Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya,sehingga makalah ini

yang berisi tentang MASALAH TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN MANGGIS DAN UPAYA PEMECAHANNYA merupakan bagian dari kajian Masalah teknik budidaya,namun pembahasan mengenai masalah ini tidak akan habis untuk dibahas karena masalah ini sudah merupakan bagian dari pola kehidupan petani. Oleh karena itu,pembahasan mengenai MASALAH TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN MANGGIS DAN UPAYA PEMECAHANNYA dapat dirangkum secara rapi dalam karya ilmiah ini. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas sebesar-besarnya kepada semua kalangan pihak yang telah memberikan saya motivasi dalam rangka pengadaan makalah ini,saya berharap informasi yang terdapat dalam makalah ini sangat berguna bagi pembaca makalah ini.

Probolinggo, 1 april 2012 Penulis

ANANG BUDI PARESTYO,SP NIP. 19580727 198103 1 025

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan I.3. Manfaat II. POKOK BAHASAN II.1. Budidaya II.1.1. II.1.2. II.1.2.1. Pengolahan Media Tanam II.1.2.2. Teknik Penanaman II.1.2.3. Pemeliharaan tanaman II.1.3. II.1.3.1. Hama II.1.3.2. Penyakit II.2. Panen II.2.1. ... II.2.2. 7 II.2.3. ... II.2.4. ... II.3. Pasca Panen 2.3.1. Pengumpulan 2.3.2. Sortasi 2.3.3. Penyimpanan III. PERMASALAHAN 3.1. SOSIAL 3.2. BUDIDAYA 3.3. PANEN dan PASCA PANEN

.... ... Syarat 3 Pedoman 3 Hama 5 .... ... Ciri 7 Cara Panen Periode 8 Perkiraan 8 ... ... ... ... ... ... ... dan umur dan Teknik

i ii 1 2 2 3 Tumbuh Budidaya 3 4 4 Penyakit 5 6 panen

Panen Produksi

8 8 8 9 9 9

IV. PEMECAHAN MASALAH V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

... ... ... ...

10 11 12 13

I.

PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

ii

Manggis merupakan tanaman buah yang eksotik dan memiliki syarat tumbuh yang relaitf mudah serta dapat mengasilkan buah yang memiliki kualitas yang cukup. Saat ini tanaman manggis keberadaanya hampir hilang, namun dengan peluang yang ada akhirnya manggis menjadi salah satu tanaman primadona eksor. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis primadona ekspor Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari ekspor buah-buahan Indonesia didominasi komoditas manggis, yaitu pada tahun 2006 kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional adalah sebesar 37,4%, sedangkan konstribusi produksi manggis adalah hanya 0,5% dari total produksi nasional. Ini menghantarkan manggis menjadi buah-buahan andalan ekspor Indonesia, apalagi komoditas ini merupakan unik dan spesifik daerah tropis, sehingga pesaingnya tidak banyak. Manfaat buah manggis umumnya disajikan dalam bentuk segar atau olahan, misalnya jus. Di Amerika, produk manggis terlesat dibandrol dengan harga yang relalif mahal. Manggis mengandung miloksidan, seperti xanthone, sehingga banyak dijual sebagai suplemen kesehatan dalam bentuk pil (tablet). Secara tradisional, buah manggis merupakan obat sariawan, wasir, dan luka. Kulit buah manggis dapat dimanfaatkan sebagai pewarna untuk tekstil, sedangkan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena bersifat antibiotik. Kulit buah manggis mengandung zat kimia yang jika dioleskan di tangkai mayang kelapa (manggar) dapat merangsang cairan nira lebih banyak. Batang pohon manggis juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan kerajinan. Buah manggis banyak ditanam oleh petani di Indonesia,tetapi cara budidaya yang dilakukan masih secara tradisional. Karena tanaman mangggis adalah tanaman peninggalan dari orang tua mereka. Sentra tanaman manggis terdapat di daerah sumatera, Kalimantan, jawa dan bali. Dan untuk sentra produksi di jawa timur terdapat di daerah tulungagung,trenggalek,malang,banyuwangi dan probolinggo. Keberadaan tanaman manggis yang terdapat di probolinggo terdapat di dua kecamatan, yaitu kecamatan Tiris dan krucil. Sayang dalam budidayanya masih

secara tradisional sehingga tingkat produksinya tergantung pada ekosistem yang ada. Agar produksi manggis yang ada di kabupaten probolinggo dapat di tingkatkan, perlu adanya penanganan cara teknik budidayanya. Dengan melihat keberadaan cara budidaya tersebut perlu adanya sentuan teknologi melalui sekolah lapang pengelolahan tanaman terpadu terhadap kelompok kelompok tani yang daerahnya memiliki dan sesuai dengan ekologi yang sesuai dengan tanaman manggis. 1.2. Maksud dan Tujuan Melihat berbagai permasalahan yang terdapat di masyarakat petani pedesaan dalam hal teknik budidaya tanaman manggis, perlu adanya kajian dan inovasi teknologi budidaya terhadap tanaman manggis. Dengan adanya inovasi dan motivasi terhadap petani tanaman manggis diharapkan akan memperbaiki cara budidaya yang sesuai dengan paket teknologi tanaman manggis, yang mana pada akhirnya akan memperbaiki tarap hidup petani dan keluarganya. 1.3 Manfaat Adapun Manfaat makalah ini adalah : 1) Sebagai salah satu bahan acuhan untuk perbaikan teknik budidaya manggis. 2) Sebagai bahan masukan berupa informasi yang jelas bagi pemerintah daerah dan pihak pihak berkepentingan
1

II. POKOK BAHASAN 2.1. Budidaya 2.1.1. syarat tumbuh

Berkaitan dengan pengembangan tanaman manggis ini, ternyata beberapa daerah banyak yang dapat memenuhi kriteria sebagai daerah pengembangan tanaman buah manggis sesuai persyaratkan tumbuhnya manggis. Syarat tumbuh manggis, sebagai berikut : 1. Manggis dapat tumbuh dari dataran rendah hingga ketinggian 800 m dpl dengan tipe iklim basah. 2. Curah hujan yang dibutuhkan berkisar 1.500-2.300 mm/tahun 3. Penyinaran matahari 40-70%. 4. Suhu udara yang ideal untuk pertumbuhan manggis rata-rata 20-30 C. 5. Tanah yang diperlukan oleh manggis adalah tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), drainasenya baik, dan pH tanah 5-7. 6. Manggis termasuk tanaman yang toleran terhadap pH rendah. 7. Daerah yang cocok untuk pembungaan tanaman manggis adalah daerah yang tidak mempunyai bulan kering, 8. Air tanah yang sangat dangkal hingga sangat dalam masih dapat digunakan untuk menanam manggis. 2.1.2. Pedoman Teknik Budidaya 2.1.2.1. Pengolahan Media Tanam 1) Persiapan Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan factor kemudahan transportasi dan sumber air. 2) Pembukaan Lahan a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.

b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar. 3) Pengaturan Jarak Tanam Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara: a) segi tiga sama kaki. b) diagonal. c) bujur sangkar (segi empat). 4) Pemupukan Bibit ditanam di musim hujan kecuali di daerah yang beririgasi sepanjang tahun. Sebelum tanam taburkan campuran 500 gram ZA, 250 gram SP-36 dan 200 gram KCl ke dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah. 2.1.2.2. Teknik Penanaman 1) Pembuatan Lubang Tanam Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm dan tempatkan tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam sampai 50 cm dan tempatkan tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam. Kemudian masukkan tanah bagian dalam (galian ke dua) dan masukkan kembali lapisan tanah atas yang telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang. Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. Untuk lahan berlereng perlu dibuat teras, tanggul dan saluran drainase untuk mencegah erosi. 2) Cara Penanaman Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per hektar. Cara menanam bibit yang benar adalah sebagai berikut: a) Siram bibit di dalam polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan dengan mudah. b) Buang sebagian akar yang terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam. c) Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan tanah sampai batas akar dan padatkan tanah perlahan-lahan. d) Siram sampai tanah cukup lembab. e) Beri naungan yang terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini bisa berfungsi
3

sebagai pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan mengubah iklim mikro, misalnya tanaman Albisia dan Lamtoro. 2.1.2.3. Pemeliharaan Tanaman 1) Penyiangan Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan dan penggemburanyaitu dua kali dalam setahun. 2) Perempalan/Pemangkasan Ranting-ranting yang tumbuh kembar dan sudah tidak berbuah perlu dipangkas untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Gunakan gunting pangkas yang bersih dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas pangkasan dengan ter. 3) Pemupukan Jenis dan dosis pemupukan anjuran adalah: a) Pohon berumur 6 bulan dipupuk campuran urea, SP-36 dan KCl (3:2:1) sebanyak 200-250 gram/pohon. b) Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk campuran 400-500 gram Urea, 650700 gram SP-36 dan 900-1000 gram KCl (3:1:2) yang diberikan dalam dua sampai tiga kali. c) Pohon berumur 4 tahun dan seterusnya dipupuk campuran urea, SP-36 dan KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk kandang. Pupuk ditaburkan di dalam larikan/di dalam lubang-lubang di sekeliling batang dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. Dalam larikan dan lubang sekitar 10- 20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm. 4) Pengairan dan Penyiraman Tanaman yang berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yang cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu sampai dua hari sekali. Sedangkan pada pohon manggis yang berumur lebih dari lima tahun, frekuensi penyiraman berangsur-angsur dapat dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari dengan cara menggenangi saluran irigasi atau disiram. 5) Pemberian Mulsa Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling batang yang masih kecil untuk menekan gulma, menjaga kelembaban dan aerasi dan mengurangi penguapan air. 2.1.3. HAMA DAN PENYAKIT
4

2.1.3.1. Hama 1) Ulat bulu Hama ini melubangi daun. Pengendalian: (1) menjaga sanitasi lingkungan dan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) penyemprotan insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %. 2.1.3.2. Penyakit 1) Bercak daun Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan Helminthospo rium sp. Gejala: bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan bawah daun (Gloesporium sp.). Pengendalian: mengurangi kelembaban yang berasal dari tanaman pelindung, memotong bagian yang terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250 EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %. 2) Jamur upas Penyebab: Corticium salmonicolor Berk.et Br. Gejala: cabang/ranting mati karena jaringan kulit mengering. Pengendalian: memotong cabang/ranting, mengerok kulit dan kayu yang terserang parah dan mengolesi bagian yang dipotong dengan cat, atau disemprot dengan Derosal 60 WP 0.1-0.2 %. 3) Hawar benang Penyebab: jamur Marasmius scandens Mass Dennis et Reid. Gejala: miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang dan ranting membentuk benang putih yang dapat meluas sampai menutupi permukaan bawah daun. Pengendalian: menjaga kebersihan dan memangkas daun yang terserang. 4) Kanker batang Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis. Gejala: warna kulit batang dan cabang berubah dan mengeluarkan getah.
5

Pengendalian: (1) perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yang sakit; (2) penyemprotan fungisida Benlate untuk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi penyakit lainnya. 5) Hawar rambut Penyebab: jamur Marasmius equicrinis Mull.
6 Gejala: permukaan tanaman manggis ditutupi bentuk serupa benang

berwarna coklat tua kehitaman mirip ekor kuda. Pengendalian: sama dengan kanker batang. 6) Busuk buah Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz. Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah dan meluas ke seluruh bagian buah sehingga kulit buah menjadi suram. Pengendalian: sama dengan kanker batang. 7) Busuk akar Penyebab: jamur Fomes noxious Corner. Gejala: akar busuk dan berwarna coklat. Pengendalian: sama dengan kanker batang. 2.2. PANEN 2.2.1. Ciri dan Umur Panen Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan manggis. Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar (SBM). Umur panen dan ciri fisik manggis siap panen dapat dilihat berikut ini : a) Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm. b) Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm. c) Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm. d) Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm. e) Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 5565 mm. Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan untuk ekspor pada umur 104-108 SBM.

2.2.2. Cara Panen Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yang tinggi dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yang dilengkapi pisau dan keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena manggis adalah pohon hutan yang umurnya dapat lebih dari 25 tahun. 2.2.3. Periode Panen Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai Maret tahun berikutnya. 2.2.4. Perkiraan Produksi Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata
7

30 buah/ pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada puncak produksi, tanaman yang dipelihara intensif dapat menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100 tanaman) dapat mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah. Kondisi perkiraan tersebut juga sangat tergantung pada musim,karena manggis memerlukan musim kering 3 4 bulan. Kalau kurang maka tanaman manggis tidak bisa berbuah secara maksimal. 2.3. PASCAPANEN 2.3.1. Pengumpulan Buah dikumpulkan di dalam wadah dan ditempatkan di lokasi yang teduh dan nyaman. 2.3.2. Sortasi Tempatkan buah yang baik dengan yang rusak dan yang busuk ( terutama yang terindikasih oleh getah kuning ) dalam wadah yang berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan ukuran buah hasil pengelompokan sesuai dengan standart yang ditentukan oleh eksportir, yaitu tingkat kemasakan, besar, sedang dan kecil. 2.3.3. Penyimpanan Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai 33 hari.

III. PERMASALAHAN. 3.1. Sosial.

Data penduduk menurut mantri statistik kecamatan Tiris sebanyak 61.026 orang yang terbagi laki-laki sebanyak 29.900 dan perempuan sebanyak 31.128 orang. penduduk di wilayah kecamatan tiris yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 38.642 orang, buruh tani sebanyak 8.218 orang. Dari data tersebut petani yang melaksanakan budidaya manggis sebanyak sebanyak 1.720 orang atau rata-rata kepemilikan tanaman manggis sebanyak 5 pohon. Petani yang ada dikecamatan Tiris menurut data tingkat kesejahteraan masih rendah, dinama keluarga Pra KS sebanyak 9.003 ( 47,80 % ), Keluarga KS 1 sebanyak 5.597 ( 29,70 % ). Melihat keberadaan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah kecamatan Tiris berdampak terhadap penanganan budidaya manggis, karena hampir semua tanaman manggis yang ada adalah peninggalan orang tua mereka. Keadaan yang demikian mengakibatkan tanaman manggis yang ada sudah berumur puluhan tahun. Dalam soal penambahan tanaman baru belum terpikirkan, disamping bibit manggis unggul harganya dirasakan oleh petani terlalu mahal dan tanaman berproduksi terlalu lama. 3.2. Budidaya. Hampir semua petani manggis yang ada diwilayah Kecamatan Tiris belum semuanya tersentuh teknologi budidaya sesuai dengan anjuran, Hal ini dikarenakan petani manggis yang tersebar tempat tinggalnya dan program pemerintah hampir tidak ada terhadap tanaman manggis. Teknik budidaya yang dilaksanakan masih secara tradisional dimana untuk tanaman baru bibit yang digunakan dari tanaman tumbuh liar yang dipindahkan kelahannya, penambahan bahan organik, an organik jarang dilaksanakan, Pemangkasan cabang yang tidak produktif hampir tidak pernah dilaksanakan serta penanganan terhadap serangan hama. 3.3. Panen dan Pasca Panen. Panen yang dilaksanakan sudah sesuai dengan anjuran namun dalam pelaksanaan pasca panen belum dilaksanakan sama sekali, hal ini petani menjual buah manggis

tidak langsung ke pedagang pengumpul tingkat kecamatan, tetapi dijual kepedagang tingkat desa. Hal yang demikian dikarenakan dengan cara panen secara periodik dan hasil panen sangat sedikit.

IV. PEMECAHAN MASALAH.

Dengan melihat hasil quesener yang diajukan kepada petani banyak permasalahn yang ditemui, baik masalah kelembagaan, teknik budidaya, penanganan panen, pasca panen dan sistem penjualan hasil. Agar petani dalam penanganan tanaman manggis sesuai dengan petunjuk pelaksanaan teknologi budi daya perlu adanya perbaikan disana sini. Dari hasil temuan tersebut solusi pemecahannya adalah sebagai berikut: 1. Pengornisasian petani manggis harus diperhatikan, karena selama ini petani manggis belum ada yang ikut dalam kelembagaan petani ( Kelompok Tani ). 2. Pemilikan tanaman manggis rata-rata 5 pohon untuk itu perlu diperluas sehingga mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. 3. Penanaman manggis yang dilahan pekarangan, perlu adanya perluasan tanaman. Baik dilahan pekarangan maupun dilahan tegalan/ladang. 4. Penggunaan bibit diharapkan menggunakan bibit yang diketahui asalnya dan yang berproduksi tinggi. 5. Pemberian pupuk organik disekitar tajuk tanaman sesuai dengan dosis anjuran, atau sebanyak 100 kg ( 2 pikul ) per pohon. 6. Pemangkasan cabang-cabang yang tidak produktif, cabang-cabang/ ranting tua serta ranting-ranting yang tumbuh keatas. 7. Menjaga kebersihan kebun. 8. Pengendalian hama dan penyakit. 9. Pelaksanaan sortasi sesuai dengan standart pedagang pengumpul tingkat kecamatan. 10. Penjualan buah manggis secara kolektif lewat kelompok tani. 11. Bantuan bibit manggis unggul lewat dinas terkait. 12. Sekolah lapang pengendalian hama penyakit terpadu ( SL-PHT ) sesuai sengan SOP Manggis. Dari cara pemecahan masalah teknik budidaya pemecahan yang paling cepat dilakukan adalah dengan pembinaan petani lewat kelembagaan petani dan pelaksanaan sekolah lapang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1. Kesimpulan

10

Melihat keberadaan sosial ekonomi petani tanaman manggis yang ada di wilayah Kecamatan Tiris, perlu adanya solusi yang sesuai dengan tingkat pendidikan, kultur budaya serta kemauan dan kemampuan petani dalam mengimplikasikan inovasi terapan sesuai dengan ekologi setempat. Agar produksi tanaman manggis dapat berproduksi sesuai yang diharapkan dan dapat meningkatkan pendapatan petani manggis,dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kurangnya asupan teknologi terapan terhadap tanaman manggis. 2. Kelembagaan petani manggis belum terbentuk. 3. Bibit yang digunakan asal usulnya tidak diketahui. 4. Tanaman manggis yang ditanam oleh petani masih di pekarangan. 5. Pemupukan tanaman manggis hampir tidak dilakukan oleh petani. 6. Cara penjualan secara sendiri sendiri. 7. Sortasi hasil panen tidak dilakukan sama sekali. 8. Program pemerintah hampir tidak ada. Dari hasil kesimpulan diatas dapat dijadikan pedoman untuk melaksanakan program pengembangan kawasan buah buahan, terutama tanaman manggis. 5.2. Saran Untuk meningkatkan pendapatan petani buah-buahan khususnya manggis perlu adanya pemahaman terhadap sosial ekonomi daerah yang akan dikembangkan, karena kalau tidak memperhatikan kemauan dan kemampuan serta tingkat pendidikan petani yang ada maka akan terjadi ketidak sinambungan program pemerintah dengan petani. Untuk pengembangan tanaman manggis di wilayah Kecamatan Tiris, dapat kami sarankan sebagai berikut : 1. Mengefektifkan kelembagaan petani yang ada, terutama pada wilayah kelompok tani yang ada tanaman manggisnya. 2. Peningkatan pengetahuan,ketrampilan dan sikap petani manggis melalui program SL-PHT/ SL-GAP. 3. Pengadaan bibit manggis unggul dan bermutu.

4. Koordinasi dengan dinas terkait di tingkat atas dan bawah.

DAFTAR PUSTAKA

11

1) Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Budidaya Manggis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2) Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung 3) Suyanti Satuhu. 1997. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya. Jakarta. 4) Reza Tirtawinata, Ir. 1997. Memilih Biji Manggis untuk Bibit. Trubus No. 335. 5) Reza Tirtawinata, Ir. 1998. Pohon Pelindung untuk Tanaman Manggis Muda. Trubus no. 342. 6) Direktorat Jenderal Hortikultura.http://www.support@hortikultura. 7) Pengolahan Saus Manggis. Bagian Proyek P2RT Pembinaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat.Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat I Sumatera Barat, Padang 1996. 8) Buku Pintar Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia

120

MAKALAH
MASALAH TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN MANGGIS DAN UPAYA PEMECAHANNYA

Oleh : ANANG BUDI PRASETYO,SP PPL BPP KECAMATAN TIRIS

BADAN KETAHANAN PANGAN dan PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Lampiran. Luas dan produksi tanaman manggis


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Desa Andungbiru Andungsari Tlogoargo Tlogosari Ranuagung Tiris Segaran Ranugedang Jangkang Wedusan Racek Pesawahan Pedagangan Tegalwatu Rejing Tulupari Jumlah : Luas (ha) 7 25 16 15 10 6 4 2 1 0 0 0 0 0 0 0 86 Produktivitas ( kw) 14,2 15,1 15,5 14,6 15,4 13,2 12,6 12,2 11,2 0 0 0 0 0 0 0 Produksi (ton) 99,40 37,75 24,80 21,90 15,40 8,92 5,04 2,44 1,12 0 0 0 0 0 0 0 215,770 Keterangan

Sumber data : BPP Kecamatan Tiris th.2011

13

Lampiran. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian


PNS+ Pensiunan Buru Petani h Tani 651 621 343 475 467 409 342 399 528 278 547 709 549 786 583 532 8218 Pengra jin 32 10 15 7 28 26 9 12 41 69 130 41 52 43 68 39 564 Jasa Pedagang 23 27 17 21 72 149 32 33 26 54 87 126 48 49 55 37 859 Angku tan 24 15 12 9 27 52 12 38 10 8 12 31 17 12 11 16 306 Jasa Bangu nan 7 5 3 8 11 15 4 10 7 5 6 17 13 11 18 12 150 Lain nya 121 109 97 101 192 135 54 172 113 87 130 201 82 68 170 49 1881

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Desa

Andungbiru 16 2329 Andungsari 16 1541 Tlogoargo 11 1186 Tlogosari 7 2117 Ranuagung 19 3752 Tiris 62 3135 Segaran 16 1623 Ranugedang 21 2644 Jangkang 12 1968 Wedusan 21 2109 Racek 13 2428 Pesawahan 35 3127 Pedagangan 7 3329 Tegalwatu 5 2492 Rejing 8 3199 Tulupari 7 1653 Jumlah : 271 38642 Sumber data : Mantis Kecamatan Tiris

Lampiran. 14 Banyaknya Penduduk menurut tingkat kesejahteraan


No 1 Desa Andungbiru Pra KS 549 KS I 180 KS II 112 KS III 140 KS III PLUS 15

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Andungsari Tlogoargo Tlogosari Ranuagung Tiris Segaran Ranugedang Jangkang Wedusan Racek Pesawahan Pedagangan Tegalwatu Rejing Tulupari Jumlah :

431 243 568 1008 875 358 392 527 237 853 802 786 528 469 377 9003

182 247 226 390 421 283 626 301 649 429 485 527 311 139 201 5597

74 48 98 186 217 81 354 112 207 116 211 251 152 640 125 2984

31 23 37 91 86 39 32 37 20 18 103 68 46 307 32 1110

7 2 6 27 19 3 0 4 0 8 15 7 3 24 0 140

Sumber data : Dinas kesehatan Kecamatan Tiris

15

Anda mungkin juga menyukai