Anda di halaman 1dari 3

4.

7 Penafsiran A Contrario
Penafsiran A Contrario adalah penafsiran atas suatu ketentuan dalam undang-undang yang
didasarkan pada perlawanan pengertian antara soal yang dihadapi dan soal yang diatur dalam
suatu pasal undang-undang. Berdasarkan perlawanan pengertian tersebut, ditarik suatu
kesimpulan bahwa soal yang dihadapi tidak diatur dalam pasal undang-undangnya atau
dengan kata lain soal yang dihadapi berada di luar ketentuan pasal suatu undang-undang.
Seperti halnya penafsiran analogis, penafsiran A Contrario di dalam bidang hukum pajak
juga tidak diperbolehkan karena akan merugikan Wajib Pajak dan menimbulkan
ketidakpastian dalam hukum yang sudah jelas mengaturnya.
Penafsiran peraturan di bidang perpajakan pada dasarnya boleh saja dilakukan oleh setiap
orang. Akan tetapi, penafsiran yang dilakukan oleh setiap orang tidak mempunyai kekuatan
mengikat. Penafsiran yang mempunyai kekuatan yang mengikat hanyalah penafsiran otentik
menurut undang-undang perpajakan dan penafsiran yang dilakukan oleh hakim pengadilan
pajak apabila terjadi sengketa pajak antara Wajib Pajak dengan petugas pajak (fiskus).
Berdasarkan prinsip hukum bahwa hakim harus menemukan hukum sekalipun dalam
ketentuan undang-undang tidak diatur, maka hakim pengadilan pajak mempunyai tugas
menemukan hukum untuk tujuan memberikan keadilan bagi para pihak yang bersengketa.
Dengan demikian, penafsiran yang dilakukan oleh hakim pengadilan pajak merupakan
penafsiran yang bersifat mengikat bagi para pihak dalam menyelesaikan sengketa pajak.
4.9 Kedaluwarsa Penetapan
Kedaluwarsa penetapan merupakan suatu batasan waktu yang ditentukan undang-undang
untuk dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atas utang pajak Wajib Pajak, yang
tujuannya tidak lain agar Wajib Pajak memperoleh kepastian hukum atas utang pajaknya.
Pasal 13 UU KUP No. 16 Tahun 2000 menetapkan kedaluwarsa penetapan adalah selama 10
tahun. Artinya, Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) diberikan batas waktu sampai dengan 10
tahun sesudah saat terutangnya pajak untuk menerbitkan SKPKB. Apabila dalam waktu 10
tahun fiskus tidak menerbitkan SKPKB, maka penerbitan SKPKB setelah lewat batas
kedaluwarsa penetapan tidak dapat lagi ditentukan dan atas utang pajak WP menjadi
kedaluwarsa. Namun demikian, fiskusu masih tetap dapat menerbitkan SKPKB sekalipun
jangka waktu 10 tahun telah lewat yaitu apabila Wajib Pajak setelah jangka waktu 10 tahun
tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan
pengadilan ynag telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewisjde).
Akan tetapi, sejak berlakunya UU No. 28 Tahun 2007 (mulai berlaku sejak 1 Januari
2008) sebagai perubahan atas UU No. 16 Tahun 2000 ditegaskan bahwa masa kedaluwarsa
penetapan menjadi 5 tahun. Dengan demikian, untuk SKPKB ynag terbit sejak 1 Januari
2008 akan kedaluwarsa dalam waktu 5 tahun, yaitu kedaluwarsa dalam tahun 2013. Namun
demikian, walaupun jangka waktu 5 tahun telah lewat, SKPKB tetap dapat diterbitkan
ditambah sanksi administrasi bunga sebesar 48% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang
dibayar, bila Wajib Pajak setelah jangka waktu tersebut dipidana karena melakukan tindakan
pidana perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pendapatan
negara berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
Dalam undang-undang dijelaskan bahwa untuk mengetahui kalau Wajib Pajak memang
benar-benar telah melakukan tindak pidana perpajakan, tentu harus dibuktikan melalui proses
persidangan pengadilan yang bisa membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun. Ada kemungkinan
bisa terjadi bahwa terhadap Wajib Pajak yang telah disidik oleh Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS), tetapi oleh penuntut umum tidak dituntut berdasarkan sanksi pidana
perpajakan. Misalnya saja, terhada Wajib Pajak dijatuhi pidana oleh hakim karena
melakukan penyelundupan dan dalam putusan hakim menunjukkan adanya objek pajak yang
belum dikenai pajak. Dalam hal demikian, untuk memperoleh pajak terutang yang belum
dibayar, terhadap Wajib Pajak tersebut masih bisa diterbitkan SKPKB ditambah sanksi
administrasi bunga sebesar 48% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar walaupun
jangka waktu 5 tahun telah lewat.

Daftar Pustaka :
B. Ilyas, Wirawan. Burton, Richard. 2013. Hukum Pajak: Teori, Analisis, dan
Perkembangannya, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai