Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM

NAMA : Sandy Miranda Pranata

NIM : 2110241006

MATKUL : Pengantar Ekologi

DOSEN PENGAMPU : 1. Muhsanati.Ir..MS

2.Dewi Rezki . SP.MP


KATA PENGANTAR

Sebagai insan yang beriman dan berpancasila, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat
Allah SWT dan selawat beserta salam kepada Nabi kita Muhammad SAW, karena atas kuasa-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ALIRAN ENERGI DALAM
EKOSISTEM”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Ekologi.
Dengan adanya makalah ini penulis berharap kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami konsep tentang ekosistem serta menyadari perlunya ekosistem.
Selain itu, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, penulis mohon
kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semuanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2


DAFTAR ISI..................................................................................................................….3
BAB I .PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................…6
2.1. Pengertian………………………………………………………............................................................ 6
2.2 Rantai Makanan………………………………………………………………………...................................... 6
2.3 Jaring Makanan…………………………………………………………………………………………………………………7
2.4 Piramida Ekologi……………………………………………………………………………………………………………….8
1.Piramida Energi…………………………………………………………………………………………………………………8
2.Piramida Biomassa……………………………………………………………………………………………………………9
3.Piramida Jumlah……………………………………………………………………………………………………………….10
2.5 Produktivitas dalam………………………………………………………………………………………………………….10
BAB III.PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………….11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1 . 1 Latar Belakang

Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara komunitas dan


komunitas lainnya serta lingkungan abiotiknya. Interaksi ini dapat menyebabkan
aliran energi melalui peristiwa makan dan dimakan (predasi). Pada peristiwa
aliran energi ini, komponen ekosistem, khususnya komponen biotik, memiliki tiga
peran dasar, yaitu sebagai produsen, konsumen dan dekomposer.
Penyusun utama produsen dalam suatu ekosistem, khususnya didaratan adalah tumbuhan.
Organisme ini mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan sinar
matahari. Peristiwa ini disebut fotosintesis. Produsen merupakan organisme
autotrof, yaitu organisme yang mampu menyusun atau membuat makanannya
sendiri. Adapun konsumen adalah organisme heterotrof, yaitu organisme yang
tidak dapat membuat makanannya sendiri.
Untuk memenuhi kebutuhannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Komponen
biotik yang terakhir, yaitu decomposer (pengurai). Dekomposer adalah organisme yang
menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati menjadi zat-zat organik sederhana. Zat-zat
sederhana ini akan digunakan kembali oleh produsen sebagai bahan nutrisi untuk
membuat makanannya. Proses tersebut akan berlangsung terus-menerus di dalam
suatu ekosistem.
Pada hutan muda, jumlah total bahan organik makin meningkat setiap
tahun dengan meningkatnya ukuran pohon. Keadaan ini juga merupakan
penyimpanan, tetapi jika hutan menjadi dewasa, bahan organik akan hilang karena
kematian dan kehancuran. Energi yang hilang (hancur) tersebut, jika ditambahkan
dengan kehilangan karena dimakan hewan, jumlahnya sama dengan produk bersih
tumbuhan. Dalam hal ini tidak ada pertambahan lebih lanjut dalam biomassa dari
tahun ke tahun.
Istilah biomassa digunakan untuk melukiskan seluruh bahan organik yang terdapat
dalam satu ekosistem. Jika sebagian biomassa suatu tumbuhan dimakan, energi itu
diteruskan ke suatu heterotrof. Pada belalang misalnya, untuk tumbuh dan
melaksanakan kegiatannya berkat energi yang tersimpan dalam tumbuhan yang
dimakannya.
1.2. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:


a.    Apa yang dimaksud dengan aliran energi dan bentuknya?
b.    Apa yang dimaksud dengan rantai makanan?
c.    Bagaimana proses aliran energi dalam jaring-jaring makanan?
d.    Apa yang dimaksud dengan piramida energi?
e.    Apa yang dimaksud dengan siklus materi
f.     Apa fungsi dari siklus materi?
g.    Apa saja siklus materi dalam ekosistem ?

1.3. Tujuan

Adapun Tujuan dari makalah ini adalah:


a.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan aliran energi dan bentuknya.
b.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan rantai makanan.
c.    Mengetahui bagaimana proses aliran energi dalam jaring-jaring makanan.
d.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan piramida energi.
e.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan sikluis materi.
f.     Mengetahui fungsi dari siklus materi.
g.    Mengetahui macam-macam siklus materi dalam ekosistem.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Perilaku


energi dapat dinyatakan dalam hukum-hukum termodinamika berikut:
1. Hukum termodinamika pertama : menyatakan bahwa “energi dapat diubah dari satu tipe
ke tipe yang lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan”.
2. Hukum termodinamika kedua : menyatakan bahwa “setiap terjadi perubahan bentuk
energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk energi yang terpusat menjadi bentuk energi
yang terpencar, dan di dalam proses perubahan energi selalu melepaskan panas dalam bentuk
energi yang tidak dapat digunakan”.
proses pemindahan energi yang terjadi di alam yaitu di dalam ekosistem sering disebut
dengan energitika. Tingkah laku energi di dalam ekosistem dapat diistilahkan dengan ‘aliran
energi’ sebab transformasi energi yang kita lihat hanya satu jalur, dan berbeda dengan tingkah
laku materi yang berupa ‘siklus materi’.
Energi dapat digunakan dengan efisien atau tidak, salah satunya  tergantung pada kualitas
gizi yang dikonsumsi karena konsumen dapat mengkonversi sumber makanan berkualitas tinggi
ke jaringan hidup baru yang lebih efisien daripada sumber makanan berkualitas rendah.
Rendahnya transfer energi antara tingkat trofik membuat pengurai umumnya lebih penting
daripada produsen dalam hal aliran energi. Dekomposer memproses sejumlah besar bahan
organik dan mengembalikan nutrisi ke ekosistem dalam bentuk anorganik, kemudian diambil
lagi oleh produsen primer Odum, 1993).

2.2. Rantai Makanan

Dalam ekosistem terjadi proses makan dan dimakan secara berurutan yang disebut dengan
rantai makanan. Proses inilah yang menentukan bagaimana energi mengalir dari satu organisme
ke organisme yang lain dalam satu sistem. Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut  taraf
trofik/ tingkat trofik. Pada setiap pemindahan energi, rata-rata 80%-90% energi dikeluarkan
dalam bentuk panas.
 Suatu rantai makanan terdapat tingkatan untuk mendapatkan sumber makanan yang
disebut dengan tingkat trofik, yaitu:
2.      Produsen
Merupakan organisme yang dapat mengolah makanan sendiri melalui proses fotosintetis.
3.      Konsumen
Organisme yang tidak dapat mengolah sendiri makanannya disebut organisme heterotrof
konsumen. Konsumen dalam ekosistem  dapat di golongkan beberapa tingkat : konsumen tingkat
I/primer (kelompok herbivora), konsumen tingkat II/sekunder, konsumen tingkat III/tersier
(Emanuel, 1997).
4.      Dekomposer
Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi
organik dari organisme lain. Detritivora yaitu organisme yang memakan detritus. Organisme
detritivora antara lain yaitu cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput (Kimball, 1999).
Rantai makanan dimulai dari produsen yang mengubah energi cahaya dari matahari
menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau
primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau
dekomposer. Rantai makanan sendiri memiliki menurut para ilmuan dibagi menjadi tiga rantai
pokok, yaitu :
1.      Rantai pemangsa yaitu pemindahan energi dan materi dari produsen ke binatang kecil, kemudian
ke binatang besar, terakhir paling besar.
2.      Rantai parasit yaitu dari organisme yang besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit,
seperti cacing tanah dan bakteri.
3.      Rantai saprofit yaitu dimulai dari organisme mati ke organisme pengurai.

Berdasarkan gambar rantai makanan di atas dapat kita simpulkan bahwa padi berperan sebagai
produsen, tikus sebagai konsumen I, ular konsumen II dan burung elang sebagai konsumen III.
Dari rantai makanan tersebut dapat kita gambarkan bahwa produsen akan dimakan oleh
konsumen I kemudian konsumen I akan dimakan oleh konsumen II, dan konsumen II akan
dimakan oleh konsumen III, terakhir karena konsumen III merupakan konsumen terakhir, maka
ketika dia mati akan diurai oleh perombak dan nutrisi yang didapat oleh perombak akan
digunakan kembali oleh padi sebagai produsen begitupun selanjutnya. Proses penguraian tidak
hanya terjadi pada konsumen tingkat III, karena apabila konsumen I atau II tidak dimakan oleh
konsumen diatasnya maka mereka akan mati dan terurai dengan bantuan perombak(Kimball,
1999).

2.3. Jaring makanan

Jaring makanan adalah gabungan dari berbagai rantai makanan (Odum, 1993). Semua
rantai makanan dalam suatu ekosistem tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan
dengan rantai makanan yang lain. Bahkan di dalam ekosistem, ketiga kelompok rantai makanan
yang telah disebutkan diatas (rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit) saling
berkaitan. Dengan kata lain, jika tiap-tiap rantai makanan yang ada di dalam ekosistem
disambung-sambungkan dan membentuk gabungan rantai makanan yang lebih kompleks, maka
terbentuk suatu jaring makanan (Indriyanto, 2006).

Gambar : Jaring – jarring makanan

2 . 4 Piramida Ekologi

Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun


berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan
energi pada tiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan
makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk
kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan
gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama
ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen
primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak. Piramida ekologi sendiri
terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :

1. Piramida Energi

Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan
organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan
berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin
tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang
dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada
proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah
ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya,
makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan
semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per
satuan luas per satuan waktu.
Gambar: Piramida Energi

2. Piramida Biomassa

Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan


berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari
seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya
bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan
energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat
berbentuk terbalik. Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton
mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai
makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi
produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti
jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak
piramida bertubuh besar.

Gambar : Piramida Biomassa


3. Piramida Jumlah

Piramida jumlah yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap
tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme
piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti
piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan
konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih
banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah
organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah
organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder
(Soerya, 1994).

Gambar: Piramida jumlah

2.5 Produktivitas dalam

Ekosistem Tumbuhan berklorofil mampu menangkap energi cahaya dan mengolah


serta menyimpan energi tersebut menjadi energi kimia, yitu berupa bahan organik.
Jumlah total energi kimia berupa bahan organik yang dibentuk oleh tumbuh-
tumbuhan per satuan luas waktu disebut produksi primer. Kecepatan penyimpanan
energi kimiaoleh produsen dalam bentuk senyawa organik sebagai bahan makanan
disebut produksi primer bersih (PBB). Produksi bersih inilah yang berguna untuk
manusia dan binatang (organisme) heterotrof. Organisme heterotrof dapat
mensintesis kembali energi yang diperolehnya dan disimpan dalam jaringan yang
disebut produksi sekunder (Sasongko,2001).
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

1.      Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran
energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan di makan.
2.      Aliran energi di ekosistem dapat dalam bentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida ekologi yang didalamnya terjadi proses pertukaran energi dari satu organisme ke
organisme lainnya.
3.      Proses makan dan dimakan secara berurutan disebut dengan rantai makanan. Proses inilah yang
menentukan bagaimana energi mengalir dari satu organisme ke organisme yang lain dalam satu
sistem.
4.      Tiap-tiap rantai makanan yang ada di dalam ekosistem disambung-sambungkan dan membentuk
gabungan rantai makanan yang lebih kompleks, maka terbentuk suatu aliran energi di dalamnya.
5.      Piramida energi menggambarkan terjadinya penurunan energi pada tiap tahap tingkatan trofik,
setiap urutan tingkat trofik yang akan terjadi kehilangan energi.
6.      Siklus materi merupakan suatu siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
7.      Peranan siklus materi dalam ekosistem sebagai penjaga kestabilan ekosistem dengan cara
mengembalikan unsur kimia yang digunakan oleh semua yang ada dibumi dalam bentuk organik
maupun anorganik.
8.      Terdapat 5 macam siklus materi yang sudah umum dikenal, yaitu siklus air, oksigen, nitrogen,
sulfur dan fosfor.

DAFTAR PUSTAKA

Kilham, K. 1996. Soil Ecology. Cambridge University Press, United kingdom.


Ekologi. PT. Gerda Perkasa bandung, Bandung.
Kimball. 1999. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Sasongko, Agung, 2001.BIOLOGI. PT. Pabelan, Surakarta
Soerya. 1992 . Jaring-Jaring Makanan. Bandung : PT. Gerda Perkasa bandung.
Soerya. 1994 . Piramida Ekologi. Bandung : PT. Gerda Perkasa bandung.
Ir Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara, Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai