Oleh
AQMARINA FITRI HAZHIZHAH
NIM D31171087
1.2.3 Manfaat
Manfaat Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan dan sekaligus
melakukan serangkaian keterampilan yang sesuai dengan bidang keahliannya
b. Mahasiswa memperoleh kesempatan umtuk memantapkan keterampilan dan
pengetahuannya sehingga kepercayaan dan kematangan dirinya akan semakin
meningkat
c. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya dengan
cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan dalam bentuk
laporan kegiatan yang sudah dibakukan
d. Menumbuhkan sikap kerja mahasiswa berkarakter
2.1 Sejarah Profil PT. PG Krebet Rajawali 1 Unit PG. Krebet Baru
Pabrik Gula Krebet Baru didirikan oleh pemerindah Hindia Belanda yang
kemudian pada tahun 1906 dibeli oleh Oei Tiong Ham Concern. PG. Krebet Baru
sempat menghentikan operasinya pada tahun 1947, hal ini disebabkan pabrik
mengalami kerusakan yang parah. Pada tahun 1953 Pabrik Gula Krebet Baru
mengalami perbaikan berkat desakan IMA PETERMAS (Indonesia Maskapai Andal
Koperasi Pertanian Tebu Rakyat Malang Selatan), sehingga PG Krebet Baru dapat
beroperasi kembali. Perbaikan diadakan oleh Oei Tiong Ham Concern bekerjasama
dengan Bank Industri Negara. Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih semua
perusahaan yang dimiliki oleh Oei Tiong Ham Concern pada tahun 1961. Kegiatan
usaha tetap berjalan dibawah pengawasan Menteri/Jaksa Agung RI. Kemudian pada
tahun 1963 semua perusahaan dan pengelolaannya diserahkan kepada menteri Urusan
Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan (P3) yang saat ini menjadi Departemen
Keuangan RI. Untuk melanjutkan aktivitas usaha ex. Oei iong Ham Concern, pada
tahun 1964 Departemen Keuangan RI membentuk PT. Perusahaan Perkembangan
Ekonomi (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia yang sekarang lebih dikenal dengan
nama PT. Rajawali Nusantara Indonesia. PT. Rajawali Nusantra Indonesia
merupakan Badan Usaha Milik Ngara (BUMN) dibawah pengawasan Departemen
Keuangan RI. Pada tahun 1974 PG Krebet Baru mengalami peningkatan kapasitas
giling dari 1600 TCD (Ton Cane per Day) tahun 1968 menjadi 2000 TCD.
Peningkatan kapasitas giling ini merupakan fasilitas pemerintahan dalam
rangka penanaman modal dalam neger dengan cara memperbaiki dan mengganti
mesin-mesin yang sudah tua. Dua tahun setelah itu yaitu pada than 1976 dibangun
pabrik gula baru untuk menggantikan pabrik gula yang lama. Namun untuk
meningkatkan kapasitas giling menjadi 12.000 ha, maka pabrik gla yang lama tetap
dipertahankan untuk tetap beroperasi. Sehingga terdapat dua unit pabrik gula yang
berada dibawah manajemen PG. Krebet Baru, yaitu Pabrik Gula Krebet Baru I (KB I)
dan Pabrik Gula Krebet Baru II (KB II). Hingga saat ini PG. Krebet Bar u terus
meningkatkan kapasitas giling dan pelayanan terhadap tanaman tebu rakyat.
Peningkatan kapasitas giling dilakukan dengan cara memperbaiki, mengganti dan
menambah mesin-mesin baru. Total kapasitas giling PG Krebet Baru sebesar 12.000
TCD, dengan rincian PG. Krebe Baru I (KB I) sebesar 6.500 TCD dan PG. Krebet
Baru II (KB II) sebesar 5.500 TCD.
f. Tanah
Daerah Malang merupakan jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman
tebu, dimana jenis tanah didaerah Malang termasuk jenis tanah yang sedikit
mengandung pasir yang musah menyerap air ketika terjadi kapasitas air berlebih.
Untuk itu sangat ideal bagi tanaman tebu yang menyukai air tetapi tidak sampai
tergenang.
g. Pemasaran Hasil Produksi
Hasil produksinya milik petani tidak dijual ke konsumen, melainkan dilelang
oleh tim yang anggotanya telah ditunjuk oleh petani / kelompok / KUD / dan
difasilitasi oleh PT. PG Rajawali I Surabaya.
3.2 Pembibitan
Dalam budidaya tanaman tebu diperlukan bibit-bibit yang unggul agar
memperoleh hasil yang maksimum sesuai dengan yang kita harapkan. Untuk
pembibitan pada PG Krebet Baru Malang dilakukan 3 macam pembibitan yaitu
pembibitan bagal, pembibitan secara kultur jaringan, dan pembibitan secara
Budchips.
3.3.2 Pengairan
Tanaman tebu pada prinsipnya tanaman yang membutuhkan air tetapi tidak
suka erlalu banyak menerima air karena tanaman tebu memerlukan bulan kering
untuk fase generatifnya.
Lahan sawah adalah lahan yang debit airnya sangatlah tinggi sehingga perlu
dibuatkan saluran pembuangan (got) agar debit air tidak terlalu banyak menggenangi
tanaman sehingga fase generative pada tanaman tidak terganggu akibat debit air yang
terlalu banyak.
Sedangkan untuk pengairan pada lahan tegalan pengairannya hanya saat ada
hujan atau dilakukan penyiraman dengan membuat mata iar (sumur).
3.3.4 Penyulaman
Pada budidaya tanaman tebu belum tentu 100% tanaman tumbuh semua karena
adanya faktor alam yang sulit diprediksi. Maka dari itu pada budidaya selalu
disediakan bahan cadangan atau sering kita ketahui yaitu bahan sulaman yang
bertujuan nantinya untuk mengganti tanaman yang mati atau yang terserang hama
penyakit saat pembibitan sehingga pertumbuhan tanaman dapat tumbuh secara
merata.
3.3.5 Perogresan
Pada kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman pada masa
vegetative dan generative, perograsan wajib dilaksanakan terutama untuk tebu yang
nantinya akan digiling atau dijadikan bibit. Adapun fungsi dari perogresan bertujuan
untuk menjaga sirkulasi udara, pengoptimalan sinar matahari dan mencegah serangan
hama penyakit pada tanaman. Aturan perograsan yang dilakukan tergantung
kebutuhan PG yang di inginkan, untuk tebu bibit hanya dilaksanakan sebanyak 1 kali
pada umur 3 bulan, bertujuan untuk keamanan dalam menjaga mata, dan untuk tebu
giling perogresan pertama dilakukan pada umur 3 bulan untuk perogresan
keduadilakukan pada umur 6 – 7 bulan dan untuk pengklentekan terakhir dilakukan 1
bulan sebelum tebang. Adapun alat yang biasa digunakan untuk rogres yaiut “ganco”
sejenis pisau yang digunakan untuk tebang tebu tetapi bagian dalam lengkungannya
tumpul sehingga saa tpembersihan daun, batang tebu tidak terpotong.
3.3.6 Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan gulma dan tanaman lain selain
tanaman pokok, kegiatan ini dilakukan secara manual menggunakan alat bantu seperti
koret, sabit, dan cangkul.
Keterangan :
- HK = Hasil Kemurnian
- KP = Hasil Peningkatan
- KDT = Koefisiens Daya Tahan
- FK = Faktor Kemasakan
Selain melaksanakan analisa pendahuluan, PG Krebet Baru Malang juga
melaksanakan beberapa analisa lain diantaranya :
a) Analisa Potensi Tebangan yang bertujuan untuk mengetahui potensi rendemen
pada saat tebangan
b) Analisa Potensi Emplasmen bertujuan untuk mengetahui potensi rendemen tebu di
emplasmen dan untuk mengetahui tingkat kehilangan atau tingkat penurunan di
emplasmen, karena rendemen tebu pada saat dilahan dan diemplasmen kadang –
kadang sudah berada
c) Analisa potendi NPP bertujuan untuk mengetahui potesi rendemen tebu pada nira
perasan pertama dan mengetahui kehilangan rendemen di NPP setelah dari analisa
emplasmen
a. Produk Utama
Produk gula kristal putih SHS (Super High Sugar I) yang berbahan baku nira
dengan kualitas baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan dengan bahan baku
tebu MBS (Masak, Bersih, Segar)
b. Produk Sampingan
Produk sampingan yang dihasilkan yaitu :
1) Tetes Tebu
Tetes tebu digunakan untuk bahan baku pembuatan alcohol, spiritus dan bahan
baku industri.
2) Ampas
Ampas merupakan sisa produksi yang dapat sebagai bahan bakar ketel pada
pabrik yang digunakan sebagai tenaga uap bagi produksi.
3) Blotong
Blotong merupakan sisa produksi yang bermanfaat sebagai pupuk organik yang
dapat menyuburkan serta menambah unsur hara dalam tanah.
4) Abu Ketel
Abu ketel merupakan hasil pemisahan gas yang terbuang dan abu (dust) dari
dust collector. Abu ketel dapat digunakan sebagai pupuk dan urukan jalan dikebun.
BAB 4. PERBANYAKAN TANAMAN TEBU MENGGUNAKAN
TEKNIK KULTUR JARINGAN DI PG. KREBET BARU
4.4.7 Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian planlet dari kondisi mikro dalam
botol (heterotof) ke kondisi lingkungan luar (autorof). Planlet yang dipelihara dalam
keadaan steril dalam lingkungan (suhu dan kelembaban) optimal, sangat renta
terhadap lingkungan luar (lapang). Mengingat sifat – sifat tersebut sebelum ditanam
dilapang planlet memerlukan aklimatisasi. Aklimatisasi yang diperlukan dibedakan
menjadi 2 tahapan, yaitu :
a. Aklimatisasi I
Aklimatisasi merupakan penanaman individu tanaman yang diperoleh dari MS
II ke media tanah (kompos : tanah : bahan organik) dengan perbandingan 1 : 1 : 1
yang sudah disterilkan terlebih dahulu dan di tempatkan di green house. Tujuan dari
aklimatisasi adalah untuk mengadaptasikan tanaman dari lingkungn steril ke
lingkungan alam bebas. Rumpun tanaman tebu ditanam atau di aklimatisasikan pada
media steril yang sudah di isikan pada polybag berukuran 3x3 cm. cara
mengaklimatisasi tanaman tebu yakni dipilih eksplan yang siap untuk
diaklimatisasikan dan sebelumnya telah mensterilkan bahan tanam yang akan
digunakan pada poli I, membuat lubang tanam pada polybag kemudian eksplan
(rumpun) dikeluarkan dan ditanam pada polybag dan kemudian tanah disekitarnya
ditekan agar rumpun dapat berdiri tegak kemudian disiram dan diletakkan ditempat
teduh. Waktu yang dibutuhkan yaitu berkisar 1 – 2 bulan.
b. Aklimatisasi II
Setelah berumur 1 – 2 bulan, rmpun tanaman tersebut dipindahkan atau
dipisahkan satu persatu dan dibedakan berdasarkan ukuran yakni besar dan kecil
sehingga hanya memperoleh I tanaman dalam satu polybag setelah penanaman pada
polybag II dilakukan penyiraman dengan tujuan untuk menjaga kesegaran tanaman
serta dilakukan pemotongan daun atau pengkupiran dengan tujuan agar dapat
mengurangi proses penguapan dan setelah umur 2 bulan siap ditanam dikebun.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Praktek kerja lapang (PKL) yang telah dilakukan di PG Krebet Baru Malang
dapat disimpulkan bahwa :
a. Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai budidaya,
kemitraan, analisa pendahuluan, pengolahan hasil tanaman tebu
b. Mahasiswa dapat menambah wawasan mahasiswa terhadap aspek – aspek diluar
kuliah, dapat mempelajari langsung tentang manajemen perusahaan dan teknik
budidaya tanaman tebu di PG. Krebet Baru Malang
c. Mahasiswa lebih siap sehingga lebih memahami kondisi pekerjaan yang nyata di
lapangan
d. Mahasiswa dapat berfikir kritis dan mengembangkan metode antar teoritis yang
didapatkan pada saat kuliah dengan keadaan sesungguhnya di lapangan
5.2 Saran
Pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) mahasiswa diharapkan
mampu untuk berperan aktif dalam melaksanakan pekerjaan yang ada di perkebunan
tebu maupun pabrik pengolahan sesuai dengan arahan pembimbing lapang, sehingga
berharap mahasiswa dapat lebih memahami seluruh kegiatan yang telah dilakukan.