Oleh :
i
LEMBAR PENGESAN
MANAJEMEN PEMELIHARAAN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI
KELOMPOK TANI IJAO FUKAN DESA POPNAM
Disusun Oleh:
Nama : Efrem Junio Jampit
NPM : 13180076
Mengetahui
Ketua Program Studi peternakan
Universitas Timor
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya kepada
kita sehingga kita boleh mengalami sukacita kehidupan di dunia hingga saat ini. Terlebih
penulis bersyukur atas berkat Tuhan yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “Manajemen Pemeliharaan Penggemukan Sapi Bali
Di Kelompok Tunas Baru Kecamatan Noemuti Desa Popnam” dengan baik dan tepat pada
waktunya. Laporan ini merupakan satu syarat menempuh mata kuliah Metode Penelitian
Biologi pada semester ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk Oktovianus R. Nahak T.B, S.Pt, M.Si Selaku dosen pendamping lapangan
2. Orang tua yang selalu memberikan motifasi dan dukungan baik moril maupun materi.
3. Teman-teman kelas, yang telah mendukung penyelesaian penulisan laporan ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan guna memperbaiki penulisan laporan
selanjutnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................................................vii
iv
5.2 Saran ............................................................................................................................................................15
LAMPIRAN......................................................................................................................................................17
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix
i
BAB 1
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sapi merupakan salah satu jenis ternak yang digemari dan banyak diusahakan oleh
peternak di Indonesia, khususnya sapi potong yang merupakan ternak penghasil daging yang
memiliki kandungan protein serta nilai ekonomis tinggi. Usaha peternakan sapi potong di
Indonesia umumnya masih bersifat tradisional (Kurniawan, 2012), walaupun ada beberapa
daerah di Pulau Jawa yang sudah mengusahakan ternaknya dengan menggunakan cara
modern. Dengan usaha ternak yang masih bersifat tradisional ini akan berpengaruh ke jumlah
populasi ternak yang relatif kecil.
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) merupakan kabupaten yang selalu mendorong
masyarakat dalam pembentukan kelompok tani dan kelompok peternak. Menurut data awal
yang diperoleh dari Dinas Peternakan Kabupaten TTU, kelompok tani peternak yang
menerima program penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna tahun 2016 yaitu
sebanyak 69 kelompok tani peternak yang tersebar di 16 kecamatan dengan jumlah anggota
yang berbeda, salah satunya adalah kelompok tani Ijao Tukan.
Desa Popnam , Kecamatan noemuti, Kelompok tani ini merupakan kelompok tani tertua
di noemuti yang dibentuk pada tahun 2010 atas inisiatif sendiri dan swadaya serta
berdasarkan kesepakatan bersama. Selain berusaha tani di bidang pertanian tanaman pangan
dan hortikultura, kelompok tani ijao tukan juga bergerak di bidang usaha pengembangbiakan
dan penggemukan ternak sapi bali yang merupakan komoditi unggulan kelompok ini. Usaha
penggemukan ternak sapi potong di Kelompok Tani ijao tukan merupakan usaha untuk
meningkatkan berat dan bobot badan ternak secara optimal dalam jangka waktu tertentu.
Jenis sapi yang digemukkan di kelompok ini adalah jenis Sapi Bali.
Menurut Handayani & Gayatri, (2005), usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang
didirikan dengan tujuan utama menghasilkan suatu produk peternakan guna memenuhi
permintaan kebutuhan masyarakat akan protein hewani dan bertujuan untuk menghasilkan
laba. Setiap peternak memiliki kemampuan usaha yang berbeda-beda baik dari segi
kepemilikan lahan, modal, kepemilikan ternak serta sistem pengelolaan yang menyebabkan
adanya perbedaan tingkat pendapatan usaha yang diterima setiap peternak. Usaha ternak
yang dilakukan akan lebih bermanfaat apabila tingkat pendapatan usaha yang diperoleh lebih
besar daripada pengeluaran.
2
Menurut Falo, (2016) kegiatan usahatani ternak sapi potong meliputi kegiatan
pembibitan, pemeliharaan, penyediaan hijauan makanan ternak (pakan), penyediaan kandang,
penyediaan air, penanganan kesehatan, produksi dan produktivitas serta pemasaran. Menurut
Saparinto, (2010) dalam merintis usaha termasuk usaha sapi potong, tentu harus mengetahui
keunggulan produk yang akan diusahakan dan cara mendapatkan atau mengelola usahanya
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari PKL ini adalah sebagai berikut :
1. mengetahui strategi pengembangan usaha penggemukan ternak sapi potong di
kelompok tani Ijao Tukan, Desa Popnam, Kecamatan noemuti, Kabupaten TTU
2. Mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrambilan di bidang peternakan
3. Menguasai dasar- dasar ilmiah sehinggga mampu bersikap berfikir dan bertindak
sebagai ilmuan
1.3 Kegunaan
Kegunaan dari praktek kerja l;apangan ini adalah :
1. Sebagai bahan kajian dan informasi untuk perbaikan usaha peternakan
2. Dapat mempraktikan sescara langsung bagaimana teknik penggemukan sapi bali
jantan
3. Meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa PKL tentang manajemen penggemukan
sapi bali.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
3
Sebagaimana desa-desa lain di kecamatan noemuti, desa popnam memiliki historis yang
tidak jauh berbeda. Sejarah asal usul daerah maupun sejarah pembangunan desa popnam
memiliki peran yang besar dalam karakter dan budaya masyarakat. Desa popnam dibentuk
dengan keputusan gubernur No.UUD. 2/1/27 tanggal 4 november 1964 tentang pembentukan
desa gaya baru di swatra TK II dalam wilayah TK swarta I nusa tenggara timur dan ditindak
lanjuti dengan keputusan bupati KDH tingkat II timor tengah utara nomor DD. 12/11/1
tanggal 07 mei 1969.
Jumlah penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2016 sebanyak 146.685 jiwa,
sedangkan mata pencaharian masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara pada umumnya
masih tergantung pada sektor pertanian. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani
sebanyak 60.497 jiwa dan pedagang sebanyak 6.452 jiwa. Sedangkan penduduk Kecamatan
Noemuti sesuai hasil registrasi penduduk tahun 2019 berjumlah 13 485,0 jiwa . Sedangkan
Jumlah penduduk sebanyak 732 jiwa terdiri dari laki-laki 347 orang dan perempuan 385
orang.
2.2 Gambaran umum kelompok tani ijao Fukan
1. Profil Lokasi PKL
Nama Lokasi PKL : Kelompok Tani Ijao Tukan
Bidang Usaha : pembibitan sapi dan penggemukan
Tahun Berdiri : 5 februari 2010
Letak : Desa Popnam Kecamatan Noemuti
2. Gambaran Umum Lokasi PKL
Kandang kelompok tani ijao Fukan terletak di Desa Popnam Kecamatan Noemuti
Kabupaten Timor Tengah Utara dengan batasan TTS, Desa oeprigi dan Desa haekto
yang memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi
4
masyarakat yang tangguh handal dan mandiri dalam berusaha tani, yang
berwawasan agribisnis dalam menunjang ketahanan pangan , menuju
masyarakat tani yang sejahtera.
Misi
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota, mengolah dan
memanfaatkan sumber daya alam, menjalin kemitraan yang harmonis dengan
pihak lain dan melaksanakan petunjuk yang dianjurkan oleh instansi- instansi
terkait.
Pada kelompok ternak Tani Ijao Fukan ini terdapat 2 buah kandang dengan
panjang 10 meter dan lebar 2 meter untuk sapi kandang penggemukan. Di sebelah
urara kandang terdapat sumber air yang berasal dari mata airnya sendiri dan
digunakan sebagai air minum.
3. Letak kandang
- Berjarak + 20 meter dari jalan raga umum
- Dekat dengan sumber air
4. Konstruksi
Bentuk kandang Merupakan Kandang terbuka sehingga memiliki sirkulasi udara
yang baik dan mempunyai tempat penampung kotoran ternak
5. Kerangka dan Atap
Kerangka kandang terbuat dari kayu dan bambu dan mempunyai atap yang
terbuat dari seng. Kemiringan atap + 20 derajat dan berbentuk lingkaran.
6. Tempat Pakan dan Minum
Tempat pakan terbuat dari kayu dan tempat minum terbuat dari plastik (ember)
7. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di Kandang Kelompok tani Ijao Tukan Desa Popnam
Kecamatan Noemuti adalah sebagai berikut :
5
PELINDUNG/PENASEHAT
KEPALA DESA
BENDAHARA SEKRETARIS
SEKSI-SEKSI
ANGGOTA
6
BAB III
7
Ternak sapi bali jantan dan betina
Ternak sapi bali jantan dan betin Tema yang diperoleh diternak kelompok tani
Ijao Tukan adalah ternak sapi bali jantan dengan populasi sapi 11 ekor
pemberian obat dan vitamin
Ternak- ternak ini diberikan pakan terlebih dahulu , ternak- ternak ini
dipuaskan dari pagi sampe malam ini bertujuan agar ternak sapi jantan dan
betina terbiasa makan rumput gajah yang menjadi pakan pokonya.Setelah
dipuaskan baru ternak- ternak ini di beri obat cacing dengan cara diberikan
lemat mulut ternak dalam keadaan cair dengan cara disemprotkan
menggunakan alat suntik dan berikan vitamin lewat suntikan , setelah itu
tunggu beberapa saat sampai obat dan vitamin bereaksi dan barulah ternak
diberikan pakan berupa rumput gajah.
Penyediaan pakan
Penyediaan pakan untuk ternak, peternak memperoleh pakan dari berbagai
sumber antara lain : pergi nyabit, di sawah, di kebun, di lapangan dan bahkan
peternak mengambi pohon pisang di rumah- rumah warga.
Penimbangan pakan
Penimbangan pakan dilakukan setiap hari pada pagi hari untuk menimbang
pakan yang akan diberikan ternak sedangkan penimbangan sisa pakan
8
dilakukan pada sore hari berguna untuk mengetahui jumlah konsumsi ternak
setiap hari
BAB IV
4.1 Permasalahan
Dalam setiap usaha peternakanataupun dalaam usaha lainnya tidak luput dari masalah-
masalah yang dihadapi oleh peternak dan masyarakat di sekitarnya. Masalah-masalah yang
sering dihadapi oleh kelompok tani tetnak ijao tukan khususnya dalam memperoleh pakan ,
tata cara pemberian pakan , dan cara memanfaaatkan limbah ternak (feses) yang disebabkan
sebagai berikut :
1) Tidak ada upaya untuk penampungan pakan
2) Teknologi pembuatan pakan belum sepenuhnya dilakukan
3) Pelaksanaan sanitasi atau kebersihan dan fumigasi kandang (pengendalian
penyakit)masih belum optimal dilaksanakan.
4) Pengolahan dan pemanfaatan limbah ternak belum sepenuhnya dimanfaatkan
5) Tidak ada upayaa untuk pembenuhan dan penanaman pakan hijauan
6) Teknologi pembuatan biogas belum sepenuhnya dimanfaatkan
7) Alat pengukuran atau alat penimbangan berat badan ternak sudah tidak berfungsi lagi
secara optimal
8) Tidak ada usahaan untuk pembuatan penampungan air atau embung.
4.2 Pembahasaan
9
b. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Merupakan strategi yang dapat meminimalkan kelemahan internal untuk dapat
memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dirumuskan yaitu :
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan SDM peternak dalam berusaha ternak
sapi potong, dan membuka peluang jaringan kerjasama dengan berbagai pihak baik
dalam hal pengembangan usaha maupun pemasaran ternak.
c. Strategi S-T (Strength-Threat)
Merupakan strategi yang dapat mengoptimalkan kekuatan internal yang ada dalam
menghindari ancaman dari luar. Alternatif strategi S-T yang dirumuskan yaitu
mengadakan pelatihan pengenalan pakan dan waktu pengambilan pakan serta pemberian
pakan, dan pengadaan pelatihan mengenai penggunaan obat-obatan dan pemberian
kekebalan tubuh serta sanitasi yang aman bagi ternak sapi potong.
d. Strategi W-T (Weakness-Threat)
Merupakan strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal. Alternatif strategi W-T yang dirumuskan yaitu mengadakan
pelatihan dan pemberdayaan kepada peternak dan SDM petugas teknis peternakan di
desa, dan melakukan pembinaan atau pelatihan-pelatihan kepada peternak untuk
meningkatkan dan mempertahankan bobot badan maupun kualitas ternak sapi potong.
4.2.2 jenis sapi potong.
Jenis sapi potong yang dipelihara di kelompok tani ijao fukan adalah sapi bali
yang memiliki pertumbuhan bobot badan lebih cepat disbanding jenis sapi lain. Usaha
sapi potong biasanya membutuhkan sapi jantan untuk penggemukan karena pada
umumnya pertumbuhan leih cepat dan mempunyai pertambahan bobot badan yang tinggi
disbanding dengan sapi betina. Sehingga dalam usaha penggemukan di kelompok tani
ijao fukan menggunakan jenis sapi peternakan bali.
Usia sapi yang ideal untuk penggemukan adalah mulai 1,5 sampai dengan 2,5
tahun. Kondisi sapi sudah mulai maksimal pertumbuhan tulangnya dan tinggal mengejar
penambahan massa otot (daging) yang secara praktis dapat dilihat dari gigi yang sudah
berganti besar 2 dan 4 buah. Sapi yang sudah berganti 6 gigi besarnya (3 tahun ke atas)
juga cukup bagus. Pada usia ini sudah muncul gejala fat (perlemakan) yang tentunya
akan berpengaruh dengan nilai jual dari pelaku pemotongan ternak. Sapi dibawah usia
10
ideal penggemukan biasanya lebih lambat proses penggemukan dikarenakan selain
bersamaan pertumbuhan tulang dan daging juga sangat rentan resiko penyusutan serta
labil proses penambahan berat disebabkan adaptasi tempat yang baru, pergantian pola
pakan dan teknis perawatan serta penyakit.
4.2.3 Sapi Bakalan yang dipelihara di kelompok tani ijao fukan
usaha milik kelompok tani ijao fukan ini adalah, sapi bakalan sejenis dan
mempunyai keseragaman umur, jenis kelamin, bobot badan, kondisi tubuh, dan jumlah
ternak bakalan sepuluh (10) ekor.
Hal-hal yang diperhatikan saat PKL dalam memilih bakalan untuk usaha
penggemukan sapi potong yaitu, sebagai berikut:
a) Jenis dan Umur Bakalan
Jenis sapi bakalan yang dipilih dalam melakukan kegiatan usaha untuk
pengemukan sapi potong milik kelompok tani Ijao Fukan adalah sapi Bali jantan
yang mempunyai nilai produktivitas tinggi dan unggul. Jenis bakalan yang dipilih
yaitu: Berumur 1 – 2 tahun, jenis kelamin jantan, bentuk tubuh panjang, bulat dan
lebar, Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus dan kotoran atau fesesnya
normal.
b) Asal Bakalan
Sumber atau asal bakalan yang dipelihara pada usaha pengemukan ternak
sapi potong di kelompok Ijao Fukan yaitu diperoleh dari berbagai sumber,
diantaranya pembelian langsung dari pasar hewan dan dari warga masyarakat
serta berasal dari dalam kecamatan setempat, yaitu dari Kecamatan Noemuti.
Bakalan yang diperoleh adalah bakalan yang sejenis dan memiliki keseragaman
umur. Jenis bakalan yang dipilih adalah sapi Bali.
Pemilihan bakalan dengan melihat kondisi fisik ternak dan bentuk tubuh atau
penampilan dari luar yang diperhatikan seperti, warna bulu, pandangan mata, tidak
adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya, tidak ada tandatanda kerusakan dan
kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat), hidungnya bersih dan basah dan juga
Keempat kaki memperoleh titik berat sama, hal ini merupakan tujuan utama yang dicari
peternak ketika persaratan mutu genetiknya sudah memenuhi. Salah satu cara untuk
11
mepercepat proses pertumbuhan dan pertambahan bobot badan ternak sapi Bali saat
penggemukan.
Jenis pakan yang biasa diberikan untuk penggemukan sapi Bali potong di lokasi
PKL yaitu: Rumput gaja, rumput lapangan, alang-alang, rumput teki, jerami padi dari sisa
limbah pertanian dan leguminosa (Centrosema pubences).
Hijauan yang tumbuh memiliki potensi kandungan nutrisi yang berbeda-beda
bahkan protein kasar yang terkandung di dalam hijauan tersebut bisa mencapai 20 - 35%.
12
Jauh dari kandungan konsentrat, namun harus dikombinasikan dengan hijauan yang lain
agar kandungan proksimat sesuai dengan yang dibutuhkan ternak, untuk itu hijauan
pakan ternak sebaiknya dikombinasi tidak hanya satu jenis saja ketika diberikan pada
ternak.
Anggorodi (1994), menetukan kandungan nutrisi yang terdapat dalam beberapa
jenis hijauan, dapat dilihat pada tabel berikut:
TDN
Jenis Hijauan BK (%) PK (%) LK (%) SK (%)
(%)
Sentrosema merupakan salah satu hijauan yang sangat baik diberikan kepada
ternak karena mempunyai kandungan mineral dan protein yang tinggi. Selain merupakan
hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, sentro juga berperan sebagai salah satu
tanaman penutup tanah yang dikembangkan di areal revegetasi lahan dan berfungsi
melindungi tanah revegetasi dari pengaruh hujan dan aliran permukaan, juga merupakan
sumber pupuk organik, memperkuat agregat tanah dan memperbaiki ketersediaan air
(Parakkasi, 1999).
Pemberian pakan untuk sapi Bali jantan dilakukan setiap 2 kali dalam sehari
yaitu, pagi dan sore hari secara adlibitum dan tidak melihat berat badan ternak sapi Bali.
Perlakuan untuk pemberian pakan berupa hijauan dan campuran legiminosa, pertama-
tama hijauan dicacah terlebih dahulu dan diberikan kepada ternak secara adlibitum.
Kegiatan pemberian pakan dilakukan pada pagi hari sekitar jam 10.30 dan pada sore hari
jam 04.00.
13
Pertambahan bobot badan ternak yang baik dan relatif cepat dapat tercapai dengan
pemberian hijauan dan pakan konsentrat (pakan tambahan), dalam usaha penggemukan
sapi Bali di kelompok tani tunas baru ini sengaja tidak menggunakan pakan konsentrat,
sebab pengadaan hijauannya berlimpah dan kebutuhan hijauan sudah tercukupi untuk
memenuhi kebutuhan energi dalam proses pertumbuhan.
Rata-rata bobot badan sapi bali untuk satu ekor, berkisar antara 150-250 kg,
dimana cara pemberian pakanya secara adlibitum, tanpa melihat kondisi dan kemapuan
ternak dalam mencerna bahan pakan yang diberikan dan kandungan nutrisi yang
terkandung didalam bahan pakan tersebut.
Tingginya harga bahan pakan tambahan (konsentrat) yang membuat petani
peternak di kelompok tani tunas baru mencari alternatif pakan lain untuk meminimalkan
biaya produksi pakan, Salah satu alternatif pakan murah dan melimpah yaitu hijauan.
Usaha pengemukan sapi Bali di kelompok tani tunas baru merupakan usaha sampingan
untuk menunjang kebutuhan ekonominya.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan PKL, dibuat kesimpulan dari hasil pembahasan secara umum dan
kusus yaitu, Lokasi pemeliharaan sapi Bali milik kelompok tani Ijao Fukan sangat baik,
dilihat dari keadaan geografisnya. Lokasi kandang dekat dengan sumber pakan, dekat dengan
sumber air dan mudah dijangkau taransportasi.
Sistem pemeliharaan sapi Bali di kelompok tani Ijao Fukan yaitu, pemeliharaannya
secara insentif dan masih bersifat skala tradisional, dalam tata laksana dan pemberian pakan
hijauan dan leguminosa secara adlibitum. Pemberian pakan hijauan dan leguminosa
dilakukan dua kali dalam sehari yakni, pagi dan sore. Pakan yang digunakan hanya pakan
hijauan saja dan ditambah dengan leguminosa, sebelum melakukan pemberian pakan bagi
ternak, pakan tersebut dicacah terlebih dahulu baru diberi makan sehingga diukur untuk
mengetahui penggemukan sapi tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan PKL pada usaha pemeliharaan sapi Bali di kelompok tani Ijao
Fukan ,Desa Popnam, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara
Timur. Disarankan agar pemberian pakan disesuaikan dengan bobot badan ternak sapi dan
dilakukan pula pemberian konsentrat untuk meningkatkan pertambahan bobot badan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Falo, M. 2016. Kajian Dinamika Kelompok Tani Usaha Ternak Sapi Potong di Kelompok Tani
Nekmese Desa Manusasi Kecamatan Miomaffo Barat. AGRIMOR, 1(01): 15–18.
Handayani, M. & Gayatri, S. 2005. Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga pada Usaha Ternak Sapi
Potong di Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Mediagro, 1(2): 38–44.
Saparinto, P.Y., Cahyo 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Jakarta: PT Niaga
Swadaya.
BPS Kab. TTU 2017. Kabupaten Timor Tengah Utara dalam Angka 2017. Kefamenanu: Badan
Pusat Statistik Kabupaten TTU.
16
LAMPIRAN
17
Gambar 3 peyediaan pakan Gambar 4 pemberian vitamin
18
Gambar 5 pemberian vitamin
19