Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH HAMA DAN PENYAKIT IKAN

PENGARUH GLOBAL WARMING TERHADAP KESEHATAN IKAN DAN

PERKEMBANGAN PENYAKIT DALAM AKUAKULTUR

Di Susun Oleh:

HASYIM AZHARI
21742050

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Makalah Pengaruh Global
Warming Terhadap Kesehatan Ikan Dan Perkembangan Penyakit Dalam Akuakultur” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Hama Dan Penyakit Ikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengaruh Global Warming Terhadap Kesehatan Ikan Dan Perkembangan Penyakit Dalam
Akuakultur”.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Linuwih Aluh Prastiti, S.Pi., M.Si., selaku
Dosen Hama Dan Penyakit Ikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuandan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya
menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 22 desember 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim global pada prinsipnya disebabkan naiknya gas-gas karbon dioksida, gas
metan, dan gas-gas lain pada beberapa dekade ini. Gas-gas ini dikenal dengan sebutan gas rumah
kaca (GRK) karena berfungsi seperti kaca yang meneruskan cahaya matahari, tetapi menangkap
energi panas dari dalamnya. Semakin tebal konsentrasi gasnya, semakin banyak panas bumi yang
tertahan sehingga meningkatkan suhu udara yang dekat dengan permukaan bumi.Perubahan iklim
global sebenarnya bukanlah hal baru, karena secara alami iklim di bumi selalu berubah dari jutaan
tahun lalu. Sebagai buktinya adalah sebagian besar wilayah bumi yang saat ini lebih hangat,
sebenarnya merupakan tutupan es pada jutaan tahun lalu, dan beberapa abad belakangan ini suhu
bumi rata-rata telah naik turun secara musiman, sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari atau
akibat letusan gunung berapi secara berkala. Namun, di luar kejadian alami tersebut, saat ini
perubahan iklim global lebih cepat terjadi akibat peningkatan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan
dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran hutan dan penggunaan secara besar-besaran
bahan bakar fosil. Walaupun telah dilakukan usaha besar-besaran untuk menurunkan produksi
karbon dioksida, konsenterasi di atmosfer hanya akan berkurang sedikit sekali, karena molekul
karbon dioksida bertahan selama 100 tahun di udara sebelum akhirnya diambil oleh proses
geokimia. Dengan demikian, kadar karbon dioksida di udara semakin meningkat sejalan dengan
adanya kebakaran yang sangat besar dan pertambahan kendaraan bermotor di seluruh dunia.

Pengaruh secara langsung perubahan iklim salah satunya terjadi pemanasan global yang
menyebabkan naiknya suhu perairan di mana proses budidaya dilakukan. Naiknya suhu perairan
berakibat pada kelayakan budidaya dari suatu jenis ikan di mana tiap jenis ikan memiliki
kebutuhan suhu optimum untuk pertumbuhannya. Sedangkan dampak tidak langsung berupa
pengaruh terhadap kualitas air seperti: kandungan oksigen, kandungan bahan organik terlarut,
penyakit ikan, dan terjadinya kelimpahan alga beracun.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pegaruh global warming.


2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyakit dalam aquakultur.
BAB II
ISI
Di Indonesia penyakit menular oleh vektor yang perlu diwaspadai adalah malaria dan
demam berdarah. Peningkatan suhu lingkungan menyebabkan nyamuk Anopheles sundaicus
(menularkan malaria) dan Aedes aegypti (menularkan demam berdarah) lebih mudah berkembang
biak. Disamping itu migrasi penduduk dari desa ke kota, antar-kota dan antar-pulau juga
memungkinkan malaria berpindah dari daerah endemis ke tempat yang baru. Pengendalian vektor
yang memadai dapat mencegah penularan malaria dan demam berdarah. Masalahnya, banyak
nyamuk kebal terhadap insektisida dan pemerintah kekurangan biaya untuk memantapkan system
pengendalian vektor, karena biaya yang tersedia harus digunakan untuk keperluan yang lebih
mendesak, misalnya penanggulangan bencana alam, kurang gizi dan penyakit infeksi lainnya.

Penyakit-penyakit ini meningkat karena akses terhadap air bersih di Indonesia masih
rendah (50%), kontaminasi air sumur dan permukaan tanah oleh banjir dan kegiatan manusia.
Water-washed disease disebabkan karena air bersih akan dipakai untuk memasak dan minum,
daripada untuk mencuci tangan karena alasan ekonomi. Akibatnya tangan yang kotor dapat
menularkan penyakit seperti cholera, disentri basiler, cacing gelang, cacing cambuk dan cacing
kremi. Penyakit-penyakit ini banyak dijumpai di tempat yang sanitasinya jelek.
BAB III

KESIMPULAN

Pengaruh secara langsung perubahan iklim salah satunya terjadi pemanasan global yang
menyebabkan naiknya suhu perairan di mana proses budidaya dilakukan. Naiknya suhu perairan
berakibat pada kelayakan budidaya dari suatu jenis ikan di mana tiap jenis ikan memiliki
kebutuhan suhu optimum untuk pertumbuhannya. Sedangkan dampak tidak langsung berupa
pengaruh terhadap kualitas air seperti: kandungan oksigen, kandungan bahan organik terlarut,
penyakit ikan, dan terjadinya kelimpahan alga beracun. Penelitian pengaruh pemanasan global
terhadap perkembangan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai