Nim : 1806511149
Kelas : Agri C
Matkul : Subak materi kelompok 4
2.3 Partisipasi Perempuan dan Laki-Laki dalam Kegiatan pengelolaan Subak Guama
Partisipasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah keterlibatan petani laki-laki atau
perempuan dalam perencanaan pengelolaan subak ataupun dalam kegiatan pengelolaan subak
Guama. Seiring dengan perjalanan waktu telah terjadi pergeseran fungsi dan peran subak dalam
masyarakat. Dewasa ini subak mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam aspek
sosial ataupun aspek ekonomi. Dalam aspek sosial, subak dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai
wahana atau untuk transfer inovasi pertanian dan merupakan media pembelajaran bagi petani
beserta keluarganya. Di samping itu, subak dimanfaatkan pemerintah ataupun swasta sebagai
lembaga untuk menunjang program pembangunan pertanian ataupun program pembangunan
yang lainnya.
Berkaitan dengan fungsi dan peransubak dalam masyarakat yang sudah mengalami
perubahan, yakni sesuai denganungkapan sekretaris Subak Guama Drs Wayan Astawa, berikut
ini.
“Dahulu subak kegiatannya hanya mengatur masalah pengairan di sawah. Subak
berusaha untuk mencari dan mendistribusikan air secara adil dan merata untuk memenuhi
kebutuhan air seluruh anggota. Saat ini subak kegiatannya sangat beragam, ekonomi misalnya
pembuatan benih, pembuatan pupuk organik, penyaluran kredit, penyewaan alat pertanian,
kegiatan penyuluhan pertanian" (wawancara, pada September 2010)
2.4 Keikutsertaan Perempuan dalam Perencanaan Kegiatan Pengelolaan Subak Guama
Sebelum melakukan kegiatan pengelolaan subak, diawali dengan perencanaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan pada hakikatnya merupakan aktivitas
pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan sasaran apa yang ingin dicapai,
tindakan apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran tersebut, dan siapa
yang akan melaksanaakan kegiatan tersebut (Burhanuddin, 1990). Keterlibatan perempuan dalam
perencanaan pengelolaan subak sangat terbatas dan bahkan nyaris tidak terlibat. Berkaitan
dengan perencanaan dalam pengelolaan Subak Guama, diawali dengan penetapan sasaran atau
tujuan, kemudian tindakan apa yang akan dilakukan/dikerjakan untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan. Penetapan sasaran dan tujuan dilakukan saat melakukan rapat atau paum pada tingkat
pengurus subak yang dihadiri oleh pengurus subak dan kelian tempek. Hal-hal yang dibicarakan
berkaitan dengan (a) penetapan waktu semai benih secara serentak karena harus melalui suatu
prosesi ritual tertentu yang ditetapkan oleh subak; (b) penetapan waktu tanam benih secara
serentak, umumnya lima belas hari setelah semai benih; (c) penetapan penggunaan traktor yang
dikelola oleh subak, tetapi karena keterbatasan traktor, maka pengerjaannya harus bergilir per
tempek; (d) penetapan penggunaan sarana padi (saprodi) yang berkaitan dengan penggurnaan
bibit varietas, pupuk, dan obat-obatan; (f) penetapan kegiatan ritual yang akan diselenggarakan;
dan (g) kegiatan pemeliharaan fasilitas irigasi ataupun fasilitas ritual yang dimiliki subak (Astiti,
2012).
2. Pengampel adalah iuran yang harus dibayarkan oleh setiap anggota subak yang pasif
(krama cacahan carik) sebesar satu kilogram per satu are lahan yang digarap setiap habis
panen.
3. Paturunan adalah iuran insidental yang harus dibayarkan sesuai dengan kebutuhan.
4. Sebagai penghargaan atas jasa dari penglola/pengurus subak maka pengurus subak, seperti
pekaseh, wakil pekaseh, penyarikan, patengan, kesinoman, kelian tempek dan pembantu
kelian tempek beserta saya memperoleh imbalan yang diambilkan dari dana subak. natura
berupa gabah.
5. Kontrak bebek adalah pemasukan dana ke subak melalui pengontrakan lahan sawah pada
peternak bebek/itik pada saat pascapanan yang nilainya dihitung berdasarkan luas lahan.
6. Secara rutin Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) Subak Guama memberikan
subsidi kepada Subak Guama untuk biaya kegiatan ritual sebesar satu setengah ton gabah
setiap kegiatan ritual di Pura Ulun Carik yang diselenggarakan dua kali dalam setahun.
7. Subak Guama sebagai pemilik Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT), berkewajiban
menyetor dana SHU (sisa hasil usaha) setiap tahun pada Subak Guama sebesar empat
puluh.
8. Dedosan adalah sejumlah dana yang harus dibayarkan oleh krama subak yang melakukan
pelanggaran terhadap pelaksanaan awig-awig subak.
9. Subak guama merupakan subak yang sangat maju sehingga berbagai bantuan diberikan
kepada subak tersebut dalam rangka mengembangkan subak ke depan menjadi lebih maju.
1. Biaya yang diperuntukan pada kegiatan ritual, yakni dari perencaan, persiapan sampai
pelaksanaan kegiatan ritual, yakni dari perencanaan, persiapan sampai pelaksaan
kegiatan ritual tersebut. Biaya ritual nunas pelukuh yang rutin dilaksanakan tiap-tiap
tahun hingga mencapai tiga kali dalam satahun.
2. Biaya pemeliharaan pura subak, balai subak, dan tempat-tempat suci lain. Fasilitas
irigasi yang dimiliki oleh Subak Guama adalah Pura Ulun Carik, Pura Bedugul, Pure
Dalem Semuru.
3. Biaya pemeliharaan fasilitas irigasi yang dimiliki subak seperti biaya pemeliharaan
temuku-temuku, telabah dan fasilitas irigasi lainnya dilakukan secara swadaya.
4. Biaya kegiatan ritual tirta yatra yang rutin diadakan setiap tahun,yang biasanya ke luar
Bali atau keluar kabupaten tabanan. Peserta tirta yatra biasanya mengurus subak dan
ditambah beberapa anggota yang berkeinginan.
5. Insentif untuk mengurus subak, terutama untuk pekaseh yang diberikan beradasarkan
kesempatan dari krama subak melalui rapat anggota subak.
Dalam pembahasan materi ini kita akan belajar banyak hal, diantaranya kita dapat
mengetahui secara detail apa yang dimaksud dengan jender tersebut. dimana disini gender dapat
dartikan berbagai macam pengertian, salah satunya ditegaskan oleh Vitalaya (2010) yang dimana
gender adalah konsep yang menunjukkan pada suatu sistem peranan hubungan antara perempuan
dan laki-laki yang tidak ditentukan perbedaannya biologis, akan tetapi ditentukan oleh
lingkungan social, politik, dan ekonomi. Selanjutnya kita juga dapat mengetahui perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dalam bipolaritas gender, dan juga ketimpangan gender
termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan.
Dengan mempelajari materi peranan gender dalam sistem pertanian subak ini, maka
diharapakan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dengan sebaiknya. Oleh karena itu para
pihak yang terlibat dalam membangun dan mengembangkan Warisan Budaaya Dunian (BWD)
ini bisa membantu dan bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Terutama pihak pemerintah yang
mempasilitasi dan para pengurus dari subak itu sendiri bisa menjalankan tugas-tugasnya dengan
baik.