Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN (Permasalahan petani jeruk yang berada

di kota AMPANA)

OLEH
IKBAL WIJAYA JUSNI
E28119448

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


PSDKU TOJO UNA-UNA
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah tentang “Pengolahan
Tanah di Lahan gambut dan lahan salin” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengolahan Tanah dan Irigasi. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah terlibat dari mulai penyusunan sampai terselesaikannya
makalah ini yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari orang-orang yang
bersangkutan.
Tujuan pembuatan makalah ini dimaksudkan supaya dapat menjadi pegangan bagi para
mahasiswa khususnya bagi Mahasiswa. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi, susunan maupun
dalam penyajian materinya sehingga demi kelengkapan makalah ini, segala kritik dan saran
penyusun harapkan dari para pembaca sekalian

Ampana, 1 Juli 2022

Ikbal Wijaya Jusni


E28119448

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.........................................................................................1
BAB I1. PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1 Pengertian Jeruk............................................................................................2
2.2 Macam-Macam Jeruk....................................................................................2
2.3 Manfaat Jeruk................................................................................................3
2.4 Syarat tumbuh tanaman jeruk........................................................................
3.4 Pertanian Organik..........................................................................................3
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................4
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................4
3.2 Saran ..........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman jeruk telah diketahui sebagai buah ajaib yang mampu mencegah dan
menyembuhkan berbagai penyakit. Jeruk sebagai salah satu buah komersial yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat, merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi
sebagai komoditi pasaran dunia, buahnya digemari dan bermanfaat sebagai salah satu sumber
vitamin. Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk
dikembangkan,karena usaha tani jeruk memberikan keuntungan yang tinggi,sehingga dapat
dijadikan sebagai sumber pendapatan petani.sudah selayaknya pengembangan jeruk ini
mendapat perhatian yang besar, mengingat kontribusi yang besar pada perekonomian
nasional (Pramono,2007).
Pertanian jeruk adalah bidang pertanian yang memerlukan spesialisasi yang
mendalam. Ada beberapa kondisi iklim khusus yang penting untuk memastikan keberhasilan
dengan budidaya jeruk skala besar. Menurut Dinas Pertanian, lama budidaya tanaman jeruk
yaitu 6-7 atau 9 bulan,tergantung faktor yang mempengaruhi, antara lain keadaan iklim.
Menurut Soelarso (1997), tanaman jeruk baru memberikan keuntungan pada tahun kedua.
Oleh karena itu, petani jeruk harus menunggu setidaknya dua tahun untuk mampu
menyandari hasilnya.
Pertanian organik adalah sistem pertanian yang mengoptimalkan kesehatan dan
prodiktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang
cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Peran pertanian organik baik dalam produksi,
pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan
kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga
manusia(Anonim,2006)
Menurut data dari Departemen Pertanian Nasional, di Indonesia produksi jerukpada
tahun 2008yaitu 58,45 ton/hektar, pada tahun 2009 mengalami kenaikan produksi yaitu 84,82
ton/hektar dan untuk tahun 2010 mengalami penurunan produksi yaitu 49,79 ton/hektar
(Dinas pertanian, 2010).Penyebab utama penurunan produksi jeruk adalah adanya serangan
hama. Salah satu cara untuk mencegah adanya serangan hama di perkebunan jeruk adalah
dengan pestisida kimia, dengan harapan tidak akan ada hama di perkebunan tersebut. Hal itu

1
terjadi karena kesadaran, pengertian dan pengetahuan petani tentang hama dan kerusakannya,
cara aplikasi pestisida dan bahayanya terhadap lingkungan sangat terbatas (Untung, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana cara mengembangkan produktivitas atanaman jeruk yang berada di daerah
ampana kota?
- Apakah penggunaan pertanian organic jeruk dapat meningkatkan produktivitas hasil petani
jeruk?
1.3 Manfaat Penulisan
- Agar dapat mengetahui cara mengembangkan produktivtas hasil pertanian jeruk bagi petani
khusunya daerah Ampana kota
- Agar sebagai acuan pembelajaran bagi mahasiswa dan petani untuk melakukan pertanian
organic pada tanaman jeruk.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jeruk


Jeruk adalah buah-buahan yang banyak mengandung vitamin, zat gizi dan mineral.
Menurut beberapa penelitian jeruk dapat mencegah berbagai penyakit seperti, penyakit
kanker dan stroke. Sayangnya, selama ini jeruk telanjur terkenal hanya sebagai sumber
vitamin C. Padahal, buah bulat ini juga mengandung sederetan zat gizi esensial lainnya, yang
meliputi karbohidrat (zat gula dan serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin,
vitamin B6, fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia.
2.2 Macam-Macam Jeruk
Seperti yang kita ketahui bahwa jeruk itu sangat berguna bagi kehidupan menusia,
sehingga manusia berfikir untuk bagaimana menciptakan jenis jeruk yang baru, maka pada
saat ini jenis jeruk sudah sangat beragam dari mulai jeruk bali, jeruk nipis, jeruk lemon, dan
masih banyak lagi jenis jeruk yang lainnya. meskipun jenis jeruk sampai pada saat sekarang
ini sudah sangat beragam, tetapi manfaat jeruk yang satu dengan yang lainnya sama, karena
kendungan dalam jeruk itu sama.
2.3 Manfaat Jeruk
Jeruk buah yang sangat populer, mudah diperoleh dan relatif murah itu, ternyata banyak
mengandung zat gizi yang berguna bagi kesehatan dan pencegahan penyakit. Mengapa
demikian? karena jeruk banyak mengandung vitamin c, dan vitamin c itu berfungsi untuk
daya tahan tubuh. Kegunaan jeruk yang paling utama adalah sebagai anti oksidan, dimana
anti oksidan itu berguna untuk pencegahan penyakit kanker, dan juga menurut beberapa
penelitian berguna untuk menunda penuaan dini (awet muda).
2.4 SYARAT TUMBUH
Ø Iklim
1) Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.Untuk
daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih
baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
2) Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah(musim
hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar
tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan airyang cukup
terutama di bulan Juli-Agustus.

3
3) Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat
tumbuhnormal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
4) Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
5) Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Ø Media Tanam
1) Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%,
debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
1) Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5 6,5
dengan pH optimum 6.
3) Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawahpermukaan
tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk
menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
4) Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan
sekitar 300.
Ø Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai
tinggi tergantung pada spesies:
1) Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
2) Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
3) Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
4) Jenis Siem: 1–700 m dpl.
5) Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
6) Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
7) Jenis Purut: 1–400 m dpl.
2.5 Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sistem pertanian yang mengoptimalkan kesehatan dan
prodiktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang
cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Peran pertanian organik baik dalam produksi,
pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan
kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga
manusia(Anonim,2006)

4
Menurut data dari Departemen Pertanian Nasional, di Indonesia produksi jerukpada tahun
2008yaitu 58,45 ton/hektar, pada tahun 2009 mengalami kenaikan produksi yaitu 84,82
ton/hektar dan untuk tahun 2010 mengalami penurunan produksi yaitu 49,79 ton/hektar
(Dinas pertanian, 2010).Penyebab utama penurunan produksi jeruk adalah adanya serangan
hama. Salah satu cara untuk mencegah adanya serangan hama di perkebunan jeruk adalah
dengan pestisida kimia, dengan harapan tidak akan ada hama di perkebunan tersebut. Hal itu
terjadi karena kesadaran, pengertian dan pengetahuan petani tentang hama dan kerusakannya,
cara aplikasi pestisida dan bahayanya terhadap lingkungan sangat terbatas (Untung, 2006).
Budidaya jeruk organik mempunyai peluang besar untuk dikembangkan namun ada
kendala dalam pengembangannya diantaranya kurang sosialisasi masyarakat mengenai
pertanian yang ramah lingkungan atau pertanian anorganik yang cukup tinggi (Siswo,2007)
Menerapakan konsep pertanian organik yang umum digunakan oleh petani dan konsep
pertanian semi organik yang belum banyak digunakan oleh petani yaitu dengan menggunakan
pupuk organik (kandang dan kompos), dan dalam pengendalian hama menggunakan konsep
pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu menggunakan pestisida kimia tetapi digunakan bila
diperlukan ketika populasi hama meningkat. Menurut Jumar (2000), dalam PHT penggunaan
pestisida dilakukan ketika populasi hama meningkat di atas ambang ekonomi.
Menurut Untung (2006), dari tahun ke tahun petani mulai membuka kesadaran tentang
pertanian dengan konsep anorganik, petani mengetahui akan pentingnya kesehatan pada
produk yang dihasilkan, sehingga berkelanjutan muncul pertanian dengan konsep organik.
Sebelum menuju pada pertanian organik dilakukan konsep pertanian semi organik dengan
menerapkan pengelolaan hama terpadu (PHT).
Konsep pertanian organik, semi organik maupun anorganik terdapat serangga yang
mempunyai peran berbeda. Serangga yang berperan sebagai hama, serangga sebagai musuh
alami hama, serangga pollinator dan serangga tanah yang berperan dalam kesuburan
tanah.sehingga memungkinkan terdapat serangga yang berbeda pada pertanian jeruk di
ampana kota belum pernah dilakukan penelitian tentang keanekaragaman serangga sehingga
belum diketahui keanekaragaman serangga didaerah tersebut.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep pertanian organik, semi organik maupun anorganik terdapat serangga yang
mempunyai peran berbeda. Serangga yang berperan sebagai hama, serangga sebagai musuh
alami hama, serangga pollinator dan serangga tanah yang berperan dalam kesuburan
tanah.sehingga memungkinkan terdapat serangga yang berbeda pada pertanian jeruk di
ampana kota belum pernah dilakukan penelitian tentang keanekaragaman serangga sehingga
belum diketahui keanekaragaman serangga didaerah tersebut.
3.2 Saran
Sebaiknya pertanian di kota ampana lebih memfokuskan pada pertanian organic karena
meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Pertanian
organic juga menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan memanfaatkan limbah
kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan Jerami sebagai pupuk kompos.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2006). Dapartemen Pertanian. Pusat Data Dan Informasi Pertanian.


http//www.deptan.go.id ( Diakses 2 Oktober 2005)

Adi, Sutrisno, 1997, Metodologi Penelitian, UGM Press, Yogyakarta.

FAO. 2005. Dua pulu hal untuk diketahui tentang dampak air laut pada lahan pertanian di
propinsi NAD. United Nations Food And Agriculture Organization

Rusd, A.M.I (2011) Pengujian Toleransi Padi( Oryza Sativa L.) Terhadap salinitas pada fase
perkecembahan. Skripsi S1. Institut Pertanian Bogor.

Widjaja Adhi IPG. 1992. Development of a deep tropical peatland for perennial croops. In
aminuddin et al (EDS) Procedding of the international symposium on tropical
peatland. Kuching Serawak Malaysia. P. 380-384

Anda mungkin juga menyukai