STUDY KOMPARATIF
PETUGAS/PETANI PENANGKAR
BIBIT BUAH-BUAHAN
PELAKSANA :
TA.2007
KATA PENGANTAR
Oleh karena itu, Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng melalui Sub Dinas Hortikultura
TA.2007, mengalokasikan anggaran untuk memfasilitasi petani penangkar buah-buahan
untuk melakukan Study Komparatif ke Pulau Jawa dengan maksud menambah wawasan
petani penangkar dalam mengelola usahataninya sehingga dapat berdaya saing dimasa yang
akan datang.
Dengan terselenggaranya Study Komparatif ini, maka secara khusus kami menyampaikan
ucapan terima kasih, kepada :
1. Bapak Bupati Bantaeng.
2. Ketua DPRD Bantaeng.
3. Pimpinan Satya Pelita (Hortikultura Nursery Planting and Consultant) di Kabupaten
Demak Provinsi Jawa Tengah.
4. Pimpinan Kusuma Agrobisnis di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
5. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya Study Komparatif ini.
Akhirnya kami berharap semoga laporan kegiatan ini dapat menjadi bahan informasi serta
bermanfaat untuk pengembangan hortikultura di Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya
dan pengembangan perbenihan buah-buahan di Kabupaten Bantaeng pada khususnya.
Kami menyadari laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, usulan yang konstruktif
tetap kami harapkan.
Pelaksana
i
A. Pendahuluan
Kecendrungan lain yang terjadi beberapa tahun terakhir ini adalah semakin banyak
daerah pegunungan (lahan miring) mengalami kegundulan sehingga memerlukan
perhatian dan upaya menanam/menghijaukan kembali dengan tanaman tahunan (buah-
buahan) yang nantinya diharapkan mempunyai fungsi ganda, yaitu disamping sebagai
tanaman konservasi lahan di luar kawasan hutan, juga bisa dimanfaatkan hasilnya
(buahnya).
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng yang di
dukung oleh Legislatif (DPRD Kabupaten Bantaeng) telah mengadakan Study Komparatif
bagi Petugas/Petani Penangkar Buah-Buahan ke Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah
dan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur, sebagai langkah-langkah untuk mengatasi
kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh petani penangkar dan petani buah-
buahan di Kabupaten Bantaeng.
1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Peserta
Peserta Study Komparatif seluruhnya berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari unsur
petani penangkar bibit buah-buahan dan unsur pendamping kabupaten (Petugas dari
Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng). Adapun nama-nama peserta sesuai Keputusan
Bupati Bantaeng Nomor Tahun 2007 tanggal 30 Nopember 2007, yaitu :
E. Metode Pelaksanaan
2
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Study Komparatif ini dilaksanakan selama 5 (lima) hari yaitu dari
tanggal 12 s/d 16 Desember 2007 :
Hari I (12 Des 2007) : Tanggal 12 Desember 2007; Persiapan peserta dari
Bantaeng ke Makassar selanjutnya menuju
Yogyakarta dan menginap.
Hari II (13 Des 2007) : Peserta menuju Kabupaten Demak Provinsi Jawa
Tengah.
Hari III (14 Des 2007) : Peserta menuju Kabupaten Malang Provinsi Jawa
Timur.
Hari IV (15 Des 2007) : Peserta menuju ke lokasi pertanaman strowbery,
appel dan jeruk sunkiss.
Hari V (16 Des 2007) : Peserta menuju ke Kabupaten Sidoarjo (Bandara
Juanda) dan selanjutnya kembali ke Makassar
(Kabupaten Bantaeng).
2. Tempat Pelaksanaan
3
G. Hasil Pelaksanaan (Outcome)
1. Keberadaan penangkar Satya Pelita adalah perusahaan swasta yang melihat potensi
pengembangan buah-buahan dan pangsa pasar dalam negeri yang masih terbuka
lebar, karena selama ini Indonesia masih mengimpor buah-buahan dari negara-
negara lain seperti Thailand, Australia, New Zealand, China, Amerika Serikat dan
Amerika Latin. Penangkar Satya Pelita juga mempunyai cabang di Kabupaten Demak,
Kabupaten Salatiga dan di Pulau Bali.
2. Luas lahan yang dikelola yaitu + 1,5 Ha, 1 Ha digunakan untuk pohon induk dan 0,5
Ha digunakan untuk proses okulasi bibit dan pemeliharaan, dengan variasi buah-
buahan yang dikembangkan, antara lain; lengkeng, mangga, apel India, dan
sebagainya.
3. Kemampuan produksi buah-buahan beraneka jenis adalah 20.000 s/d 30.000 pohon
setiap bulan dengan hasil penjualan antara Rp.10 juta s/d Rp.30 juta per bulan.
2. Semua jenis buah-buahan diatas dapat dipetik oleh peserta maksimal 3 buah dan
dapat dicicipi/dimakan.
4
H. Kesimpulan
I. Saran-saran
2. Study Komparatif masih perlu dilakukan khususnya pada daerah-daerah yang lebih
maju perbenihannya, dengan tujuan untuk lebih menambah masukan-masukan
informasi dan transfer teknologi.