Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI KEGIATAN PEMBELAJARAN MKWK

(MATA KULIAH WAJIB KURIKULIM)

Disusun Oleh :
Nama : Rizky Hafizh
NIM : 230407043
Fakultas/ Prodi : Teknik/ Teknik Lingkungan
Kelas : Pendidikan Pancasila 8
Dosen Pengampu : - Dr. Agusmidah, S.H. M.Hum
- Putri N.S Siahaan, SH.,MH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2023

1. Pengetahuan
Sistem pengelolaan sarana air bersih dan sanitasi yang berbasis masyarakat merupakan
komponen dasar yang harus dimiliki oleh suatu daerah untuk peme-nuhan kebutuhan air bersih
dan sanitasi bagi masyarakatnya. Dalam hal ini, tingginya partisipasi masyarakat sangat
menentukan keberhasilan dan keberlangsu-ngan sistem pengelolaan sarana air bersih dan
sanitasi, Bertolak dari pendapat ini, pembangunan harus berbasis pada pemberdayaan
masyarakat melalui perubahan perilaku maupun struktur masyarakat. Masyarakat harus diberi
akses informasi dan pengetahuan tentang pentingnya air bersih dan sanitasi dengan lebih
menitikberatkan pada peningkatan partisipasi dan akses kontrol masyarakat setempat terhadap
sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian, masyarakat menyadari kebutuhannya terhadap
akses air bersih dan sanitasi serta menjadikannya lebih memiliki tanggung jawab dalam
pengelolaan dan pemeliharaannya. Berdasarkan hasil Sosialisasi, perempuan memainkan
peranan yang sangat penting dalam masalah air bersih dan sanitasi, yaitu sebagai pengguna,
penyedia, pengelolah air dalam rumah tangga, dan sebagai penjaga kesehatan keluarga.
Perempuan juga mempunyai motivasi yang lebih kuat untuk mendapatkan dan memelihara
fasilitas-fasilitas air bersih dibandingkan dengan laki-laki karena mereka seringkali
menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengambil air bersih. Namun, perempuan adalah
kelompok yang paling rentan terkena dampak negatif bila akses air bersih dan sanitasi tidak
dikelolah secara baik, adil dan merata. Hal ini karena kelompok perempuan tidak pernah
diperhitungkan dalam setiap keputusan dan kebijakan di tingkat desa sehingga agenda dan
kepentingan perempuan terhadap air bersih dan sanitasi seringkali terabaikan. Secara umum,
isu-isu perempuan yang berkaitan dengan pemenuhan hak dasar perempuan tidak menjadi
prioritas dalam konteks perencanaan pembangunan desa. Kelihatan sekali bahwa akses air
bersih dan sanitasi ternyata belum difungsikan secara optimal. bersih dan kelompok perempuan
melalui pendekatan participatory action research (PAR), mewujudkan cita-cita tersebut. Oleh
karena itu, dapat diuraikan bahwa kondisi dampingan yang diharapkan setelah pelaksanaan
program pengabdian ini adalah terbangunnya pemahaman dan kesadaran masyarakat yang
dibantu oleh pengurus pemerintahan setempat, ibu-ibu PKK dan remas, juga masyarakat umum
untuk mengembangkan dan mengelola air bersih dan sanitasi dengan baik

2. Cara pandang
Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar terciptanya sanitasi yang layak dan air yang siap
digunakan untuk kebutuhan sehari hari, salah satu contohnya adalah dengan cara mengingatkan
diri sendiri ataupun sesama untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah ataupun
limbah ke sumber air, agar terjaganya kualitas air yang akan di konsumsi, ketersediaan air bersih
dan sanitasi menjadi suatu hal yang sangat krusial bagi Masyarakat karena kegunaannya dalam
berbagai kegiatan sehari hari sehingga kualitasnya harus benar benar diperhatikan, namun
nyatanya hal tersebut belum terealisasi sepenuhnya sehingga menyebabkan persoalaan
Kesehatan pada Masyarakat, oleh karena itu, sosialisasi ini dibuat untuk menyadarkan
Masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas air, memberi tahu solusi yang seharusnya
dilakukan, dan cara mengatasi permasalahan yang terjadi
3. Perubahan perilaku
Dengan terealisasinya kegiatan sosialisasi “AIR BERSIH DAN SANITASI LAYAK”,
Masyarakat dapat menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap,
dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi, dan menyadarkan
Masyarakat akan pentingnya menjaga air bersih dan sanitasi yang layak

4. Kemampuan komunikasi
Pada saat berjalannya sosialisasi kepada Masyarakat, saya berperan sebagai pembawa acara
(MC) pada saat acara berjalan, dengan hal tersebut saya menjadi terlatih untuk
berkomunikasi didepan Masyarakat umum, dan kita juga di haruskan untuk aktif pada saat
memberikan edukasi kepada Masyarakat, agar melatih kita untuk mengutarakan pendapat
kita sendiri, sehingga pendapat dari beberapa gagasan pikiran, bisa diseleksi dan dipilih mana
yang lebih tepat untuk di sampaikan/dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai