Peran serta masyarakat sejauh ini pada daerah TPS yang ditinjau yaitu hanya dalam
proses pengurangan serta penanganan sampah dari sumber yang nantinya akan masuk ke
TPS. Contohnya yaitu adanya reduksi sampah oleh masyarakat berupa sampah organik yang
dijadikan sebagai pakan hewan peliharaan dan/atau ternak. Belum adanya partisipasi aktif
dari masyarakat sendiri seperti pemberian usul, saran, dan pendapat terhadap perumusan
kebijakan dan strategi kepada Pemerintah Daerah, kampanye, pelatihan serta pendampingan
kepada kelompok masyarakat dalam penanganan sampah, dan sebagainya.
3.4.5 Teknis-Teknologis
Sumber sampah dari wilayah daerah Kecamatan Buah Batu dan Kecamatan Rancasari
(tidak dilakukan pemilahan) dilakukan pewadahan dengan menggunakan kantong kresek,
kemudian sumber sampah tersebut dikumpulkan oleh petugas sampah (menggunakan
gerobak sampah, triseda, dan/atau mobil sampah) secara door to door dan dipindahkan
menuju TPS menggunakan kendaraan yang telah disebutkan. Timbulan sampah yang masuk
ke TPS tidak diwadahi dengan kontainer namun ditumpuk secara langsung pada lahan
terbuka (mirip dengan open dumping). Pada TPS tersebut dilakukan kegiatan pengomposan
pada lahan yang cukup kecil (dengan menggunakan fasilitas 2 tong) dan pemilahan yang
hanya dilakukan oleh sektor informal (pemulung). Kemudian sampah yang berasal dari TPS
tersebut akan diangkut ke TPA menggunakan 2 unit dump truck dengan kapasitas dump
truck pertama 15m3 (maksimal) dan kapasitas dump truck yang kedua 25m3 (maksimal).
Pemrosesan akhir sampah dilakukan pada TPA.
1. Pemindahan sampah tidak boleh dicampur kembali setelah dilakukan pemilahan dan
pewadahan
2. Pemindahan sampah yang telah dipilah dapat dilakukan melalui pengaturan jadwal
pemindahan sesuai jenis sampah yang terpilah, penyediaan sarana pemindahan secara
terpilah
3. Berdasarkan luas daerah TPS Ciwastra yaitu lebih dari 200 m2, maka TPS tersebut
termasuk dalam tipe pemindahan (transfer) tipe I. Untuk fungsi dan klasifikasi daerah
pemakai transfer tipe I dapat dilihat pada tabel I.
4. Transfer depo (Transfer tipe I) dibuat dengan pelataran yang memungkinkan gerobak
menuang sampah dari atas, dan pelataran di bawah merupakan tempat kontainer.
5. Di butuhkan wadah penampung sementara seperti kontainer besar volume 6-10 m2,
dan terdapat landasan permanen di bawahnya.
6. Dikosongkan setiap hari minimal dengan frekuensi 1 kali.
7. Untuk memaksimalkan kebersihan lokasi transfer, perlu ada penjadwalan pengisian
dan pengosongan.
8. Mudah dijangkau, tidak mengganggu arus lalu lintas, atau kenyamanan pejalan kaki.
9. Terisolasi dan tetap bersih.
10. Pembongkaran titik pemindahan sebaiknya memperhatikan kaidah isolasi
pencemaran dan diatur jadwalnya yang tidak mengganggu kenyamanan dan kesehatan
masyarakat pemakai jalan dan sekitarnya. Sebaiknya waktu pengumpulan sampah
adalah saat dimana aktivitas masyarakat tidak begitu padat, misalnya malam hari, pagi
sebelum matahari terbit, atau siang hari. Frekuensi pengumpulan sampah menentukan
banyaknya sampah yang dapat dikumpulkan dan diangkut perhari. Semakin besar
frekuensi pengumpulan sampah, semakin banyak volume sampah yang dikumpulkan
per service per kapita.