Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH IDENTIFIKASI PENYAKIT NON-INFEKSI

AKIBAT GLOBAL WARMING

Di Susun Oleh :

HASYIM AZHARI
21742050

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Identifikasi
Penyakit Non-infeksi Akibat Global Warming”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Hama Dan Penyakit Ikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang identifikasi penyakit non-infeksi akibat global warming. Saya mengucapkan terima kasih
kepada Ibu L. Aluh Prastiti, S.Pi., M.Si., selaku Dosen Hama Dan Penyakit Ikan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat di sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya
menyadari tugas yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 07 Desember 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim global sebagai dampak dari pemanasan global telah mengakibatkan
ketidakstabilan atmosfer. Pemanasan global disebabakan oleh meningkatnya gas rumah kaca yang
dominan ditimbulkan oleh penggunaan bahan bakar, dan kegiatan industri. Salah satu dampak
perubahan iklim adalah peningkatan insiden penyakit yang ditularkan melalui vektor penyakit dan
juga pecemaran lingkungan yang menyebabkan pencemaran pada bahan makanan. Indonesia
Negara yang memiliki dua musim yaitu panas, dan hujan, cenderung lebih lembab adalah rumah
yang baik untuk vektor penyakit berkembang biak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara perubahan iklim dengan kejadian penyakit infeksi. sebesar 0,032 lebih kecil dari
probabilitas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara curah hujan dengan
kejadian penyakit tifoid dalam kurun waktu yang di tentukan. Hubungan yang tidak signifikan
antara kelembapan, dan kecepatan angin, dengan kejadian penyakit infeksi.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen dapat mengakibatkan kematian sekitar 50%
– 100%. Bakteri patogen menimbulkan kerusakan pada kulit, daging, insang dan organ dalam.
Penyebaran penyakit bakterial pada ikan umumnya sangat cepat serta dapat menimbulkan
kematian yang sangat tinggi pada ikan yang diserangnya. Keragaan penyakit bakterial yang
ditemukan pada ikan yang dibudidayakan terdiri dari bakteri jenis Aeromonas hydrophila,
Bordetella sp, Streptococcus sp, Acinetobacter sp, Pasteurella sp, Pseudomonas sp, Actinobacillus
sp, Citrobacter sp dan Enterobacter sp.

Pengaruh secara langsung perubahan iklim salah satunya terjadi pemanasan global yang
menyebabkan naiknya suhu perairan di mana proses budidaya dilakukan. Naiknya suhu perairan
berakibat pada kelayakan budidaya dari suatu jenis ikan di mana tiap jenis ikan memiliki
kebutuhan suhu optimum untuk pertumbuhannya. Sedangkan dampak tidak langsung berupa
pengaruh terhadap kualitas air seperti: kandungan oksigen, kandungan bahan organik terlarut,
penyakit ikan, dan terjadinya kelimpahan alga beracun. Koleksi data dilakukan dari pembudidaya
udang dan ikan, serta Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa pemanasan global berpengaruh terhadap dinamika perubahan kualitas air,
yang kemudian akan berpengaruh terhadap percepatan siklus hidup patogen sehingga patogen akan
berlimpah. Di sisi lain pemanasan global berpengaruh terhadap perkembang biakan alga beracun
yang dapat mengakibatkan terjadinya blooming alga beracun atau yang biasa di sebut dengan Alga
Blom.
BAB II

ISI

Penyakit pada kegiatan budidaya terdiri dari penyakit non infeksi maupun infeksi.
Serangan penyakit non infeksi meliputi penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan, pakan,
genetic, sedangakan serangan patogen baik itu virus, bakteri, jamur, protozoa maupun parasit
merupakan golongan penyakit infeksi. Salah satu penyakit yang berbahaya yaitu infeksi bakteri
atau penyakit bakterial. Penyakit bakterial yang mungkin menyerang ikan air tawar antara lain
Aeromonas hydrophila, Pseudomonas sp., Streptococcus agalactiae, Vibrio sp., Edwardsiella
tarda., Mycobacterium sp. Oleh karena itu diperlukan upaya penanggulangan dan pencegahan
masuknya atau tersebarnya penyakit khususnya yang disebabkan oleh bakteri dengan cara tindakan
karantina ikan yang dilakukan oleh balai karantina ikan.

Salah satu permasalahan dalam perikanan budidaya yaitu infeksi penyakit yang menyerang
pada organisme budidaya. Penyakit pada ikan dapat menimbulkan gangguan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam terjadi karena interaksi yang
tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan, dan patogen. Interaksi yang tidak serasi tersebut
menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan tubuh ikan menurun dan akhirnya
mudah diserang penyakit.

Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang
bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular, sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya
timbul karena gangguan organisme patogen. Organisme patogen yang menyebabkan infeksi
biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Penyakit non-infeksi yang banyak ditemukan
adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada
pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan.
Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan.

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh parasit yaitu white spot (bintik putih) yang
disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Penyakit
jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur adalah
Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur
lebih besar. Penyakit bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering
menyerang adalah bakteri yang juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya, yaitu
Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian
tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Ikan patin yang terkena penyakit akibat
bakteri ternyata mudah menulari ikan lainnya, sehingga ikan yang terserang dan keadaannya cukup
parah harus segera dimusnahkan.
BAB III
KESIMPULAN

Penyakit non infeksi disebabkan oleh keadaan lingkungan, kurangnya nutrisi pada pakan,
dan factor genetis dimana mempengaruhi pertumbuhan ikan. Pemberian edukasi terfokus pada
penyakit infeksi karena dampaknya sangat dirasakan oleh pembudidaya. Penyakit infeksi terdiri
dari jamur, parasit, bakteri, dan virus. Penyakit ikan dapat menyebabkan kerugian ekonomis dan
periode pemeliharaan lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai