Tujuan : Untuk mengenal pengertian sawit, cara pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pupuk
yang digunakan
I. CARA KERJA
1. PEMBIBITAN
Pembibitan tanaman kelapa sawit merupakan kegiatan menumbuhkan dan merawat kecambah
hingga menjadi bibit yang siap untuk ditransplanting ke lapangan. Tujuan dari pembibitan tanaman
kelapa sawit adalah untuk memastikan secara seksama bahwa bibit yang ditanam di lapangan adalah
bibit yang sesuai dengan standar dan prosedur manajemen kebun. Selain itu diharapkan dapat
menghasilkan bibit berkualitas tinggi yang harus tersedia pada saat penyiapan lahan tanam yang
telah selesai.
• Penyemaian
Kecambah atau bibit sawit dimasukkan ke dalam polibag, Sebelumnya polybag tersebut telah diisi
dengan tanah. Kecambah sawit atau bibit sawit lalu ditanam ke dalam polybag yang telah berisi
tanah sedalam 2 cm. Lakukan pengecekan agar tanah dalam polybag selalu dalam keadaan lembab.
Karena jika tanah kering, kecambah bibit tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Kemudian polybag
disimpan pada bedengan berdiameter 120 cm. Setelah disimpan dan dirawat sekitar 3-4 bulan,
kecambah bibit tersebut telah menumbuhkan daun sekitar 4-5 helai. Bibit yang telah berdaun 4-5
helai telah siap untuk dipindahtanamkan.
• Pemeliharaan Pembibitan
2. PENANAMAN
Pola menanam yang dapat diterapkan pada budidaya sawit yaitu pola monokultur. Tanaman
penutup tanah pada areal lahan perkebunan sawit sangat penting adanya untuk memperbaiki sifat
fisika, kimia dan biologi pada tanah. Selain itu bermanfaat juga mencegah erosi dan untuk menekan
pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma. Tanaman penutup tanah yang dimaksud lebih baik
berupa tanaman kacang-kacangan.
Waktu paling baik untuk menanam yaitu pada musim hujan, setelah hujan turun. Hal ini
dimaksudkan agar cukup air untuk tumbuh. Lepaskan plastik polybag yang berisi bibit sawit dengan
hati-hati. Kemudian masukkan bibit ke dalam lubang tanam.
3. PEMELIHARAAN
Perawatan tanaman Kelapa Sawit berupa: Penyiraman, Penyiangan / Pemberantasan Hama dan
Penyakit, Seleksi bibit / Penyuluman, Pemupukan dengan jadwal dan Dosis yang tepat, Penunasan
yang teratur, Prosedur pemanenan yang tepat.
Penyulaman tanaman dilakukan apabila tanaman terkena serangan hama atau penyakit dan
pertumbuhan tanaman tidak sempurna, untuk mengurangi dampak tersebut petani melakukan
pengolahan lahan yang baik, menggunakan bibit bervarietas unggul serta pemindahan umur bibit
tanam secara tepat.
4. PEMUPUKAN
Cara memupuk sawit yang pertama adalah dengan memberikan pupuk yang tepat sesuai umur
pohon. Untuk pohon yang berumur 0-3 tahun, pupuk yang digunakan adalah pupuk urea dengan
takaran dosis 0.4-0.4 per tanaman dengan frekuensi pemberian pupuk 2 kali dalam setahun.
Pada tanaman muda memerlukan pemupukan yang seimbang dan teratur karena pada periode
tersebut tanaman sedang aktif tumbuh dan berkembang untuk nantinya dapat berproduksi tinggi.
Menurut (Sastrosayono 2007), pada masa pembibitan utama pupuk yang dibutuhkan lebih banyak
dan dosisnya tergantung pada umur tanaman. Bibit kelapa sawit yang berumur 3-4 bulan dosis NPK
16:16:16 yang digunakan 5g/tanaman dan diberi 2 minggu sekali. Menurut (Sunarko,2007), dosis
pemupukan kelapa sawit di pembibitan utama 20 g/tanaman dilakukan setiap bulan. Upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan sangat perlu
dilakukan. Usaha pertanian yang mengandalkan bahan kimia seperti pupuk anorganik yang telah
dilakukan pada masa lalu dan berlanjut sampai sekarang telah menimbulkan dampak yang
merugikan terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah
sistem pertanian organik yang mengacu pada system alam dengan meminimalisasi masukan pupuk
anorganik. Menurut Tandisau (2005) Aplikasi pupuk anorganik dan organic serta kombinasi
diantaranya memberikan pengaruh nyata pada tanaman cabe. Salah satu pupuk organic yang banyak
digunakan adalah Tandan Kososng Kelapa Sawit (TKKS). Semakin luasnya perkebunan kelapa sawit
diikuti dengan peningkatan produksi dan jumlah limbah kelapa sawit. Dalam proses produksi minyak
sawit, TKKS merupakan limbah terbesar yaitu sekitar 23% tandan buah segar. Kompos TKKS
digunakan sebagai bahan organik baik digunakan secara langsung maupun secara tidak langsung
(Widiastuti dan Darmono, 2000).Kompos TKKS mengandung 0,4% N, 0,029-0,05% P2O5 dan 0,15-
0,2% K2O. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn, 400
ppm Zn, dan 100 ppm Cu. (Widiastuti dan Darmono, 2000).
Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies yaitu elaeis guineensis dan
Elaeis oleifera yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.
Pohon Kelapa Sawit elaeis guineensis,
Berasal dari Afrika barat diantara Angola dan Gambia, pohon kelapa sawit
Elaeis oleifera, berasal dari Amerika tengah dan Amerika selatan. Kelapa
Sawit menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir abad ke-19 yang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit
merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non
migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam
Perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu
pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Berkembangnya subrsektor perkebunan kelapa sawit
di Indonesia tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif,
terutama kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan
perkebunan rakyat dengan pola PIRrBun dan dalam pembukaan wilayah baru untuk areal
perkebunan besar swasta.
Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (Kementan), bahwa luas lahan perkebunan kelapa
sawit di Indonesia tahun 2013 adalah 10.010.825 ha dan di prediksikan tahun 2020 menembus
angka target 20 Juta ha. (Dirjen Perkebunan Kementan, 2013).
III. HASIL PENGAMATAN
V. ANALISIS DATA
Sawit taksonomi bloomnya cari di google sama tanaman dan hewan
yang merusak sawit serta jelaskan pupuk yang baik buat
perkembangan sawit
Indonesia adalah produsen terbesar minyak sawit (CPO) di dunia. Data
dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia menunjukkan, produksi
CPO Indonesia di 2019 sebanyak 47 juta ton. Angka itu naik dari 2018 yang
sebanyak 43,1 juta ton dan 38,1 juta ton di 2017.
VI. KESIMPULAN