Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PROJEK

MEKANISASI PERTANIAN
“ANALISIS EKONOMI ALAT DAN MESIN PASCA PANEN
PADA PRODUKSI BIJI KOPI”

Disusun oleh :
Muhamad Nuryana (4442210006)
Ifa Mahmuda (4442210008)
Khansa Larasati Raida (4442210073)
Zalya Annisa Juarsa (4442210077)
Lorensia Aprillia (4442210097)
Adrea Oktavia R.S (4442210135)
Novia Haerani R (4442210160)
Azharul Fathul Falah (4442210141)
Firza Nur Rismansyah (4442210160)
Kelas : III E
Kelompok : 2 (Dua)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan project base learning pada mata kuliah
mekanisasi pertanian dengan judul Analisis Ekonomi Alat dan Mesin Pasca Panen
pada Produksi Biji Kopi dengan baik. Dalam rangka memenuhi laporan project,
penyusun menyusun laporan ini guna untuk menjelaskan tentang alat apa saja
yang ada pada pasca panen biji kopi serta cara menganalisis penggunaan ekonomi
pada alat dan mesin biji kopi pasca panen.
Pada kesempatan kali penyusun laporan project base learning mekanisasi
pertanian sangat berterimakasih kepada Sri Ritawati S.TP., M.Sc selaku dosen
pengampu mata kuliah mekanisasi pertanian dan narasumber yang bersedia untuk
mendukung pembuatan laporan ini. Demikian laporan yang telah dibuat ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan juga
bermanfaat untuk kami yang menyusun

Serang, November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Tanaman Kopi ........................................................................................ 4
2.2 Alat dan Mesin Pertanian Tanaman Kopi............................................... 4
2.2.2 Alat dan Mesin Pemeliharaan ........................................................ 6
2.2.3 Alat dan Mesin Pemanenan ........................................................... 8
2.2.4 Alat dan Mesin Pasca Panen .......................................................... 8
BAB III ANALISIS EKONOMI ........................................................................ 17
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 19
4.1 Simpulan ............................................................................................... 19
4.2 Saran ..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat mesin pascapanen merupakan teknologi pasca panen untuk untuk
memperlancar perkembangan agroindustri tanaman pangan merupakan suatu
keharusan, karena dengan teknologi tersebut maka usahatani tanaman kopi
dilahan yang luas akan dapat dipermudah keberlanjutannya sekaligus
meningkatkan pendapatan petani. Masuknya teknologi alat dan mesin pasca
panen merupakan inovasi untuk menambah gairah para petani, karena akan
menambah kegiatan usahatani yang telah lama kurang berkembang (Umar, 2011).
Salah satu usaha tani yang dapat ditingkatkan yaitu kopi. Kopi merupakan
salah satu tanaman hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis
cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya. Serta berperan penting sebagai
sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa
melainkan juga berperan penting bagi satu setengah jiwa petani kopi di Indonesia
(Rahardjo, 2012).
Menurut Rahardjo (2012) perkembangan kopi di Indonesia mengalami
kenaikan produksi yang cukup pesat, contohnya yaitu pada tahun 2007 produksi
kopi mencapai sekitar 676.5 ribu ton dan pada tahun 2013 produksi kopi sekitar
691.16 ribu ton. Sehingga produksi kopi di Indonesia dari tahun 2007-2013
mengalami kenaikan sekitar 2.17 %. Sehingga upaya untuk meningkatkan
produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di
Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.
Secara signifikan produksi biji kopi di Indonesia terus meningkat. Tetapi mutu
hasil pengolahan kopi yang dihasilkan umumnya masih rendah. Oleh karena itu,
untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan
pasca panen yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada laporan ini yaitu sebagi berikut:
1. Apa pengertian serta tujuan alat mesin pasca panen?

1
2. Apa saja alat mesin pasca panen untuk tanaman kopi?
3. Bagaimana penggunaan alat mesin pasca panen pada tanaman kopi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada laporan ini yaitu sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian serta tujuan alat mesin pasca panen.
2. Untuk mengetahui alat mesin pasca panen untuk tanaman kopi.
3. Untuk mengetahui penggunaan alat mesin pasca panen pada tanaman kopi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kopi


Tanaman kopi merupakan genus Coffea yang termasuk dalam familia
Rubiaceae dan mempunyai sekitar 100 spesies. Genus Coffea adalah salah satu
genus penting yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan dikembangkan secara
komersial, terutama Coffea Arabika, Coffea Liberica, Coffea Kanephora
diantaranya kopi robusta (Kahpi, 2017).
Tanaman kopi merupakan tumbuhan tropik yang berasal dari Afrika.
Meskipun kopi merupakan tumbuhan tropik, kopi memerlukan pohon naungan
dan tidak menghendaki suhu tinggi. Suhu di atas 35oC dan suhu dingin dapat
merusak panen dan mematikan tumbuhan kopi. Tanaman kopi dapat tumbuh
dengan baik pada suhu yang berkisar 15-30oC dan pada tanah subur dengan sifat
tanah antara berpasir dengan cukup humus dan dalam dengan drainase yang cukup
baik. Kawasan dengan tanah lempung dan tanah padas kurang cocok karena
tanaman memerlukan tersedianya air tanah yang cukup, tetapi tidak menghendaki
adanya genangan air (Kahpi, 2017).
Klasifikasi tanaman kopi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Sprematophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp. (Rahardjo, 2017).

Tanaman kopi membutuhkan waktu sekitar 3 tahun dari mulai


perkecambahan sampai menjadi tanaman berbunga dan menghasilkan buah kopi.

3
Semua spesies kopi memiliki bunga berwarna putih dan beraroma wangi, bunga
kopi berada pada ketiak daun. Buah kopi tersusun dari kulit buah, daging buah
yang biasa disebut pulp, dan kulit tanduk. Buah kopi dapat memasuki fase matang
berkisar 7-12 bulan (Rahardjo, 2017).

2.2 Alat dan Mesin Pertanian Tanaman Kopi


Alat dan mesin pertanian tanaman kopi adalah suatu benda yang digunakan
untuk memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan memproduksi tanaman
kopi, alat dan mesin pertanian ini sangat berperan penting dalam kemajuan
budidaya tanaman kopi, keberadaannya sangat membantu manusia dalam
melakukan proses-proses budidaya tanaman kopi, ada banyak alat dan mesin yang
dapat digunakan dalam melakukan budidaya tanaman kopi :
2.2.1 Alat dan Mesin Pengelolaan Lahan dan Penanaman
Alat dan mesin pengelolaan lahan pada tanaman kopi tentunya tidak beda
jauh dengan pengelolaan lahan yang lainnya, pada tahap awal sebelum memulai
menanam hal yang paling utama yang haus dilakukan adalah pengelolaan laha,
pada proses pengelolaan lahan ini bertujuan agar tanah yang akan ditanami
memiliki kegemburan yang baik untuk tanaman bisa hidup seperti yang kita
inginkan, hal tersebut sejalan dengan pernyataan Jambak, dkk., (2017), bahwa
dalam pengolahan tanah perlu dilakukan dengan sistem yang intensif untuk
menggemburkan tanah dan meningkatkan produktivitas lahan menggunakan
traktor. Pada pengelolaan tanah untuk tanaman kopi memerlukan alat dan mesin
seperti traktor, cangkul, sabit, mesin rumput dan yang lainnya.
1. Traktor
Kemajuan teknologi telah menggerakkan penggunaan alat-alat pertanian
dengan mesin-mesin modern untuk mempercepat proses pengolahan produksi
pertanian. Salah satu alat yang paling sering digunakan adalah traktor.
Traktor merupakan sebuah kendaraan alat berat yang biasa digunakan untuk
membantu pekerjaan dalam bidang pertanian dan konstruksi. Dalam bidang
pertanian, traktor biasanya digandengkan dengan alat-alat pertanian lainnya
seperti alat pengolahan tanah. Keberadaan traktor saat ini telah mengantikan
fungsi hewan sebagai tenaga penggerak dalam pengolahan tanah.

4
Desain traktor ditujukan untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah.
Pada aplikasinya desain traktor ini sangat cocok untuk menarik trailer atau
implemen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah kata traktor ini
umumnya digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian.
Instrumen pertanian umumnya digerakkan dengan menggunakan kendaraan ini,
ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah
umum lainnya adalah unit traktor, yang mendefinisikan kendaraan truk semi-
trailer.
Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti menarik. Ada juga
yang mengatakan traktor merupakan gabungan dari kata traction motor, yaitu
motor yang menarik. Di Inggris, Irlandia, Australia, India, Spanyol, Argentina,
dan Jerman, kata traktor umumnya berarti traktor pertanian, dan penggunaan kata
traktor yang merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang. Di Kanada dan
Amerika Serikat, kata traktor juga berarti truk semitrailer.
Pada tahun 1800an, instrumen pertanian portabel bermesin pertama
ditemukan. Intrumen ini adalah sebuah mesin uap yang bisa digunakan untuk
mengendalikan peralatan mekanis pertanian. Berdasarkan penemuan tersebut,
disekitar tahun 1850 dikembangkan sebuah mesin penarik yang kemudian
digunakan secara luas di bidang pertanian. Traktor pertama adalah mesin bajak
bermesin uap.
Traktor bisa diklasifikasikan sebagai two wheel drive, four wheel drive, atau
track tractor. Traktor, kecuali track tractor, umumnya memiliki 4 roda dengan dua
roda yang lebih besar di belakang atau keempat roda sama besar. Track tractor
memiliki penggerak seperti tank yang membuatnya mampu bergerak di berbagai
medan. Karena traksinya yang sangat hebat, track tractor menjadi populer di
California pada tahun 1930an (Sakai et al., 1998).
Dalam aplikasi dan variasi penggunaan traktor, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Salah satunya adalah manfaat yang ingin dituju. Secara garis besar
manfaat penggunaan traktor adalah untuk menarik atau menggerakkan implemen
Secara rinci manfaat penggunaan traktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menarik dan menggerakkan alat pengolah tanah
b. Menarik mesin penanam (transplanter)

5
c. Menarik mesin pemupuk
d. Menarik mesin penyemprot, boom sprayer, dan lain-lain
e. Menarik trailer
f. Penggerak mesin lainnya
2. Cangkul
Cangkul adalah alat serbaguna yang untuk melakukan kegiatan pertanian,
cangkul merupakan alat yang hampir setiap rumah di Indonesia memilikinya
faktornya adalah keberadaannya yang mudah di dapatkan dan juga harganya yang
murah sehingga dari berbagai kalangan mampu membelinya cangkul merupakan
salah satu alat untuk mengelolaan lahan dan juga bisa digunakan sebagai alat
untuk menanaman aataupun pemeliharaan. Menurut Kurniadi
(1990), cangkul merupakan salah satu alat pengolah tanah tradisional yang murah
dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
3. Sabit
Sabit adalah alat pengelolaan lahan sederhana yang terbuat dari besi, selain
digunakan sebagai tahap awal pengelolaan lahan sabit juga bisa digunakan
sebagai alat untuk pemeliharaan tanaman, fungsi dari sabit ialah alat untuk
menghilangkan gulma yang menganggu tanaman yang kita tanam. Sabit sama
halnya seperti cangkul alat sederhana yang mudah didapatkan namun memiliki
kebermanfaatan yang benyak, karena hal itulah sabit adalah alat yang masi banyak
digunakan hingga sekarang.
2.2.2 Alat Dan Mesin Pemeliharaan
Pada proses budidaya tanaman kopi tidak akan lepas dari peoses
pemeliharaan karena pemeliharaan adalah tolak ukur keberhasilan petani dalam
melakukan budidaya, alat dan mesin pemeliharaan ini adalah alat dan mesin yang
membantu petani dalam melakukan pemeliharaan tanaman dengan mudah dan
cepat, pada proses budidaya tanaman kopi memiliki beberapa alat untuk
pemeliharaan seperti alat semprot (Sprayer), drone dll.
Alat Semprot (sprayer)
Sprayer merupakan alat penyemprot yang digunakan untuk memecah suatu
cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cair (droplets). Sprayer ini
digunakan juga dalam penyemprotan pestisida untuk pencegahan terhadap

6
serangan hama, penyakit, dan gulma tanaman. Dalam dunia pertanian, terdapat
beberapa jenis sprayer yang biasa digunakan, yaitu knapsack sprayer, motor
sprayer dan CDA sprayer. Masing-masing jenis sprayer tersebut memiliki fungsi
dan cara kerja yang berbeda-beda.
Prinsip kerjanya adalah larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya
tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh pompa yang dijalankan
oleh mesin. Pada waktu tombol di onkan, larutan keluar dari tangki menuju
tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini
menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan
selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Dari hasil penelitian
Annafiyah, dkk., (2021), bahwa kinerja penyemprotan menggunakan semprot
punggung kurang sempurna, dimana butiran semprotnya tidak halus dan tidak
sampai ke permukaan daun dengan merata serta tidak semua permukaan daun
dapat tersemprot dengan baik. Kapasitas kerja sprayer jenis ini sekitar 0,37
Ha/jam per orang. Hal tersebut tentu membutuhkan waktu yang lama serta dapat
membuat petani mudah merasa lelah karena menggendong tangki sprayer
sedangkan penggunaan sprayer knapsack tersebut sangat dipengaruhi oleh
kapasitas mesin pompa dan nozzle sebagai pembagi cairan yang disemprotkan.
Tanaman kopi merupakan tanaman yang memiliki acaman hama dan penyakit,
yang tentunya harus di tanggulangi dengan berbagai cara dan salah satunya adalah
di semprot dengan cairan baik pestisida, fungisida ataupun yang lainnya, dengan
adanya alat semprot ini sangat membantu dalam proses pemeliharaan tersebut,
selain itu sprayer juga dapat digunakan sebagai alat untuk menyiram serta
memberi pupuk berupa pupuk cair.
Drone adalah pesawat tebrang tanpa awak. Dalam bahasa Inggris, benda ini
disebut juga dengan Unmanned Aerial Vehicles (UAV). drone merupakan alat
yang mampu membantu dalam melakukan pemeliharaan tanaman dengan
kecanggihan yang dia miliki drone dan atur sedemikian rupa untuk membantu
peoses pemeliharaan tanaman kopi, dia mampu mendeteksi hama dan penyakit
yang dialami oleh tanaman dengan menggunakan sensor, ha tersebut sangat
memudahkan manusia dalam melakukan kegiataan pemeliharaan tanaman kopi
dengan jumlah luas lahan yang lebih besar, selain bisa mendeteksi hama dan

7
penyakit drone juga bisa digunakan sebagai mesin penyiram, pemberian pupuk
dan juga pemberantas hama dan penyakit.
2.2.3 Alat dan Mesin Pemanenan
Alat dan mesin pemanenan adalah suatu benda yang dibuat secara khusus
untuk memudahkan manusia dalam memanen sesuatu, pada era sekarang hamper
setiap tanaman memiliki alat pemanenannya masing-masing, hal tersebut
dikarenakan setiap tanaman memiliki metode yang berbeda dalam proses
pemanenannya, tanaman kopi merupakan tanaman yang buahnya dimanfaatkan
oleh manusia disetiap belahan dunia sebagai bahan minuman, dengan citarasa
yang dimiliki dan aroma yang khas banyak sekali manusia yang menyukainya,
dalam mendapatkan hasil yang baik sesuai yang di inginkan pemanenan tentunya
tidak sembarangan, hal inilah yang menimbulkan munculnya alat memanen kopi
yaitu Harvester cofe (Alat pemanen kopi) merupakan alat canggih pemanen kopi,
alat ini bisa kita jumpai dipertanian kopi modern, di Indonesia alat ini belum
digunakan karena harganya yang mahal dan kondisi erkebunan kopi Indonesia
yang belum bisa menggunakan alat ini, karena alat ini memiliki spesifikasinya
sendiri seperti jarak tanam dan yang lainnya,
Prinsip Kerja Alat Pemanen Kopi, Harvester adalah alat yang menggiling biji
kopi menjadi partikel halus. Perangkat ini menggunakan dua roda pemintal dan
pegangan untuk memindahkan batu gerinda atau biji kopi. Pegangan
memungkinkan Anda untuk mengontrol kecepatan proses penggilingan.
Dengan adanya alat canggih yang bisa membantu petani dalam memanen
tanaman kopi menjadikan pertanian lebih efesien dan hemat pengeluaran karena
tenaga kerja yang dibutuhkan semakin sedikit, maka hasil yang akan didapatkan
petani lebih besar dan menguntungkan.
2.2.4 Alat dan Mesin Pasca Panen
Kopi adalah buah dari tanaman kopi yang nilainya akan berharga Ketika
proses budidayanya dijaga dengan baik untuk menghasilkan kopi terbaik, tetapi
setelah proses budidaya ada satu peoses yang harus dijalankan dengan sangat baik
dan detail agar kopi yang akan berada di tangan konsumen memiliki kualitas
terbaik, proses itu adalah proses pasca panen, menurut bapak mamat selaku petani
kopi lokal gunung karang sebaik apapun kualitas varietas kopi akan turun harga

8
dan bahkan tidak memiliki harga ketika tidak dilkukan pasca panen dengan baik,
karena proses pasca panenlah penentu hasil terbesar pada cita rasa tanaman kopi,
maka untuk menanggulangi hal tersebut petani kopi gunung karang sudah
memiliki alat dan mesin pasca panen sebagai penunjang untuk mendapatkan
kualitas kopi terbaik.
1. Saung atau rumah penjemuran
Saung atau rumah penjemuran adalah tempat yang dirancang seaik
mungkin untuk tempat penjemuran kopi, penjemuran kopi sangat berperan
dalam memberikan cita rasa pada kopi maka perlu dibuatnya tempat khusus
untuk menjemur kopi agar kualitas kopi sesuai dengan yang dinginkan, tempat
penjemuran kopi ini dirancang agar bagaimana caranya dia mendapatkan
panas yang cukup dan juga terhindar dari air hujan serta debu-debu yang akan
mengkontaminasi cita rasa dari kopi tersebut.
2. Alat permentasi kopi
Alat fermentasi kopi adalah alat yang dibuat untuk melakukan fermentasi
pada kopi yang bertujuan agar memiliki cita rasa yang khas pada proses ini
biji kopi dimasukan pada alat feremntasi yang sudah disiapkan lalu
difermentasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelum ke proses
selanjutnya.
3. Pulper
Pengupasan kulit buah kopi basah (pulping) merupakan salah satu tahapan
proses pengolahan kopi yang membedakan antara pengolahan kopi secara
basah dengan kering. Mesin pengupas kulit buah kopi basah (pulper)
digunakan untuk memisahkan atau melepaskan komponen kulit buah dari
bagian kopi berkulit cangkang (HS). Disain dan konstruksi mesin ini sangat
beragam, dan secara umum dibedakan berdasarkan jumlah silinder
pengupasnya. Petani pekebun kopi yang melakukan pengolahan dengan
metode semi basah atau basah menggunakan pulper dengan satu silinder
pengupas. Silinder pengupas dapat diputar secara manual (hand pulper) atau
dengan menggunakan sebuah motor bakar berdaya 4-5,5 HP (Sri Mulato et al.,
1999; Ismayadi, 1999). Air yang digunakan dalam proses pengupasan
dialirkan ke dalam unit pengupas melalui corong pemasukan bahan (hopper)

9
dengan bantuan selang atau gayung yang dibuat dari bahan plastik.
Keuntungan dari penggunaan mesin pengupas kulit buah kopi tipe silinder
tunggal antara lain daya penggerak relatif rendah, mesin memiliki ukuran yang
relatif kecil dan konstruksi yang relatif sederhana sehingga akan memudahkan
petani saat operasional dan biaya perawatan rendah. Beberapa kelemahan dari
mesin pengupas kulit kopi tersebut antara lain prosentase buah tidak terkupas,
biji terikut kulit dan biji pecah masih relatif tinggi (Widyotomo et al., 2009).
Pada perkebunan kopi skala besar yang dikelola oleh perusahaan swasta
maupun negara, tingkat kehilangan hasil pada tahapan proses pengupasan kulit
buah ditekan dengan cara menerapkan mesin pengupas kulit buah kopi dengan
jumlah silinder pengupas antara 2-3 buah. Mesin tersebut dapat memisahkan kulit
buah basah lebih baik, menekan jumlah buah tidak terkupas dan biji pecah dengan
cara mengatur jarak celah antara silinder pengupas (rotor) dan plat tetap (stator)
yang berbeda antara silinder yang satu dengan silinder yang lain. Beberapa
kelemahan dari mesin ini antara lain 3 mesin tersedia dengan kapasitas kerja yang
besar (1000 – 4000 kg/jam), daya penggerak relatif besar (20-28 HP), mesin
memiliki ukuran dan konstruksi yang relatif besar dan rumit sehingga sulit untuk
dapat diterapkan pada pekebun kopi rakyat (Widyotomo et al., 2009).
Kulit buah basah dipisahkan dari komponen biji kopi berkulit cangkang karena
adanya gaya gesek dan pengguntingan yang berlangsung di dalam celah di antara
permukaan silinder yang berputar (rotor) dan permukaan plat atau pisau yang
diam (stator). Rotor memiliki permukaan yang bertonjolan atau bergelembung
(buble plate) yang dibuat dari bahan logam lunak jenis tembaga (Wintgens, 2004).
Palisu (2004) melaporkan bahwa pengupasan kulit buah kopi dengan
menggunakan poros pengupas berbentuk persegi enam dan jarak celah 3 mm akan
memberikan hasil pengupasan yang lebih baik jika dibandingan dengan cara
ditumbuk. Amelia et al. (1998) melaporkan bahwa pengupasan kulit buah kopi
arabika berukuran antara 7 - 9 mm dengan menggunakan mesin pengupas kulit
buah tipe silinder tunggal dan jarak celah kurang dari 3 mm akan diperoleh 60%
buah kopi terkelupas, dan jumlah biji pecah tidak lebih dari 1%. Mburu (1995)
menyarankan dilakukan pemisahan buah kopi sebelum pengolahan. Namun,
kegiatan pemisahan buah kopi berdasarkan ukuran akan berdampak pada waktu

10
proses bertambah panjang dan peningkatan biaya proses baik dari aspek
penyediaan alsin maupun tenaga kerjanya.
Buah kopi diumpankan ke dalam silinder pengupas melalui corong pengumpan
(hopper) dengan laju pengumpanan antara 1000-1100 kg buah kopi/jam. Jarak
antara rotor dan stator pada setiap level terlebih dahulu diatur agar produk
pengupasan memberikan hasil baik dengan meminimalkan prosentase biji pecah.
Tahap pertama, pengupasan kulit buah terjadi di dalam ruang celah (gab) antara
silinder pengupas (rotor) dan plat tetap (stator). Pada tahap ini buah kopi dengan
ukuran diameter lebih besar dari jarak antara rotor dan stator akan terkupas,
sedangkan biji kopi HS basah dan buah kopi dengan ukuran diameter lebih kecil
akan lolos. Pada tahap kedua, aliran air akan mempercepat laju aliran biji kopi HS
basah dan buah kopi yang belum terkupas ke dalam celah antara silinder pengupas
(rotor) dan stator level berikutnya. Pascapengupasan, kulit buah akan terpisah dan
keluar melalui corong keluaran kulit yang terletak di bagian bawah silinder
pengupas, sedangkan biji kopi HS basah akan keluar melalui corong keluaran
hasil. Sketsa mesin pengupas kulit buah kopi tipe silinder tunggal, silinder ganda
dan tiga silinder horisontal ditampilkan pada Gambar 1.
Beberapa bagian penting dari mesin ini adalah unit pengupas, tenaga
penggerak, sistem transmisi, dan rangka. Unit pengupas merupakan komponen
terpenting dari mesin pengupas kulit buah kopi yang terdiri dari silinder berputar
(rotor) dan plat diam (stator). Mekanisme kerja pengupasan kulit buah kopi serupa
dengan proses pengguntingan (cutting), namun karena permukaan buah yang bulat
dan licin dengan bantuan aliran air, maka pengguntingan hanya terjadi pada
komponen kulit buah yang memiliki sifat lunak. Silinder pengupas dibuat dari
bahan pipa baja dan pada bagian selimut dilapisi oleh lembaran plat dengan
permukaan bertonjolan (buble plate) yang dibuat dari bahan tembaga. Plat diam
(stator) dibuat dari bahan pipa baja membentuk seperempat lingkaran, dan pada
permukaan dalam dilapisi lembaran karet. Jarak renggang rotor dan stator mudah
diatur dengan menggunakan unit pengatur tekanan yang dilengkapi pegas. Mesin
pengupas kulit buah kopi basah dilengkapi dengan dua buah corong keluaran
produk pengupasan, yaitu corong 1 yang merupakan jalur keluaran produk

11
pengupasan berupa kopi HS basah, dan corong 2 merupakan jalur keluaran berupa
kulit buah.

11

10

(a) (b)

10

11

Gambar 1. Sketsa mesin pengupas kulit buah kopi basah (a) tipe silinder tunggal;
(b) silinder ganda, dan (c) tiga silinder horizontal. Sumber : Jurnal Karakterisasi
Mesin Pengupas Kulit Buah Kopi Basah Tipe Silinder Horisontasl

4. Huller
Mesin Huller Kopi adalah mesin yang digunakan untuk mengupas biji
kopi yang dikeringkan sebelumnya sekaligus memisahkan antara biji kopi
bersih dengan kulit tanduknya. Beberapa daerah petani kopi masih
menggunakan cara konvensional untuk menumbuk dalam lumping atau lesung
yang terbuat dari kayu atau batu.
Dengan metode konvensional, anda tentu memerlukan energy yang luar
biasa untuk mengupas beberapa kilogram saja. Hal ini menyebabkan

12
mengeluarkan banyak tenaga dan waktu dalam proses pengupasang. Selain itu
resiko yang akan dihadapi adalah kopi akan pecah lebih besar. Untuk
mengurangi resiko dalam proses pengolahan, ada baiknya anda menggunakan
mesin huller untuk kopi. Mari simak apa saja kelebihan mesin tersebut.
Kelebihan mesin huller yaitu Salah satu kelebihan menggunakan mesin ini
adalah tidak membutuhkan ekstra tenaga untuk mengupas kopi. Hal ini tentu
akan memudahkan anda untuk proses pengupasan biji kopi lebih cepat dan
efektif. Proses pengupasan biji kopi ini akan mempercepat pengupasan biji
kopi kering. Mesin huller kopi ini terbuat dari gabungan dua material yang
berbeda yaitu mild steel dan stainless steel. Alat ini memiliki fitur yang kokoh
sehingga akan lebih awet dan tahan lama. Sehingga anda tidak perlu khawatir
ketika menggunakan mesin ini untuk proses pengupasan biji kulit kopi.
Meskipun mesin terbuat dari bahan yang kokoh, namun mesin ini sangat
mudah dioperasikan. Hal ini tentu sangat memudahkan para pengusaha baru di
bidang pengusaha kopi untuk mengolah biji kopi kering. Dimensi mesin yang
tidak terlalu besar, akan memudahkan anda untuk menyimpan mesin ke
tempat khusus. Hasil dari pengupasan biji kopi menggunakan mesin akan
lebih seragam, konsisten serta memiliki kualitas yang baik. Rasa kopi yang
dihasilkan pun akan lebih terasa orisinal. Alat pengupas kopi ini, bisa
mengupas semua jenis kopi sehingga anda tidak membutuhkan banyak alat.
Agar mesin bisa awet dan tahan lama, maka anda harus memperhatikan
kebersihan alat setelah pemakaian. Tujuan nya adalah untuk menjaga kualitas
hasil pengupasan biji kopi. Penting sekali untuk menjaga bahan baku agar
tetap bersih dan aman untuk dikonsumsi. Alat yang bersih akan menghasilkan
produk yang bersih pula. Anda juga bisa membaca buku manual mesin agar
mengetahui cara penggunaan alat yang sesuai dengan prosedur yang benar.

5. Roaster
Mesin roasting kopi atau coffee roasting machine merupakan mesin yang
memanggang biji kopi mentah, cara kerja sederhananya memanaskan kopi green
bean dan kandungan minyak dan kandungan lain terlepas selama proses
pemanasan. Masih dalam proses menyangrai biji kopi mentah, setelah dipanaskan

13
dan biji kopi berubah warna, suhu biji kopi distabilkan setalah proses pemanasan.

Singkatnya pemanasan dalam proses menyangrai kopi green bean hanya singgah
tidak berlarut seperti memanggang makanan, ada bagian lain pada mesin roasting
kopi yang bertujuan untuk menghilangkan suhu panas yang masih tertinggal pada
biji kopi.

Gambar 2. Mesin Roaster

Bagian serta fungsi mesin roaster


Control Panel
Bagian yang berfungsi untuk mengatur secara menyeluruh proses menyangrai biji
kopi, dari mulai durasi sistem pemanas, hingga tahap pendinginan biji kopi. Pada
bagian ini juga untuk beberapa tipe mesin roasting, tampilan control panel
menjelaskan informasi biji kopi pada tahapan apa saja, dan vaiabel penting
lainnya menampilkan untuk dianalisa di kemudian.
Feed Port
Green bean masuk ke mesin roasting pada bagian ini, sistematisnya pun berbeda-
beda tergantung tipe mesin roasting, bentuk corong cenderung untuk kapasitas
sangrai yang kecil dan melibatkan penuangan secara manual dengan tuas buka
tutup pada bagian leher corongnya. Feed port otomatis dengan sistem penghisap

14
biji kopi untuk memasukkannya ke mesin roasting cenderung diterapkan pada
mesin roasting kapasitas besar.
Barrel
Pada bagian ini proses pemanasan kopi green bean berlangsung, sistem pemanas
akan menyalurkan panas dan selanjutnya didistribusikan secara meratas pada
bagian barrel. Secara otomatis bagian dalam dari barrel akan berputar agar
kopi green bean terpanggang menyeluruh pada ruang tertutup ini. Perubahan
warna dari proses mailard reaction ada pada bagian barrel mesin roasting.
Observation Window
Melihat sejauh mana proses pemanasan kopi green bean sudah berlangsung dapat
dilihat pada bagian ini, jendela ini memudahkan kamu untuk menganalisa
bagaimana pergerakan biji kopi di bagian dalam barrel mesin roasting.
Sampling Spoon
Untuk menganalisa lebih lanjut sudah sejauh mana proses pemanasan kopi green
bean akan lebih optimal melalui sampling spoon. Bagian ini bertujuan untuk
mengambil sampel biji kopi ketika proses sedang berlangsung, terletak pada sisi
yang sama dengan observation window. Cukup menarik ke luar sampling spoon,
dan kamu bisa melihat biji kopi yang sedang disangrai secara langsung dari
sendok tersebut.
Discharge Port
Saluran buka tutup untuk mendistribusikan biji kopi yang sudah dipanaskan ke
bagian cooling plate, dan juga saluran buka tutup yang satunya mendistribusikan
biji kopi ke wadah khusus biji kopi setelah proses pendinginan pada cooling
plate selesai.
Dust Collector
Pelapasan kulit terluar dari biji kopi selama proses roasting berlangsung
terkumpul pada bagian ini, secara sistematis nantinya kulit kering dari biji kopi
melalui pipa didorong oleh angin dari dust collecting fan menuju dust collector.
Dust Collecting Fan
Menciptakan angin untuk mendorong ampas kulit kering selama
proses roasting menuju dust collector melalui pipa yang terhubung ke barrel.
Cooling Plate

15
Tempat biji kopi yang sudah dipanaskan melalui tahap proses pendinginan untuk
menstabilkan suhu biji kopi, pada tahap ini biji kopi diayak otomatis
menggunakan mixing shovel sistematis. Sehingga proses pendinginan merata dan
suhu keseluruhan biji kopi stabil hingga akhirnya masuk pada tahap kemas.
Mixing Shovel
Pengaduk yang terintegrasi pada bagian cooling plate untuk mengayak biji kopi
selama proses pendinginan.
Heating System
Sistem pemanas umumnya pada bagian bawah mesin roasting kopi, untuk mesin
berkapasitas besar sistem pemanas menggunakan tabung gas sedangkan kapasitas
kecil seperti mesin roasting rumahan menggunakan gas kaleng.
Bagaimana menurutmu tentang bagian-bagian mesin roasting kopi ini, setelah
mengenalnya jadi paham, setelah paham pasti penasaran mencoba
mesin roasting sendiri. Untuk personal, kamu bisa memiliki mesin roasting
rumahan untuk mempelajari bagaimana roasting kopi berlangsung dan tentunya
bisa jadi kebutuhan minum kopi harian kamu.

16
BAB III
ANALISIS EKONOMI

Analisis ekonomi menggunakan data biaya dari penelusuran pustaka, dan


survei lapangan. Analisis ekonomi akan menghitung biaya pokok, titik impas
usaha (BEP) dan analisis kelayakan ekonomi. Penelusuran pustaka yang
digunakan dalam analisis ekonomi untuk perhitungan biaya tetap adalah tingkat
suku bunga bank per tahun sebesar 12% (BRI, 2016), umur ekonomis mesin
selama 5 tahun (sesuai dengan awal pemakaian mesin tersebut di TTP yaitu tahun
2016), nilai rongsok mesin 10% dari harga mesin (Kastaman, 2004), biaya
perawatan dan perbaikan sebesar 8% dari harga mesin (RNAM, 1995). Survei
lapangan untuk perhitungan biaya tidak tetap adalah konsumsi energi listrik,
bahan bakar, upah operator per jam. Survei lapangan lainnya yang digunakan
adalah bahan baku yaitu biji kopi yang digunakan untuk proses penyangraian.

No Parameter Persyaratan Hasil Uji Keterangan


1 NPP NPV ≥ 0 Rp 23.574.251,6 Memenuhi
2 IRR IRR ≥ MARR 80,69 Memenuhi
3 BIC Ratio B/C Ratio ≥ 1 1,17 Memenuhi
4 Pay Back Metode ini tidak digunakan perhitungan tetapi dianalis
Periode seberapa cepat investasi dapat kembali

Perkembangan produksi kopi di Indonesia selama kurun waktu 35 tahun atau


dari 1982-2017 terus berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami peningkatan
produksi. Peningkatan produksi kopi tertinggi pada periode tersebut terjadi pada
tahun 2012 yaitu sebesar 691.163 ribu ton, meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu mencapai 638.646 ribu ton kopi berasan pada tahun 2011 (Sani et al., 2021).
Permintaan kopi untuk di konsumsi di Indonesia selama kurun waktu 35
tahun (1982-2017) mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun cenderung
mengalami peningkatan konsumsi kopi. Peningkatan konsumsi kopi tertinggi pada
periode tersebut terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 292 ribu ton per tahun,
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 185 ribu ton pada tahun 2000 (BPS 2017).

17
Tren gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung mengkonsumsi kopi
dalam kehidupan sehari – hari, yang membuat tingkat konsumsi kopi di Indonesia
semakin meningkat. Perkembangan harga kopi pada pasar dalam negeri di
Indonesia dalam kurun waku 35 tahun (1982-2017) mengalami fluktuasi, namun
cenderung meningkat setiap tahunnya. Peningkatan harga kopi tertinggi pada
periode tersebut terjadi pada tahun 1994 yaitu sebesar Rp. 38.000 ribu per
kilogram, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu Rp.6.000 ribu per kilogram
pada tahun 1993 (Sani et al., 2021).
Perkembangan harga kopi domestik setiap tahunnya mengalami perubahan,
karena mengikuti kondisi dalam negeri seperti supplay kopi, krisis ekonomi, dan
perubahan alam (BPS 2017).
Berdasarkan laporan Statistik Indonesia, jumlah produksi kopi Indonesia
mencapai 774,60 ribu ton pada 2021. Jumlah itu meningkat sekitar 1,62% dari
tahun sebelumnya yang sebanyak 762,20 ribu ton. Selama lima tahun terakhir,
jumlah produksi kopi di Indonesia yang tertinggi yakni pada 2021. Sementara itu,
produksi kopi terendah yakni pada 2017 sebanyak 716,10 ribu ton (BPS, 2021).

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Tanaman kopi merupakan genus Coffea yang termasuk dalam familia
Rubiaceae dan mempunyai sekitar 100 spesies. Genus Coffea adalah salah satu
genus penting yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan dikembangkan secara
komersial. Produksi tanaman kopi didukung dengan penggunaan alat dan mesin
pertanian seperti, traktor, cangkul dan sabit untuk pengelolaan lahan, sprayer dan
drone untuk pemeliharaan, harvester coffe untuk pemanenan, pulper, huller dan
roaster untuk alat dan mesin pasca panen. Alat dan mesin yang digunakan tersebut
bertujuan untuk memudahkan dalam proses budidaya dimulai dari persiapan lahan
sampai dengan pemanenan maupun pasca panen. Dengan adanya alat dan mesin
pertanian dapat menambah produktifitas kerja dan meminimalisir kehilangan hasil
panen pada waktu proses pemanenan.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya dalam perhitungan
analisis ekonomi lebih ditingkatkan ketelitiannya lagi dan jika hendak memulai
usaha maka sebaiknya diperhitungkan kembali agar tidak terdapat kesalahan yang
menyebabkan kerugian secara besar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kahpi, Ashabul. 2017. Budidaya dan Produksi Kopi di Sulawesi Bagian Selatan
Pada Abad Ke-19. Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences. Vol.
12(1): 13-26.
Rahardjo, Pudji. 2017. Berkebun Kopi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Umar, S. 2011. Teknologi Alat Dan Mesin Pasca Panen Sebagai Komponen
Pendukung Usaha Tani Jagung di Lahan Kering Kalimantan Selatan.
Jurnal Agrista, Vol 15(3), 109–115.
Sakai JRG. 1998. Traktor 2 Roda. Buku Pegangan Insiyur Teknik Pertanian
Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Departemen Teknik
Pertanian FATETA-IPB. Bogor.
Jamaludin P, Husain S, Nunik L, Muhammad R. 2019. Alat dan Mesin Pertanian.
UPT Badan Penerbit UMM
Sri Mulato, S. Widyotomo, & E. Suharyanto 2006. Teknologi proses dan
pengolahan produk primer dan sekunder kopi. Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia. Jember, Jawa Timur.
Ismayadi, C. 1999. Pencegahan cacat cita rasa dan kontaminasi jamur
mikotoksigenik pada biji kopi. Warta. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia. Vol. 15 (1), 130-142.
Widyotomo, S., Sri Mulato, H. Ahmad, dan S. T. Soekarno. 2009. Kinerja
pengupas kulit buah kopi segar tipe silinder ganda horizontal. Pelita
Perkebunan. Vol. 25 (1), 55-75.
Wintgens, J. N. 2004. Coffee : Growing, Processing, Sustainable Production. A
guidebook for growers, processors, traders, and researchers. Wiley-VCH
Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim.
Mburu, J.K. 1995. Notes on coffee processing procedures and their influence on
quality. Kenya Coffee, 60, 2131-2136.
Palisu, I. 2004. Mesin pengupas biji kopi. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin.
Universitas Kristen Petra. Surabaya

20
Amelia, I. H. Siahaan, dan I. Palisu. 1998. Studi pengaruh jarak celah terhadap
kualitas biji kopi pada mesin pengupas biji kopi. Skripsi. Jurusan Teknik
Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Annafiyah., Anam, S., Fatah, M. 2021. Rancang Bangun Sprayer Pestisida
Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6
Meter. Jurnal Rekayasa Mesin, Vol.16 (1) : 90-99.
Sani, P. D., Ustriyana, I. N. G., & Wijayanti, P. U. 2021. Pengaruh Tingkat
Produksi, Konsumsi, dan Harga Kopi terhadap Impor Kopi di
Indonesia. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol. 10(1): 375-383.
Badan Pusat Statistik. 2017. Konsumsi Kopi di Indonesia 2017. www.bps.go.id
Badan Pusat Statistik. 2021. Konsumsi Kopi di Indonesia 2017. www.bps.go.id

21
LAMPIRAN

Mesin Kebun Kopi Foto Bersama dengan


Pascapanen Kopi Pemilik Kebun

22

Anda mungkin juga menyukai