Disusun oleh :
Bimantara 1806541056
Ido Rodo Simanjuntak 1806541053
Rainhard Sianturi 1806541085
Stefania Desyani Dergong 1806541097
Melky Ginting 18065410100
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tanda dan gejala pada tanaman anggur
yang terserang penyakit, organisme pengganggu tanaman anggur, serta cara
pengendaliannya
BAB III
PEMBAHASAN
Beberapa permasalahan yang berkembang dalam usahatani anggur terletak pada hal-hal
berikut ini (Baswarsiati et al, 1999) : 1) kesesuaian lahan , terutama kaitannya dengan
persyaratan tumbuh tanaman anggur, belum semua petani melaksanakan usaha tani
anggur pada lahan yang sesuai sehingga hasil tidak optimal , 2) Varietas yang ditanam
belum semuanya bermutu baik sehingga produktivitas dan kualitas buah yang dihasilkan
beragam, 3) Pemupukan belum dilakukan secara efisien sehingga mempengaruhi
produksi dan biaya produksi, 4) Tingginya intensitas serangan penyakit downy mildew
(Plasmopara viticola) terutama pada musim hujan sehingga mempengaruhi terhadap
produksi, 5) Penanganan pasca panen belum dikuasai oleh petani terutama hasil olahan,
6) Belum dikuasainya teknologi budidaya anggur secara tepat oleh petani, 7) Butir buah
anggur mudah rontok bila musim hujan terutama pada anggur varietas Kediri Kuning
(Belgia).
Untuk memecahkan permasalahan secara umum maka perlu
memperhatikan agroekologi yang sesuai untuk tanaman anggur yaitu tanah lempung
berpasir, sarang, komposisi 30-50 % lempung, 30-50 % pasir, 7-12 % liat, pH 7 dan
cukup zat hara. Tinggi tempat10-300 m dpl (Vitis vinifera),10- > 800 m dpl (Vitis
labrusca). Curah hujan optimum 800 mm/tahun, sinar matahari sebanyak-banyaknya, 4
bln kering/tahun (Soegito, 1991).
Selain agroekologi maka varietas yang ditanam umumnya dari spesies Vitis
vinifera yang merupakan buah meja (buah segar) dan umumnya kurang tahan terhadap
serangan OPT. Hingga saat ini belum terdapat varietas anggur yg dibudidayakan di
Indonesia yang tahan terhadap penyakit downy mildew kecuali spesies Vitis
labrusca yaitu Isabella, Delaware dan Tegal Hitam yang rasanya masam dan untuk
olahan. Varietas yg telah dilepas sebagai varietas unggul yaitu Bali, Probolinggo Biru,
Probolinggo Super, Kediri Kuning. Ke empat varietas unggul tersebut kurang tahan
terhadap downy mildew (Kusumo, 1991).
Agar usahatani anggur berhasil dan menguntungkan maka petani anggur
diharapkan menerapkan teknologi anjuran sehingga produktivitas tanaman
anggur meningkat sekitar 40% dan pendapatan per pohon akan meningkat. Teknologi
anjuran yang dapat diterapkan untuk tanaman produktif (3-5 tahun) (Baswarsiati et al,
2001, Suyamto et al, 2003), yaitu :
· Pemupukan dengan Urea 600g + KCl 450 g + SP 36 375 g per pohon diberikan
10 hari sebelum pangkas, dan pupuk kandang 30 kg/pohon diberikan 2 minggu
sebelum pangkas
Pemangkasan dilakukan setiap 4 bulan sekali dan dapat diatur waktunya sesuai
keinginan waktu panen, diharapkan panen tidak pada musim hujan
Pewiwilan tunas yang tidak bermanfaat dilakukan intensif
Penjarangan buah dilakukan 2 kali saat buah sebesar mrica dan sebesar
jagung masing-masing 20% dari buah dalam tandan
Pengendalian OPT dilakukan bilamana diperlukan karena tanaman umumnya
berdekatan dengan lingkungan rumah
Panen dilakukan pada umur optimal (105 hari setelah pangkas)
Selain itu terdapat beberapa varietas unggul anggur selain Kediri Kuning yang
belum dikenal oleh sebagian petani anggur dan memiliki kualitas buah lebih unggul
seperti Probolinggo Super, Bs 60, Bs 45 dan BS 39. Untuk mempercepat pengembangan
varietas unggul dan substitusi varietas dapat dilakukan dengan menyambung
pada tanaman dewasa dengan teknik sambung celah. Tanaman dewasa yang sudah
dimiliki petani digunakan sebagai batang bawah sedangkan varietas unggul sebagai
batang atas sehingga pada satu tanaman anggur dapat disambung dengan beberapa
macam varietas. Keberhasilan penyambungan anggur pada tanaman dewasa sekitar 85%
asalkan tanaman dewasa yang digunakan mempunyai pertumbuhan baik, terawat,
ketrampilan petani dalam menyambung, saat penyambungan tepat yaitu pada akhir
musim hujan serta kesesuaian ukuran entris dengan batang bawah (Rahmawati et al,
2002).
ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN ANGGUR
Salah satu masalah dalam usaha peningkatan mutu dan produksi anggur adalah
serangan hama dan penyakit pada daun, tunas, sulur dan buah anggur. Pada tanaman
anggur terdapat beberapa penyakit yang masing-masing menyerang bagian tanaman
tertentu dengan gejala dan cara serangan yang berbeda-beda, tergantung jenis
penyebabnya. Penyakit utama yang sering menyerang pertanaman anggur yaitu downy
mildew yang muncul pada musim hujan (Dwiastuti dan Nurhadi, 1986). Sedangkan
penyakit lainnya antara lain powdery mildew, karat daun, antraknose, busuk buah,
mozaik dan virus van leaf. Hama yang sering menyerang tanaman anggur yaitu rayap,
burung, tikus, tupai, kelelawar, musang,ulat kantung, belalang, ulat daun, kumbang daun,
tungau, penggerek batang dan nematoda (Soegito dan Sidik, 1991).
Pengetahuan tentang sifat masing-masing penyakit sangat dibutuhkan untuk
pengambilan tindakan pengendalian yang efektif dan efisien. Sejalan dengan
perkembangan usaha-tani anggur, tentunya diperlukan informasi tentang jenis dan
karakter penyakit pada tanaman anggur serta cara pengendaliannya. Cara pengendalian
OPT pada anggur perlu memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan karena
umumnya tanaman anggur ditanam di pekarangan, serta pengaruh residu pestisida
terhadap kesehatan konsumen.
Semakin meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan terhadap
konsumsi makanan serta kelestarian lingkungan hidup dengan kesejahteraan manusia ,
telah mendorong masuknya aspek kelestarian lingkungan dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang no 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman,
yang telah dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman maupun Keputusan Menteri Pertanian No
887/Kpts/OT.210/9/97 tentang Pedoman Pengendalian OPT, maka penggunaan pestisida
dalam pengendalian OPT merupakan alternatif terakhir. Pengertian alternatif terakhir
adalah apabila semua teknik/cara pengendalian yang lain (misal cara budidaya tanaman,
secara biologis, fisik, mekanis, genetis dan karantina) dinilai tidak memadai (Direktur
Perlindungan Hortikultura, 2003).
HAMA TANAMAN ANGGUR DAN CARA PENGENDALIANNYA
Ulat kantung
Ulat kantung sering mengganggu daun anggur, yaitu dengan membuat lubang-
lubang pada lembaran daun. Hama ini tinggal dalam kepompong seperti kerucut.
Pengendalian
Paket 1 :
Jarak Tanam
Pengendalian secara mekanik
Paket 3 :
Menghindari pupuk N yang berlebih
Sanitasi Lingkungan
Penggerek Batang
Hama ini menyerang batang dan cabang yang kurang sekat. Bagian yang
diserang sering mengeluarkan lendir dan akan mati.
Pengendalian
Menyemprotkan insektisida
o Menggunakan fungisida bubur california (bahan dasar dari belerang dan kapur
tohor)
o Menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb + karbendazim
KESIMPULAN
Tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di Indonesia
sejak tahun 1880. Anggur merupakan salah satu buah – buahan yang banyak disukai
konsumen baik dalam segar maupun olahan. Terdapat penyakit pada tanaman anggur :
Penyakit Tepung Palsu/Embun Berbulu (downy mildew),Penyakit Embun
Tepung (Powdery Mildew),Karat Daun (Phakospora vitis),Antraknose (Gloeosporium
sp), Busuk Buah (Gray mold), Busuk Buah (Gray mold), Penyakit Gulung Daun (Virus
van leaf). Adapun Hama yang menyerang Tanaman Anggur seperti : Rayap, Burung,
tikus, tupai, kelelawar dan musang, Ulat kantung, Kumbang Daun (Apogonia sp), Tungau
atau Gurem Putih ( Mite ), Penggerek Batang.
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Perlindungan Hortikultura. 2003. Minimalisasi residu pestisida dan OPT dalam
rangka peningkatan mutu produk hortikultura. Dalam Pertemuan Sinkronisasi
Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura TA 2003. Cisarua.
Dwiastuti, M.E. dan Nurhadi. 1986. Inventarisasi penyakit penting pada tanaman anggur
di beberapa sentra produksi. Hortikultura No 20, 660-663.
Roesmiyanto, A. Winarno dan C. Hermanto. 1989. Pengaruh tinggi atap plastik terhadap
serangan downy mildew dan produksi anggur. Hortikultura No 28, 12-15.
Soegito dan N.I. Sidik. 1991. Hama dan penyakit penting tanaman anggur di Indonesia
dalam Budidaya Tanaman Anggur. Puslitbanghorti . Jakarta.
Soegito. 1991. Syarat-syarat tumbuh tanaman anggur dalam Budidaya Tanaman Anggur.
Puslitbanghorti . Jakarta.
Soemarsono , R.S., B. Nusantoro dan A. Suryadi. 1995. Perbandingan keuntungan
usahatani anggur pada beberapa varietas unggul. Laporan Sub Balithorti Malang.
Suyamto dan Baswarsiati. 2003. Teknologi agribisnis hortikultura spesifik lokasi Jawa
Timur. Dalam Pertemuan Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura TA
2003. Cisarua.
Winarno. 1991. Asal usul tanaman anggur dan penyebarannya. dalam Budidaya
Tanaman Anggur. Puslitbanghorti . Jakarta.
LAMPIRAN
Hama dan Penyakit pada Tanaman Anggur di Kebun Pecobaan
Fakultas Pertanian Udayana