termasuk
dalam tingkat akut atau parah, dan terjangkitnya penyakit ini sangat hebat ketika
virus menyerang pada ikan yang memiliki kondisi stres akibat kepadatan yang
tinggi saat budidaya dan temperatur air yang tinggi dalam sistem budidaya. VNN
merupakan salah satu virus yang paling banyak menyerang organisme budidaya
laut. Hasil gejala klinis ikan yang terinfeksi VNN adalah wierling atau berenang
memutar, menengadah, berdiam diri di dasar seolah-olah mati, warna tubuh lebih
gelap. Virus VNN menyerang syaraf otak, sehingga motorik rusak. Hal tersebut
mengakibatkan tidak seimbangnya antara keinginan makan maupun
keseimbangan dalam air dengan motorik. Tingkat kelulushidupan yang rendah
pada ikan yang terserang VNN diduga karena sifat dari virus VNN yang tidak
dapat dimatikan dan bersifat aktif dalam sel inang yang mendukung
kehidupannya Hasil diagnosa ikan yang terinveksi VNN, menunjukkan adanya
vakuolisasi (kerusakan) yang tejadi pada telencephalon, mesencephalon dan
cerebellum. Pada lapisan nuklear dan lapisan ganglion retina juga ditemukan
adanya vakuolisasi, selain itu ditemukan pula adanya kerusakan berupa
hiperplasia pada gelembung renang. Kerusakan berupa nekrosis, pembengkakan
serta adanya bercak merah (ptechiae) juga ditemukan pada bagian operkulum,
selain itu pembengkakan juga terjadi pada limpa dan ginjal ikan.
Keberadaan penyakit dan kerusakan jaringan akibat inveksi agen penyakit VNN
pada nener ikan bandeng di pulau Bali. penelitian dilaksanakan selama enam
bulan di balai karantina ikan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan
kelas 1 Denpasar serta di balai besar karantina ikan pengendalian mutu, keamnan
PEMBAHASAN
Kingdom : Virus
Family : Nodaviridae
Genus : Betanodavirus
Betanodavirus memiliki bentuk yang lurus (linear), memilik dua transkip RNA
(transkip RNA 1 dan RNA 2), rantai sense bersifat positif dan untaian RNA
bersifat single stranded. Betanodavirus merupakan virus yang tidak memiliki
envelope (non-enveloped virus) yang dibungkus dengan isosahedral capsid
(lapisan pembungkus RNA yang terdapat pada tubuh virus) dengan diameter
antara 29-35 nm. Lapisan pembungkus RNA (kapsid) pada Betanodavirus terdiri
dari 32 isomer. Betanodavirus dibagi ke dalam empat genotip berdasarkan urutan
nukleotida pada gen protein pada kapsid. Pembagian tersebut diantaranya
termasuk RGNNV, SJNNV, BFNNV dan NNV. NNV memiliki partikel virus
dengan rata-rata diameter antara 25-34 nm. Virus ini biasanya ditemukan pada
bagian otak ikan dengan menggunakan mikroskop elektron (Mao, et al., 2015).
Kejadian penyakit VNN di Indonesia dilaporkan terjadi pertama kali pada tahun
1997, di daerah Banyuwangi, Jawa Timur kemudian menyebar ke Bali pada tahun
1998, dan merambah ke pembenihan kerapu di Bali yang menyebabkan kematian
massal 100%. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa infeksi virus ini terjadi
pada lebih dari 40 jenis spesies ikan laut, terutama pada stadia larva dan juvenil
yang bisa menyebabkan kematian hingga mencapai prevelensi 100% di hampir
seluruh bagian dunia. Namun sekarang yang menjadi perhatian adalah kenyataan
bahwa VNN bisa menyerang spesies ikan air tawar, bahkan baru-baru ini VNN
menyebabkan kematian massal pada larva nila di Thailand (Prihartini, 2016).
VNN merupakan salah satu jenis virus yang berbahaya dan sering
menyebabkan kerugian pada kegiatan budidaya perikanan. Virus ini telah banyak
dilaporkan menginfeksi ikan laut yang dibudidayakan di Indonesia dan telah
ditetapkan dalam Kepmen nomor 26 tahun 2013 sebagai Hama Penyakit Ikan
Karantina (HPIK) golongan 1 (Fitriatin dan Manan, 2015). Hasil gejala klinis ikan
yang terinfeksi VNN adalah wierling atau berenang memutar, menengadah,
berdiam diri di dasar seolah-olah mati, warna tubuh lebih gelap. Virus VNN
menyerang syaraf otak, sehingga motorik rusak. Hal tersebut mengakibatkan tidak
seimbangnya antara keinginan makan maupun keseimbangan dalam air dengan
motorik. Tingkat kelulushidupan yang rendah pada ikan yang terserang VNN
Infeksi virus penyebab VNN pada ikan yang dilakukan melalui injeksi intra
muskular sangat cepat menyebar dan menginfeksi inang melalui saraf perifer yang
ada di otot, kemudian masuk ke dalam sistem saraf pusat dan saraf mata sehingga
mengakibatkan ikan kehilangan orientasi berenang dan disfungsi visual. Larva
dan juvenil kerapu akan terserang VNN pada suhu 24,5°C-26°C yang merupakan
suhu optimal dalam proses infeksi VNN dan dapat menyebabkan kematian pada
larva umur 7-45 hari karena sistem saraf yang masih sederhana (Sudaryatma, et
al., 2012).
Ikan yang menunjukkan gejala klinis terinfeksi VNN dinekropsi diambil organ
mata dan otaknya. Ikan yang telah dinekropsi selanjutnya diuji menggunakan
metode uji histopatologi dengan pewarnaan hemaktosilin dan eosin dan diamati di
bawah mikroskop perbesaran 400 kali (Novisa, et al., 2015). Pada gambaran
histologi ikan yang terserang penyakit VNN, terlihat banyak ruang-ruang kosong
pada otak, mata dan sumsum tulang belakang. Terjadi hemoragi di hati dan limpa,
serta terjadi infiltrasi sel radang terutama pada mononukleus (Sudaryatma, et al.,
2012). Organ mata dan otak merupakan organ yang diambil pada saat preparasi
sampel untuk menganalisa Nodaviridae sebagai agen penyebab VNN. Infeksi
virus yang digolongkan ke dalam genus Betanodavirus dan family Nodaviridae ini
juga menunjukkan karakteristik terjadinya vakuolisasi kuat pada sistem saraf
PENUTUP
3.1 Kesimpulan