Nim : 141811233023
Kelas : THP
Sesuai dengan PER.25/MEN/2011 BAB III pasal 3, menyatakan bahwa Unit Pelaksana
Teknis di bidang pelayanan operasional karantina ikan, pengendalian mutu, dan keamanan hasil
perikanan mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan
Penyakit Ikan Karantina (HPIK) ke/di/keluar wilayah Negara Republik Indonesia, pengendalian
mutu dan keamanan hasil perikanan, serta penerapan sistem manajemen mutu.
Dan sesuai dengan PER.25/MEN/2011 BAB III pasal 4, menyatakan bahwa Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Unit Pelaksana Teknis di bidang
pelayanan operasional karantina ikan, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK dari luar negeri dan dari suatu area ke
area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia;
b. pelaksanaan pencegahan keluar dan tersebarnya HPI dari wilayah Negara Republik Indonesia
yang dipersyaratkan Negara tujuan;
e. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian HPIK, mutu, dan keamanan hasil perikanan;
f. pelaksanaan inspeksi terhadap Unit Pengolahan Ikan dalam rangka sertifikasi penerapan
program manajemen mutu terpadu,
l. pengumpulan dan pengolahan data dan informasi perkarantinaan ikan, mutu, dan keamanan
hasil perikanan; dan
7. Monodon Slow Growth Syndrome (MSGS) atau Laem Singh Virus (LSNV)
retinopathy;
10. Gaffkemia;
11. Early Mortality Syndrome (EMS)/Acute Hepatopancreatic Necrosis Syndrome
(AHPNS);
13. Pleistophorosis;
14. Heterosphorosis;
21. Microcytosis (Denman Island disease atau microcell disease) yang disebabkan oleh
Microcytos mackini;
Untuk teknik dalam pencegahan dan penyebaran patogen menurut Novriadi (2014)
Pencegahan serangan parasit dapat dilakukan dengan kegiatan monitoring atau mendiagnosis
adanya gejala atau tanda-tanda serangan infeksi. Bila ditemukan adanya gejala serangan
penyakit, tindakan pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman.
Monitoring dan diagnosis gejala infeksi secara dini dapat membantu untuk merumuskan
tindakan pengendalian yang aman bagi ikan dan lingkungan. Oleh karena itu, penerapan
manajemen kesehatan ikan dan lingkungan sangat mutlak diperlukan untuk mendukung
keberlanjutan produksi ikan budidaya. Berdasarkan kegiatan monitoring ini, sangat jarang
ditemukan pembudidaya atau unit produksi yang menerapkan konsep manajemen kesehatan ikan
dan lingkungan. Bahkan pembudidaya tidak memiliki informasi tentang teknik pengendalian dan
pencegahan penyakit yang tepat, efektif dan aman bagi lingkungan. Oleh karena itu, pelaksanaan
monitoring ini juga dilengkapi dengan perluasan informasi melalui pembagian brosur, leaflet dan
poster sehingga diharapkan pengetahuan pembudidaya tentang cara budidaya ikan yang baik
dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Kepala Badan Karantinan Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
Nomor 66/KEP-BKIPM/2015. Pedoman Teknis Pencegahan Penyakit Ikan Eksotik
ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
Novriadi, R., Sri A., Saipul N., Didi S., dan Endang W. 2014. Distribusi patogen dan kualitas
lingkungan pada budidaya perikanan laut di Provinsi Kepulauan Riau. Depik, 3(1):
83-90, April 2014. ISSN 2089-7790.
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia. Nomor: Per.25/Men/2011. Bab
Iii. Unit Pelayanan Teknis Di Bidang Pelayanan Operasional Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu, Dan Keamanan Hasil Perikanan. Pasal 3 Dan 4.