PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq merupakan salah satu tanaman
perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah sehingga
dapat diminati untuk dikelola atau di tanam, baik oleh pihak BUMN,
perkebunan swasta nasional dan asing maupun petani (perkebunan rakyat).
Komuditas kelapa sawit baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya,
menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non-migas terbesar bagi
negara. Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan
dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan
tersebut diantaranya memiliiki kadar kolesterol rendah bahkan tanpa
kolesterol.
Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit
mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit
(PKO atau palm kernel oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau PKO
banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan
margarin), industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan
pelumas), industri tekstil, kosmetik, sebagai bahan bakar alternatif (minyak
disel). Bagian bungkil sawit dan lumpur sawitnya dapat digunakan untuk bahan
baku pakan ternak, sabutnya untuk bahan penyekat dan campuran pakan ternak
dan bahan baku pupuk, kayu pohonnya untuk dinding rumah, serta pulp
kayunya digunakan untuk bahan baku kertas.
Tanaman kelapa sawit tidak lepas dari pemeliharaan guna mendapatkan
hasil yang diharapkan. Pemeliharaan dimulai dari awal pembibitan,
penanaman, pemupukan, pengendallian gulma tanaman belum menghasilkan
maupun tanaman yang sudah menghasilkan.
Pokok kelapa sawit diharapkan dapat tumbuh dengan cepat, maka perlu
diberi pupuk yang sesuai agar pertumbuhan dan perkembangannya lebih
optimal. Pupuk diberikan di piringan pokok kelapa sawit, pupuk diberikan agar
dapat menambah unsur hara didalam tanah. Unsur hara yang di berikan
biasanya banyak di ambil oleh gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kelapa
sawit, agar unsur hara tidak diambil oleh gulma perlu dilakukan penyiangan
dan penyemprotan gulma agar gulma mati dan tidak mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan kelapa sawit. Pengendalian gulma dengan cara penyiangan
dan penyemprotan di lakukan agar mempermudah untuk kegiatan selanjutnya.
B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
a) Menambah pengalaman, pengetahuan dan keterampilan bagi setiap
mahasiswa peserta praktek lapangan.
b) Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
dibangku kuliah secara langsung di lapangan.
c) Sebagai studi perbandingan antara teori-teori yang didapatkan di bangku
kuliah dengan pelaksanaan secara teknis di lapangan
d) Mengembangkan pola berpikir mahasiswa dalam menghadapi teknis
ataupun permasalahan agronomis yang ada di lapangan
e) Mempelajari, memahami, dan menganalisis kegiatan di lapangan
f) Meningkatkan kerjasama antara UNTAN dengan perusahaan tempat
pelaksanaan praktek magang guna untuk mengatasi permasalahanpermasalahan di lapangan.
2.
Tujuan Khusus
Sebagai tugas pembuatan laporan magang dan mencari pengalaman,
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang kelapa sawit, serta melatih
kerja secara langsung di lapangan.
C. Permasalahan
Permasalahan yang ditemukan dalam pelaksaan magang, yaitu :
1. Pada kegiatan penyemprotan menggunakan herbisida, banyak karyawan
penyemprot yang tidak memakai pakaian pengaman.
II.
bulan Agustus 2007. Sosialisasi tingkat desa dalam wilayah Kecamatan Suhaid
dilaksanakan pada bulan Juli 2007 di Desa Mantan dan Menapar serta bulan
Agustus 2007 di Desa Mensusai.
Kepala Desa yang disahkan oleh Camat. Hal ini disebabkan kepemilikan
lahan di desa sudah dianggap sah, jika dibenarkan oleh warga yang
bersebelahan dan berbatasan langsung lahannya dengan pemilik lahan tersebut.
Masyarakat sangat mengenal dan tahu secara pasti siapa yang pertama-kali
membuka dan mengelola lahan tersebut baik dengan menanam tanaman
pangan maupun tanaman tahunan. Terdapat kesepakatan diantara warga bahwa
siapa yang membuka wilayah hutan yang belum pernah dimasuki oleh orang
lain maka lahan tersebut menjadi milik warga yang bersangkutan. Jika ada
warga lain yang ingin melakukan kegiatan pada lahan tersebut (berladang,
meramu atau berburu) maka harus meminta ijin terlebih dahulu kepada yang
bersangkutan. Apabila telah disepakati penerimaan lahan dari masyarakat
kepada perusahaan maka besarnya ganti-rugi atau istilah lokalnya Simpak
Beliung atau balas jasa yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada
pemilik lahan dilakukan pada waktu dan tempat yang disepakati, biasanya di
rumah pemilik atau beberapa warga berkumpul di salah satu rumah warga yang
disepakati, dengan proses seperti itu maka surat-surat keputusan dari bupati
kapuas hulu, maka terbukalah perizinan lahan.
1. Letak dan Luas Wilayah
Kebun kelapa sawit PT. KPC Muara Tawang Estate terletak di kecamatan
Semitau, Desa Semitau Hulu dan kecamatan Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu.
Kecamatan Suhaid terdiri atas 8 desa dengan luas wilayah 74.484 Ha, 4 desa
diantaranya masuk dalam areal konsesi PT KPC yaitu Desa Mensusai,
Kerangas, Mantan dan Nanga Suhaid. Luas wilayah kebun muara tawang estate
sampai tahun 2012 dari divisi 1, 2, 3 dan 4 adalah 2500 ha.
Batas wilayah PT. KPC Muara Tawang Estate adalah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Baru dan Desa Masjid
Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Selimbau
3. Iklim
Keadaan iklim sangat mempengaruhi proses fisiologi tanaman seperti
asimilasi, pembentukan bunga dan penyerbukan. Cahaya matahari dan hujan
membantu pembentukan bunga kelapa sawit yang diperlukan untuk
pertumbuhan vegetatif dan pembentukan buah. Beberapa unsur iklim lainnya
seperti suhu, kelembaban udara, dan angin menjadi syarat untuk mendapatkan
lokasi perkebunan yang sesuai. Iklim yang baik bagi kelapa sawit terletak di
antara 15 LU sampai 15 LS.
a. Curah Hujan
Curah hujan yang ideal bagi kelapa sawit, yakni 2000-2500 mm pertahun
dan tersebar merata setiap tahun. Curah hujan berguna untuk meminimalkan
penguapan dari tanah dan tanaman. Namun, curah hujan yang terlalu tinggi
justru dapat mengakibatkan erosi. Karena itu, menajemen air perlu dilakukan
dengan membuat penampungan air dan sumur resapan.
b. Cahaya Matahari
Cahaya matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat saat proses
asimilasi dan memacu pembentukan bunga dan buah. Lama penyinaran
matahari minimum 1600 jam per tahun atau selama 5-7 jam/hari. Sedangkan
untuk suhu optimum bagi kelapa sawit berkisar 27-29C. Kekurangan dan
kelebihan cahaya matahari bagi tanaman menyebabkan ketidakstabilan proses
asimilasi produksi.
c. Kelembaban Udara dan Angin
Kelembaban udara dapat mengurangi penguapan sedangkan angin
berfungsi membantu penyerbukan secara alamiah. Angin yang bersifat kering
juga dapat berpengaruh buruk karena dapat menyebabkan penguapan yang
lebih besar, mengurangi kelembaban, dan kelayuan. Kelembaban optimum bagi
pertumbuhan tanaman kelapa sawit, yaitu 80-90%. Faktor lain yang
mempengaruhi kelembaban diantaranya suhu, sinar matahari, lama penyinaran,
curah hujan, dan evapotranspirasi.
Tabel 1. Parameter iklim untuk kesesuaian lahan kelapa sawit
Parameter iklim
Kelas 1
Kelas 2
Sedang
Baik
Curah hujan (mm)
Defisit
air
(mm/tahun)
Hari tanpa hujan
Temperatur (C)
Penyinaran (jam)
Kelembaban%)
Kelas
kurang
Kelas 4
tidakbaik
2.000-
1.800-
baik
1.500-
2.500
2.000
1.800
0-150
150-250
250-400
>400
<10
22-23
6
80
<10
22-23
6
80
<10
22-23
<6
<80
>10
22-23
<6
<80
< 1.500
Assisten
Mandor 1
Mandor
Karyawan
sarana tempat beribadah seperti mesjid juga ada disediakan oleh perusahaan
sehingga karyawan dan staf untuk melakukan ibadah, rumah pintar untuk anakanak belajar, yang tinggal di lingkungan perkebunan.
Perusahaan menyediakan berbagai peralatan pengaman untuk para
karyawan yang bekerja. Alat-alat pengaman tersebut berupa helm untuk
menghindari kepala dari benturan maupun dari duri sawit, sepatu bot dan sepatu
ket khusus bagian mekanik, sarung tangan dan masker penutup mulut, semua
perlengkapan tersebut wajib digunakan ketika karyawan melakukan pekerjaan
sesuai profesinya. Ini semua dilakukan untuk melindungi karyawan tersebut dari
kecelakaan selama bekerja.
Perusahaan juga menyediakan kendaraan untuk sarana pengangkutan
seperti truk untuk mengangkut hasil panen, motor, bis sekolah untuk anak-anak
yang bersekolah, dan lain-lain.
10
Pembibitan
Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan
penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi
kondisi
cekaman
lingkungan
pada
saat
pelaksanaan
penanaman
11
Penyiraman
bibit
menggunakan
sistem
pengairan
berkabut
(mistirrigation), air yang di gunakan adalah air bersih dengan PH air minimum
4.
A. Pre-Nursery
Tujuannya adalah memberi waktu lebih longgar untuk persiapan areal
bibitan dan mempersempit tempat pemilihan bibit selama 3 bulan pertama atau
memiliki 4-5 helai daun untuk memudahkan pemeliharaan yang optimal.
1). Ukuran polibag
Ukuran polibag kecil dengan ketebalan 0,075 mm x lebar 15 cm x
panjang 23 cm (setelah diisi akan berdiameter 10 cm, dan tinggi 17,5 cm).
2). Media tanam
12
13
14
15
minggu.
Pemupukan
Pemupukan main-nursery pada saat transplating dari pre-nursery ke main
nursery biasanya bibit layu dan mengalami kekeringan. Pemupukan bibit
dilakukan dengan cara penyemprotan denngan larutan 8 gr urea, dalam 18 liter
air untuk 100 bibit . Pupuk diaplikasi secara merata di permukaan tanah dalam
polibag. Aplikasi dilakukan terus hingga 1 minggu sebelum dilakukan
transplanting ke lapangan. Pada bibit dengan media tanam, tanah gambut harus
ditambahkan pemberian pupuk CuSO4 dan ZuSO4 masing-masing 7,5 gr dalam
f.
16
abnormal. Sensus tanaman tidak produksi dan penyisipan, pada saat dimulai
kastrasi pada bulan ke-14 dan 18 bunga betina yang ada di pohon non-produktif
tidak dibuang.
2) Pengukuran pertumbuhan tanaman
Mengetahui tingkat pertumbuhan dan kondisi tanaman adalah dengan
cara memonotoring panjang pelepah pada berbagai umur 6 bulan, 12 bulan, 18
bulan, dan 24 bulan setelah tanam.
3) Piringan, pasar pikul dan gawangan
Tujuan pembuatan piringan dan jalan pasar pikul serta perawatan
gawangan adalah mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam
penyerapan hara, air, dan matahari. Tujuannya juga mempermudah pekerja
untuk melakukan pemupukan dan kontrol lapangan.
a. Gawangan
Gawangan harus bebas dari gulma kelas C dan anak kayu, sedangkan
gulma yang berguna harus dikendalikan pertumbuhannya.
b. Pengendalian gulma, hama dan penyakit
Pengendalian gulma perlu dilaksanakan di piringan pohon, jalan pikul,
dan di gawangan. Pengendalian gulma di piringan pohon bertujuan untuk
memudahkan dalam pengutipan brondolan dan meningkatkan efektivitas
pemupukan. Pengendalian gulma di jalan pikul bertujuan agar mudah dilalui
oleh pekerja, sedangkan pengendalian gulma di gawangan bertujuan untuk
mengurangi persaingan terhadap penyerapan air, unsur hara, serta untuk
menjaga kelembaban kebun.
Hama utama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit menghasilkan
adalah ulat pemakan daun (UPDKS) seperti ulat api, ulat kantong, dan ulat
bulu. Pengendaliannya dengan cara menggunakan penyemprotan kimia.
Sedangkan apabila terserang hama tikus dilakukan pengendalian dengan cara
pemberian racun klerat. Sedangakan penyakit yang menyerang adalah penyakit
busuk arang, gejala serangan berupa busuk arang di pangkal batang. Ciricirinya pangkal batang mengeras, menghitam, akar menjadi rapuh dan tanaman
tumbang.
4) Pemupukan
17
mempermudah
aktifitas
panen,
pemupukan,
penunasan,
dan
18
atas dengan menggunakan racun rollup. Alat yang digunakan adalah harwilang
yaitu menggunakan botol plastik yang telah dilobangi dan diselangi selang
inpus. Spot lalang, menggunakan alat penyemprot seset alat kep yang
dilengkapi nozle, nozle yang digunakan adalah nozle yellow dengan racun
rollup.
4)
19
Buah kelapa sawit sangat disukai tikus, untuk pengendalian hama tikus
dilakukan pemberian racun klerat. Racun klerat (rodentisida) adalah bentuk
umpan padatan segiempat berwarna hijau kebiru-biruan, berisi butiran beras
dengan bahan aktif brodifakum 0,005 %. Pemberian racun klerat untuk
mengendalikan tikus sawah, tikus semak dan tikus rumah. Jenis tikus
semak/belukar merupakan jenis yang paling dominan dan dijumpai pada
hampir disemua perkebunan kelapa sawit. Tikus memakan bunga dan buah,
serta membawa berondolan ke sarangnya atau ke tumpukan pelepah. Luka pada
buah karena keratan tikus dapat mengakibatkan peningkatan asam lemak bebas
minyak kelapa sawit.
Aplikasi klerat, klerat diberikan 3 hari sekali, dengan pemberian
menghadapkan ke jalan pasar pikul agar mudah terlihat bahwa pokok sawit
tersebut sudah diberi racun klerat. Setiap pokok tanaman diberi 1 racun klerat
dan diberi tanda dengan menancapkan 1 batang lidi. Penancapan batang lidi
dimaksud agar diketahui pada pokok tanaman tersebut sudah diberi racun klerat
dan tidak diulang sampai 2 kali.
Apabila dalam rotasi 3 hari tingkat makannya sampai 20% klerat pada
pokok tanaman maka diberikan kembali 1 racun klerat, tetapi apabila racun
klerat masih ada karna tidak di makan tikus maka tidak perlu diberikan
kembali. Sensus dilakukan setiap 3 bulan, yaitu januari, april, dan okteber
untuk seluruh kebun dengan sampel areal sebanyak 5%. Pemberian umpan
harus di catat, dan sedangkan program pemberian umpan dalam satu area
dilakukan serantak dan karyawan menggunakan sarung tangan.
5) Prunning dan penyusunan pelepah
Pruning adalah kegiatan pembersihan batang kelapa sawit dengan cara
membuang pelepah kelapa sawit (memangkas), pelepah yang dibuang adalah
pelepah yang kering dan pelepah yang tingginya telah mencapai 1 meter.
Apabila menemukan pokok kelapa sawit yang masih muda, maka tidak
dianjurkan untuk membuangnya ataupun yang tingginya belum mencapai 1
meter.
20
21
ZnSO4, dengan
pemotongan
pelepah,
pengangkutan
hasil
ke
TPH,
dan
pengangkutan hasil ke pabrik. Buah yang masak dan siap di panen berumur 6
bulan mulai dari berbunga. Pemanenan dapat dilakukan apabila ditemukan 1-2
buah brondolan yang jatuh.
Peralatan yang digunakan adalah dodos, gancu, pikul karung, angkung /
gerobak. Dodos berfungsi melepaskan janjang dari pokok tanaman atau
memotong pelepah yang menjepit tandan/janjang. Ganju di gunakan mengait
22
Sarana
panen adalah jalan panen, tangga panen, titi panen dan TPH. Persiapan sarana
panen seperti pengerasan jalan, pembuatan titi/tangga panen, jalan panen
(pikul), dan tempat pengumpulan hasil (TPH).
IV. PEMBAHASAN
Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi
pesaing bagi tanaman utama (kelapa sawit) , sehingga keberadaannya tidak
dikehendaki karena mengganggu pertumbuhan dan produksi kelapa sawit serta
kelancaran aktivitas lainnya.
1. Pemakaian Pakaian Pengaman pada Saat Kegiatan Penyemprotan
Karyawan penyemprot sebelum melakukan kegiatan penyemprotan harus
memperhatikan keamanan. Keamanan tersebut berupa pakaian keamanan yang
bertujuan untuk melindungi karyawan dari bersentuhan langsung dengan racun
herbisida. Pakaian keamanan tersebut yaitu, sarung tangan, masker, kacamata,
baju afron dan sepatu boat. Banyak dari karyawan yang tidak lengkap memakai
pakaian pengaman, seharusnya pakaian keamanan itu penting sekali karena
menjaga agar tidak terganggunya kesehatan baik itu pada mata, pernapasan,
ataupun pada kulit yang elergi bahan-bahan kimia. Pakaian pengaman
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan untuk di pakai selama
berlangsungnya kegiatan penyemprotan.
2. Penggunaan Racun Herbisida yang Tidak Tepat Sasaran
23
Tabel 2. Beberapa daftar jenis gulma. Gulma diharapkan (A), gulma inang (I)
gulma diperbolehkan (B), dan gulma merugikan (C)
NAMA BOTANI
Rumput-rumputan
Axonopuc compressus
Centotheca inpaceae
Paspalum conjugatum
Gulma berdaun lebar
Agaratum conyzaides
Borreria ltifolia
Euphorbia hirta
Kacangan
Clotalaria spp
Clitoria lauriforia
Casia tora
Semak
Clerodendrum
Pakis
Diplazium asperum
Diplazium asculantum
Nephrolepis bisserata
NAMA UMUM
KATEGORI
Rumput karpet/paitan
Rumput pagar
Rumput paitan/kerbau
A
B
B
Babadotan,wedusan
Kentangan
Patikan kerbau
B/I
B/I
A/I
Orok-orok
-
B
B
A/I
Pakis sayur
Pakis sayur
Pakis merambat
A/I
A/I
A
Imperata silindrica
Lalang
Adiantum spp
Pakis tiang
Mimosa pigra
Kucingan hijau
Scleria sumatrensis
Krisan
Melastoma melabathricum
Senduduk
Gulma merugikan
24
Sifat
Kontak
Sistemik
Sistemik
Gulma Sasaran
Semua gulma
Daun lebar
Pakis-pakisan, umbiumbian, daun sempit
Sistemik
Sistemik
rumputan.
Daun sempit, rumput-
Sistemik
Sistemik
rumputan
Daun lebar
Semak belukar, tanaman
berkayu, bambu, daun
Amonium glufosinal
Sistemik
lebar
Semua gulma
25
3. Penanganan Gulma
Tanaman kacangan mukuna penutup tanah, sengaja di tanam agar
menjaga kelembaban tanah. Penanaman tanaman kacangan di tanam pada saat
kecambah kelapa sawit berumur 8 minggu, maka pada tanaman kelapa sawit
yang menghasilkan, banyak kacangan penutup tanah yang telah meninggi dan
fungsinya tidak lagi sebagai menjaga kelembaban tanah. Tanaman kacangan
penutup tanah berubah fungsi menjadi gulma yang perlu dikendalikan. Gulma
yang meninggi dan melilit batang tersebut tidak langsung disemprot tetapi
dipotong dengan menggunakan parang kemudian di lepaskan dari batang
kemudian barulah di semprot menggunakan herbisida.
26
terhadap
biaya
pemakaian
racun
karna
apabila
terjadi
pengulangan setiap hari pada beberapa karyawan saja dapat memakan biaya
yang lebih. Sebaiknya mandor benar-benar memperhatikan kerja karyawan dan
menunjukkan areal penyemprotan yang telah di bagi . Perhatikan tabel berikut
mengenai kegiatan dan dosis perhektarnya.
Herbisida
sasaran
Dosis/ha
Rotasi
blanket
HK/ha
tahun
Gawangan
manual
DAK-TM muda
DAK Remaja-Tua
Semprot Semak
Semak secara umum
Semak
Parakuat diklorida
Methyl metsulfuron
dominan
surfactan
3
2
1500 L
0,075 kg
1,000 l
4,5-5 blanket
2
putihan/senduduk
27
1,5-2
1,3-1,5
4,5-5 blanket
Chromolaena
Methyl metsulfuron
0,150 kg
odorata/melastorna
Dominan anak kayu
Triclopir
1,000 l
surfactan
0,150 kg
4,5-5 blanket
2
2 (Setelah
pruning)
Parakuat diklorida
0,375 l
Methyl metsulfuron
0,20 kg
glyphosate
0,500 l
glyphosate
0,250 l
(Tidak untuk
campuran parakuat)
Rumput-rumputan
dominan mikania
Rumput-rumput
dominan mikania
(tidak untuk
Fluroxypyr
0,063 l
campuran
parakuat)
Sulfosat
0.375 l
Methyl metsulfuron
0,20 kg
Parakuat diklorida
0,250 l
Methyl metsulfuron
0,013 kg
glyphosate
0,500 l
Semporot TM
remaja Tua
Pakisan
Rumput-rumputan
3
(tidak untuk
3
campuran
parakuat)
Glyphosate
28
0,250 l
dominan mikania
Fluroxypyr
0,063 l
0,735 l
Methyl metsulfuron
0,020 kg
Parakuat diklorida
Methyl metsulfuron
Sulfosat
Methyl metsulfuron
0,004 l
0,0002kg
0,004 l
0,0002kg
TPH-vol 0,25%
dosis blanket
Pada lokasi umum
Pada lokasi lokasi air
jelek (gambut)
LALANG
Wipping TM muda
Glyphosate/
0,040 l
Wipping TM remaja- Sulfosat (pada lokasi 0,030 l
3
3
6,0
0,2
0,1
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. SMA/MCAR/MEI,2007
Anonim. Direktorat Tanaman Tahunan Drektorat Jenderal Perkebunan Departemen
Pertanian. 2009
Anonim. Pembukaan Kebun Sawit diLahan Gambut. PERMEN_Pertanian No 14 Th
2009
Anonim. Penelitian Tentang Dampak Sosial Pembangunan Perkebunan Kelapa
Sawit di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. 2011
Sukamto,H. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Jakarta:
Penebar Swadaya, 2011
Sunarko. Petunjuk Praktis Budidaya & Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta Selatan:
Agromedia Pustaka. 2007
Sunarko. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan.
Jakarta Selatan: Agro Media Pustaka. 2009
31
32