Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTEK MAP 1

KOMODITI TEBU YANG ADA DI KALIMANTAN BARAT


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Manajemen Agroindustri Pertanian

Dosen Pengampu:

Nur Fajar Febtysiana, S.P., M.MA

Disusun oleh:
Tria 4202222009

Florentina Yuni 4202222001

Hidayatun Hikmah 4202222028

Suriyanti 4202222002

Utin Wendi Putri Kusuma 4202222038

PRODI MANAJEMEN PERKEBUNAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2023
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Budidaya Komoditi Tebu


Pertumbuhan industri perkebunan di Indonesia menjadi salah satu sektor ekonomi yang
strategis. Salah satunya yaitu Budidaya Komoditi Tebu yang memiliki peran penting dalam
mendukung keberlanjutan produksi gula dan produk lain nya yang berbahan baku dari tebu.
Dalam penanaman tebu tentunya memiliki cara cara serta teknik dan metode tertentu yang akan
mempengaruhi kualitas dari tanaman tebu tersebut. Oleh karena itu, sudah seharusnya dalam
budidaya komoditi tebu kita menggunakan metode serta teknik terbaik agar hasil panen nantinya
juga baik.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara komprehensif mengenai aspek-aspek budidaya
tebu, mulai dari pemilihan lahan, teknik penanaman, hingga pengelolaan risiko yang terkait.
Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
budidaya tebu serta potensi dampaknya terhadap ekonomi dan pertumbuhan sektor agribisnis di
Indonesia. Harapan nya setelah adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai
budidaya tanaman tebu dan dapat mengedukasi serta memotivasi petani petani muda agar
membudidayakan tanaman tebu dengan baik dan benar sebagai bentuk keberlangsungan Industri
perkebunan tebu di Indonesia.

1.2 Budidaya Komoditi Karet


Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama
kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry
Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Di Indonesia, Malaysia dan
Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di
Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman karet merupakan tanaman perkebunan yang
tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia. Karet merupakan produk dari proses penggumpalan
getah tanaman karet (lateks). . Di Indonesia, Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan
komoditas penghasil getah ini. Karet tidak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar
milik negara, tetapi juga diusahakan oleh swasta dan rakyat. Tanaman karet dapat tumbuh dengan
ketinggian antara 1- 600 m dari permukaan laut. Dapat dikatakan Indonesia tidak mengalami
kesulitan mengenai areal yang dapat dibuka untuk ditanami karet. Hampir di seluruh daerah di
Indonesia karet dapat tumbuh subur. Pertanian karet bukanlah pertanian tanpa resiko. Faktor
musim dapat mempengaruhi produksi getah yang dihasilkan tanaman karet.
1.3 Budidaya Komoditi Kelapa Sawit
Kelapa sawit adalah tanaman yang ditanam terutama untuk menghasilkan minyak kelapa
sawit, yang digunakan dalam berbagai industri seperti pangan, kosmetik, dan bahan bakar.
Tanaman ini berasal dari Afrika Barat dan telah tersebar luas di seluruh dunia, terutama di daerah
tropis. Produksi kelapa sawit seringkali terkait dengan isu lingkungan karena penebangan hutan
untuk perkebunan kelapa sawit dapat menyebabkan kerusakan habitat dan kehilangan
biodiversitas. Namun, kelapa sawit juga memiliki peran penting dalam ekonomi beberapa negara
produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia, memberikan lapangan pekerjaan dan pendapatan
ekspor yang signifikan. Upaya untuk meningkatkan keberlanjutan produksi kelapa sawit telah
dilakukan melalui program sertifikasi seperti RSPO. Selain minyaknya, kelapa sawit juga
menghasilkan bahan lain seperti minyak inti sawit dan pakan ternak.

1.4 Budidaya Komoditi Kelapa


Kelapa adalah salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam
perekonomian nasional dengan hasil utama adalah kopra , seluruh bagian tanaman dapat
dimanfaatkan sehingga tanaman kelapa sering di sebut dengan tanaman seribu kehidupan,
tamanamn kelapa merupakan tanaman sosial karena -+ 98% duusahakan oleh petani . Peningkatan
produktivitas tanaman kelapa tidak ada masalah karena teknologi cukup tersedia, seperti kelapa
unggul , teknologi peremajaan kelapa serta teknik budidaya.
Pengembangan tanaman kelapa harus terus diupayakan karena komoditas ini memiliki
beberapa keunggulan komperatif dan kompetitif yang tidak ditemukan pada tanaman lain, selain
sebagai sumber pangan, komoditas ini sebagai sumber energi terbaru kan, beberapa produk utama
tidak dapat tergantikan oleh produk tanaman pesaing nya antara lain sawit. Produk-produk
tersebut adalah santan, Nira kelapa dan sabun.

1.5 Budidaya Komoditi Pinang


Komoditi pinang merujuk pada buah pinang (Areca catechu) yang ditanam untuk tujuan
ekonomi. Buah pinang memiliki nilai ekonomi terutama dalam konteks tradisi dan beberapa
industri terkait. Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan suhu hangat dan
curah hujan yang mencukupi. Penggunaan utama buah pinang adalah dalam tradisi lokal, terutama
sebagai bagian dari sirih pinang, campuran dari daun sirih, kapur, gambir, dan potongan buah
pinang. Selain nilai tradisional, komoditi pinang juga memiliki dampak ekonomi dengan
memberikan pendapatan kepada petani dan pelaku industri terkait. Meskipun demikian,
penggunaan buah pinang dalam sirih tradisional terkadang dikaitkan dengan isu kesehatan terkait
gigi dan mulut. Budidaya komoditi pinang melibatkan pemahaman tentang kondisi tumbuh yang
optimal dan praktik budidaya yang berkelanjutan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan.

1.6 Budidaya Komoditi Lada


Komoditi lada merujuk pada hasil dari tanaman lada, terutama lada hitam (Piper nigrum) dan
lada putih. Lada hitam dihasilkan dari buah yang matang dan dikeringkan, sementara lada putih
berasal dari buah yang dipanen sebelum matang dan dikupas kulitnya. Keduanya digunakan
sebagai bumbu dalam masakan global dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman lada berasal
dari India Selatan dan tumbuh di berbagai daerah tropis. Proses pengolahan melibatkan
pengeringan dan pengupasan buah, dengan negara-negara seperti India, Vietnam, dan Indonesia
sebagai produsen utama. Keberlanjutan pertanian lada semakin menjadi perhatian dengan upaya
meningkatkan praktik pertanian yang berkelanjutan.

BAB II LAPORAN

2.1 Analisis Hasil Presentasi Budidaya Tanaman Tebu:

VERONIKA YEYEN
1. Tebu jenis apa yang usia panennya 4 tahun sedangkan yang di ketahui tebu pada
umum nya tidak sampai segitu?
Jawaban:
Tebu yang umumnya diketahui memiliki umur panen sekitar 9-24 bulan.
Namun, dalam kondisi normal, tebu tidak mencapai usia panen 4 tahun.
Biasanya, tanaman tebu dipanen ketika sudah mencapai kematangan
ekonomis, yaitu ketika tanaman mencapai tinggi tertentu dan kadar gula dalam
batangnya mencapai tingkat yang diinginkan untuk produksi gula.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lamanya siklus
pertumbuhan tebu. Misalnya, jika tebu dibiarkan tumbuh lebih lama dari
biasanya, tanaman dapat mencapai usia 4 tahun atau lebih. Hal ini mungkin
terjadi dalam keadaan yang tidak umum, seperti jika pertanian tebu tidak
terkelola dengan baik atau jika ada faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman secara signifikan.

2. Untuk jarak panen tebu dari panen pertama hingga panen kedua itu berapa lama?
Jawaban:
Jarak waktu antara panen pertama hingga panen kedua tebu dapat bervariasi
tergantung pada berbagai faktor, termasuk kondisi pertumbuhan, varietas tebu,
iklim, dan praktik budidaya yang digunakan. Umumnya, interval waktu antara
panen pertama hingga panen kedua tebu berkisar antara 12 hingga 18 bulan.
Setelah panen pertama, tanaman tebu biasanya akan tumbuh kembali dari akar
yang tersisa, yang disebut rebud. Proses ini dikenal sebagai ratoon cropping
atau sistem tanam tebu rebud. Ratoon cropping memungkinkan tanaman tebu
untuk memberikan panen berikutnya tanpa perlu menanam kembali dari bibit
baru.

Pertumbuhan tebu biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 6 bulan


sebelum tanaman mencapai tinggi yang dapat dipanen. Setelah itu, tebu dapat
dipanen kembali, dan proses ini dapat diulang beberapa kali tergantung pada
kondisi pertumbuhan dan manajemen budidaya.
Penting untuk dicatat bahwa semakin sering tanaman tebu di-rebud,
biasanya produktivitasnya akan menurun. Oleh karena itu, dalam praktik
budidaya yang umum, panen kedua tebu biasanya dilakukan setelah interval
waktu yang cukup untuk memastikan tanaman mendapatkan pemulihan yang
memadai sebelum dipanen kembal

MARSELINUS BRITO
3. Apa saja penyakit dan hama yang sering menyerang tanaman tebu?
Jawaban:
● Penyakit Busuk Akar ( Root Rot): Disebabkan oleh jamur tertentu
yang menyerang akar tanaman , menyebabkan pembusukan akar dan
penurunan kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi.
● Penyakt Layu(wilt): disebabkab oleh bakteri atau jamur yang
menginfeksi system vascular tanman ,menyebabkan layu dan
kemmatian tanaman.
● Penyakit Tungro: disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh
wereng,penyakit ini dapat menyebabkan penurunan hasil dan kualitas
tebu.
● Jamur Peronospora(Downy Mildew):Infeksi jamur pada daun
tanaman ,menyebabkan bercak bercak keputihan dan keruskana pada
jaringan tanaman.
● Hama wereng tebu: Wereng adlah vector penyakit tungro dan dapat
merusak tnaman dengan menghisap cairan tnaman dan menyebabkan
penurunan hasil.
● Kumbang Tebu: Larva kumbang tebu dapat merusak akar dan batang
tanaman tebu.
● Ulat Grayak;Ulat ini dapat merusak tanman dengan memakan daun
daun muda .
● Hama Tikus : Tikus dapat merusak tebu dengan menggali tnaha di
sekitar akar atau memakan daun muda.
Penting untuk menerapkan Tindakan pengendalian seperi penggunaan
varietas tahan penyakit ,pengelolaan lahan yang baik,dan penerapan pestisida
jika diperlukan .Monitoring dan pencegahan secara teratur juga penting untuk
mengurangi dampak penyakit dan hama terhadap tanaman tebu.

TAUFIK
4. Apakah resiko yang perlu di perhatikan dalam sistem pengelolaan tebu?
Jawaban:
● Risiko Cuaca: Kondisi cuaca ekstrem seperti kekeringan ,banjir ,atau
perubahan iklim dapat memempengaruhi pertumbuhan dan hasil tebu.
● Serangan Hama Dan penyakit: Tanaman tebu rentan terhadap berbagai
jenis hama dan penyakit .Investas yang tidak terkendali dapat
meruskan tanman dan mengurangi produktivitas .
● Manajemen Tanah dan Air: Kesalahan dalam manajemen tanah dan air
,seperti over-irigasi atau penggunaan pupuk yang tidak tepat,dapat
menyebabkan degradasi tannah dan masalah lingkungan.
● Fluktuasi Harga Gula: Harga gula yang fluktuatif dapat memengaruhi
keuntungan petani tebu. Perubahan pasar global dan kebijakan
perdagangan juga dapat berdampak.
● Teknologi dan Peralatan: Ketergantungan pada teknologi dan peralatan
pertanian yang tidak handal atau kurang efisien dapat menjadi risiko.
Kerusakan peralatan atau kegagalan teknologi dapat menghambat
proses pertanian.
● Pasar dan Persaingan: Perubahan dalam permintaan pasar atau
meningkatnya persaingan dapat memengaruhi penjualan produk tebu.

CINDY
5. Bagimana merawat rendaman tanaman tebu agar menghasilkan gula yang tinggi?
Jawaban:
● Pemilihan Varietas yang Tepat: Pilih varietas tebu yang memiliki
potensi rendemen gula yang tinggi. Beberapa varietas lebih unggul
dalam menghasilkan gula dibandingkan yang lain.
● Pemupukan yang Tepat: Berikan pupuk dengan dosis yang sesuai
untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan produksi gula.
● Irigasi yang Efisien: Pastikan tanaman mendapatkan pasokan air yang
cukup, terutama selama fase pertumbuhan dan pengisian gula. Irigasi
yang efisien dapat meningkatkan rendemen gula.
● Pengendalian Hama dan Penyakit: Lakukan pengendalian hama dan
penyakit secara teratur. Serangan hama dan penyakit dapat merugikan
tanaman dan mengurangi kualitas gula.
● Pemangkasan yang Tepat: Lakukan pemangkasan yang tepat untuk
menghilangkan daun dan bagian tanaman yang tidak sehat. Ini dapat
meningkatkan sirkulasi udara dan cahaya, mendukung pertumbuhan
tanaman yang sehat.
● Pengaturan Waktu Panen yang Tepat: Panen tanaman tebu pada waktu
yang tepat untuk mendapatkan kandungan gula yang optimal. Panen
terlalu dini atau terlambat dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
gula.
● Pengolahan Tanah yang Baik: Pastikan bahwa tanah tempat tanaman
tumbuh memiliki struktur yang baik. Pemeliharaan kesehatan tanah
dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
● Pemantauan Cuaca: Pantau kondisi cuaca dan sesuaikan praktik
pertanian Anda. Cuaca ekstrem dapat mempengaruhi tanaman, jadi
rencanakan kegiatan pertanian dengan mempertimbangkan faktor
cuaca.
● Pemahaman Nutrisi Tanaman: Pelajari kebutuhan nutrisi tanaman tebu
dan pastikan bahwa semua nutrisi yang diperlukan tersedia untuk
tanaman.
● Inovasi Teknologi: Manfaatkan teknologi pertanian terbaru untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

EMA
6. Apakah tebu bisa diolah selain gula?
Jawaban:
Tebu tidak hanya bisa dibuat menjadi gula .Tebu juga dapat digunakan
untuk membuat berbagai produk lainnya seperti sirup tebu,sayur tebu,dan juga
minuman segar seperti es tebu.
7. Apa itu realgruping areal?
Jawaban:
Dalam upaya meningkatkan kesesuaian aplikasi traktor dalam budidaya
tebu, prasyarat pertama yang perlu disiapkan adalah skala luasan dengan
geometri kebun yang relatif panjang agar dapat meminimalkan kehilangan
waktu traktor untuk berputar di tepi kebun. Dengan kondisi petak kebun yang
ada sekarang rata-rata relatif kecil (< 5 Ha), maka upaya membentuk kebun
kolektif di lahan petani TR ≥ 10 Ha melalui regrouping areal.
8. Apakah pH air dapat memepengaruhi tanaman tebu?
Jawaban:
Ya ,pH air dapat mempengaruhi pertumbuhan dan Kesehatan tanaman
tebu.Tanaman tebu cenderung tumbuh lebih baik dalam rentang pH tertentu.
Idealnya,pH tanah untuk tanaman tebu sekitar 5,5 hingga 7,5. Jika air terlalu
rendah atau terlalu tinggi , maka dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi oleh
akar tanaman tebu. Selainn itu ,pH tanha ekstrim juga dapat mengganggu
aktivitas mikroorganisme di dalam tanah yang bertanggung jawab untuk
dekkomposisi bahan organic yang diperlukan oleh tanaman.
9. Berapa kali pemberian pupuk pada tanaman tebu?
Jawaban :
● Pemberian pupuk pada tanaman tebu sangat penting untuk memastikan
pertumbuhan yang sehat dan hasil yang maksimal. Umumnya,
pemberian pupuk pada tanaman tebu dilakukan beberapa kali
sepanjang siklus pertumbuhan tanaman. Berikut adalah beberapa
periode pemberian pupuk yang umum dilakukan:
● Pemberian pupuk awal: Pada tahap awal penanaman tebu, biasanya
dilakukan pemberian pupuk dasar atau pupuk awal. Pupuk ini
berfungsi untuk memberikan nutrisi yang cukup pada tanaman saat
awal penanaman.
● Pemberian pupuk pendamping: Selama pertumbuhan tanaman,
umumnya dilakukan beberapa kali pemberian pupuk tambahan sebagai
pendamping. Pemberian pupuk pendamping ini dapat dilakukan sekali
atau beberapa kali tergantung kondisi tanaman dan kebutuhan
nutrisinya.
● Pemberian pupuk penutup: Pada tahap akhir pertumbuhan tanaman
tebu, di mana daun-daunnya sudah menutupi sebagian besar lahan,
biasanya dilakukan pemberian pupuk penutup.

Anda mungkin juga menyukai