Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN

STUDY KOMPARATIF
Petani Manggis ke TATOR
Tana Toraja, 13-16 Juli 2006

DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANTAENG

SUB DINAS HORTIKULTURA


SEKSI BINA PRODUKSI HORTIKULTURA
TAHUN ANGGARAN 2006
KATA-PENGANTAR

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Operasional Pengembangan Agribisnis Manggis


pada Sub Dinas Hortikultura Tahun anggaran, salah satu kegiatan dalam DASK Dinas
Pertanian Kabupaten Bantaeng TA.2006 yaitu Studi Komparatif Petani Manggis ke Kabupaten
Tana Toraja, dimana objek kunjungan tersebut pernah mendapat penghargaan sebagai Juara I
Nasional Lomba Kebun Buah untuk kategori Perorangan dan berkesempatan ke Istana Negara
bertemu langsung dengan Bapak Presiden RI, Soesilo Bambang Yoedoyono.

Setelah dilakukan persiapan-persiapan untuk pemberangkatan peserta telah


dilaksanakan sosialisasi dan survey/orientasi lapangan serta persuratan ke Sub Dinas
Hortikultura Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tana Toraja, maka ditetapkan lokasi
Study Komparatif di kebun percontohan milik Bapak Ir. Viktor Patulak di Mebali Kecamatan
Mengkendek Kabupaten Tana Toraja pada hari Jum’at tanggal 14 Juli 2006.

Sehubungan dengan selesainya pelaksanaan Study Komparatif ini maka secara khusus
Pelaksana Kegiatan dan Petani peserta menyampaiakan penghargaan dan terima kasih masing-
masing kepada :

1. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tana Toraja.


2. Kasubdin Hortikultura Kabupaten Tana Toraja.
3. Bapak Ir. Viktor Patulak.

Atas segala dukungan serta bantuannya, sehingga pelaksanaan Study Komparatif ini dapat
terlaksana dengan baik dan sukses.

Akhirnya kami sampaikan semoga kegiatan ini dapat bermanfaat kepada para petani
dan petugas khususnya petani manggis.

Bantaeng, Juli 2006

Pelaksana Kegiatan

Ttd

Ir. H. Suaib. P, MP
Nip. 080 069 462

i
DAFTAR-ISI

Sampul Judul
Kata Pengantar, i
Daftar Isi, ii

Bab I PENDAHULUAN, 1

A. Latar Belakang, 1
B. Dasar Pelaksanaan, 2
C. Tujuan, 2
D. Sasaran, 2
E. Peserta, 2
F. Waktu dan Tempat, 2
G. Biaya Pelaksanaan, 2

Bab II HASIL PELAKSANAAN, 3

A. Gambaran Umum, 3
B. Gambaran Khusus, 3
C. Analisa Biaya Produksi dan Pendapatan, 4

Bab III PERMASALAHAN, 5

Bab IV PENUTUP, 6

Lampiran-Lampiran

ii
Bab I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengembangan Agribisnis Hortikultura khususnya manggis di Kabupaten Bantaeng


merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten untuk mendayagunakan
keunggulan komparatif sumberdaya lokal baik berupa sumberdaya alam maupun
sumberdaya manusia dalam upaya peningkatan keterampilan maupun penggunaan lahan
sebagai sebagai obyek bagi petani itu sendiri guna meningkatkan daya saing dan
memperbaiki tingkat kesejahteraan dan meningkatkan pendapatan petani di Kecamatan
Eremerasa.

Pengembangan Manggis mulai dipacu pada tahun 2001 dengan pola pekarangan di Desa
Kampala Kecamatan Eremerasa dengan luasan 20 Ha. Kemudian diikuti dengan mulainya
Proyek Pengembangan Agribisnis Hortikultura pada TA.2002 s/d TA.2005 dengan lokasi
masih di Kecamatan Eremerasa sebagai kawasan areal agribisnis manggis dengan sasaran
luasan 500 Ha.

Konsep pengembangan sentra-sentra buah-buahan adalah pembangunan kebun yang


mengarah kepada kebun modern, yang didalamnya terdapat sumber mata air yang selama
ini menjadi objek wisata permandian alam dan sudah dilengkapi dengan kolam renang dan
sarana lainnya. Sumber mata air ini juga menjadi sumber air bersih PDAM untuk
kebutuhan Kota Bantaeng dan air mineral merk Vita, Aquadaeng dan Air Qita. Untuk
menunjang kelestarian sumber mata air tersebut, maka pengembangan tanaman manggis
pada bagian atasan sumber mata air tersebut sangat penting artinya. Disamping itu, kebun-
kebun manggis nantinya setelah berproduksi akan menarik pariwisata, bahkan sangat
berpeluang dalam kawasan ini dibangun kebun agrowisata. Dan yang paling penting adalah
Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui dengan peltihan-pelatihan, study banding dan
magang ketempat yang dianggap berhasil.

Untuk meningkakan pengetahuan dan wawasan para petani khususnya petani manggis dan
petugas, maka dilakukan study komparatif yang telah dilaksanakan di Kabupaten Tana
Toraja yaitu di Kebun Percontohan milik Bapak Ir. Viktor Patulak di Mebali Kecamatan
Mengkendek untuk belajar mulai administrasi sampai manajemen pengelolaan kebun
secara profesional.

1
B. DASAR PELAKSANAAN

1. Keputusan Bupati Bantaeng Nomor 84 Tahun 2006, tentang Pengesahan Dokumen


Anggaran Satuan Kerja (DASK) Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng Tahun
Anggaran 2006.
2. Surat Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng Nomor 520.269.VII.2006
Tanggal 12 Juli 2006.

C. TUJUAN

1. Sebagai wadah pembelajaran kelompok tani/petani manggis baik dari segi administrasi
dan manajemen pengelolaan kebun, pasca panen, pemasaran dan sistem pengelolaan
saprodi untuk dapat dilaksanakan dan diterapkan pada wilayah masing-masing.
2. Kelompok Tani/Petani dapat memperoleh tambahan pengalaman tentang budidaya
manggis selanjutnya diharapkan dapat memberikan motivasi kepada anggotanya, dalam
rangka pengembangan buah-buahan untuk meningkatkan keterampilannya.

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah petugas lapangan dan kabupaten serta petani
manggis dan jeruk calon peserta Lomba Kebun Percontohan Tingkat nasional untuk
kategori perorangan, yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2006.

E. PESERTA

Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 22 (dua puluh dua) orang petani dan
petugas, dengan perincian :
 Petani; 10 orang
 Kepala Desa Kampala; 1 orang
 Petugas Kabupaten; 5 orang
 Petugas Lapangan; 6 orang

F. WAKTU DAN TEMPAT

Lokasi objek kunjungan study komparatif yaitu di kebun percontohan manggis milik Bapak
Ir. Viktor Patulak di Mebali Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja yang
dilaksanakan selama 4 (empat) hari termasuk perjalanan yaitu pada tanggal 13 s/d 16 Juli
2006.

G. BIAYA PELAKSANAAN

Biaya pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) yang
bersumber dari dana DAU pada DASK Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng Tahun
Anggaran 2006 Sub Dinas Hortikultura kegiatan Operasional Pengembangan Agribisnis
Manggis.

2
Bab II
HASIL PELAKSANAAN

A. GAMBARAN UMUM

Adapun gambaran umum tanaman manggis di kebun Mebali Kecamatan Mengdendek


Kab.Tator, sebagai berikut :

1. Tanaman tahun 1978 sebanyak 30 pohon dengan sumber bibit berasal dari Penangkaran
Dinas Pertanian Rakyat di Rantepao. Kini sudah berumur 28 tahun dan sudah sering
berbuah.
2. Tanaman tahun 1989 sebanyak 200 pohon yang berumur 17 tahun dan sudah berbuah 4
kali termasuk pada tahun 2005. Bibitnya berasal dari Balai Benih Batukaropa
Kabupaten Bulukumba dan BBI Latuppa Kabupaten Luwu.
3. Tanaman tahun 2004 sebanyak 100 pohon berasal dari program Dekon Dinas Pertanian
Kabupaten Tana Toraja.
4. Disamping itu terdapat pula bibit tanaman yang bersumber dari pembibitan sendiri oleh
pemilik kebun yang bibitnya berasal dari tahun 1978, untuk keperluan penyulaman dan
penambahan tanaman. Sumber bibit berasal pohon yang sudah berumur 28 tahun
sebanyak 30 pohon.

B. GAMBARAN KHUSUS

Luas kebun Ir. Viktor Patulak yaitu 4,5 ha diatas ketinggin 900 mdpl dengan populasi
tanaman manggis sebanyak 330 pohon. Di kebun ini juga terdapat sawah tadah hujan
seluas 0,4 ha sebagai penampungan air hujan untuk penyiraman dan perumputan ternak
untuk menghasilkan pupuk kandang seluas 0,6 ha.

Untuk tanaman manggis sebanyak + 400 pohon dengan jarak tanam 10 x 10 meter dengan
umur yang bervariasi. Pemberian pupuk kandang dan pupuk an organik (NPK) dilakukan 2
kali dalam setahun, untuk tanaman yang telah berumur 15-30 tahun diberikan pupuk NPK
sebanyak 2 kg/pohon dan pupuk kandang sebanyak 2 karung per pohon.

Ciri-ciri buah manggis yang siap panen adalah warna buah telah berwarna merah keunguan
dan akan tahan disimpan selama 10 hari setelah dipetik jika disimpan pada tempat yang
bersih. Bulan panen buah manggis pada Januari hingga April, dengan produksi untuk yang
telah berumur 15 tahun minimal 30 biji perpohon, sedangkan yang umur 30 tahun telah
menghasilkan 15 hingga 18 kg/pohon. Buah manggis yang telah masak dijual di pasar
toraja (hotel-hotel) dengan harga Rp.12.000,- per kg, terdapat 9 – 10 biji buah manggis dan
dijual perbiji seharga Rp.700,-.

3
C. ANALISA BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN

1. Produksi 200 pohon tanaman umur 16 tahun


 200 x 80 biji = 16.000 biji
 Bila 1 kg = 9 buah biji (*1 berat grade B = 1.178 kg

2. Nilai jual = 1.778 x Rp.8.000 (*2 = Rp. 14.224.000,-

3. Kebutuhan biaya saprodi


 NPK Plus = 200 phn x 3 kg x Rp.3.500 Rp. 2.100.000,-
 Pupuk Kandang = 200 phn x 3 kg x Rp.500 Rp. 300.000,-
 Randup = 5 liter x Rp.45.000 Rp. 220.000,-
Jumlah kebutuhan saprodi Rp. 2.625.000,-

4. Upah kerja
 Pemupukan, penyemprotan, penyiangan sekitar pohon
(petugas/penjaga kebun) 12 x Rp.400.000,- (*3 Rp. 4.800.000,-
 Pemetikan buah 18 hari (*4 x Rp.20.000,- Rp. 360.000,-
 Pengangkutan buah 18 hari x Rp.25.000,- Rp. 450.000,-
Jumlah upah kerja Rp. 5.610.000,-

5. Packing / alat pembungkus


 Kantong plastik, karton Rp. 350.000,-

6. Biaya pengangkutan ke pasar lokal


 Makale, Rantepao diperkirakan 18 hr x Rp.20.000,- Rp. 360.000,-

Jumlah Biaya Produksi Rp. 8.945.000,-

Nilai Jual Rp. 14.224.000,-


Biaya Produksi Rp. 8.945.000,-
Pendapatan bersih untuk 2 Ha Rp. 5.279.000,-

Jumlah Pendapatan Bersih utk 1 Ha (100 phn) Rp. 2.639.500,-

Keterangan :
(*1
Grade sedang
(*2
Harga pasaran lokal Rantepao dan Makale
(*3
Gaji tenaga petugas/penjaga kebun perbulan disamakan dengan gaji pegawai honorer
per bulan
(*4
Pemetikan tiap 5 hari selama 90 hari = 18 kali

4
Bab III
PERMASALAHAN

1. Tanaman baru berbuah pertama sesudah berumur 14-15 tahun yang bagi petani dan
pemilik di Tator dirasakan terlalu lama menunggu hasil.

2. Budidaya tanaman manggis belum banyak diketahui oleh petani.

3. Pemasaran hasil produksi banyak belum diketahui oleh para petani di Tana Toraja.

4. Lahan/kebun tanaman manggis kurang dimiliki oleh para petani.

5. Kebanyakan mereka memerlukan tanaman tambahan untuk bahan makanan dan


keperluan lainnya disekitar rumah.

6. Teknik memelihara tanaman untuk memberikan hasil yang baik belum banyak
diketahui/dikuasai.

5
Bab IV
PENUTUP

Pengembangan budidaya manggis di Kabupaten Bantaeng selama ini umumnya masih


dilakukan secara tradisional baik dari segi budidayanya maupun pemeliharaannya. Areal
pertanaman manggis di Kabupaten Bantaeng sifatnya terpencar-pencar dilahan petani
diakibatkan karena kepemilikan areal sangat terbatas.

Akibat dari pada tersebut diatas, maka Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng telah mengadakan
Study Komparatif di Kabupaten Tana Toraja, guna untuk mengetahui atau mempelajari cara
mengelola kebun manggis yang baik. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat
merobah pola pikir petani khususnya dalam mengelola kebun baik dari segi budidaya,
pemeliharaan maupun pasca panen dan pemasaran.

Diharapkan dalam kegiatan ini supaya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan agar dapat
memberikan hasil yang lebih baik untuk mendapatkan produksi yang optimal dengan sasaran
pada peningkatan kesejahteraan petani.

Terima Kasih

6
LAMPIRAN-LAMPIRAN

7
LOKASI OBJEK KUNJUNGAN STUDY KOMPARATIF

8
Penjelasan Singkat
dari Bapak
Ir. Viktor Patulak

9
Proses Study Komparatif
di Lokasi Kebun Percontohan

10
11

Anda mungkin juga menyukai