Anda di halaman 1dari 26

Kesetaraan Gender kaitannya

dengan air dan sanitasi dalam


lingkungan

Oleh:
Suryani 6411414091
Igadhini vitriyana 6411414094
Kiki indrayani 6411414097
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGARI SEMARANG
2017
Pasal 11 Ayat (3) UU SDA

“penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dilakukan


dengan melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha
seluas-luasnya”

Peran masyarakat, baik perempuan dan laki-laki


dianggap penting karena masyarakat merupakan
pengguna, pengumpul, sekaligus pengelola air. Setiap
komunitas masyarakat memiliki perilaku dan local
wisdom tersendiri dalam pengelolaan sumber daya air.
Kesetaraan peran

Sebenarnya sudah adilkah


peran antara perempuan
dan laki - laki dalam
pemenuhan kebutuhan air
bersih dan sanitasi???
Kesetaraan Peran
Dalam kelompok masyarakat, seringkali perempuan dan laki-laki
dianggap memiliki perbedaan tanggung jawab dalam pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya air.

Perempuan membutuhkan air untuk


kebutuhan rumah tangga, seperti:
- Memasak
Laki-laki membutuhkan
- Mandi
- keperluan kesehatan reproduksinya, air untuk irigasi dan
seperti pada saat menstruasi dan ternak
kehamilan
Kesetaraan Peran
Laki-laki memegang kendali dalam pengambilan keputusan
terkait pengelolaan sumber daya air dan sanitasi

Keterlibatan perempuan dalam pengelolaan sumber daya air


masih sangat rendah

Program pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh


pemerintah pun belum banyak yang melibatkan perempuan.
Hal ini tentu saja menjadi salah satu permasalahan serius
dalam pencapaian target-target pembangunan yang terkait
ketersediaan air bersih
Kesetaraan Peran

- Tahap rehabilitasi fasilitas air dan sanitasi pasca bencana tsunami di Aceh
2004 dan di Nias 2005, perempuan dilibatkan secara aktif dalam
pengelolaan air bersih
- Bantuan pembangunan sistem air masyarakat yang diberikan oleh
Community Water Services and Health Loan Project (CWSHP)
memberikan kemudahan akses air bersih bagi perempuan.
- Sebelum Maret 2010, telah dibangun sekitar 65.000 rumah tangga
dengan fasilitas air bersih di 382 desa di Aceh dan Nias. Proyek ini
berhasil mengurangi waktu perempuan untuk mengumpulkan air,
sehingga mereka dapat melakukan aktivitas lainnya dan lebih produktif.
Kesetaraan Peran

Dengan berbagai kondisi dan kebutuhan khusus


perempuan, maka keterlibatan perempuan dalam
setiap proses pengelolaan sumber daya air yang
berkelanjutan adalah keharusan
Kenyataannya sampai saat ini, perempuan masih
terpinggirkan dari pembuatan kebijakan dan
pengambilan keputusan terkait sumber daya air dan
sanitasi
Mengapa Gender Penting dalam
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

a. Kaum perempuan merupakan kolektor, pengangkut, pengguna dan


pengelola utama air untuk keperluan rumah tangga dan sebagai
promotor dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan air dan
sanitasi
b. Manfaat ekonomi
Akses yang lebih baik pada air akan memberi kaum perempuan waktu
yang lebih banyak untuk melakukan aktivitas mendatangkan
pendapatan, menjawab kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga, atau
memberikan kesejahteraan dan waktu luang untuk kesenangan
mereka sendiri.
Mengapa Gender Penting dalam
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

c. Manfaat kepada anak-anak


Kebebasan dari pekerjaan mengumpulkan dan mengelola air yang
memakan waktu dapat membuat anak-anak, khususnya anak
perempuan untuk bersekolah.
d. Pemberdayaan terhadap kaum perempuan
Keterlibatan dalam proyek-proyek penyediaan air dan sanitasi akan
memberdayakan kaum perempuan, khususnya apabila kegiatan
proyek tersebut dihubungkan dengan kegiatankegiatan yang
berhubungan dengan peningkatan pendapatan dan sumber daya-
sumber daya produktif seperti kredit.
Keterkaitan Gender
Gender dan
Gender dan Gender dan pekerjaan rumah
pendidikan kesehatan tangga

Lebih banyak anak peningkatan Peningkatan


perempuan kesehatan ketersediaan air
bersekolah ketika menguntungkan mengurangi beban
ketersediaan air perempuan secara kerja rumah tangga
minum meningkat langsung (termasuk dan memberikan
dan ketika tersedia kesehatan perempuan lebih
fasilitas jamban yang melahirkan), dan banyak Waktu
terpisah bagi anak akibatnya higinitas bersama anak-anak
laki dan perempuan. rumah tangga dan kegiatan
membaik. ekonomi.
Keterkaitan Gender

Gender dan pendapatan


Gender dan budaya
peningkatan

peningkatan ketersediaan
ketersediaan air dan
air dan fasilitas sanitasi
mengurangi beban
memperbaiki kehormatan,
penyakit mengakibatkan
status dan kesempatan
lebih banyak waktu bagi
perempuan
perempuan untuk
bekerja.
Upaya yang dilakukan

“Integrasi perspektif gender dalam pengelolaan


sumber daya air”

mengarusutamakan kebutuhan dan pengalaman


perempuan dan laki-laki dalam setiap proses dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak
air.
Integrasi Perspektif Gender
dalam Pengelolaan Sumber
Daya Air
❑Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BM). perempuan
mempunyai peran dalam pengambilan keputusan pengelolaan
sumber daya air bersih
❑Program CWSH (CommunityWater Services and Health
Project) menempatkan kelompok perempuan sebagai posisi
kunci untuk fasilitator program pengelolaan sumber daya air,
yang keterlibatannya diharapkan disetiap level.
Integrasi Perspektif Gender
dalam Pengelolaan Sumber
Daya Air

Proyek WSLIC III (Water and Sanitation for Low Income


Communities) atau PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) salah satu isunya adalah
gender dan kemiskinan masyarakat.
Integrasi perspektif gender
Integrasi perspektif gender perlu dilakukan oleh semua
pihak dan pada semua tingkat, yaitu:
1. pemerintah pusat
2. pemerintah daerah
3. masyarakat dan organisasi masyarakat sipil
4. lembaga donor dan organisasi internasional.
Pemerintah Pusat

a. Memobilisasi sumber daya untuk meningkatkan akses


terhadap air bersih dan sanitasi.
b. Memperkuat legislasi dan memfasilitasi akses
masyarakat terhadap tanah dan air untuk keperluan
produktif
c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi
yang layak
d. Mengembangkan kapasitas dan mendorong partisipasi
masyarakat
Pemerintah Daerah
a. Mendorong pengarusutamaan gender di pemerintahan daerah
dan masyarakat
b. Mempromosikan pesan-pesan pendidikan kesehatan melalui
kelompok perempuan, sekolah dan klinik kesehatan
c. Merancang dan mengimplementasikan pembangunan kapasitas
untuk mempertimbangkan kebutuhan perempuan dan laki-laki
dalam desain air, sanitasi dan program pendidikan kebersihan
d. Menghapus bias gender internal dan diskriminasi dalam
organisasi sektor public
e. Mendorong anggaran berperspektif gender
Masyarakat dan Organisasi
Masyarakat Sipil:

a. Melobi penyediaan pelayanan yang lebih baik untuk perempuan


dan anak
b. Membantu mengumpulkan informasi mengenai akses, kebutuhan,
prioritas dan perspektif dari perempuan dan laki-laki mengenai
pengelolaan sumber daya air
c. Dukungan kesetaraan bagi perempuan dalam proses pengambilan
keputusandi tingkat local
d. Memampukan perempuan dan anak perempuan untuk
memperoleh akses terhadap informasi, pelatihan dan sumber
daya yang berkaitan dengan air
Lembaga Donor dan
Organisasi Internasional

a. Melibatkan para pemimpin perempuan, sebagai role model dalam


upaya pengintegrasian gender dalam pengelolaan sumber daya air di
semua tingkatan
b. Mempromosikan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam air dan
sanitasi melalui kerjasama
c. Mengumpulkan dan menyebarluaskan contoh/praktik yang baik dan
mengembangkan norma-norma dan pedoman untuk
pengarusutamaan;
d. Berinvestasi dalam pembangunan kapasitas sektor air,
e. Mendorong media, untuk menyediakan pemberitaan yang lebih luas
mengenai isu genderdan air
Lembaga Donor dan
Organisasi Internasional

f. Mempromosikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan


laki-laki dalam sektor donor
g. Memberikan dukungan peningkatan kapasitas staf penghubung
gender
h. Bekerja sama dengan organisasi mitra untuk mengembangkan
kerangka kebijaksanaan konvensional mengenai gender dan air,
untuk staf dari setiap organisasi
i. Mendukung pengembangan dan implementasi kerangka
kebijakan air berperspektif gender
Kebijakan

OPTIMALISASI PROGRAM PENYEDIAAN


SARANA AIR MINUM
DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT
(PAMSIMAS)
Aktor
Pemerintah pusat
Pemerintah daerah
Dinas kesehatan
Masyarakat
Pencapaian keberhasilan PAMSIMAS berdasarkan
dampak yang terjadi dapat terlihat apabila:
 Adanya keberlanjutan pelayanan sarana air minum
dan sanitasi
 Adanya perubahan perilaku masyarakat menuju
perilaku hidup sehat serta terjadi peningkatan
pelayanan
 kesehatan dan sanitasi
 Adanya kesetaraan gender dalam proses dan hasil
pencapaian program
 Adanya prioritas program kepada masyarakat yang
miskin dan termarjinalkan
 Sesuai kebutuhan masyarakat (menggunakan
demand responsive approach)
Langkah-langkah
optimalisasi PAMSIMAS
– Pembentukan kader, yaitu untuk menggerakkan masyarakat
berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan dibidang air minum dan penyehatan
lingkungan  Kader AMPL
– Pembentukan Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM),
yaitu wadah sinergi dan aspirasi masyarakat
– Sosialisasi dan Pelatihan untuk Pelaksanaan Program
– Pembangunan Sarana Air Minum dan Sarana Sanitasi
Sekolah
– Peningkatan/PromosiPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai