Anda di halaman 1dari 8

NAMA : HANA FAUZIYYAH AMINI

NIM : 15714005

Fasilitator dalam kegiatan penyuluhan


Sumber : https://www.google.co.id/search?q=FASILITATOR+PNPM

Istilah Fasilitator dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah orang yang
menyediakan fasilitas. Definisi fasilitas tentunya tidak hanya sekadar penyediaan kebutuhan
ataupun penyediaan barang dan pelayanan jasa semata, namun juga harus lebih tinggi dari itu.
Menyediakan fasilitas untuk outputnya adalah membantu meringankan kehidupan orang lain.

Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat adalah tenaga profesional yang bertugas


memfasilitasi proses kemandirian dan kedaulatan masyarakat dalam pembangunan dengan
melibatkan stakeholder melalui kegiatan penyadaran, pembelajaran, dan penguatan
kelembagaan masyarakat.
Tugas fasilitasi: membangun proses kegiatan masyarakat
1. Pengembangan sosial yaitu kemampuan untuk mendorong orang lain bekerja sama dalam
proses pengembangan masyarakatT.
2. Menengahi (mediasi) dan berunding (negosiasi) yaitu kemampuan untuk menghadapi dan
mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat.
3. Memberi dukungan yaitu menyediakan dukungan yang diperlukan agar masyarakat bias
melakukan kegiatan pengembangan masyarakat.
4. Membangun konsensus yaitu menghadapi perbedaan nilai, kepentingan, dan adanya
kompetisi tidak dengan pendekatan konflik.
5. Memfasilitasi kelompok yaitu mengelola berbagai tindakan dan kegiatan kelompok
karena biasanya kerja pendampingan lebih banyak bersama kelompok.
6. Memanfaatkan sumberdaya dan keterampilan lokal yaitu membantu masyarakat
mengenali & meman-faatkan potensi lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal.
7. Pengorganisasian yaitu mendorong terselenggaranya kegiatan-kegiatan bersama
masyarakat.

Tugas pembelajaran: memberi masukan berupa nilai, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
pengalaman kepada masyarakat

1. Penyadaran kritis yaitu membangun kesadaran masyarakat bahwa setiap individu berkaitan
atau dipengaruhi oleh struktur dan sistem yang bekerja mengatur.
2. Memberi informasi yaitu menyediakan informasi yang relevan pada masyarakat untuk
penjajakan kebutuhan, perencanaan, kegiatan pembelajaran, dsb.
3. Berhadapan (konfrontasi) dengan pelanggaran prinsipiil yaitu kemampuan untuk bertindak
tegas apabila diperlukan terhadap individu atau kelompok masyarakat yang melanggar
suatu prinsip kerjasama (misalnya: bersifat rasis, melakukan tindakan merusak lingkungan,
penyalahgunaan keuangan program, dsb).
4. Menyelenggarakan pelatihan yaitu melakukan atau menghubungkan dengan pelatih lain
untuk kegiatan transfer pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat.

Tugas penghubung: membangun relasi dengan berbagai sumber, pihak dan lembaga
yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dampingannya

1. Menghubungkan dengan sumberdaya yaitu memfasilitasi kerjasama dengan lembaga-


lembaga di luar komunitas yang memiliki sumberdaya tertentu.
2. Advokasi yaitu menghubungkan berbagai kepentingan masyarakat (antar individu, antar
kelompok, antar lembaga dsb.)
3. Menggunakan media yaitu mempublikasikan kegiatan, proses, dan capaian, agar menjadi
agenda komunitas.
4. Menjadi Humas yaitu memberikan informasi mengenai kegiatan, proses dan capaian untuk
memperoleh dukungan berbagai pihak.
5. Mengembangkan jaringan yaitu mengembangkan hubungan dengan berbagai pihak
(perorangan, lembaga) untuk mendukung program.
6. Mengembangkan proses pertukaran pengetahuan dan pengalaman yaitu sebagai fasilitator
proses pembelajaran antar pihak baik secara formal maupun informal.

Tugas teknis: mengelola langkah-langkah atau tahap-tahap program mulai dari


penjajakan kebutuhan sampai ke monitoring-evaluasi.

1. Mengumpulkan dan menganalisa data yaitu menggunakan metodologi pengkajian untuk


mengumpulkan dan menganalisa informasi bersama masyarakat.
2. Menggunakan komputer yaitu menggunakan dan mengalihkan kemampuan penguasaan
teknologi komputer kepada masyarakat.
3. Melakukan presentasi (tertulis atau lisan) yaitu menyampaikan gagasan kepada masyarakat
dampingan dan pihak-pihak lain.
4. Pengelolaan program yaitu membangun struktur, nilai, prosedur dan mekanisme program
yang sesuai dengan prinsip pengembangan masyarakat.
5. Pengelolaan keuangan yaitu pengelolaan (manajemen) keuangan yang sesuai dengan
prinsip pengembangan masyarakat.

Tidak dapat dipungkiri, peranan fasilitator sangat mendukung keberhasilan suatu Program-
program Pemberdayaan Masyarakat. Masyarakat dan pemerintah memerlukan fasilitator untuk
mendampingi program pemberdayaan masyarakat guna mengentaskan kemiskinan dan
menumbuhkan kemandirian serta daya masyarakat yang kuat..Para pelaksana program
(pendamping, supervisor dan koordinator program) adalah ujung tombak lembaga yang
bertugas sebagai pelaku pengembangan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Kini
jumlah fasilitator semakin banyak, namun seorang fasilitator yang kompeten-lah yang semakin
diperlukan

KEGAGALAN DAN PERMASALAHAN PAMSIMAS

Penyelenggaraan program Penyediaan Air minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, atau
yang dikenal sebagai Pamsimas. Program yang dimulai tahun 2008, awalnya memiliki kendala
berkaitan dengan koordinasi dan sinkronisasi program masing-masing instansi yang terlibat dalam
program. Perubahan institusi pengendali/ executing agency dari Kementerian Kesehatan ke
Kementerian Pekerjaan Umum, menimbulkan masalah pada awal pelaksanaan program. Pada awal
pelaksanaan tahun 2008, menurut salah satu pejabat program Pamsimas, Pamsimas harus
berjalan dengan keterbatasan perangkat yang ada
Persoalan koordinasi antar sektor terlihat, pada saat program telah sampai pada tahapan
pelaksanaan konstruksi, di beberapa tempat, air baku yang akan digunakan, hasil tesnya belum
keluar. Padahal air Pamsimas wajib dites oleh Dinas Kesehatan, dan harus memiliki kualifikasi
sebagai air bersih.
Pelaksanaan Pamsimas tidak saja terkendala masalah koordinasi. Sebagai gambaran, dapat kita
lihat di tiga lokasi pelaksanaan Pamsimas, yaitu Kota Kupang, Kabupaten Banjar dan Kabupaten
Tasikmalaya. Di tiga tempat ini, terdapat beberapa masalah, yang perlu diperhatikan pemangku
kepentingan Pamsimas.
Kota Kupang
Di Kota Kupang, permasalahan yang utama untuk program Pamsimas adalah mencari
sumber air yang dapat dijadikan air baku Pamsimas. Selain itu ketersediaan mata air baku, juga
sering menjadi kendala, hal ini disebabkan adanya penurunan debit akibat iklim pulau Timor.
Sumber air yang tersedia di kota Kupang tidak merata. Karena sulitnya menemukan sumber air,
pengelola perlu mendapatkan pemilik sumber air (sumur gali) yang berjiwa sosial,untuk
menjadikan sumur pribadi sebagai sumber air baku.
Struktur geologi tanah di Kota Kupang rawan terhadap pencemaran. Hal ini disebabkan
karena tipe tanah Kota Kupang cepat menurunkan air limbah di permukaan, sehingga air yang ada
di bawah tanah mudah tercemar. Solusinya adalah dengan melakukan terlebih dahulu pengolahan
air limbah yang dibuang ke tanah.
Bahan infrastruktur Pamsimas banyak yang didatangkan dari luar pulau, hal ini
menyebabkan mahalnya prasarana terpasang. Masalah lain berkaitan dengan pengelolaan sanitasi
yang masih buruk. Perubahan tata ruang yang kurang terkendali. Kinerja fasilitator,terutama
berkaitan dengan masalah sering terlambatnya menerima gaji dan kesulitan mendapat
fasilitator dengan kemampuan yang cukup untuk menangani pengelolaan Pamsimas.
Masyarakat penerima manfaat di Kota Kupang, dari hasil penelitian juga masih merasa terbebani
dan berat untuk dapat mengumpulkan uang swadaya. Terdapat juga perselisihaninternal Lembaga
Keswadayaan Masyarakat maupun dengan pihak luar. Masalah perilaku pelaksana, menunjukkan
perlunya perhatian pada tahapan waktu program Pamsimas.

Kabupaten Banjar
Di Kabupaten Banjar ditemukan masalah berkaitan dengan kepedulian masyarakat
mengenai pemanfaatan dan pemeliharaan air. Terdapat perilaku buang air besar di tepi
sungaimenggunakan toilet apung. Masyarakat juga merasa terbebani dengan adanya dana
swadaya. Kondisi ini dapat disebabkan karena, belum meratanya penyediaan sarana sanitasi
baik di sekolah maupun lingkungan permukiman, tempat sampah, dan saluran limbah. Hal ini
terjadi terutama di daerah-daerah pedesaan dan pinggiran kota. Adanya keterbatasan anggaran
pemerintah daerah, menyebabkan pembangunan sarana prasarana air bersih dan sanitasi belum
merata di Kabupaten Banjar.
Ditemukan kesenjangan komunikasi antara konsultan dengan instansi pemerintah. Hal ini
menyebabkan penentuan desa sasaran, belum sesuai dengan skala prioritas. Daftar Isian
Penggunaan Anggaran untuk program Pamsimas di Kabupaten Banjar, pada tahun 2010 turun
tidak tepat waktu sehingga pelaksanaan kegiatan tertunda. Dari dua tahun pelaksanaan Pamsimas
di Kabupaten Banjar dapat diambil kesimpulan, bahwa waktu untuk persiapan proses
pemberdayaan dan perubahan perilaku, terlalu terbatas atau sempit, tidak mencukupi.

Kabupaten Tasikmalaya
Permasalahan program Pamsimas di Kabupaten Tasikmalaya berkaitan dengan
pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana Pamsimas, setelah terbangun. Diperlukan
kesatuan pemahaman antar dinas terkait dalam pengembangan program Pamsimas. Termasuk
dalam penyelenggaraan anggaran dinas dalam pengembangan Pamsimas.
Di Kabupaten Tasikmalaya ada kasus, sarana Pamsimas dibangun terlebih dahulu, baru diperiksa
kualitas airnya, menunjukkan terjadinya kesenjangan komunikasi dan koordinasi antar sektor.
Aktifitas masyarakat berkaitan dengan budaya kolam dan sanitasi, merupakan tantangan bagi
program Pamsimas. Program pemberdayaan masyarakat dalam program Pamsimas memerlukan
perhatian dan waktu yang lebih dari panduan pelaksanaan.

Adapun penyebab kegagalan program PAMSIMAS menurut saya adalah

1. Tidak relevannya antara bantuan dan kebutuhan masyarakat

Salah satu bentuk usaha program PAMSIMAS adalah memberikan bantuan langsung ke pada
masyarakat. Namun kerap kali, bentuk bantuan masyarakat yang diberikan tidak sesuai dengan
kebutuhan yang seharusnya dipenuhi.

2. Kurangnya respon positif dan timbulnya sikap apatis masyarakat.

Pihak PAMSIMAS menghadapi kesulitan untuk mengajak warganya untuk berpartisipasi


dalam program-program yang telah direncanakan. Padahal salah satu parameter keberhasilan
pada program adalah meningkatnya jumlah partisipasi masyarakat dalam membangun
daerahnya.
3. Adanya praktik KKN dari pihak penyelenggara

dianggap sebagai pemicu terjadinya kasus korupsi. Dana yang diberikan pemerintah untuk
program PAMSIMAS tentunya sangat besar namun sebgaian besar pengelola dikelola oleh
orang-orang yang memilki pengaruh besar. Masih kuatnya mental KKN tersebut membuat
program penanggulangan kemiskinan tidak pernah betul-betul mampu mengentaskan
kemiskinan. Salah satu contoh kasus korupsi terkait program Pamsimas terjadi pada Kota
Kupang dimana total kerugain Negara menjadi 56 juta.

4. Bantuan tidak tepat sasaran

Dalam memberikan bantuan, seringkali banuan tersebut tidak tepat sasaran. Program bantuan
ini terkadang diterima oleh keluarga yang mampu, sementara keluarga yang benar-benar
miskin tidak menerima.

5. Gagalnya salah satu program Sanimas

Penyebab kegagalan program Sanimas adalah

a. Jadwal implementasi, pada umumnya, penyelesaian kontruksi SANIMAS berlangsung


1 tahun ,sehingga hal ini sering menjadi masalah bagi para pelaksana. Beberapa pihak
mengusulkan agar jadwal pelaksanaan SANIMAS dibuat menjadi 2 tahun anggaran
(multi-year budgeting).
b. Pendanaan, sebenarnya SANIMAS mengkombinasikan antara pendekatan -
pemberdayaan dan pendanaan dari berbagai stakeholder, terutama pemerintah karena
permasalahan sanitasi sampai hari ini adalah merupakan tanggung jawab publik.
Memang kegiatan pemberdayaan butuh waktu lama, namun penggunaan dana public
(pemerintah) juga harus sesuai dengan aturan penganggaran. Oleh karena itu,
SANIMAS harus mengkombinasikan dua pendekatan tersebut, sehingga sering
terjebak pada kegiatan yang berbasis anggaran, meski harus terus diuparayakan bahwa
aspek pemberdayaan masyarakat tidak bisa dilupakan

6. Pihak penyelenggara tidak mampu melakukan transfer pengetahuan kepada


masyarakat
Pada proses sosialisasi ke masyarakat, pihak PNPM diwajibkan untuk memberikan
pengetahuan atau penjelasan terkait program yang akan dilaksankana nantinya. Namun,
seringkali maksyarakat tidak mengerti hal tersebut sehingga masyarakat hanya
melaksanakan petunjuk fasilitator tanpa mampu menyerap pembelajaran yang ada
didalamnya. Sehingga proses transfer pengetahuan menjadi kurang maksimal. Selain itu,
tuntutan laju progress kegiatan sesuai alur tahapan menyebabkan beberapa proses
pembelajaran terkesan asal ada dan diabaikan esensinya.

7. Program PAMSIMAS yang tidak dilaksanakan secara berkelanjutan

Hal tersebut dapat di sebabkan oleh beberapa faktor seperti menurunnya partisipasi
masyarakat didaerah tersebut sehingga program tidak berjalan dengan baik dan akhirnya
program terhenti. Selain itu, ketidak efektifan program yang dilaksankaan.

DAFTAR PUSTAKA

https://pracastino.blogspot.co.id/2011/01/masalah-dan-tahapan-program-pamsimas.html
http://kupang.tribunnews.com/2014/04/04/vinsen-melur-diduga-korupsi-dana-pamsimas

Anda mungkin juga menyukai