Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA

DAN PENYAKIT TUMBUHAN


HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGUR
(Vitis vinifera L.)

Disusun oleh :
Bimantara 1806541056
Ido Rodo Simanjuntak 1806541053
Rainhard Sianturi 1806541085
Stefania Desyani Dergong 1806541097
Melky Ginting 18065410100

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2020/2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di
Indonesia sejak tahun 1880. Anggur merupakan salah satu buah – buahan yang banyak
disukai konsumen baik dalam segar maupun olahan. Tanman anggur sudah cukup lama
diusahakan oleh petani Indonesia terutama di daerah Jawa Timur sejak tahun 1882
(Winarno, 1991), Bali dan Sulawesi Tengah.
Tanaman anggur termasuk salah satu komoditas buah – buahan yang
mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan menguntungkan usaha tani. Walaupun
usaha tani anggur membutuhkan modal awal yang cukup tinggi serta padat kerja mulai
dari pemangkasan, pemupukan , penjarangan buah, pemanenan namun bila dilakukan
dengan intensif dan menggunakan teknologi budidaya yang tepat maka usaha tani akan
cukup menguntungkan.
Tidak terkecuali dalam bidang budidaya anggur , agar mendapatkan hsil yang
maksimal diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang tepat. Kegiatan pemeliharaan
dan perawatan tanaman anggur meliputi : penyiraman , pemupukan , penggemburaan
tanah dan pengendalian hama dan penyakit. Tindakan pengendalian hama penyakit
dilaksanakan untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh
hama penyakit dengan cara memadukan satu atau lebi teknik pengendalian yang
dikembangkan dalam satu kesatuan.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tanda dan gejala pada tanaman anggur
yang terserang penyakit, organisme pengganggu tanaman anggur, serta cara
pengendaliannya
BAB III

PEMBAHASAN

Beberapa permasalahan yang berkembang dalam usahatani anggur terletak pada hal-hal
berikut ini (Baswarsiati et al, 1999) : 1) kesesuaian lahan , terutama kaitannya dengan
persyaratan tumbuh tanaman anggur, belum semua petani melaksanakan usaha tani
anggur pada lahan yang sesuai sehingga hasil tidak optimal , 2) Varietas yang ditanam
belum semuanya bermutu baik sehingga produktivitas dan kualitas buah yang dihasilkan
beragam, 3) Pemupukan belum dilakukan secara efisien sehingga mempengaruhi
produksi dan biaya produksi, 4) Tingginya intensitas serangan penyakit downy mildew
(Plasmopara viticola) terutama pada musim hujan sehingga mempengaruhi terhadap
produksi, 5) Penanganan pasca panen belum dikuasai oleh petani terutama hasil olahan,
6) Belum dikuasainya teknologi budidaya anggur secara tepat oleh petani, 7)  Butir buah
anggur mudah rontok  bila musim hujan terutama pada anggur varietas Kediri Kuning
(Belgia).
            Untuk memecahkan permasalahan secara umum maka  perlu
memperhatikan  agroekologi yang sesuai untuk tanaman anggur yaitu  tanah lempung
berpasir, sarang, komposisi 30-50 % lempung, 30-50 % pasir, 7-12 % liat, pH 7 dan
cukup zat hara.  Tinggi tempat10-300 m dpl (Vitis vinifera),10- > 800 m dpl (Vitis
labrusca).  Curah hujan optimum 800 mm/tahun, sinar matahari sebanyak-banyaknya, 4
bln kering/tahun (Soegito, 1991).
            Selain agroekologi maka varietas yang ditanam umumnya dari spesies Vitis
vinifera yang merupakan buah meja (buah segar) dan umumnya kurang tahan terhadap
serangan OPT.  Hingga saat ini belum terdapat varietas   anggur yg dibudidayakan di
Indonesia yang tahan terhadap penyakit downy mildew kecuali spesies Vitis
labrusca  yaitu Isabella, Delaware dan Tegal Hitam yang rasanya masam dan untuk
olahan. Varietas yg telah dilepas sebagai varietas unggul yaitu Bali, Probolinggo Biru,
Probolinggo Super, Kediri Kuning.  Ke empat varietas unggul  tersebut kurang tahan
terhadap downy mildew (Kusumo, 1991).
            Agar usahatani anggur berhasil dan menguntungkan  maka petani anggur
diharapkan menerapkan teknologi anjuran sehingga produktivitas tanaman
anggur  meningkat sekitar 40% dan pendapatan per pohon akan meningkat. Teknologi
anjuran yang dapat diterapkan untuk tanaman produktif (3-5 tahun)  (Baswarsiati et al,
2001, Suyamto et al, 2003), yaitu :
·         Pemupukan dengan Urea 600g + KCl 450 g + SP 36 375 g per pohon diberikan
10 hari sebelum pangkas, dan pupuk kandang 30 kg/pohon diberikan 2 minggu
sebelum pangkas
 Pemangkasan dilakukan setiap 4 bulan sekali dan dapat diatur waktunya sesuai
keinginan waktu panen, diharapkan panen tidak pada musim hujan
  Pewiwilan tunas yang tidak bermanfaat dilakukan intensif
  Penjarangan buah dilakukan 2 kali saat buah sebesar mrica dan sebesar
jagung  masing-masing 20% dari buah dalam tandan
 Pengendalian OPT dilakukan bilamana diperlukan karena tanaman umumnya
berdekatan dengan lingkungan rumah
 Panen dilakukan pada umur optimal (105 hari setelah pangkas)

            Selain itu terdapat beberapa varietas unggul anggur selain Kediri Kuning yang
belum dikenal oleh sebagian petani anggur dan memiliki kualitas buah lebih unggul
seperti Probolinggo Super, Bs 60, Bs 45 dan BS 39. Untuk mempercepat pengembangan
varietas unggul dan substitusi varietas dapat dilakukan dengan menyambung
pada  tanaman dewasa dengan teknik sambung celah. Tanaman dewasa yang sudah
dimiliki petani digunakan sebagai batang bawah sedangkan varietas unggul sebagai
batang atas sehingga pada satu tanaman anggur dapat disambung dengan beberapa
macam varietas.  Keberhasilan penyambungan anggur pada tanaman dewasa sekitar 85%
asalkan tanaman dewasa yang digunakan mempunyai pertumbuhan baik, terawat,
ketrampilan petani dalam menyambung, saat penyambungan tepat yaitu pada akhir
musim hujan serta kesesuaian ukuran  entris dengan batang bawah (Rahmawati et al,
2002).
 
ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN ANGGUR
 
            Salah satu masalah dalam usaha peningkatan mutu dan produksi anggur adalah
serangan hama dan penyakit pada daun, tunas, sulur dan buah anggur. Pada tanaman
anggur terdapat beberapa penyakit yang masing-masing menyerang bagian tanaman
tertentu dengan gejala dan cara serangan yang berbeda-beda, tergantung jenis
penyebabnya.   Penyakit utama yang sering menyerang pertanaman anggur yaitu downy
mildew yang muncul pada musim hujan (Dwiastuti dan Nurhadi, 1986).  Sedangkan
penyakit lainnya antara lain powdery mildew, karat daun, antraknose, busuk buah,
mozaik dan virus van leaf.  Hama yang sering menyerang tanaman anggur yaitu rayap,
burung, tikus, tupai, kelelawar, musang,ulat kantung, belalang, ulat daun, kumbang daun,
tungau, penggerek batang dan nematoda (Soegito dan Sidik, 1991).
            Pengetahuan tentang sifat masing-masing penyakit sangat dibutuhkan untuk
pengambilan tindakan pengendalian yang efektif dan efisien. Sejalan dengan
perkembangan usaha-tani anggur,  tentunya diperlukan informasi tentang jenis dan
karakter penyakit pada tanaman anggur serta cara pengendaliannya.  Cara pengendalian
OPT pada anggur perlu memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan karena
umumnya tanaman anggur ditanam di pekarangan, serta pengaruh residu pestisida
terhadap kesehatan konsumen.
            Semakin meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan terhadap
konsumsi makanan serta kelestarian lingkungan hidup dengan kesejahteraan manusia ,
telah mendorong masuknya aspek kelestarian lingkungan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.  Sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang no 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman,
yang telah dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman maupun Keputusan Menteri Pertanian No
887/Kpts/OT.210/9/97 tentang Pedoman Pengendalian OPT, maka penggunaan pestisida
dalam pengendalian OPT merupakan alternatif terakhir.  Pengertian alternatif terakhir
adalah apabila semua teknik/cara pengendalian yang lain  (misal cara budidaya tanaman,
secara biologis, fisik, mekanis, genetis dan karantina) dinilai tidak memadai (Direktur
Perlindungan Hortikultura, 2003).
            HAMA TANAMAN ANGGUR DAN CARA PENGENDALIANNYA
 Ulat kantung
            Ulat kantung sering mengganggu daun anggur, yaitu dengan membuat lubang-
lubang pada lembaran daun.  Hama ini tinggal dalam kepompong  seperti kerucut. 
Pengendalian
Paket 1 :

 Jarak Tanam
 Pengendalian secara mekanik

Paket 2 : Pemanfaatan Musuh Alami


 Dengan menggunakan Apen tetes dan Tachinidae / sejenis lalat
 Menggunakan pestisida nabati
Paket 3 :
 Menghindari Pupuk N yang berlebihan
 Sanitasi Lingkungan
 
 Kumbang Daun (Apogonia sp)
 
            Kumbang ini menyerang daun, membuat lubang-lubang pada lembaran
daunnya. Kumbang berwarna hitam atau coklat.  Menyerang pada malam hari , sejak
matahari terbenam sampai menjelang fajar.  Pada siang hari kumbang bersembunyi dalam
tanah..  
Pengendalian
Paket 1 : Secara Fisik dan Mekanik
 Dengan cara menangkap dengan lampu atau alat penerang (trap)
 Memasang perangkap lampu pada malam hari
 Bungkus buah anggur ke dalam plastik
 Memungut kumbang daun secara manual dan memusnakannya
 Bersihkan atau buang sarang kumbang daun untuk berkembang biak
Paket 2 :

 Menggunakan Musuh alami


 Pestisida Nabati
 Penggunaan senyawa kimia

Paket 3 :
 Menghindari pupuk N yang berlebih
 Sanitasi Lingkungan

 Penggerek Batang
            Hama ini menyerang batang dan cabang  yang kurang sekat.  Bagian yang
diserang sering mengeluarkan lendir dan akan mati. 
Pengendalian

Paket 1 : Secara Fisik dan Mekanik


 Dikendalikan dengan memangkas bagian  tanaman terserang kemudian dibakar
 Membuat Perangkap
 Menyumbat bekas lubang dengan serbuk biji mimba atau  insektisida sistemik 

Paket 2 : Menggunakan Pestisida

 Menyemprotkan insektisida

 Ulat Grayak (Spodoptera litura)


Hama tersebut memakan daun pada tanaman anggur, sehingga pertumbuhan tanaman
terganggu bahkan mati.Serangan ulat grayak menyebabkan daun berlubang dan pertumbuhan
tanaman terhambat. Biasanya ulat grayak menyerang secara berkelompok dengan jumlah
banyak.
Pengendalian
Paket 1 : Secara Fisik dan Mekanik
 Menjaga kebersihan kebun
 Memangkas daun dan cabang agar tidak terlalu rimbun
 Membuang ulat secara manual dengan tangan
Paket 2 : Dengan Pestisida
Siapkan insektisida kontak berbahan aktif BPMC 500g/l dengan dosis 3-4 ml/liter air.
Campurkan ke dalam air sesuai dosis dan kebutuhan, aduk hingga merata, masukkan ke
dalam sprayer. Semprotkan larutan insektisida tersebut ke seluruh bagian tanaman terserang,
semprotkan pula pada tanaman yang belum terserang untuk pencegahan.

PENYAKIT TANAMAN ANGGUR DAN CARA PENGENDALIANNYA


 1. Penyakit Tepung Palsu/Embun Berbulu (downy mildew)
 
            Merupakan penyakit yang merugikan pada tanaman anggur karena dapat
menurunkan produksi buah sampai 70 %  . Penyakit ini menyerang pada musim hujan
dan cepat meluas, terutama setelah hujan malam hari. Penyakit disebabkan
oleh Plasmopara viticola.
Gejala Serangan
            Pada sisi atas daun timbul bercak-bercak kuning kehijauan yang berbatas tidak
jelas, kemudian bercak meluas dan berubah menjadi coklat. Dalam cuaca lembab pada
sisi bawah bercak terjadi lapisan putih bertepung. Akhirnya daun menjadi kering dan
rontok. Gejala juga dapat timbul pada batang muda, sulur, tangkai bunga dan buah
(Roesmiyanto et al, 1989)
            Serangan pada tangkai buah atau buah yang ukurannya sebesar lada menyebabkan
buah busuk berwarna coklat kehitaman, kering dan rontok. Sedangkan serangan pada
buah yang lebih besar akan menyebabkan terjadinya bercak berwarna coklat dan seperti
berkerak, bahkan sering seluruh buah berwarna coklat sehingga dapat mengurangi mutu
buah
Pengendalian
Paket 1: Secara fisik dan mekanik
 Mengurangi kelembaban kebun
 Memangkas ranting yang terkena penyakit (mengurangi sumber infeksi)
 Daun yang sakit dan rontok dikumpulkan dan kemudian dibakar
 Pemakaian atap plastik di atas para-para pada musim penghujan
(Roesmiyanto et al, 1989)
PAKET 2 : Penggunaan Pestisida
 Menggunakan fungisida bubur bordo (bahan dasar terusi/CuSO4 dan kapur
tohor),  atau menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb + karbendazim
0,2 %
 Menanam varietas  tahan  Isabella, Delaware, Tegal Hitam   spesies Vitis
labrusca

2. Penyakit Embun Tepung  (Powdery Mildew)


            Penyakit powdery mildew atau embun tepung terjadi pada saat peralihan dari
musim kemarau ke musim penghujan.   Jamur ini menyerang daun dan buah anggur.
Gejala Serangan
             Pada daun gejala yang tampak adalah pada permukaan atas terdapat tepung
berwarna putih yang meluas (massa spora), kemudian berwarna coklat dan selanjutnya
daun gugur.   Serangan pada buah mula-mula berwarna putih dan bekas serangan menjadi
berwarna coklat berkutil atau berkerut-kerut sehingga menyebabkan buah cacat. 
Pengendalian
Paket 1 : Secara fisik dan mekanik
o Memangkas daun-daun sakit dan dibakar (mengurangi sumber infeksi)

Paket 2 : Menggunakan Pestisida

o Menggunakan fungisida bubur california (bahan dasar dari belerang dan kapur
tohor)
o Menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb + karbendazim 

3. Karat Daun (Phakospora vitis)


            Penyakit karat daun banyak terjadi pada daun-daun tua.  
Gejala Serangan
            Pada sisi bawah daun terdapat tepung berwarna merah jingga hingga merah sawo
yang berisi spora jamur. Jika dilihat dari sisi atas tampak berwarna hijau kekuningan.
Pada serangan yang berat seluruh permukaan bawah daun tertutup oleh lapisan spora dan
daun akan segera rontok. Tanaman yang sakit hanya mempunyai sedikit daun sehingga
produksi buahnya menjadi berkurang.
Pengendalian

Paket 1 : Secara Fisik dan mekanik

 Memangkas dan membakar  daun tanaman yang sakit

Paket 2: Menggunakan Pestisida

 Menggunakan pestisida alami bubur California dan fungisida berbahan aktif


Mankozeb, Benomyl
 
4. Antraknose (Gloeosporium sp)
            Penyakit ini banyak menyerang buah yang hampir masak, tunas dan
cabangcabang muda.
 
Gejala serangan
            Pada buah mula-mula menunjukkan gejala berupa bintik-bintik coklat yang
meluas dan mengendap ke bawah.  Selanjutnya pada bagian tengah bercak timbul massa
berwarna jingga (spora).
Pengendalian
Paket 1: Secara fisik dan Mekanik
 Membuang buah yang busuk
 Sanitasi kebun

Paket 2 : Menggunakan Pestisida

 Menggunakan pestisida alami bubur California


 Menggunakan pestisida nabati serbuk biji mimba dengan takaran 30 g/l air
 Menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb + karbendazim
 
5. Busuk Buah (Gray mold)
            Gejala penyakit tampak pada daerah pertanaman yang buahnya masak. Stadia
awal serangan ditandai dengan merekahnya jaringan bagian dalam kulit.  Buah yang
terinfeksi menjadi mengkerut dan berubah menjadi coklat tua.
Pengendalian
Paket 1: Secara fisik dan Mekanik
 Sanitasi kebun
 Buah yang busuk dibuang

Paket 2 : Menggunakan Pestisida

 Menggunakan pestisida alami bubur bordo


 Menggunakan fungisida berbahan aktif Maneb dan Zineb.
 
6. Penyakit Gulung Daun (Virus van leaf)
            Bentuk daun yang terserang penyakit ini menjadi tidak simetris.  Bagian daun
yang terkena infeksi menjadi lebih kecil daripada bagian yang normal.
Pengendalian
Paket 1: Secara fisik dan Mekanik

 Membinasakan tanaman yang terkena infeksi


 Menanam anggur yang bebas virus

Paket 2 :Unsur Hara Tanah

 Menjaga kandungan kalium dalam tanah agar meningkat berdasarkan


kesuburan tanah

KESIMPULAN

Tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di Indonesia
sejak tahun 1880. Anggur merupakan salah satu buah – buahan yang banyak disukai
konsumen baik dalam segar maupun olahan. Terdapat penyakit pada tanaman anggur :
Penyakit Tepung Palsu/Embun Berbulu (downy mildew),Penyakit Embun
Tepung  (Powdery Mildew),Karat Daun (Phakospora vitis),Antraknose (Gloeosporium
sp), Busuk Buah (Gray mold), Busuk Buah (Gray mold), Penyakit Gulung Daun (Virus
van leaf). Adapun Hama yang menyerang Tanaman Anggur seperti : Rayap, Burung,
tikus, tupai, kelelawar dan musang, Ulat kantung, Kumbang Daun (Apogonia sp), Tungau
atau Gurem Putih ( Mite ), Penggerek Batang.

 
DAFTAR PUSTAKA

Direktur Perlindungan Hortikultura. 2003. Minimalisasi residu pestisida dan OPT dalam
rangka peningkatan mutu produk hortikultura. Dalam Pertemuan Sinkronisasi
Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura TA 2003. Cisarua.

Dwiastuti, M.E. dan Nurhadi. 1986. Inventarisasi penyakit penting pada tanaman anggur
di beberapa sentra produksi. Hortikultura No 20, 660-663.

Kusumo, S. 1991. Kultivar anggur di Indonesia dalam Budidaya Anggur.


Puslitbanghorti. Jakarta.

Rahmawati, D., Baswarsiati dan S. Yuniastuti. 2003. Pengkajian sistem usahatani


anggur mendukung pengembangan sentra produksi baru . Pros. Seminar dan Ekspose
Hasil Penelitian BPTP Jatim.

Roesmiyanto, A. Winarno dan C. Hermanto. 1989. Pengaruh tinggi atap plastik terhadap
serangan downy mildew dan produksi anggur. Hortikultura No 28, 12-15.
Soegito dan N.I. Sidik. 1991. Hama dan penyakit penting tanaman anggur di Indonesia
dalam Budidaya Tanaman Anggur. Puslitbanghorti . Jakarta.

Soegito. 1991. Syarat-syarat tumbuh tanaman anggur dalam Budidaya Tanaman Anggur.
Puslitbanghorti . Jakarta.
Soemarsono , R.S., B. Nusantoro dan A. Suryadi. 1995. Perbandingan keuntungan
usahatani anggur pada beberapa varietas unggul. Laporan Sub Balithorti Malang.

Suyamto dan Baswarsiati. 2003. Teknologi agribisnis hortikultura spesifik lokasi Jawa
Timur. Dalam Pertemuan Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura TA
2003. Cisarua.

Winarno. 1991. Asal usul tanaman anggur dan penyebarannya. dalam Budidaya
Tanaman Anggur. Puslitbanghorti . Jakarta.

LAMPIRAN
Hama dan Penyakit pada Tanaman Anggur di Kebun Pecobaan
Fakultas Pertanian Udayana

Anda mungkin juga menyukai