Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

IDENTIFIKASI VIRUS VNN (VIRAL NERVOUS NECROTIC)


PADA IKAN BANDENG

Dosen Pengampu : Dian Febriani, S.Pi., M.Si.


PLP Pembimbing : Nurma E, A.Md.Pi.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Afko Himal Qoriah 21742035


Bagus Widhi R. 21742041
Fitri Diana 21742048
Hasyim Azhari 21742050

PROGRAM STUDI D3 BUDIDAYA PERIKANAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat rahmat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah “Hama dan Penyakit Ikan” dengan lancar tanpa halangan.
Terima kasih kepada Dosen pembimbing serta PLP mata kuliah ini yang
telah membimbing serta teman – teman kelompok yang telah bekerja sama
dalam menjalankan kuliah dan praktikum. Akhirnya penulis sampaikan bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran penulis butuhkan agar
terciptanya makalah yang sempurna, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 01 Oktober 2022

Penyusun

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Viral Nervous Necrosis (VNN) adalah virus Nodaviridae yang menyerang ikan,
terutama pada stadium larva dan benih. Nodaviridae merupakan virus RNA,
dengan diameter antara 20 – 25 nm. Penyakit ini paling umum menyerang larva
pada umur kurang dari 20 hari. VNN dapat menyebabkan kematian massal hingga
mencapai prevalensi 100%. Infeksi alami yang disebabkan oleh VNN termasuk
dalam tingkat akut atau parah, dan terjangkitnya penyakit ini sangat hebat ketika
virus menyerang pada ikan yang memiliki kondisi stres akibat kepadatan yang
tinggi saat budidaya dan temperatur air yang tinggi dalam sistem budidaya. VNN
merupakan salah satu virus yang paling banyak menyerang organisme budidaya
laut. Hasil gejala klinis ikan yang terinfeksi VNN adalah wierling atau berenang
memutar, menengadah, berdiam diri di dasar seolah-olah mati, warna tubuh lebih
gelap. Virus VNN menyerang syaraf otak, sehingga motorik rusak. Hal tersebut
mengakibatkan tidak seimbangnya antara keinginan makan maupun
keseimbangan dalam air dengan motorik. Tingkat kelulushidupan yang rendah
pada ikan yang terserang VNN diduga karena sifat dari virus VNN yang tidak
dapat dimatikan dan bersifat aktif dalam sel inang yang mendukung
kehidupannya Hasil diagnosa ikan yang terinveksi VNN, menunjukkan adanya
vakuolisasi (kerusakan) yang tejadi pada telencephalon, mesencephalon dan
cerebellum. Pada lapisan nuklear dan lapisan ganglion retina juga ditemukan
adanya vakuolisasi, selain itu ditemukan pula adanya kerusakan berupa
hiperplasia pada gelembung renang. Kerusakan berupa nekrosis, pembengkakan
serta adanya bercak merah (ptechiae) juga ditemukan pada bagian operkulum,
selain itu pembengkakan juga terjadi pada limpa dan ginjal ikan.
Keberadaan penyakit dan kerusakan jaringan akibat inveksi agen penyakit VNN
pada nener ikan bandeng di pulau Bali. penelitian dilaksanakan selama enam
bulan di balai karantina ikan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan
kelas 1 Denpasar serta di balai besar karantina ikan pengendalian mutu, keamnan

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 4


hasil perikanan makassar dengan menggunakan metode molekuler dan
histopatologi. hasil pengujian histopatologi,memperlihatkan abnormal jaringan
pada retina mata dan metencephalon otak yaitu adanya vakuola, nekrosis dan
inclusion bodies.
Produksi ikan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kegiatan perdagangan
Perikanan di Indonesia baik ekspor maupun impor akan terus meningkat setiap
tahunnya. Pengendalian dan pemantauan hasil perikanan yang diangkut di
Indonesia bertujuan untuk mengurangi risiko masuk dan menyebarnya hama dan
penyakit ikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik
pemeriksaan virus Viral Nervous Necrosis (VNN) pada ikan dengan metode
Polymerase Chain Reaction (PCR). Kajian ini dilaksanakan di Balai Besar
Pengawasan Mutu dan Keamanan Ikan Karantina Hasil Perikanan (BBKIPM-
KHP) Soekarno Hatta Tangerang, Banten pada tanggal 12 Januari sd 12 Februari
2015. Metode pengambilan data terdiri dari data primer dan data sekunder.
Pengambilan data dilakukan dengan partisipasi aktif, observasi, wawancara, dan
studi pustaka. Metode pemeriksaan Viral Nervous Necrosis (VNN) dengan
Polymerase Chain Reaction (PCR). Tahapan pemeriksaan virus dengan metode
PCR meliputi sampel nekropsi, ekstraksi RNA, amplifikasi, elektroforesis, dan
hasil diagnosa menggunakan UV transluminator. Sampel ikan yang diperiksa
virus VNN terdiri dari ikan hidup dan ikan beku baik komoditas ekspor, impor,
maupun domestik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel ikan
negatif terinfeksi virus VNN.

1.2 Rumusan Masalah

 Klasifikasi Viral Nervous Necrosis (VNN).


 Morfologi Viral Nervous Necrosis (VNN).
 Sejarah Persebaran dan Penyebab Viral Nervous Necrosis (VNN).
 Gejala Klinis Viral Nervous Necrosis (VNN).
 Cara Penyebaran Viral Nervous Necrosis (VNN).
 Cara Mendiagnosa Viral Nervous Necrosis (VNN).

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 5


1.3 Tujuan

1. Ingin Mengetahui Klasifikasi Viral Nervous Necrosis (VNN).


2. Ingin Mengetahui Morfologi Viral Nervous Necrosis (VNN).
3. Ingin Mengetahui Sejarah Persebaran dan Penyebab Viral
Nervous Necrosis (VNN).
4. Ingin Mengetahui Gejala Klinis Viral Nervous Necrosis (VNN).
5. Ingin Mengetahui Cara Penyebaran Viral Nervous Necrosis (VNN).
6. Ingin Mengetahui Cara Mendiagnosa Viral Nervous Necrosis (VNN).

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 6


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Viral Nervous Necrosis (VNN)

Menurut Chi, et al. (2001), klasifikasi VNN adalah sebagai berikut:

Kingdom : Virus

Divisi : RNA Virus

Class : Single Stranded (+) RNA Virus

Family : Nodaviridae

Genus : Betanodavirus

Spesies : Viral Nervous Necrosis

2.2 Morfologi Viral Nervous Necrosis (VNN)

Betanodavirus memiliki bentuk yang lurus (linear), memilik dua transkip RNA
(transkip RNA 1 dan RNA 2), rantai sense bersifat positif dan untaian RNA
bersifat single stranded. Betanodavirus merupakan virus yang tidak memiliki
envelope (non-enveloped virus) yang dibungkus dengan isosahedral capsid
(lapisan pembungkus RNA yang terdapat pada tubuh virus) dengan diameter
antara 29-35 nm. Lapisan pembungkus RNA (kapsid) pada Betanodavirus terdiri
dari 32 isomer. Betanodavirus dibagi ke dalam empat genotip berdasarkan urutan
nukleotida pada gen protein pada kapsid. Pembagian tersebut diantaranya
termasuk RGNNV, SJNNV, BFNNV dan NNV. NNV memiliki partikel virus
dengan rata-rata diameter antara 25-34 nm. Virus ini biasanya ditemukan pada
bagian otak ikan dengan menggunakan mikroskop elektron (Mao, et al., 2015).

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 7


Gambar Morfologi Betanodavirus. Penampakan morfologi seluruhnya (a) dan
penampakan potongan morfologi (b) (Tang, et al., 2002).

2.3 Sejarah Persebaran dan Penyebab Viral Nervous Necrosis (VNN)

Kejadian penyakit VNN di Indonesia dilaporkan terjadi pertama kali pada tahun
1997, di daerah Banyuwangi, Jawa Timur kemudian menyebar ke Bali pada tahun
1998, dan merambah ke pembenihan kerapu di Bali yang menyebabkan kematian
massal 100%. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa infeksi virus ini terjadi
pada lebih dari 40 jenis spesies ikan laut, terutama pada stadia larva dan juvenil
yang bisa menyebabkan kematian hingga mencapai prevelensi 100% di hampir
seluruh bagian dunia. Namun sekarang yang menjadi perhatian adalah kenyataan
bahwa VNN bisa menyerang spesies ikan air tawar, bahkan baru-baru ini VNN
menyebabkan kematian massal pada larva nila di Thailand (Prihartini, 2016).

2.4 Gejala Klinis Viral Nervous Necrosis (VNN)

VNN merupakan salah satu jenis virus yang berbahaya dan sering
menyebabkan kerugian pada kegiatan budidaya perikanan. Virus ini telah banyak
dilaporkan menginfeksi ikan laut yang dibudidayakan di Indonesia dan telah
ditetapkan dalam Kepmen nomor 26 tahun 2013 sebagai Hama Penyakit Ikan
Karantina (HPIK) golongan 1 (Fitriatin dan Manan, 2015). Hasil gejala klinis ikan
yang terinfeksi VNN adalah wierling atau berenang memutar, menengadah,
berdiam diri di dasar seolah-olah mati, warna tubuh lebih gelap. Virus VNN
menyerang syaraf otak, sehingga motorik rusak. Hal tersebut mengakibatkan tidak
seimbangnya antara keinginan makan maupun keseimbangan dalam air dengan
motorik. Tingkat kelulushidupan yang rendah pada ikan yang terserang VNN

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 8


diduga karena sifat dari virus VNN yang tidak dapat dimatikan dan bersifat aktif
dalam sel inang yang mendukung kehidupannya (Amelia dan Prayitno, 2012).
VNN dapat ditularkan melalui air dari ikan yang terinfeksi ke ikan yang sehat
dalam waktu 4 hari. Nodavirus juga dapat terdeteksi pada ikan tanpa tanda-tanda
penyakit klinis. Gejala klinis ikan yang terinfeksi VNN tampak berputar-putar dan
perilaku berenang horizontal serta terjadi inflasi gelembung renang. VNN
menyerang bagian otak sehingga menyebabkan ikan berenang berputar,
mengambang di permukaan dengan perut menghadap ke atas dan pigmentasi yang
lebih pekat pada warna ikan (Lestari dan Sudaryatma, 2014).

2.5 Cara Penyebaran Viral Nervous Necrosis (VNN)

Infeksi virus penyebab VNN pada ikan yang dilakukan melalui injeksi intra
muskular sangat cepat menyebar dan menginfeksi inang melalui saraf perifer yang
ada di otot, kemudian masuk ke dalam sistem saraf pusat dan saraf mata sehingga
mengakibatkan ikan kehilangan orientasi berenang dan disfungsi visual. Larva
dan juvenil kerapu akan terserang VNN pada suhu 24,5°C-26°C yang merupakan
suhu optimal dalam proses infeksi VNN dan dapat menyebabkan kematian pada
larva umur 7-45 hari karena sistem saraf yang masih sederhana (Sudaryatma, et
al., 2012).

2.6 Cara Mendiagnosa Viral Nervous Necrosis (VNN)

Ikan yang menunjukkan gejala klinis terinfeksi VNN dinekropsi diambil organ
mata dan otaknya. Ikan yang telah dinekropsi selanjutnya diuji menggunakan
metode uji histopatologi dengan pewarnaan hemaktosilin dan eosin dan diamati di
bawah mikroskop perbesaran 400 kali (Novisa, et al., 2015). Pada gambaran
histologi ikan yang terserang penyakit VNN, terlihat banyak ruang-ruang kosong
pada otak, mata dan sumsum tulang belakang. Terjadi hemoragi di hati dan limpa,
serta terjadi infiltrasi sel radang terutama pada mononukleus (Sudaryatma, et al.,
2012). Organ mata dan otak merupakan organ yang diambil pada saat preparasi
sampel untuk menganalisa Nodaviridae sebagai agen penyebab VNN. Infeksi
virus yang digolongkan ke dalam genus Betanodavirus dan family Nodaviridae ini
juga menunjukkan karakteristik terjadinya vakuolisasi kuat pada sistem saraf

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 9


pusat dan retina mata (Novriadi, et al., 2015). Pada otak, vakuolisasi terjadi pada
lapisan stratum griseum ventricular dan lapisan stratum album central pada bagian
mesencephalon, selain itu vakuola juga dapat ditemukan pada daerah olfactory
septal, ventral dan dorsal pada telencephalon. Sementara kerusakan pada mata,
terjadi pada bagian lapisan ganglion pada retina (Nazari, et al., 2014). Pada
pengamatan histopatologi ginjal ikan yang terinfeksi VNN dengan pemberian
jintan hitam 2,5%, ditemukan adanya nefritis kronis (peradangan pada
glomerulus). Hal tersebut ditandai dengan adanya infiltrasi sel limfosit. Infiltrasi
limfosit merupakan penimbunan bahan patologis dalam jaringan atau sel yang
tidak normal atau dalam jumlah yang berlebihan (Sari, et al., 2014). Menurut
Zorriehzahra, et al. (2016), pada pengamatan histopatologi, didapatkan hasil
bahwa tidak terdapat lesi (luka) pada jaringan usus. Namun, terjadinya bengkak
pada usus merupakan salah satu deteksi ikan yang terserang VNN.

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 10


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Viral Nervous Necrosis (VNN) adalah virus Nodaviridae yang menyerang


ikan, terutama pada stadium larva dan benih. Nodaviridae merupakan virus RNA,
dengan diameter antara 20 – 25 nm.
Kejadian penyakit VNN di Indonesia dilaporkan terjadi pertama kali pada
tahun 1997, di daerah Banyuwangi, Jawa Timur kemudian menyebar ke Bali pada
tahun 1998.
Hasil gejala klinis ikan yang terinfeksi VNN adalah wierling atau
berenang memutar, menengadah, berdiam diri di dasar seolah-olah mati, warna
tubuh lebih gelap. Virus VNN menyerang syaraf otak, sehingga motorik rusak.
Cara penyebarannya melalui injeksi intramuskular atau ke otot ikan dan
menginfeksi inang melalui saraf dan masuk ke sistem saraf sehingga ikan
kehilangan daya renang ikan diserang di suhu 24 sampai 26 derajat Celcius
banyak menyerang larva.
Cara mendiagnosanya yaitu diambil organ mata dan otak lalu diuji dengan
metode uji hispatologi dengan pewarnaan hematosilin dengan eosin diamati di
bawah mikroskop 400 kali yang terlihat banyak ruang-ruang kosong pada otak
dan mata.

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 11


DAFTAR PUSTAKA

Fitriatin, E. dan A. Manan. 2015. Pemeriksaan Viral Nervous Necrosis (VNN)


pada ikan degan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan. 7(2): 149-152.
Hastari, I. F., Sarjito dan S. B. Prayitno. 2014. Karakterisasi agensia penyebab
vibriosis dan gambaran histologi ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) dari karamba jaring apung Teluk Hurun Lampung. Jurnal of
Aquaculture Management and Technology. 3(3): 86-94.
Zalsabilla, Anissa. 2020. Viral Nervous Necrosis (VNN); Klasifikasi, Morfologi,
Histopatologi, Virulensi dan Mekanisme Penyerangan, Etc.
Viral Nervous Necrosis (VNN); Klasifikasi, Morfologi, Histopatologi, Virulensi
dan Mekanisme Penyerangan, Etc
Viral Nervous Necrosis (VNN); Klasifikasi, Morfologi, Histopatologi,
Virulensi dan Mekanisme Penyerangan, Etc. (2022). Retrieved 4
October 2022, from https://www.melekperikanan.com/2020/10/viral-
nervous- necrosis-vnn-klasifikasi.html?m=1

HAMA DAN PENYAKIT IKAN KEL.4 Page 12

Anda mungkin juga menyukai