Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MENGINVENTARISASI PRODUKSI

DAN FAKTOR PRODUKSI

Diajukan untuk memenuhi praktikum Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi Agribisnis
Dosen pengampu : Ir. Wasrob Nasruddin, MS.

Disusun oleh :

Nama : Surya Lesmana

NIRM : 02.05.19.061

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HORTIKULTURA
JURUSAN PERTANIAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan dalam usaha produksi dan reproduksi tumbuhan


dan hewan dengan maksud supaya tumbuh lebih baik dan memenuhi kebutuhan
manusia. Pertanian juga sebagai jenis usaha atau kegiatan ekonomi berupa penanaman
atau usahatani (pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan, peternakan dan
perikanan). Subsektor tanaman hortikultura merupakan cabang ilmu pertanian yang
membicarakan masalah budidaya tanaman yang menghasilkan buah, sayuran, tanaman
hias, dan bahan baku obat tradisional serta rempah-rempah (Soenoeadji, 2001 : 44).
Produksi pertanian dipengaruhi oleh faktor produksi diantaranya yaitu lahan,
tenaga kerja, modal dan kemampuan manajemen. Sumbangan lahan berupa unsur tanah
dan sifat-sifat tanah yang tidak dapat dirusakkan, dengan mana hasil pertanian dapat
diperolah sangat diperlukan dalam usahatani (Mubyarto, 1994 : 44). Lahan pertanian
merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas pertanian. Secara umum
dapat dikatakan bahwa semakin luas lahan yang ditanami maka akan semakin besar
produksi yang dihasilkan dari lahan tersebut (Rahim dan Hastuti, 2007 : 44).
Pakcoy merupakan tanaman sayuran dan termasuk family petsay atau pakcoy
(brassicaceae). Pakcoy memiliki peluang pasar yang cukup tinggi, tanaman ini berkembang
pesat di daerah tropis dan subtropis. Penampilan pakcoy ini mirip dengan pakcoy, tetapi
lebih pendek dan kompak, tangkai daunnya lebar dan kokoh, tulang daun dan
daunnyamirip dengan pakcoy hijaunamun daunnya lebih tebal (Haryanto dan Tini, 2002).
Pada pembahasan kali ini, penyusun akan membahas mengenai inventarisasi
produksi dan faktor produksi usaha tani pakcoy di Desa Gandasoli Kecamatan
Karamatmulya Kabupaten Kuningan

1.2. Tujuan
1. Untuk menginventarisasi porduksi dan faktor produksi usaha tani pakcoy

1
2. Untuk mengetahui faktor porduksi usaha tani pakcoy.
3. Untuk mengetahui analisis usaha tani pakcoy
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Manjemen Produksi


Manajemen produksi adalah sebuah penataan proses penguhahan bahan mentah menjadi
suatu produk atau jasa.

2.2. Faktor Produksi


Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang
dan jasa.

2.3. Usaha Tani


Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang diperlukan untuk
memproduksi komoditas pertanian seperti tanah, air, tejnoogi, pengolahan tanah, sinar
matahari, bangunan-bangunan yang didirikan diatas tanah dan sebagainya. Usaha tani
dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak.

2
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2021. Daerah yang dijadikan lokasi
praktikum adalah Desa Gandasoli Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan

3.2 Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Hp
3. Kalkulator

3.3 Langkah Kerja


1. Memilih kegiatan produksi pada subsistem budidaya salah satu tanaman hortikultura.
Penyusun memilih budidaya tanaman pakcoy, karena sedang dibudidayakan oleh
banyak petani.
2. Mewawancarai petani, mengambil pengalaman dari petani tersebut, langkah-langkah
budidaya pakacoy dari menyiapkan lahan hingga pemanenan.
3. Menginventarisasi faktor-faktor produksi yang dipakai oleh petani terebut.
4. Mengklasifikasikan faktor-faktor produksi tersebut ke faktor produksi tetap dan
variabel. Selanjutnya mengelompokkan faktor-faktor produksi terebut ke biaya tetap
dan biaya variabel.
5. Mengidentifikasi usaha tani budidaya pakcoy.
6. Membuat pohon industry.

3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Narasumber


Nama : Sunara
Usia : 54 Tahun
Bertani sejak : Tahun 1995
Luas Lahan garapan : 0,8 ha
Luas lahan yang ditanami pakcoy : 0,35 ha

4.2. Ulasan Budidaya Pakcoy


Berikut ini adalah tahap–tahap budidaya tanaman pakcoy antara lain persiapan dan
pengolahan lahan, penyemaian, penanaman, perawatan dan pemeliharaan, panen dan
pasca panen.
1. Persiapan dan Pengolahan lahan
Sayur pakcoy ditanam setiap bulan. Persiapan lahan dapat dimulai dengan
membuat bedeng berukuran 1,2 meter dan panjang bedeng dapat di sesuaikan dengan
ukuran lahan keseluruhan dan ketinggian bedengan 10 sampai 20 cm. Penyemaian
Tahap selanjutnya adalah penyemaian, benih di beli di toko pertanian, benih yang
digunakan yaitu benih unggul untuk hasil panen yang maksimal. Setelah benih pakcoy
di dapat, petani menyiapkan bedengan pembibitan dengan cara di canggul agar
gembur. Setelah itu petani menaburkan benih pada permukaan tanah lalu menutup
benih dengan tanah sekitar 2 cm. kemudian petani melakukan perawatan dengan cara
menyiram benih rutin tiap hari, setelah 3 atau 4 hari benih akan tumbuh. Tunggu benih
sampai mempunyai 4 atau 5 helai daun, setelah itu benih pakcoy dipindahkan ke
bedeng utama.
2. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah bibit pakcoy mempunyai 4 sampai 5 helai daun.
Sebelum penanaman bedengan disiram terlebih dahulu. Petani membuat lubang

4
tanam pada bedengan dengan cara ditugal dengan jarak 20 x 20 cm. sebelum dicabut,
semaian disiram terlebih dahulu agar akar tidak rusak. Bibit pakcoy ditanam 2 sampai
3 bibit satu lubang. Setelah itu siram dengan air secukupnya setelah selesai
penanaman.
3. Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan dalam usahatani pakcoy adalah penyiraman secara teratur. Sebab
tanaman pakcoy tergantung pada air, terutama saat musim kemarau. Langkah
selanjutnya adalah penyiangan saat tanaman berumur 2 minggu, tujuan untuk
membasmi gulma yang tumbuh disekitar bedengan, dan yang terakhir yaitu pemupukan
yang mana pemupukan dilakukan sebelum penanaman dan pemupukan susulan
setelah pakcoy berumur 2 minggu setelah tanam. Jenis pupuk yang dipakai petani
adalah pupuk NPK.
4. Panen dan Pasca Panen
Petani melakukan pemanenan setelah tanaman sayur pakcoy berumur 30
sampai 45 hari, panen pakcoy dapat dilakukan petani dengan mencabut tanaman.
Petani melakukan pemanenan pada saat pagi hari dengan tujuan dijual kepada
pedagang pegumpul atau bisa dijual sendiri. Sebelum dipasarkan pakcoy dicuci
terlebih dahulu agar bersih dari tanah dan kotoran.
4.3. Inventarisasi Faktor Produksi
1. Luas Lahan
Semakin luas lahan yang dimiliki semakin banyak hasil yang diperoleh petani. Semakin
luas lahan yang digarap atau ditanami sekain besar jumlah produksi yang dihasilkan
dari lahan tersebut.
Dari segi lain, Aspek kesuburan tanah (Penggunaan lahan dan tofografi sangat penting
dalam usaha budidaya tanaman pakcoy
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dapat mempengaruhi produktifitas hasil karena merupakan hal yang
penting dalam proses produksi.
3. Modal

5
Modal digunakan untuk membeli barang yang digunakan untuk proses produksi dan
untuk membiayai operasi usahanya sehari-hari.
4.4. Klasifikasi faktor Produksi
1. Fixed Cost

Total
Harga Jumlah Umur
penyusutan
No Keterangan Vol Satuan Satuan Harga Ekonomis
per bulan
(Rp) (Rp) (Bulan)
(Rp)

1 Sewa lahan 0,35 Ha 8.000.000 2.800.000 2.800.000


selama 1 tahun

2 Peralatan 1 Buah 8.000 8.000 20 400


a. Ember 2 Buah 5.000 10.000 10 1.000
b. Pisau 1 Buah 60.000 60.000 35 1.714
c. Cangkul 1 Buah 60.000 60.000 50 1.200
d. Gembor 1 Buah 5.000 5.000 5 2.000
e. Bak semai

Total Biaya tetap 2.806.314

2. Variabel Cost

Harga Satuan Jumlah Harga


No Keterangan Vol Satuan
(Rp) (Rp)

1 Benih 10 Pack 20.000 200.000


Pupuk Kandang 300 Kg 2.000 600.000
Pupuk NPK 50 Kg 6.000 300.000
Rafia 2 Pack 5.000 10.000
Karung 10 Buah 1.000 10.000
Pestisida Detacron 2 Buah 70.000 140.000
2 Tenaga Kerja 10 HOK 65.000 650.000
a. Pengolahan Lahan 2 HOK 50.000 100.000
b. Pemberian Pupuk 2 HOK 50.000 100.000
c. Penanaman 2 HOK 50.000 100.000
d. Perawatan 2 HOK 50.000 100.000
e. Panen
Total Variabel Cost 2.310.000

4.5. Analisis Perhitungan


• Total Cost = Variabel Cost+ Variabel Cost
= Rp. 2.806.314 + Rp. 2.310.000

6
= Rp. 5.116.314
• Revenue = Total Product x Price
= 3000 kg x 5000/kg
= Rp. 15.000.000
• Benefit = Revenue – Total Cost
= Rp. 15.000.000 – Rp. 5.116.314 = Rp. 9.883.686

• R/C Ratio =

= 2,9 (R/C ratio >1 = layak)


Setiap Pengeluaran sebesar Rp. 1 maka akan menghasilkan sebesar Rp. 2,9

• B/C Ratio =

= 1,9 (B/C Ratio >1 = layak)


Setiap Pengeluaran sebesar Rp. 1 maka akan menghasilkan sebesar Rp. 1,9

• BEP Produk =

= 1023 Kg
Artinya, Usaha tidak akan mengalami laba dan rugi apabila produk diperoleh sebesar 1023
Kg

• BEP Harga =

= Rp. 1.705
Artinya, usaha tidak akan emngalami laba dan rugi jika produk dijual dengan harga
Rp.1.705 / Kg

• BEP Permintaan =

7
= .

= Rp. 3.317.156
Artinya, Penjualan akan mengalami Break Event Point ketika mendapatkan penerimaan
sebesar Rp. 3.317.156

8
BAB V
KESIMPULAN

1. Analisis dan Inventarisasi Faktor Produksi sangat penting dilakukan untuk


menyempurnakna perencanaan usaha aga usaha yang dilakukan mendapatkan hasil yang
maksimal
2. Analisis Usaha tani sangat penting dilakukan agar kita sama-sama tahu apakah usaha layak
untuk dijalankan atau tidak.
3. Perlu dilakukan analisis penangulangan resiko faktor produksi agar usaha budidaya dapat
berjalan dengan lancar

9
DAFTAR PUSTAKA

Marselina Lama & Simon Juan Kune, 2016. Faktor-faktor yang Mempengeruhi Produksi Tani
Sawi di Kelurahan bensone Kecamatan Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara. NTT :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Timor, Kefamenanu.

10

Anda mungkin juga menyukai