Disusun Oleh :
Nama : BENI PUTRA PRATAMA SILITONGA
NIM : 19/20903/BP/SPKS D
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
Magang ini ditawarkan pada semester tujuh dan harus memenuhi beberapa
syarat. Progam merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) ini sangat penting
bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun
hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan
lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan
akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan
passion dan bakatnya.
Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu
perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered
learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka
memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas,
kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan
kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan
dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi
sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.
Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan
baik, maka hard dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.
B. Tujuan Magang
Tujuan kegiatan magang pengelolaan perkebunan kelapa sawit dilaksanakan
sebagai berikut:
C. Deskripsi Perusahaan
Bumitama Gunajaya Agro Group (BGA Group) adalah kelompok
perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan dan pabrik kelapa sawit.
kegiatan bisnis utama kami adalah membudidayakan pohon kelapa sawit, serta
memanen dan mengolah tandan buah sawit segar (TBS) menjadi CPO dan PKO
yang terbesar di Indonesia. Saat ini BGA Group beroperasi di empat propinsi
yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Riau. Unit usaha BGA Group
terdiri dari 66 perkebunan kelapa sawit (Estates) seluas 181.570 Ha (Planted
Area) dan 14 pabrik kelapa sawit (Mills) dengan total kapasitas 925 ton/jam.
BGA Group bertekad tidak sekedar membangun perkebunan, melainkan
membangun masyarakat perkebunan di Indonesia, bersama dengan para petani
kelapa sawit yang merupakan mitra usaha.
Magang adalah suatu program belajar sekaligus berlatih bekerja dengan cara
langsung pada sebuah perusahaan selama beberapa waktu. Perusahaan yang
menerima karyawan magang berhak memberi tugas dan wajib memberi
bimbingan selama program. Di akhir program, peserta magang akan mendapat
penilaian dari pihak perusahaan, terutama dari atasannya langsung.Magang
termasuk salah satu mata kuliah wajib yang akan mempengaruhi nilai. Namun,
ada juga program studi yang tidak mensyaratkannya sama sekali.Kamu mungkin
juga pernah mendengar istilah PKL atau Praktek Kerja Lapangan. Tujuan utama
program magang adalah mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dunia
kerja. Kegiatan Magang ini berlangsung selama 5 bulan terhitung mulai tanggal
16 Agustus – 21 Desember 2022.
Secara geografis Pundu Nabatindo Estate (PNBE) terletak di desa
Pundu,kecamatan Cembaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan
Tengah. Pundu Nabatindo Estate (PNBE) merupakan salah satu bagian dari anak
perusahaan PT. Windu Nabatindo Lestari. Adapun luasan Ha yang dimiliki
PNBE seluas 2.179 ha,yang terdiri dari 3 divisi.
1. Divisi I luas areal tanam :
2. Divisi II luas areal tanam :
3. Divis III luas areal tanam :729,38 ha
Adapun lokasi magang penulis di Divisi 3 dengan luasan ha berdasarkan Tahun
tanam :
1. 1998 : 373,86 ha
2. 1999 : 239,39 ha
3. 2003 : 108,21 ha
4. 2008 : 8,97 ha
5. 2013 : 1,77 ha
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Persiapan Lahan
Persiapan lahan (Land Preparation) adalah kegiatan pembukaan dan
pengolahan lahan hingga siap ditanami kelapa sawit. Pembukaan lahan
merupakan kegiatan fisik awal terhadap areal lahan pertanaman kelapa sawit yang
sangat bergantung pada jenis vegetasi, topografi, sarana, dan prasarana
pendukung (Anonim, 2015). Menurut Sunarko (2014) jenis pekerjaan, persiapan
lahan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan Tata Ruang
Penyusunan tata ruang adalah kegiatan merencanakan pembangunan
perkebunan kelapa sawit pada suatu lokasi tertentu sehingga tervisualisasi
seperti apa perkebunan yang akan dibangun.
2. Rintis–Blocking
Rintis-blocking merupakan kegiatan membagi wilayah kebun yang ada
dengan penentuan titik titik yang akan dijadikan blok, jalurjalan, dan
membuat jalan setapak yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki.
3. Pembuatan Jalan dan Jembatan
Jalan maupun jembatan merupakan prasarana untuk transportasi
melewati wilayah kebun untuk membantu mobilitas berbagai jenis kegiatan
seperti penanaman terutama dalam pengangkutan bibit, alat-alat dan tenaga
kerja serta pengawasan seluruh pekerjaan di lapangan. Jalan di dalam
perkebunan kelapa sawit dibagi menjadi 6 jalan, yaitu Acces Road, Main
Road, Collection Road, Key Road, jalan kontur, dan jalan pringgan.
Adapun persentase panjang jalan untuk panjang jalan utama adalah 5%
dari total panjang jalan, panjang jalan transport adalah 25% dari total
panjang jalan, dan panjang jalan pengumpul adalah 70% dari total panjang
jalan.
4. Pembuatan Drainase
Pembuatan drainase merupakan kegiatan pembuatan parit-parit di
daerah rendahan dan gambut untuk mengatur tinggi permukaan air ataupun
kelebihan air.
5. Persiapan Lahan Eks Lalang
Untuk lahan eks lalang, persiapan lahan dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu secara mekanis dan kimia. Untuk cara kimia, lalang disemprot
dengan menggunakan herbisida sistemik dengan beberapa kali pengulangan
sedangkan cara mekanis dilakukan dengan menggunakan traktor yang
dilengkapi dengan alat bajak dan garu untuk membalik tanah agar akar
tanaman lalang naik kepermukaan sehingga kering dan akhirnya mati.
6. Imas
Imas merupakan kegiatan pemotongan kayu-kayu kecil yang memiliki
diameter kurang dari 15 cm dan memiliki tujuan untuk memberikan jalan
kepada pekerja yang akan melakukan pekerjaan tumbang. Selain itu yang
harus diperhatikan adalah bekas tebang harus mepet degan permukaan tanah
(maksimum 20 cm) dan dilakukan hingga bersih.
7. Tumbang
Tumbang merupakan kegiatan penebangan kayu yang berukuran besar
atau yang memiliki diameter lebih dari 15 cm. Penumbangan harus
dilakukan terhadap semua kayu tanpa terkecuali (tidak boleh ada kayu yang
berdiri tegak) dan hasil tebangan maksimum 125 cm dari permukaan tanah.
8. Pancang Rumpukan
Memancang adalah kegiatan menentukan jarak tanam di lapangan yang
berhubungan dengan kerapatan tanaman. Kerapatan tanam adalah jumlah
tanaman yang terdapat dalam satu luasan yang dipegaruhi oleh bahan tanam,
lingkungan, dan sistem tanam.
Luas areal(1 Ha)
Jumlah tanaman =
Jarak tanam x jarak tegak lurus
Pada perkebunan kelapa sawit, dianjurkan menggunakan sistem tanam
segitiga sama sisi karena dengan menggunakan sistem ini maka jumlah
tanaman/ha yang didapatkan lebih besar 14% dari sistem bujur sangkar pada
jarak yang sama. Jika jarak tanam yang dipakai 9,2 m dan jarak antar baris
7,97 m maka dengan sistem segitiga sama sisi jumlah tanaman pokok/ha
adalah 136 pokok. Pemancangan sebaiknya dilakukan setelah pekerjaan
perun dan rumpuk. Jarak tanam yang dipakai tergantung pada kerapatan
tanam.
Pancang tanam pada areal tipe datar sampai berombak dilakukan dengan
cara pancang kepala dipasang dengan jarak antar pancang 500 m
memanjang blok dan setiap 100 m searah lebar blok tersebut. Diantara
pancang kepala dipasang anak pancang. Jarak antar anak pancang di areal
datar sampai berombak ditetukan berdasarkan kerapatan tanamnya.
9. Perun Mekanis
Perun merupakan kegiatan merencek atau memotong kayu-kayu yang
sudah ditumbang dan mengumpulkannya. Kayu-kayu tersebut dipotong
dengan panjang 2-3 m dan potongan-potonganya dikumpulkan atau
ditumpuk.
10. Cincang Jalur
Cincang jalur merupakan kegiatan memotong kayu-kayu yang melintang
ataupun semak belukar di alur tanam menggunakan chainsaw dan disusun di
rumpukan.
11. Pembuatan Tapak Kuda atau Teras
Tapak kuda atau teras merupakan tempat dudukan tanaman kelapa sawit
yang dibuat pada areal berbukit dan memiliki tujuan agar tanaman memiliki
ruang tempat tumbuh yang baik. Standar pembuatan tapak kuda/teras adalah
dibuat bila areal berbukit (kemiringan > 5˚), ukuran tapak kuda 4 x 3,5 m
dan lantai tapak kuda harus rata dan sedikit miring ke dalam (Lubis, 1992).
B. Pembibitan
Terdapat 2 tahapan dalam pembibitan kelapa sawit, yaitu tahap pembibitan
awal (Pre-nursery) dan tahap pembibitan utama (Mainnursery).Tahap pembibitan
awal (Pre-nursery) adalah tahap menumbuhkan kecambah kelapa sawit
menggunakan polybag ukuran kecil. Sedangkan tahap pembibitan utama (Main-
nursery) yaitu tahap pembesaran bibit kelapa sawit yang telah tumbuh sampai
bibit siap tanam.
1. Tahap pembibitan awal (Pre-nursery)
Tahap pembibitan pre-nursery ialah tahap pengembangbiakan
kecambah kelapa sawit menjadi bibit berukuran kecil. Lama waktu tahapan
ini berlangsung antara 2-3 bulan. Adapun tujuan sistem pembibitan
prenursery ini yaitu mempermudah pemantauan awal sehingga tingkat
pertumbuhan sawit dan kondisinya terjaga. Polybag yang digunakan pada
pembibitan tahap ini adalah polybag kecil dengan ukuran 14 cm x 8 cm.
Media semai berupa campuran tanah dan kompos.Gunakan tanah gembur
lapisan atas (top soil) dan kompos atau pupuk kandang dengan
perbandingan 6:1. Media semai dimasukkan kedalam polybag dan disusun
pada bedengan yang berukuran 1 m dengan panjang sesuai
kebutuhan.Bedengan untuk meletakkan polybag sebaiknya dibuat sedikit
lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya supaya terhindar dari genangan
air saat musim hujan.Kecambah kelapa sawit ditanam pada polybag dengan
bakal daun (plumula) yang bentuknya agak tajam dan berwarna kuning
menghadap ke atas
2. Tahap Pembibitan Utama
Bibit kelapa sawit yang sudah berusia lebih dari 3 bulan selanjutnya
akan memasuki tahap pembibitan main-nursery. Tahap ini berlangsung
selama 10-12 bulan. Pembibitan utama (main-nursery) bertujuan untuk
menghasilkan bibit-bibit kelapa sawit yang siap ditanam di lahan
terbuka.Tahap ini adalah tahap pembesaran bibit kelapa sawit yang telah
tumbuh. Polybag semai yang digunakan berukuran lebih besar, yaitu 19 40
cm x 50 cm. Media semai yang digunakan berupa campuran tanah gembur,
kompos/pupuk kandang dengan perbandingan 4 : 1. Pindahkan bibit dari
polybag kecil secara hati-hati.Pengisian polybag sebaiknya tidak terlalu
penuh agar saat pemupukan dan penyiraman tidak tumpah/keluar dari
polybag. Berbeda dengan tempat pembibitan pre nursery yang sebaiknya
dipilih dekat dengan pemukiman, pada tahan pembibitan main-nursery,
pemilihan tempatnya lebih baik dekat dengan kebun budidaya. Area yang
dipakai memiliki permukaan rata, bebas banjir, serta suci dari hama dan
penyakit. Lokasi pembibitan kelapa sawit main-nursery juga dekat dengan
sumber air dan sudah dilengkapi sistem drainase yang baik.
A. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan
Pemeliharaan tanaman adalah bagian cukup penting untuk memperoleh hasil
produksi yang lebih maksimum setelah melalui proses persemaian, pembukaan
lahan dan penanaman pohon di lapangan yang diikuti dengan penanaman penutup
tanah untuk memperkecil pertumbuhan gulma maka saatnya untuk melanjutkan
pemeliharaan.
Yang dimaksud TBM pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen (mulai
dari saat tanam sampai panen pertama) yaitu dengan periode waktu TBM pada
tanaman kelapa sawit terdiri dari:
Periode Keterangan
6. Gawangan
a. Gawangan harus bebas dari gulma kelas C dan anak kayu, sedangkan
gulma yang berguna harus dikendalikan pertumbuhannya.
b. Ada 3 jenis gulma yang perlu dikendalikan, yaitu ilalang rumput teki –
tekian dan tumbuhan pengganggu atau anak kayu di gawangan.
c. Gulma utama yang tidak boleh ada di perkebunan kelapa sawit adalah
ilalang dan gulma berkayu.
d. Sedangkan untuk gulma lunak seperti digitaria sp dan jenis gulma
rumput lunak lainnya masih dapat ditoleran tidak perlu dikendalikan
asalkan tingginya tidak melebihi 15- 20 cm.
e. Ilalang pada perkebunan kelapa sawit sangat perlu dihindari. Ilalang
perlu dikendalikan karena pertumbuhannya yang cepat sehingga
penyerapan unsur hara yang cepat pula oleh ilalang akan mengganggu
pertumbuhan kelapa sawit, selain itu juga dengan kondisi populasi
ilalang yang tinggi merupakan potensi terjadinya kebakaran.
b. Aplikasi Jangkos
Pada pelaksanaan aplikasi janjang kosong (jangkos) kelapa sawit
merupakan hasil pengolahan tandan kelapa sawit. Kegiatan ini dilakukan
oleh tenaga kerja perawatan TM pada pagi sampai siang hari. Pada
pengaplikasian ini menggunakan aplikasi manual (angkong) janjang
kosong di TM 1 pokok sebanyak 300 kg. Untuk peletakan jangkos 2 m x
3 m. Tujuan diberi jangkos pada TM kelapa sawit yaitu mempinyai
banyak manfaat antara lain menggunakan pupuk organik hasil kelapa
sawit, memperbaiki sifat fisik tanah, menjadikan tanah menjadi remah
dan meningkatkan infiltarasi tanah, meningkatkan kualitas dan
ketersedian unsur hara tanah, mengandung unsur hara yang dapat di
manfaatkan untuk tanah, seperti NPK, karbon, menjaga kelembaban
tanah.
4. Pengawasan, Evaluasi dan Pengandalian Kegiatan Perawatan TM
Pengawasan dilakukan oleh asisten dan supervisi perawatan TM
melakukan pengawasan secara langsung di tempat TM. Pengawasan ini
dilakukan mulai dari pagi hingga tenaga kerja selesai melakukan
pekerjaannya. Mengevaluasi hasil pekerjaan spraying dan aplikasi jangkos
yang telah terealisasi sesuai dengan instruksi kerja. Memastikan pekerjaan
spraying dan aplikasi jangkos yang benar-benar bersih atau teraplikasikan
dengan baik.
5. Perbaikan dan Improvement Perawatan TM
Melakukan perbaikan alat-alat jika ada terjadi kerusakan. Penggunaan
APD yang lengkap untuk menghindari keselakaan kerja, tujuan ini dilakukan
agar para tenaga kerja lebih maksimal melakukan pekerjaan
C. REPLANTING
1. Perencanaan Kegiatan Replanting
Dalam kegiatan Replanting ini perencanan nya dilakukan dengan
syukuran bersama Staff Dy. RH ,Estate Manager,Asisten ,kontraktor dan
mandor replanting untuk membuka blok mana yang akan ditumbang.
2. Pengorganisasian kegiatan Replanting
Setiap pagi dilakukan apel pagi tahap 1 dimulai pukul 04.45 WIB yang
dipimin oleh Estate Manager, Asisten divisi dan mandor replanting untuk
mengevaluasi kerja kemarin dan memberikan arahan untuk rencana kerja hari
ini mengenai blok yang akan ditumbang.
3. Pelaksanaan kegiatan Replanting
a. Menumbang,Chipping, Bongkar Bonggol, Akar dan Tunggul
Land clearing di areal yang akan direplanting harus benar-benar
bersih (clean clearing) dari batang sawit, bonggol, akar dan tunggul.
Karena resiko terbesar dari pekerjaan replanting adalah terserang
ganoderma. Ganoderma berkembang biak di perakaran sawit dan
batang sawit. pekerjaan tumbang, chipping, bongkar bonggol, akar
dan tunggul dilakukan bersamaan oleh satu alat agar kerjanya lebih
efesien dan efektif.
1. Penumbangan : batang sawit ditumbang dengan menggunakan
Excavator PC 200.
2. Chipping : Setelah kelapa sawit ditumbang maka mulai
dilakukan pencincangan batang kelapa sawit (chipping) dengan
ketebalan tidak lebih dari 10 cm dimulai dari sisi bonggol
kelapa sawit.
3. Bonggol & Akar : Harus dilakukan pembongkaran dengan
ukuran 2 meter (P) x 2 meter (L) x 1,5 meter (D). Lubang tsb
dibiarkan terbuka dan terkena sinar matahari minimal selama 2
minggu sebelum ditutup kembali.
4. Rumpukan Chipping (area datar) : harus teratur rapih, lurus
mengikuti pancangan dan tidak menyebar. Lebar rumpukan
chiping maksimal 4 meter, tinggi rumpukan chipping maksimal
2 meter, dan setiap 75 meter dibuatkan jalan supervisi (lorong
selebar 2 meter). Rumpukan Chipping (area teras) :
Tumbang/Chipping dengan ketebalan tidak lebih dari 10 cm
pada areal lereng atau berbukit rumpukan harus disebar tipis,
karena di areal berbukit akan dibuat Teras Contour setelah
selesai pekerjaan Chipping.
5. Pelepah kelapa sawit : dipotong per 2 meter diletakkan terpisah
dari rumpukan batang kelapa sawit, disusun terlungkup
(punggung pelepah berada di atas) dan searah barisan
rumpukan.
6. Semak , anak kayu, anak sawit liar harus disekalian
dibersihkan.
7. Pekerjaan Chipping termasuk dilakukan untuk pokok mati dan
pokok tumbang.
b.
6) Lubang Tanam
Dikerjakan setelah dilakukan pancang tanam. Sistem
lubang adalah Hole in Hole. Lubang tanam dikerjakan secara
mekanis, dengan menggunakan excavator yang armnya telah
dimodifikasi, yang disebut Puncher dengan ukuran hole luar :
lebar atas x lebar bawah x dalam = 100 cm x 55 cm x 60 cm.
Dan hole dalam dengan ukuran diameter 40 cm dengan tinggi 40
cm. Tanah gundukan yang terjadi karena pengaruh trek
excavator pada saat maju melakukan houling harus diratakan
kembali. Lubang tanam tidak boleh dibiarkan lebih dari 3 hari
baru ditanami oleh karena sifat tanah gambut yang irreversible
drying (tidak balik
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan Magang yang telah dilaksanakan di Pundu
Nabatindo Estate ( PNBE ) dapat disimpulkan sebagai berikut:
A. BHS ( BGA Harvesting System)/ Panen
1. Sistem panen yang digunakan Pundu Nabatindo Estate adalah C1R1
36R,artinya Cutter/pemotong 1 tenaga kerja , Pemberondol 1 tenaga
kerja,36R artinya 36 rotasi dalam 1 tahun
2. Sebelum melakukan panen sangat diperlukan cek AKP terlebih dahulu
untuk menentukan tonase yang akan dipanen esok hari
B. Perawatan tanaman menghasilkan
1. Kegiatan pengendalian gulma kimia dibagi berdasarkan jenis gulma dan
menggunakan jenis herbisida yang berbeda.
2. Pemupukan diaplikasikan dengan prinsip tepat dosis, waktu, cara, dan
tempat.
C. Replanting
1. Jika blok terdapat lahan gambut perlu dibuat parit untuk menjaga
ketersediaan air
2. Blok yang terjal diperlukan pembuatan terasan 3-4 m dari jarak
bawah,alasannya supaya tidak terjadi longsor
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Buku Panduan Magang Program Khusus SPKS Instiper Yogyakarta.
Instiper Yogyakarta. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik kelapa sawit Indonesia 2019. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Pahan, I. 2012. Panduan lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pahan, Iyung, 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pardamaen Maruli. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Agro Media Pustaka. Jakarta
Sunarko, 2014. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Penerbit
Agro Media. Yogyakarta.