di kota AMPANA)
OLEH
IKBAL WIJAYA JUSNI
E28119448
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah tentang “Pengolahan
Tanah di Lahan gambut dan lahan salin” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengolahan Tanah dan Irigasi. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah terlibat dari mulai penyusunan sampai terselesaikannya
makalah ini yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari orang-orang yang
bersangkutan.
Tujuan pembuatan makalah ini dimaksudkan supaya dapat menjadi pegangan bagi para
mahasiswa khususnya bagi Mahasiswa. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi, susunan maupun
dalam penyajian materinya sehingga demi kelengkapan makalah ini, segala kritik dan saran
penyusun harapkan dari para pembaca sekalian
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.........................................................................................1
BAB I1. PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1 Pengertian Jeruk............................................................................................2
2.2 Macam-Macam Jeruk....................................................................................2
2.3 Manfaat Jeruk................................................................................................3
2.4 Syarat tumbuh tanaman jeruk........................................................................
3.4 Pertanian Organik..........................................................................................3
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................4
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................4
3.2 Saran ..........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
terjadi karena kesadaran, pengertian dan pengetahuan petani tentang hama dan kerusakannya,
cara aplikasi pestisida dan bahayanya terhadap lingkungan sangat terbatas (Untung, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana cara mengembangkan produktivitas atanaman jeruk yang berada di daerah
ampana kota?
- Apakah penggunaan pertanian organic jeruk dapat meningkatkan produktivitas hasil petani
jeruk?
1.3 Manfaat Penulisan
- Agar dapat mengetahui cara mengembangkan produktivtas hasil pertanian jeruk bagi petani
khusunya daerah Ampana kota
- Agar sebagai acuan pembelajaran bagi mahasiswa dan petani untuk melakukan pertanian
organic pada tanaman jeruk.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3) Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat
tumbuhnormal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
4) Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
5) Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Ø Media Tanam
1) Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%,
debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
1) Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5 6,5
dengan pH optimum 6.
3) Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawahpermukaan
tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk
menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
4) Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan
sekitar 300.
Ø Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai
tinggi tergantung pada spesies:
1) Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
2) Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
3) Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
4) Jenis Siem: 1–700 m dpl.
5) Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
6) Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
7) Jenis Purut: 1–400 m dpl.
2.5 Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sistem pertanian yang mengoptimalkan kesehatan dan
prodiktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang
cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Peran pertanian organik baik dalam produksi,
pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan
kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga
manusia(Anonim,2006)
4
Menurut data dari Departemen Pertanian Nasional, di Indonesia produksi jerukpada tahun
2008yaitu 58,45 ton/hektar, pada tahun 2009 mengalami kenaikan produksi yaitu 84,82
ton/hektar dan untuk tahun 2010 mengalami penurunan produksi yaitu 49,79 ton/hektar
(Dinas pertanian, 2010).Penyebab utama penurunan produksi jeruk adalah adanya serangan
hama. Salah satu cara untuk mencegah adanya serangan hama di perkebunan jeruk adalah
dengan pestisida kimia, dengan harapan tidak akan ada hama di perkebunan tersebut. Hal itu
terjadi karena kesadaran, pengertian dan pengetahuan petani tentang hama dan kerusakannya,
cara aplikasi pestisida dan bahayanya terhadap lingkungan sangat terbatas (Untung, 2006).
Budidaya jeruk organik mempunyai peluang besar untuk dikembangkan namun ada
kendala dalam pengembangannya diantaranya kurang sosialisasi masyarakat mengenai
pertanian yang ramah lingkungan atau pertanian anorganik yang cukup tinggi (Siswo,2007)
Menerapakan konsep pertanian organik yang umum digunakan oleh petani dan konsep
pertanian semi organik yang belum banyak digunakan oleh petani yaitu dengan menggunakan
pupuk organik (kandang dan kompos), dan dalam pengendalian hama menggunakan konsep
pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu menggunakan pestisida kimia tetapi digunakan bila
diperlukan ketika populasi hama meningkat. Menurut Jumar (2000), dalam PHT penggunaan
pestisida dilakukan ketika populasi hama meningkat di atas ambang ekonomi.
Menurut Untung (2006), dari tahun ke tahun petani mulai membuka kesadaran tentang
pertanian dengan konsep anorganik, petani mengetahui akan pentingnya kesehatan pada
produk yang dihasilkan, sehingga berkelanjutan muncul pertanian dengan konsep organik.
Sebelum menuju pada pertanian organik dilakukan konsep pertanian semi organik dengan
menerapkan pengelolaan hama terpadu (PHT).
Konsep pertanian organik, semi organik maupun anorganik terdapat serangga yang
mempunyai peran berbeda. Serangga yang berperan sebagai hama, serangga sebagai musuh
alami hama, serangga pollinator dan serangga tanah yang berperan dalam kesuburan
tanah.sehingga memungkinkan terdapat serangga yang berbeda pada pertanian jeruk di
ampana kota belum pernah dilakukan penelitian tentang keanekaragaman serangga sehingga
belum diketahui keanekaragaman serangga didaerah tersebut.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep pertanian organik, semi organik maupun anorganik terdapat serangga yang
mempunyai peran berbeda. Serangga yang berperan sebagai hama, serangga sebagai musuh
alami hama, serangga pollinator dan serangga tanah yang berperan dalam kesuburan
tanah.sehingga memungkinkan terdapat serangga yang berbeda pada pertanian jeruk di
ampana kota belum pernah dilakukan penelitian tentang keanekaragaman serangga sehingga
belum diketahui keanekaragaman serangga didaerah tersebut.
3.2 Saran
Sebaiknya pertanian di kota ampana lebih memfokuskan pada pertanian organic karena
meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Pertanian
organic juga menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan memanfaatkan limbah
kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan Jerami sebagai pupuk kompos.
6
DAFTAR PUSTAKA
FAO. 2005. Dua pulu hal untuk diketahui tentang dampak air laut pada lahan pertanian di
propinsi NAD. United Nations Food And Agriculture Organization
Rusd, A.M.I (2011) Pengujian Toleransi Padi( Oryza Sativa L.) Terhadap salinitas pada fase
perkecembahan. Skripsi S1. Institut Pertanian Bogor.
Widjaja Adhi IPG. 1992. Development of a deep tropical peatland for perennial croops. In
aminuddin et al (EDS) Procedding of the international symposium on tropical
peatland. Kuching Serawak Malaysia. P. 380-384