Anda di halaman 1dari 11

RENCANA USAHA KEMITRAAN RENCANA USAHA

PILOT INKUBASI INOVASI DESA - PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL


(PIID – PEL)
DESA MEKARBUANA KECAMATAN TEGALWARU
KABUPATEN KARAWANG
JAWA BARAT

PENGUSUL :
NAMA : TIM PELAKSANA KEGIATAN KEMITRAAN (TPKK)

ALAMAT : DESA MEKARBUANA KECAMATAN TEGALWARU KAB.


KARAWANG
NO TLP : 0812-8210-5993
E_MAIL : nurululum171@gmail.com

KABUPATEN KARAWANG
PROPINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019

1
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Rencana Usaha Kemitraan (RUK)
2. Produk yang dikembangkan : Kopi Sanggabuana, Pariwisata Curug Cigentis
3. Lokasi kegiatan
a) Wilayah Desa/Kec : Desa Mekarbuana Kecamatan Tegalwaru
b) Kabupaten : Karawang
c) Provinsi : Jawa Barat
4. Kelompok Kemitraan
a) Nama Kelompok : Gapoktan Buana Tani
b) Ketua : H. ENIM
c) Anggota : MARYANA
5. Biaya : Rp. 1.957.890.250,- (Satu Milyar Sembilan Ratus Lima
Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Ribu
Dua Ratus Lima Puluh Rupiah)

Karawang, 24 Mei 2019


Yang Bertanda Tangan,
Ketua Kelompok Usaha Ekonomi Pimpinan Pelaku Bisnis Profesional
Desa

H. ENIM .......................
Manager BUMDES

CASMUGI

Mengetahui Menyetujui
Kepala Dinas Pemberdayaan
Kepala Desa Mekarbuana
Masyarakat Desa
(POKJA PIID-PEL)

AGUS SOMANTRI, S.IP, MM.


JAJI MARYONO, SP
NIP. 19771003 200212 1 001

2
RENCANA USAHA KEMITRAAN

A. RINGKASAN
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi diantara tanaman perkebunan yang lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa Negara.
Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber
penghasilan bagi bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo,
2012).
Pemerintah baik pusat maupun daerah, asosiasi komoditi (AEKI), peneliti dan pelaku bisnis kopi
mulai petani pekebun, pedagang hingga eksportir dituntut untuk menggalang berbagai upaya guna
memperbaiki mutu produksi kopi Indonesia. Keberhasilan perbaikan mutu kopi Indonesia tidak hanya
memperbaiki citra kopi Indonesia, tetapi juga ikut membantu perbaikan harga kopi di tingkat petani dan
harga kopi dunia, sekaligus dapat membangkitkan kembali peran kopi bagi perekonomian Indonesia.
Namun sebaliknya jika upaya perbaikan mutu gagal maka akan berdampak negatif bagi perkopian
nasional. Ekspor kopi Indonesia akan turun, harga kopi di tingkat petani merosot dan pendapatan petani
kopi juga menurun. Dampak yang lebih buruk lagi, Indonesia dikategorikansebagai negara yang gagal
memenuhi kometmen dan akan kehilangan pasar kopi internasional. Jika hal ini sampai terjadi, maka
dampaknya sangat luas terutama di sentra-sentra produksi kopi yang menyangkut lapangan kerja,
pendapatan petani, perekonomian daerah dan devisa negara.

Begitu pula dengan kopi hasil petani di Desa Mekarbuana hampir 90% produksi kopi Di Desa
Mekarbuana dijual dalam keadaan belum siap saji biasanya baru berbentuk beras, itu pun kualitasnya
masih belum memenuhi Standard Nasional Indonesia (SNI). Padahal Desa Mekarbuana memiliki
Produksi Kopi Basah hasil petik 129 Ton/tahun dari 90 orang petani kopi.
Akhir-akhir ini muncul permasalahan karena lebih dari 70% kopi Desa Mekarbuana adalah Grade
IV ke atas dan tergolong kopi mutu rendah yang tingkat penjualannya kurang rendah dan harga yang
rendah pula. Rendahnya mutu produksi kopi terutama disebabkan oleh pengelolaan kebun, panen dan
penanganan pasca panen yang kurang memadai karena seluruhnya kopi diproduksi oleh perkebunan
rakyat. Budidaya kopi sebenarnya sudah dilakukan oleh petani sejak jaman penjajahan, tetapi
pengelolaannya masih tetap tradisional. Kesalahan yang paling fatal yang umum dilakukan petani adalah
pada fase pemetikan dan penanganan pasca panen, sehingga menghasilkan kopi mutu rendah. dihampir
semua sentra produksi kopi, petani memetik buah kopi sebelum usia panen (petik hijau) dengan berbagai
alasan seperti desakan kebutuhan hidup dan rawan pencurian.
Kemudian saat penanganan pasca panen, penjemuran kopi umumnya dilakukan ditepi jalan atau
tempat-tempat yang sanitasinya tidak memadai, sehingga terkontaminasi berbagai kotoran. Disamping
itu, penjemuran yang dilakukan tidak dapat mencapai kadar air maksimum yang diizinkan yaitu 12,5%,
sehingga biji kopi sering berjamur. Lebih lanjut, alat pengupas kopi yang digunakan umumnya tidak
memenuhi standar, sehingga biji kopi yang dihasilkan banyak yang pecah. Disamping itu, cara dan

3
tempat untuk menyimpan hasil yang tidak memadai menyebabkan meningkatnya kadar kotoran dan
kadar air. Akibatnya mutu biji kopi yang dihasilkan petani paling banter grade IV.

Dari uraian diatas, muncul suatu gagasan untuk meredesain Pengolahan kopi di Desa Mekarbuana
mulai dari Penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pengolahan pasca panen. Apalagi di Desa
Mekarbuana terdapat Objek Wisata Curug Cigentis yang bisa menjadi penunjang untuk pemasaran kopi
siap saji. Serta dapat menjadi daya tarik agar semakin banyak para pengunjung yang datang ke Desa
Mekarbuana, berekreasi menikmati indahnya pemandangan Wisata Alam Curug Cigentis sambil
menikmati secangkir Kopi Sanggabuana yang memiliki citarasa yang khas.

Dengan adanya kerjasama antara KUEMD, BUMDES, dan PBP tentunya di harapkan
mampu menciptakan lapangan kerja baru yang tentunya dapat mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan yang ada di desa Mekarbuana dan menjadikan desa
Mekarbuana menjadi desa yang mandiri dan sejahtera.

Potensi yang ada di Desa Mekarbuana baik Kopi maupun Objek wisatanya sangat layak untuk
dikembangkan dan mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. karena memenuhi syarat- syarat
sebagai berikut.

1. Hasil Produksi yang tinggi mencapai 129 ton/tahun hingga bisa berkontribusi memenuhi
kebutuhan kopi nasional
2. Jumlah petani yang banyak mencapai 90 orang
3. Merupakan perkebunan rakyat yang tentunya 100% dikelola oleh masyarakat Desa Mekarbuana.
4. Kualitas kopi yang cukup baik asal diolah secara benar.
5. Masyarakat dan aparat Desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap
usaha kopi.
6. Dari segi wisatanya juga memiliki obyek- obyek menarik berupa pemandangan alam Curug,
hutan hijau, seni, budaya, legenda, makanan lokal dan sebagainya, untuk dikembangan sebagai
penunjang kepariwisataan.
7. Aksesbilitasnya yang sudah baik, sehingga mudah dikunjungi oleh wisatawan dengan
menggunakan berbagai jenis alat transportasi.
8. Masyarakat dan aparat Desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa
wisata serta terhadap wisatawan berkunjung ke lokasi wisata.
9. Keamanan terjamin.

4
10. Berudara segar khas Pegunungan Sanggabuana.

B. GAMBARAN /LOKASI DESA


Desa Mekarbuana merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten
Karawang yang memiliki luas wilayah 2.675 Ha. yang mana adalah daerah sekitar pegunungan,
dan sebagian daerah pertanian.
Dilihat dari potensi desa, sumber daya alamnya sendiri sudah jelas merupakan desa dengan lahan
pertanian, perkebunan serta hutan yang luas. Maka dari itu areal perkebunan dan hutan yang luas di
olah kebun kopi yang produktif dan tempat wisata yang menyenangkan sehinga memiliki nilai jual
yang tinggi dan dapat menyumbang Pendapatan Asli Desa serta memberikan pendapatan bagi
masyarakat setempat.

C. GAMBARAN USAHA
Dilihat dari tujuan proyek pengembangan ini adalah untuk memfasilitasi sebuah wilayah menjadi
lebih baik sehingga dapat meningkatkan perekonomian desa khususnya dan Daerah. Adapun
beberapa strategi pengembangan yang kami lakukan meliputi pengembangan:
1. Pengoptimalan proses penanaman serta perawatan pohon kopi.
2. Mengoptimalkan proses Pengolahan kopi pasca panen dengan didukung oleh fasilitas yang
memadai, mulai dari pasca pemetikan biji kopi sampai dengan kopi siap saji.
3. Melakukan promosi guna memperkenalkan Kopi Sanggabuana melalui Media Sosial
4. Dari Aspek Perencanaan Pembangunan obyek wisata alam yang antara lain mencakup sistem
perencanaan kawasan, penataan ruang pertamanan berdampingan dengan warung-warung
kuliner sehingga para pengunjung dapat menikmati kuliner khas wisata Desa Mekarbuana sambil
melihat pertamanan yang indah dan rapih.
5. Aspek Sarana dan Prasarana yang dikelola oleh BUMDesa sebagai pengelola wisata sebagai
pengendalian dalam rangka memelihara keseimbangan lingkungan, pembangunan sarana dan
prasarana yang dapat meningkatkan daya dukung sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan
secara optimal.
6. Aspek Pengelolaan, yaitu dengan mengembangkan profesionalisme para petani kopi serta para
pelaku pengolahan pasca panen dan pola pengelolaan obyek wisata yang siap mendukung

5
kegiatan pariwisata curug Cigentis dan mampu memanfaatkan potensi obyek wisata alam secara
lestari.
7. Aspek Pemasaran dengan melakukan kemitraan dengan Pelaku Bisnis Profesional (PBP)
sehingga ada timbal balik yang saling menguntungkan. Pelaku Bisnis Profesional sebagai mitra
mempromosikan Kopi Sanggabuana Desa Mekarbuana serta nilai-nilai yang ada di kawasan
wisata Pantai Mekarbuana sehingga memicu minat pengunjung untuk datang ke wisata Curug
Cigentis Mekarbuana. Selain itu juga PBP sebagai mitra menyediakan kebutuhan yang
diperlukan oleh pelaku usaha pengembangan Kopi Sanggabuana serta suplay kebutuhan di
wisata alam Mekarbuana diantaranya pasokan bahan-bahan kuliner, merchandise serta media
informasi di kawasan wisata tersebut.

D. GAMBARAN PELAKU KEMITRAAN


KUEMD disini adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) para petani kopi di wilayah Desa
Mekarbuana, Pedagang Kuliner dan Merchandise yang merupakan pelaku utama kemitraan ini
terutama masyarakat Desa Mekarbuana Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang Jawa Barat
memiliki anggota sebanyak 90 petani kopi dan orang dengan jumlah kepemilikan warung-warung
kuliner dan merchandise, Kelompok Pedagang Kuliner ini telah menjalin kerjasama dengan
pengelola wisata dalam hal ini BUMDesa.
Dalam kemitraan ini Gabungan Kelompok Tani sebagai pemasok bahan baku beupa Kopi Petik,
sedangkan kelompok Pedagang Kuliner & merchandise adalah sebagai penyedia makanan khas
mekarbuana yang diolah sedemikian rupa dengan sajian yang menarik dan rasa yang nikmat ala
Mekarbuana, juga penyedia cindramata, kaos wisata dan oleh-oleh wisata Mekarbuana.

BUMDES
Bumdes disini adalah pengelola utama Pengolahan Kopi Pasca Panen hasil para petani kopi
yang tergabung dalam GAPOKTAN. Selain itu BUMDesa juga bergerak di bagian pengembangan
potensi wisata dengan membuat wisata semenarik mungkin diantaranya yaitu pembuatan kolam,
pembuatan Galeri Wisata, taman, pemeliharaan hutan mangrove dan tempat – tempat berteduh
yang nyaman bagi para pengunjung sehingga pengunjung merasa betah dan tidak membosankan.

CV. AWAL JAYA


Adalah perusahaan milik perseoranagan yang bergerak dalam bidang pemasaran umum dan
distribusi, dalam kemitraa ini CV. AWAL JAYA sebagai pihak yang mempromosikan hasil

6
produksi kopi dari Desa Mekarbuana. Selain itu juga mempromosikan kuliner dan merchandise
yang ada di wisata Mekarbuana. Promo tersebut melalui event-event dan pembuatan reklame serta
promo melalui blog/website sosial media lainnya seperti Facebook, instagram dan Youtube. CV.
HUMDAYA merupakan off taker dari paket wisata alam Desa Mekarbuana sekaligus distributor
bahan baku kuliner dan merchandise sehingga memutuskan untuk bekerja sama dalam kemitraan
ini.

E. RENCANA USAHA
1. Target Promosi dan Penjualan
Dalam satu tahun para petani Kopi di Desa Mekarbuana mampu memproduksi 129 ton kopi.
Untuk pemasaran bekerjasama dengan CV. AWAL JAYA, serta melalui Media Sosial agar
masyarakat luas bisa mengetahui tentang Kopi Sanggabuana. 129 ton kopi chery ditargetkan
dapat terjual seluruhnya dengan harga yang bersaing.
Begitu juga dengan wisata, dengan adanya kerjasama dengan CV. AWAL JAYA, tentunya akan
lebih banyak pengunjung yang datang ke wisata yang ada di Desa Mekarbuana. Untuk satu
tahun kita targetkan 150.000 tiket yang terjual dengan harga tiket pasuk 20.000 per orang,
dengan demikian dalam satu tahun mendapatkan Rp. 3.000.000.000; dan untuk BUMDesa Rp.
525.000.000,- (17.5% hasil dari penjualan tiket) ditambah hasil dari penjualan kuliner dan
merchandise.
2. Kebutuhan Investasi
Kebutuhan investasi yang paling mendasar adalah Biaya untuk membeli hasil produksi Kopi
para petani serta mesin dan alat-alat penunjang untuk menyajikan kopi samapai siap saji,
meredesain kawasan wisata yaitu dengan penataan lokasi yang baik dan indah dengan penataan
inprastruktur, tempat parkir dan taman di sepanjang pantai yang menyatu dengan tempat-tempat
kuliner sehingga nyaman bagi para pengunjung.
3. Analisa keuangan
Dari 1 ton kopi chery, bisa menghasilkan 250 kg Kopi Grrenbean (beras) atau 200 kg kopi
bubuk.
Harga untuk 1 kg kopi chery adalah Rp. 7.000,-
Harga untuk 1 kg kopi Beras adalah Rp. 30.000,-
Harga untuk 1 kg kopi Bubuk adalah Rp. 100.000,-
BUMDes akan mengelola kopi Chery 120 Ton, artinya 30 Ton kopi beras atau 24 Ton Kopi
Bubuk.

7
Kalau BUMDes menjual kopi beras maka analisanya adalah:
Beli Kopi Chery 120.000 kg = Rp. 840.000.000,-
Biaya Operasional Pengolahan = Rp. 5.000.000,-
Jumlah = Rp. 845.000.000,-

Jual Kopi Beras 30.000 kg = Rp. 900.000.000,-

Laba = Rp. 55.000.000,-

Kalau BUMDes menjual kopi bubuk maka analisanya adalah:


Beli Kopi Chery 120.000 kg = Rp. 840.000.000,-
Biaya Operasional Pengolahan = Rp. 200.000.000,-
Biaya Kemasan @ 100 gr = Rp. 720.000.000,-

Jumlah = Rp. 1.760.000.000,-

Jual Kopi Bubuk 24.000 kg X Rp 100.000 = Rp. 2. 400.000.000,-

Laba = Rp. 640.000.000,-

Apalagi jika mampu menjual langsung siap saji, tentunya keuntungan akan semakin besar

Ditambah dari penjualan Tiket baik dari Objek wisata Curug Cigentis Maupun Curug Bandung.
Rata – rata pengunjung yang datang ke Mekarbuana 100.000 orang harga Tiket masuk Rp.
20.000/tiket ( BUMDesa mendapatkan 17.5 % atau Rp. 3.500/tiket)
Maka analisanya sebagai berikut:
Jumlah Pengunjung = 150.000 orang
Pendapatan Bumdes 100.000 X Rp. 3.500 = 350.000.000,-
Biaya Operasional = 100.000.000
Laba Bersih BUMDesa = Rp. 250.000.000,-
Ditambah penjualan Mercendes dan hasil penjualan makanan olahan yang lainnya.

8
.

F. KEBUTUHAN /MODAL INVESTASI


Untuk menjalankan suatu jenis usaha tentu memerlukan modal investasi untuk mencapai taget,
adapun modal investasi yang dibutuhkan untuk Pengolahan Kopi dan Wisata Curug ini adalah
sebesar Rp. 1.957.890.250,- sebagaimana dalam rincian anggaran biaya total terlampir:

G. RENCANA KEGIATAN PROMOSI


Adapun kebutuhan biaya operasional dan promosi dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Rencana kebutuhan fasilitasi


Inkubator

NO URAIAN Volume Harga Satuan Jumlah


Kegiatan promosi (iklan,
1 1 paket 30.000.000 30.000.000
brosur)
Pembuatan Peta / Denah
2 1 paket .4.000.000 4..000.000
Lokasi Wisata
Pembuatan WEB Wisata
3 Pantai Mekarbuana / dan 1 paket 8.600.000 8.600.000
Akun2 Media Sosial
Jasa Profesi Konsultan
4 Desain dan RAB / Set 1 paket 30.000.000 30.000.000
Plan
Pelatihan Pengelolaan Kopi
5 1 paket 25.000.000 25.000.000
dan destinasi wisata
Pelatihan Kelompok Usaha
6 1 paket 30.000.000 30.000.000
Kuliner
7 Operasional inkubator 8 Bulan 4.000.000 32.000.000

9
JUMLAH 159.600.000

Rencana kegiatan operasional TPKK

NO URAIAN Volume Harga Satuan Jumlah

1 ATK 8 Bulan 300.000 4.500.000


2 Honor TPKK 8 Bulan 4.000.000 32.000.000
3 Transportasi rapat 8 Bulan 1.500.000 12.000.000
4 Rapat 8 Bulan 1.500.000 12.000.000
5 Sewa Komputer 8 Bulan 5.00.000 4.000.000
6 Sewa Printer 8 Bulan 250.000 2.000.000
7 Sewa Dron 1 Paket 2.000.000 2.000.000
8 Sewa Infokus 8 Bulan 700.000 5.600.000
9 Pelaporan & Dokumentasi 1 Paket 10.000.000 10.000.000

JUMLAH 87.600.000

REKAP RENCANA ANGGARAN BIAYA

HARGA JUMLAH
NO URAIAN VOL SATUAN JUMLAH
SATUAN BIAYA
1 Pembelian Kopi Chery 15.000 Kg 7.000 105.000.000 105.000.000
2 Green House 2 Unit 81.755.750 163.511.500 163.511.500
2 Mesin Sortir 1 Unit 21.586.500 21.586.500 21.586.500
Mesin Huler Portable
3 1 Unit 41.705.750 41.705.750 41.705.750
250kg/jam
4 Mesin Roasting 1 Unit 21.508.500 21.508.500 21.508.500
5 Mesin Tepung (Grender) 1 Unit 12.755.000 12.755.000 12.755.000
6 Mesin Expreso 2 Unit 28.855.500 57.711.000 57.711.000
Gudang Penyimpanan
7 2 Unit 125.456.000 250.912.000 250.912.000
Kopi
8 cator 1 Unit 20.000.000 20.000.000 20.000.000
9 Keemasan Kopi 2.000 pcs 3.000 6.000.000 6.000.000

10
Outlet Kopi Dan
10 1 Unit 200.000.000 200.000.000 200.000.000
Merchendise
Kolam renang curug
11 1 Unit 150.000.000 150.000.000 150.000.000
cigentis
12 Café Curug Cigentis 1 Unit 50.000.000 50.000.000 50.000.000
Tempat salin Curug
13 2 Unit 25.000.000 50.000.000 50.000.000
Cigentis
14 Toilet Curug Cigentis 2 Unit 25.000.000 50.000.000 50.000.000
15 Wifi Curug Cigentis 1 Paket 30.000.000 30.000.000 30.000.000
16 Selter Curug Cigentis 2 Unit 10.000.000 20.000.000 20.000.000
17 Aula Curug Bandung 1 Unit 75.000.000 75.000.000 75.000.000
18 Selter Curug Bandung 2 Unit 15.000.000 30.000.000 30.000.000
19 Café Curug Bandung 1 Unit 50.000.000 50.000.000 50.000.000
Kolam Renang Curug
20 1 Unit 100.000.000 100.000.000 100.000.000
Bandung
Peralatan Camping
21 15 Paket 2.000.000 30.000.000 30.000.000
Ground Curug Bandung
22 Wifi Curug Bandung 1 Paket 30.000.000 30.000.000 30.000.000
Wahana Selfie Curug
23 5 Unit 3.000.000 15.000.000 15.000.000
Bandung
24 Toilet Curug Bandung 2 Unit 10.000.000 20.000.000 20.000.000
Tempat Salin Curug
25 2 Unit 10.000.000 20.000.000 20.000.000
Bandung
26 Mushola Curug Bandung 2 Unit 15.000.000 30.000.000 30.000.000
27 Warung - warung 10 Unit 7.000.000 70.000.000 70.000.000
28 Inkubator 1 Paket 159.600.000 159.600.000 159.600.000
Kegiatan Operasional
29 1 Paket 87.600.000 87.600.000 87.600.000
TPKK
JUMLAH
1.957.890.250

H. RENCANA KERJA (12-15 BULAN)


Rencana Kerja Kemitraan terlampir

11

Anda mungkin juga menyukai