4901 12963 2 PB
4901 12963 2 PB
Pemeriksaan virus white spot syndrom virus (WSSV) pada udang vaname
(Litopenaeus vannamei) di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan
Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Aceh
[Examination of white spot syndrom virus (WSSV) on the white shrimp at fish quarantine
stations for quality control and safety of fishery products (SKIPM) Aceh]
Stasiun Karantina Ikan Pengendaliaan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Aceh,
Indonesia.
*
E-mail korespondensi: fauziati19@gmail.com, yuliadevie24640@gmail.com
ABSTRAK
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan komoditas air payau yang saat ini telah banyak
diminati dan menjadi produk unggul sektor perikanan budidaya di Indonesia. Penurunan produksi
dan budidaya udang vaname ini disebabkan oleh adanya penyakit WSSV (White spot Syndrom
Virus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi penyakit WSSV pada udang vaname di Unit
Usaha Pembudidayaan Ikan PT. Surya Windu Pertiwi. Penelitian ini dilakukan pada Bulan
Februari-Maret 2022, bertempat di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan (SKIPM) Aceh. Penelitian dilakukan dengan metode observasi skala laboratorium.
Sampel yang digunakan adalah benih udang vaname. Metode untuk mendeteksi penyakit WSSV
menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel
benur udang vaname yang diamati negatif dari virus penyebab penyakit WSSV. Terlihat dari hasil
elektroporesis DNA (size 941).
Kata Kunci: Litopenaeus vannamei, Polymerase Chain Reaction, White Spot Syndrom Virus.
ABSTRACT
White Shrimp (Litopenaeus vannamei) is a product of brackish water, which has been much in
demand and has become a superior product in the aquaculture sector in Indonesia. The purpose of
this study was to determine the detection of WSSV Virus (White Spot Syndrom Virus) in white
shrimp at PT. Surya Windu Pertiwi Hatchery. This research was conducted from February to
March 2022, and was carried out on a laboratory scale using white shrimp seed. Methods to detect
WSSV disease using Polymerase Chain Reaction (PCR). The results showed that the sample of
white shrimp fry was negative for the virus that causes WSSV disease. It can be seen from the
results of DNA electroporesis (size 941).
Key words : Litopenaeus vannamei, Polymerase Chain Reaction, White Spot Syndrom Virus.
1
Jurnal Marikultur Fauziati & Yulianti (2022)
2
Jurnal Marikultur Fauziati & Yulianti (2022)
atau lewat air yang memang sudah magnetic stirrer menghomogenkan gel
terkontaminasi (Chang et al., 1996). agaros, timbangan analitik untuk
Pendekatan yang dapat dilakukan adalah menentukan jumlah sampel yang akan di
melalui pemanfaatan teknik polymerase uji dan jumlah agaros yang di gunakan,
chain reaction (PCR) yang bekerja secara labu erlenmeyer penyimpanan agaros,
spesifik dan sensitive. Teknik PCR dapat Sentrifuge penyimpanan supernatant,
digunakan untuk pemeriksaan virus pada Sarung tangan untuk menghindari
udang vaname terutama yang di kontaminasi, dan vortek untuk
budidayakan. Keberadaan virus dapat mencampurkan larutan.
dilacak sejak dini dari DNA/RNA virus
yang jumlahnya sedikit dapat dilihat Pengambilan sampel
3
Jurnal Marikultur Fauziati & Yulianti (2022)
atau jaringan dan campurkan hingga dilengkapi dengan sisir dan cairan TAE
homogen, lalu inkubasi selama 15 menit sebanyak 100 ml dan aguades 900 ml
o
pada suhu 37 C dan kemudian di untuk membentuk sumur-sumur gel
diamkan pada suhu pendinginan, lalu agarros. Setelah agarose dingin, dengan
tambahkan 200 µL larutan protein sangat hati-hati sisir tray diangkat
perecipitation solution, vortex dan dingin kemudian gel dimasukkan kedalam
kan pada es selama 15 menit, sentrufuge elektroforesis apparatus yang telah diisi
pada 13,000-16,000 xg selama 4 menit dengan TAE 1 x sebagai buffer
dan pindahkan supernatant ke dalam elektroforesis. Running elektroforesis.
tabung baru yang telah berisi 600 µL Untuk mengetahui apakah suatu sampel
isopropanol, kemudian campurkan secara terinfeksi dengan virus WSSV (White
perlahan dengan membolak-balik tabung, Spot Syndrome Virus). Setelah semua
lalu sentrifugasi pada 13,000-16,00 µL hasil PCR diinjeksikan kedalam sumur-
selama 1 menit, kemudian buang sumur gel elektroforesis, selanjutnya
supermatant dan tambahkan 600 µL elektroforesis dijalankan dengan selama 1
larutan etanol 70% kemudian campurkan jam. Selanjutnya untuk mengetahui ada
hingga merata Sentrifugasi selama 1 menit, tidaknya infeksi WSSV (White Spot
Kering-anginkan etanol selama 15 menit Syndrome Virus) terhadap sampel-sampel
lalu kemudian Rehidrasi DNA dalam 100 yang dideteksi makangel hasil
µL larutan DNA Rehydration solution elektroforesis diamati menggunakan
selama 1 malam pada suhu 65 oC. UVDOCK yang sekaligus dilakukan
pengambilan foto.
Elektroporesis
4
Jurnal Marikultur Fauziati & Yulianti (2022)
inklusi berwarna esinofilik atau basofilik Ini bertujuan untuk mendeteksi sampel
yang dikenal dengan Cowdry Type-A pemeriksaan sumber atau asal
inclusion body (Lightner, 1996). pemeliharaan. Apabila tidak menunjukan
Beberapa jenis virus lainnya yang gejala, sampel ikan diambil secara acak
termasuk dalam hama dan penyakit ikan dan jumlah sampel tergantung populasi.
karantina menurut Keputusan Menteri Prosedur pengambilan contoh uji untuk
No.26/MEN/2013 yang telah mewabah di pemeriksaan Virus WSSV (White Spot
Wilayah Sulawesi Selatan adalah: White Syndrom Virus) dilakukan dengan
spot syndrome virus (WSSV), Monodon menggunakan Sistem Pool. Metode
Baculovirus, Yellowhead Virus (YHV) pengambilan dengan Sistem Pool
dan Koi Herpes Virus (KHV), sedangkan digunakan untuk menetapkan status bebas
yang telah mewabah di Indonesia adalah suatu penyakit pada zona / wilayah /
Infectious hypodermal and kompartemen tertentu. Penentuan
haematopoietic necrosis virus (IHHNV), besaran contoh uji pada suatu populasi
Monodon baculovirus, Yellowhead virus berdasarkan Martin et al. (1987)
(YHV), White spot syndrome virus menggunakan pendekatan tingkat akurasi
(WSSV), Viral nervous necrosis virus 95%.
(VNNV), Herpes Virus Ictaluri, Taura
Syndrome Virus (TSV), Megalocyti
Virus, Infectious Myinecrotic Virus
(IMNV) dan Koi Herpes Virus (KHV).
Sampel yang diambil untuk
keperluan pemeriksaan berupa benur
udang vaname hidup (Gambar 1). Secara
kasat mata benur terlihat gerakan gesit
Gambar 1. Sampel benur udang vaname
dari benur. Menurut BBL Lampung,
(2002), dalam pengambilan sampel Target organ pemeriksaan virus
mencatat semua data sejarah sampel pada seluruh tubuh benih udang vaname.
tersebut yang meliputi: waktu Pemeriksaan virus dilakukan dengan
pengambilan sampel, gejala klinis, metode Polymerase Chain Reaction
spesies, umur, berat, sumber atau asal (PCR). PCR merupakan teknik biologi
pemeliharaan, asal induk dan lain-lain. molecular untuk mereplikasi DNA secara
5
Jurnal Marikultur Fauziati & Yulianti (2022)
KESIMPULAN
Keterangan :
1 = Sampel uji
2 = Kontrol Negatif
3 = Kontrol positif
6
Jurnal Marikultur Fauziati & Yulianti (2022)