Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM GRAFTING ANGGUR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah holtikultur dan veltikultur


Dosen Pengampu : Dr. Ir. H. Dwi Susanto, M. Sc.

Disusun oleh

Ajeng kartini : 41035003191024

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa atas karunianya
sehingga Laporan yang berjudul ”GRAFTING ANGGUR” dapat tersusun .

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan penghargaan dan terima kasih


kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material
penyusun tulisan ini dapat terwujud.

Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penyusun
berharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata
penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca
yang membacanya.

Bandung,24 Juni

Penyusun

ii
Daftar Isi

BAB 1......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4
1.2 Kebutuhan Buah Anggur Di indonesia .............................................................................. 5
1.3 Potensi Anggur Di Indonesia ............................................................................................. 6
1.4 Tujuan ............................................................................................................................... 7
BAB II........................................................................................................................................ 8
BAHAN DAN METODE .......................................................................................................... 8
2.1 Bahan .......................................................................................................................... 8
2.2 Metode ........................................................................................................................ 8
BAB III .....................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................10
3.1 Minggu Pertama Tanggal 22 Mei 2022 .............................................................................10
3.2 Minggu Kedua Tanggal 29 Mei 2022 ................................................................................11
3.3 Minggu Ketiga Tanggal 06 Juni 2022 ...............................................................................12
3.4 Minggu Keempat Tanggal 12 Juni 2022 ...........................................................................13
3.5 Minggu Kelima Tanggal 20 Juni 2022 .............................................................................14
BAB V .......................................................................................................................................15
KESIMPULAN ........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................16

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggur (Vitis vinifera L.) merupakan tanaman tahunan (perennial). Tanaman buah
berupa perdu yang merambat. Budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah
sejak 4000 SM. Penyebaran juga menjadikan anggur punya beberapa sebutan seperti grape
di Eropa dan Amerika, China menyebut Putao, dan di Indonesia disebut anggur. Tanaman
anggur merupakan produk yang prospektif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar
domestik maupun internasional. Permintaan pasar baik di dalam maupun di luar negeri
masih besar. Di samping itu, produk ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kemajuan
perekonomian menyebabkan permintaan produk hortikultura semakin meningkat. Di sisi
lain, keragaman karakteristik lahan, agroklimat serta sebaran wilayah yang luas
memungkinkan wilayah Indonesia digunakan untuk pengembangan hortukultura
khususnya tanaman anggur (Prihatman, 2012). Tanaman anggur mempunyai prospek yang
sangat bagus untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai iklim yang sesuai
dengan syarat tumbuh dari tanaman anggur. Saat ini sentra pengembangan anggur di
Indonesia berada di daerah Probolinggo, Buleleng dan Jeneponto. Padahal potensi untuk
pengembangan tanaman anggur masih sangat terbuka luas untuk dapat dikembangkan
diberbagai wilayah (Rahardi, 2011). Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah
tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila
dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah tropis lainnya.
Produksi buah Anggur 5 tahun terakhir , pada tahun 2010 produksi Anggur adalah 11,700
ton kemudian tahun 2011adalah 11,938 ton, 2012 adalah 10,161 ton, tahun 2013 adalah
9,473 ton dan tahun 2014 produksi anggur adalah 11,143 ton (BPS, 2015). Produksi buah
anggur yang ada sekarang ini belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar yang ada di
dalam negeri, oleh karena itu pemerintah masih melakukan impor pada buah anggur.
Varietas anggur sudah banyak berkembang di Indonesia. Beberapa varietas anggur unggul
yang sudah dikembangkan di Indonesia yaitu Yellow Belgie (Jestro Ag88), Caroline Black
Rose (Jestro Ag45). Masing-masing varietas memiliki keunggulan yang berbeda. Caroline
Black Rose (Jestro Ag45) memiliki ukuran buah yang cukup besar, rasa manis segar, dapat
beradaptasi dengan baik di dataran rendah hingga dataran tinggi serta dapat berproduksi
sekitar 32-58 kg per pohon. Yellow Belgie (Jestro Ag88) memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap penyakit yang disebabkaan oleh jamur Downy milde, varietas ini bisa berproduksi
iv
15-25 kg per pohon dan memiliki rasa yang manis (Farida, 2007).
Grafting merupakan salah satu metode budidaya tanaman dengan teknik sambung/okulasi.
Sementara dalam pengolahan media tanam diperlukan beberapa bahan yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman anggur impor dengan sangat baik, hal ini seperti
diyanyatakan dalam sebuah penelitian yakni “Hasil penelitian menunjukkan penggunaan
media tanam yang terbaik adalah tanah dicampur kompos dan selanjutnya secara
berturutturut diikuti oleh media tanah, media campuran tanah dengan arang sekam, dan
terakhir(Gunardi & Sumiartha, 2019). adalah media campuran tanah dengan cocopeat.
Media tanah (top soil) pada dasarnya sudah mengandung unsur hara yang tersedia bagi
tanaman. Sedangkan arang sekam lebih banyak berfungsi secara fisik untuk memperbaiki
struktur media tanam.
Bibit yaitu merupakan bahan perbanyakan tanaman, oleh karena itu ketersediaan bibit
dalam jumlah yang cukup dan berkualitas sangat menentukan perkembangan dan
keberlanjutan usaha petani anggur. Selain itu bibit anggur yang baik sangat menentukan
pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Hal ini didukung oleh Supriyanto (2007), yang
menyatakan bahwa keberhasilan pengembangan tanaman selain didukung oleh persyaratan
iklim, juga ditentukan oleh tersedianya bibit bermutu yang dicirikan dengan asal-usul bibit
yang jelas, dan sesuai dengan induknya. Mangoendidjojo (2003), juga menyatakan bahwa
tanaman yang dihasilkan melalui perbanyakan stek biasanya mempunyai persamaan sifat
dengan induknya seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, umur panen yang sama
serta diperoleh tanaman yang sempurna yang telah mempunyai akar, batang dan daun
dalam jangka waktu yang relatif singkat.

1.2 Kebutuhan Buah Anggur Di indonesia

Tanaman anggur bisa tumbuh baik di sejumlah negara sub tropis karena faktor suhu,
kelembapan udara, struktur tanah, dan lama panas mataharinya yang mendukung. Tanaman
anggur di negara sub tropis bisa berbuah mencapai hasil 20 ton per hektare per tahun, tetapi
hanya bisa panen satu kali dalam setahun. Sementara di Indonesia sebagai negara tropis,
hasil produksi tanaman anggur hanya bisa mencapai separuhnya dalam satu kali panen.
Namun tidak perlu berkecil hati, sebagai wilayah yang hanya memiliki dua musim dalam
setahun, tanaman anggur di Indonesia bisa berproduksi atau mengalami panen tiga kali
dalam setahun. Jika setiap kali panen bisa menghasilkan buah anggur 10 ton per hektare,
maka tanaman anggur di Indonesia bisa berproduksi mencapai hasil optimal 30 ton per

v
hektare per tahun. Artinya, tanaman anggur di Indonesia bisa berbuah sepanjang tahun,
dengan perawatan dan penanganan yang baik. Potensi ini memungkinkan buah anggur hasil
produksi dalam negeri bisa bersaing dengan buah anggur impor di pasaran, atau bisa
menjadi substitusinya. Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi dalam
pengembangan dan budidaya tanaman anggur. Meskipun memiliki ragam tantangan dalam
budidayanya, sejumlah daerah telah berhasil membudidayakan anggur dan saat ini menjadi
daerah-daerah sentra produksi anggur di Indonesia. Daerah-daerah tersebut seperti di
Kediri, Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bali, dan Kupang. Bahkan, beberapa daerah di
kawasan pantai utara Jawa seperti Tegal, Ambarawa, dan lainnya, telah mengembangkan
tanaman anggur sejak masa kolonial Belanda, dan hasilnya cukup baik.Tanaman anggur
merupakan tanaman yang berasal dari Eropa dan Asia Tengah, tetapi saat ini tanaman
anggur sudah banyak dibudidayakan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Indonesia sendiri telah memiliki sejumlah varietas unggul anggur yang kualitas buahnya
tidak kalah dengan anggur impor. Meskipun pamornya masih kalah dengan kepopuleran
buah anggur impor yang saat ini masih mendominasi pasaran di Indonesia. Masyarakat di
Indonesia juga sebetulnya sudah sejak lama mencoba menanam atau membudidayakan
anggur di pekarangan rumah. Namun karena pengetahuan masyarakat yang masih kurang,
sebagian tanaman anggur tidak berhasil berbuah dan dianggap tidak potensial untuk
dikembangkan. Tanaman anggur yang ditanam di wilayah Indonesia memang
membutuhkan pemeliharaan dan penanganan yang lebih intensif. Pemeliharaan dan
penanganan ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman anggur.

1.3 Potensi Anggur Di Indonesia

Budidaya tanaman anggur tentu saja tidak hanya berbicara manisnya saja, tetapi ada
juga tantangannya. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani atau pembudidaya anggur
adalah perubahan iklim di Indonesia dengan curah hujan tinggi yang tidak menentu.
Kondisi ini bisa menjadi faktor yang membuat produksi buah anggur menurun dan tanaman
anggur kerap terserang penyakit dan hama tanaman. Budidaya anggur di Indonesia
membutuhkan strategi tersendiri. Salah satunya bisa dengan penanganan teknologi aplikatif
menggunakan penaungan plastik Ultra Violet (UV) yang banyak diaplikasikan di negara
lain. Selain itu, dibutuhkan juga teknologi budidaya dan penanganan hama penyakit yang
baik, agar produktivitas tanaman anggur tetap terjaga. Kawasan-kawasan yang potensi
untuk anggur adalah Flores, dan Timor Barat, kawasan Bali utara (sekitar Singaraja) dan

vi
Pasuruan serta Probolinggo yang selama ini dikenal sebagai sentra anggur, juga memiliki
udara kering dan suhu udara yang panas. sinar matahari di kawasan ini relatif cukup. Beda
dengan di NTT yang panjang panas mataharinya bisa mencapai 6 jam per hari di musim
hujan dan 10,5 jam di musim kemarau, masih ditambah lagi, musim penghujan di NTT
hanya sekitar 3 bulan. Panas matahari ini sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman
anggur. Lembah-lembah penghasil anggur di Perancis panjang harinya di musim panas
mencapai 17 jam per hari. Ditambah dengan faktor suhu dan kelembapan udara, angin dan
struktur tanah maka kawasan ini menjadi penghasil anggur terbaik di dunia. Tanaman
anggur bisa tumbuh baik di sejumlah negara sub tropis karena faktor suhu, kelembapan
udara, struktur tanah, dan lama panas mataharinya yang mendukung. Tanaman anggur di
negara sub tropis bisa berbuah mencapai hasil 20 ton per hektare per tahun, tetapi hanya
bisa panen satu kali dalam setahun. Sementara di Indonesia sebagai negara tropis, hasil
produksi tanaman anggur hanya bisa mencapai separuhnya dalam satu kali panen. Namun
tidak perlu berkecil hati, sebagai wilayah yang hanya memiliki dua musim dalam setahun,
tanaman anggur di Indonesia bisa berproduksi atau mengalami panen tiga kali dalam
setahun. Jika setiap kali panen bisa menghasilkan buah anggur 10 ton per hektare, maka
tanaman anggur di Indonesia bisa berproduksi mencapai hasil optimal 30 ton per hektare
per tahun. Artinya, tanaman anggur di Indonesia bisa berbuah sepanjang tahun, dengan
perawatan dan penanganan yang baik.

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk grafting.

2. Untuk mengetahui cara grafting pada tanaman anggur.

3. Untuk mengetahui potensi anggur Di Indonesia.

4. Untuk mengetahui kebutuhan anggur di Indonesia.

vi
i
BAB II

BAHAN DAN METODE


2.1 Bahan

1. Pisau tajam/cutter atau silet.


2. Parafilm,jika kesulitan menemukan parafilm bisa menggunakan plastik es atau
plastik PE.
3. Bagian bawah batang atau biasa disebut rootstock.
4. Rootstock merupakan sistem perakaran yang sehat dengan sedikit bagian batang.
Rootstock dapat diperoleh dari anggur lokal atau impor yang perakarannya terbukti
bagus.
5. Bagian tanaman yang akan disambungkan dengan rootstock, atau biasa disebut
entres.
6. Entres merupakan pucuk atau kuncup muda dari tanaman dengan karakteristik yang
kita inginkan, seperti resisten terhadap penyakit, memiliki rasa enak, dan warnanya
bagus.
7. Grafting dapat dilakukan dengan dua cara berbeda, yaitu dengan sambung sisip dan
sambung samping.

2.2 Metode

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2022 di Kebun Anggur Apih, Komplek
Ujung Berung Indah, Jl. Segar VI No 6, Kota Bandung, Jawa Barat 40611.

- Langkah-langkah grafting sambung sisip:

1. Pastikan entres dalam keadaan sehat dan pastikan terdapat mata tunas yang nanti
akan tumbuh pada entres tersebut.
2. Mata tunas dari entres yang dipilih, jangan yang terlalu kecil atau yang sudah mati.
Pilih mata tunas yang sehat.
3. Sesuaikan ukuran entres dengan rootstock.
4. Iris lurus cabang rootstock ke bawah sekitar 1,5 cm.
5. Pada entres, iris miring dua sisi.
6. Masukkan entres ke dalam rootstock, lalu ikat dengan parafilm/plastik dari bawah.
7. Mata tunas juga ditutup, sehingga tertutup semuanya dari atas ke bawah.
vi
ii
- Langkah-langkah grafting sambung samping:

1. Cabut daun yang ada di rootstock.


2. Iris miring rootstock 1 arah.
3. Iris entres 1 arah.
4. Lalu tempelkan entres pada rootstock dan ikat dengan plastik.
5. Potong mata tunas yang terdapat pada rootstock agar nutrisi terfokuskan ke mata
tunas di entres.
6. Simpan di tempat teduh.

ix
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Minggu Pertama Tanggal 22 Mei 2022

Minggu pertama hasil grafting tanaman anggur rootsrock yang di gunakan jenis juviter
dan entres yang di gunakan Gozzvy, Seperti di gambar belum ada perkembangan setelah
seminggu semejak pembuat grafting , keadaanya entres dan rootstock nya masih dalam
keadaan baik.

x
3.2 Minggu Kedua Tanggal 29 Mei 2022

Minggu kedua hasil grafting tanaman anggur rootsrock yang di gunakan jenis juviter
sudah mulai tumbuh pucuknya di abgian rootstock dan entres yang di gunakan Gozzvy,
belum terlihat adanya pertumbuhan pucuk dibagian entresnya. Terlihat Seperti di
gambar belum ada perkembangan sama sekali di bagian entresnya.

xi
3.3 Minggu Ketiga Tanggal 06 Juni 2022

Tepatnya minggu ketiga pucuk di bagian rootstocknya sudah mulai tumbuh dengan baik,
tetapi pada bagian entresnya belum ada tanda akan tumbuh pucuk, kondisi entresnya
masih baik, masih berwarna hijau dan masih ada kemungkinan akan tumbuh pucuk di
entres tersebut, terlihat pada gambar di atas.

xi
i
3.4 Minggu Keempat Tanggal 12 Juni 2022

Pada Minggu ke Empat hasil grafting tanaman anggur belum ada pertumbuhan pucuk
juga di bagian entresnya, tapi keadaan entres masih baik berwarna hijau, pucuk dibagian
rootstoknya sengaja dipatahkan agar dengan harapan akan mempercepatnya
pertumbuhan pucuk di bagian entres dan tidak lupa juga untuk terus di siram agar tetap
sehat tumbuhannya.

xi
ii
3.5 Minggu Kelima Tanggal 20 Juni 2022

Pada Minggu ke Lims hasil grafting tanaman anggur sudah tumbuh dengan baik dan
semakin baik keadaanya, tapi tidak dengan bagian entresnya, bagian entresnya tidak
tumbuh pucuk dan bagian entresnya berubah menjadi warna coklat. Sedangkan pada
bagian rootstok Daunnya sudah hijau muda dan tidak lupa juga untuk terus di siram agar
tetap sehat tumbuhannya.

xi
v
BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan :


1. Bibit tanaman anggur varietas juviter dan entres yang di gunakan Gozzvy memperlihatkan
pertumbuhan terbaik pada variabel jumlah daun dan jumlah cabang.
2. Penggunaan pupuk kandang yang baik merupakan pupuk kandang yang terbaik untuk
pertumbuhan stek batang tanaman anggur.
3. Pada saat pembuatan grafiting ini perlu hatihati sekali dan alat bahan yang digunakan
harus steril guna keberhasilan pertumbuhan grafitingnya.

x
v
DAFTAR PUSTAKA

https://www.anakagronomy.com/2013/03/perbanyakan-vegetatif-dengan-grafting.html
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/prospek-pengembangan-varietas-varietas-unggul-
anggur-di-daerah-sentra-produksi/
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/anggur-bali-primadona-anggur-
nusantara-57

x
vi

Anda mungkin juga menyukai