PERTANIAN PRESISI
“APLIKASI PERTANIAN PRESISI DI BIDANG
AGROEKOTEKNOLOGI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pertanian Presisi
Disusun oleh:
Alifia Riani (4442210001)
Dimas Rizki Nugraha (4442210042)
Sri Soemarsih W. (4442210060)
Nur Aufa Sakinah (4442210095)
Annisa Ranistira Putri (4442210108)
Elsa Cahya Amalia (4442210131)
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas :E
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun bisa melaksanakan
penyusunan makalah ini dengan lancar dan baik.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak terkait yang telah membimbing dan memberikan materi terkait mata kuliah
Pertanian Presisi ini. Ucapan terima kasih penyusun tujukan kepada Ibu Dr. Ratna
Fitry Yenny, S.P., M.P., Ibu Sri Ritawati, S.TP., M.Sc., Ibu Yayu Romdhonah,
S.TP., M.Si., Ph.D, dan Ibu Alfu Laila, SP., M.Sc selaku dosen pengampu mata
kuliah Pertanian Presisi. Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih kepada
kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa restu dan membantu penyusun
secara materil.
Makalah ini telah disusun sebaik-baiknya, namun tentunya masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penyusun memohon
kritik dan saran yang bisa membangun dan diharapkan makalah ini dapat memberi
banyak manfaat, baik bagi para pembaca dan tentunya bagi penyusun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ANALISIS APLIKASI PERTANIAN PRESISI
2
mengakibatkan penurunan kualitas air bawah tanah di banyak wilayah Asia
Selatan. Penyebab utamanya berasal dari tuntutan pemenuhan kebutuhan pangan
yang berkembang pesat dari tahun ke tahun serta minimnya indeks pengetahuan
masyarakat tani.
a. Berikut ini adalah beberapa contoh negara yang mengalami masalah
pupuk, yaitu:
- Nepal, mayoritas petani cenderung hanya menggunakan pupuk nitrogen –
terutama urea. Penggunaan N, P dan K yang tidak proporsional untuk kondisi
tanah.
- Bangladesh mengalami peningkatan konsumsi pupuk Urea hingga 89% dari
tahun 1981 – 2010. Selain itu tidak dihitung berdasarkan luas wilayahnya.
Namun cepat dilakukan intervensi oleh pemerintah dengan konsultasi pada
BFA untuk mengatasi persoalan pupuk.
- India, Ketidaksimbangan rasio dalam penggunaan pupuk antara pupuk N, P
dan K.
b. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab masalah, yaitu:
1. Ekonomi : Harga Pupuk, Harga Jual dan Harga input lain
2. Fisik dan Teknologi : Tanah, Iklim, Teknologi, Tingkat defisiensi zat mikro
3. Kelembagaan : Fasilitas dan infrastruktur kurang, kurang pupuk berkualitas
dan kurang kegiatan penyuluhan
c. Manfaat dari pertanian presisi :
• Bangladesh
Penggunaan lahan yang efisien melalui pertanian presisi Pertanian presisi
membantu penggunaan lahan secara efisien melalui:
- I. GPS membantu memilih lahan yang tepat untuk tanaman yang sesuai.
- II. GIS membantu menganalisis data.
- III. VART membantu menyediakan jumlah pestisida yang tepat pada
tanaman sehingga membantu menjaga kesuburan tanah.
d. Prospek dari pertanian presisi:
• Memproduksi lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
untuk memberi makan penduduk tersebut tidak hanya dalam jumlah tetapi
juga dapat menyediakan makanan bergizi bagi mereka.
3
• Di Bangladesh, kita dapat menggunakan pertanian presisi dengan
menggunakan data (curah hujan, suhu, kelembaban, sinar matahari, kecepatan
angin, dll.) yang tersedia di berbagai institusi.
• Pertanian presisi membantu memproduksi dan meningkatkan hasil panen
dengan biaya minimum.
• Mencegah produk pertanian dari kerusakan yang disebabkan oleh bencana
alam.
• Meskipun pertanian presisi sangat mahal namun manfaatnya lebih besar
dibandingkan biayanya bagi sebagian besar negara berkembang
4
Aplikasi Blynk Android digunakan sebagai antarmuka pengguna yang
memungkinkan pengguna untuk memonitor kondisi lingkungan tanaman secara
real-time dan mengontrol sistem secara remote. Pengguna dapat menerima
notifikasi jika kondisi lingkungan tanaman memerlukan perhatian khusus, misalnya
ketika kadar air dalam larutan hidroponik rendah atau suhu udara di sekitar tanaman
terlalu tinggi. (Yusmarni, A., Syahputra, M. F., & Lumbantobing, D. P. 2021).
5
Gambar 3. Sistem embedded
Berdasarkan analisis data, sistem dapat mengatur irigasi secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lingkungan. Hal ini memungkinkan
penggunaan air yang lebih efisien, dengan memberikan air secara tepat waktu dan
sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga mengurangi pemborosan air dan
meningkatkan produktivitas pertanian. (Gupta, M., Kumar, N., & Kumar, A. 2019).
6
Contoh kasus penggunaan agrokimia secara insentif yaitu terhadap padi di Bali.
Bali memiliki sejarah pertanian yang panjang dan kaya dengan sistem irigasi Subak
yang tradisional. Namun, penggunaan agrokimia secara intensif dalam pertanian
padi konvensional telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada tanah,
lingkungan, dan sistem ekologi yang lebih luas, serta membuat petani sangat
bergantung pada bahan kimia. Kelebihan agrokimia dibawa oleh air Subak dan
masuk ke laut, kemudian menghancurkan terumbu karang di laut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Begawan telah berkomitmen untuk praktik
pertanian regeneratif. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan
sistem penyaringan air yang efisien dan berfungsi dengan baik. Sistem penyaringan
air termasuk tangki sedimentasi dengan eceng gondok yang mengapung, yang
menyerap dan mencerna polutan dalam air Subak. Saat air mengalir perlahan
melalui sistem, partikel tersuspensi difilter, dan lapisan padatan yang terakumulasi,
disebut lumpur, terbentuk di dasar tangki dan secara berkala diangkat.
Air kemudian mengalir ke dalam tangki penyaringan batuan vulkanik, yang
bertindak sebagai filter alami untuk bakteri. Batu lava memiliki permukaan yang
kasar yang menahan bakteri dan memiliki luas permukaan yang besar untuk bakteri
berkembang biak. Dari tangki batu vulkanik, air mengalir ke dalam dua tangki
penyaringan dengan kerikil dan tanaman alami seperti vetiver, bulrush, dan pteris
vittata. Tanaman ini menyerap logam berat dan bahan kimia dalam air, dengan
pteris vittata dikenal sebagai hiperakumulator arsenik.
Akhirnya, air yang telah disaring mengalir ke dalam kolam ikan, yang
berfungsi sebagai indikator biologis bahwa air tersebut bebas dari bahan kimia. Ikan
juga memakan larva nyamuk, memberikan cara alami untuk mengendalikan
populasi nyamuk. Kolam ikan dilengkapi dengan ikan pembersih/pleco, nila, dan
nyalian bali (rasbora baliensis) dan dikelilingi oleh teratai mengapung, bunga
teratai, dan eceng gondok. Tanaman ini juga memberi makan ikan,
mengembangkan plankton untuk ikan memakan.
Sistem penyaringan air telah dirancang dengan hati-hati untuk memastikan
bahwa air yang masuk ke sawah padi sebersih mungkin dari bahan kimia. Ini adalah
tugas pemantauan yang berkelanjutan, dengan pengujian air dilakukan secara
teratur untuk memantau efektivitas sistem. Setelah menjalankan filter selama tiga
7
bulan, pengujian air akan dilakukan pada air Subak mentah dan lagi di kolam
sebelum mencapai sawah padi. Pengujian ini akan dilakukan secara teratur.
Secara keseluruhan, sistem penyaringan air Begawan adalah solusi yang
berkelanjutan dan inovatif untuk masalah polusi agrokimia di Bali. Dengan
menggunakan metode penyaringan alami, seperti eceng gondok, batu gunung
berapi, dan tanaman alami, serta menggabungkan kolam ikan sebagai indikator
biologis, dapat memastikan bahwa air yang masuk ke sawah padi aman bagi
lingkungan dan petani. Sistem ini memainkan peran penting dalam penciptaan air
bersih untuk pertanian bebas bahan kimia, dan seharusnya direplikasi di daerah lain
yang menghadapi tantangan serupa.
8
dan memastikan pasokan air yang cukup bagi tanaman padi. Sistem ini juga
membantu menghindari pemborosan air dan mengurangi risiko kelebihan
atau kekurangan air pada tanaman.
b) Pemantauan dan Prediksi Cuaca: Pemanfaatan teknologi pemantauan cuaca
dan prediksi iklim dapat membantu petani dalam merencanakan penanaman,
pemupukan, dan pengendalian hama yang lebih efektif. Informasi tentang
cuaca yang akurat memungkinkan petani untuk mengambil tindakan yang
tepat dalam menghadapi perubahan iklim yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman padi.
c) Penggunaan Sensor dan Pemantauan Tanaman: Penggunaan sensor dan
teknologi pemantauan tanaman seperti penginderaan jauh (remote sensing)
atau penggunaan drone dapat membantu petani dalam memantau kondisi
pertumbuhan tanaman secara real-time. Data yang dikumpulkan dari sensor
dapat memberikan informasi tentang kebutuhan tanaman akan air, nutrisi,
dan pengendalian hama yang lebih spesifik, sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat secara tepat waktu.
d) Pemupukan Presisi: Penggunaan teknologi pertanian terkini seperti
pemupukan presisi atau aplikasi pupuk berbasis GPS dapat membantu
petani dalam memberikan pupuk secara tepat dan efisien sesuai dengan
kebutuhan tanaman padi. Hal ini dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk,
mengurangi biaya produksi, dan menghindari pencemaran lingkungan.
e) Automasi dan Mekanisasi: Penggunaan mesin-mesin pertanian yang
modern dan otomatis dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam
kegiatan seperti penanaman, pemeliharaan, dan panen tanaman padi. Mesin-
mesin tersebut dapat mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja
manusia, mempercepat proses produksi, dan meningkatkan akurasi dalam
melakukan tugas-tugas pertanian.
Dengan penerapan teknologi pertanian terkini, petani dapat meningkatkan
produktivitas tanaman padi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, serta
mengurangi kerugian akibat penyakit, hama, atau kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Penerapan teknologi pertanian terkini membantu petani padi
dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan efisiensi
9
pertanian, dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh faktor lingkungan atau
penyakit. Hal ini pada akhirnya berdampak positif pada peningkatan produktivitas
tanaman padi.
10
agrikultur, teknik Machine Vision telah diaplikasikan kebeberapa hal seperti,
Precision Agricultur, remote sensing untuk kendaraan darat ataupun udara,
efektifitas saat panen karena kemampuannya yang dapat mengenali ukuran,
warna, bentuk geometri, dan dapat menyajikan hasil dalam bilangan numerik dari
gambar yang direkam.
11
dinormalisasi (NDVI) untuk meningkatkan pertanian presisi (Al-Gaadi et al.,
2016).
a) Baez-Gonzalez (2005) menggunakan data Landsat ETM (Enhanced
Thematic Mapper) dengan model NDVI untuk memperkirakan hasil panen
jagung, dengan kesalahan prediksi sebesar 9,2% pada hasil panen.
b) Yang (2004) menggunakan model EPIC dari Departemen Pertanian
Amerika Serikat (USDA) untuk memprediksi hasil panen, di mana
perbedaan antara hasil panen yang tercatat dan yang diprediksi kurang dari
10%.
12
sensor dan perangkat yang terhubung secara online, petani dapat memantau
parameter penting seperti kelembaban tanah, suhu, dan tingkat nutrisi tanaman
secara real-time. Ini memungkinkan deteksi dini masalah pertumbuhan tanaman
dan mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaikinya.
Namun, penerapan teknologi precision farming juga menghadapi beberapa
tantangan. Salah satunya adalah biaya awal yang tinggi untuk membeli dan
menginstal infrastruktur teknologi yang diperlukan. Selain itu, petani juga perlu
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan baru dalam mengelola dan
menganalisis data pertanian yang kompleks.
Dalam kesimpulannya, penerapan teknologi precision farming dapat
meningkatkan efisiensi produksi pertanian melalui penggunaan yang lebih efektif
dan efisien dari sumber daya pertanian. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi,
manfaat jangka panjang dari teknologi ini dapat membantu memenuhi kebutuhan
pangan yang semakin meningkat secara berkelanjutan. Dengan demikian,
pengembangan dan penerapan teknologi precision farming perlu didukung dan
ditingkatkan untuk mewujudkan pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu Pertanian presisi (precision
agriculture) merupakan sistem pertanian terpadu berbasis informasi sumber daya
lahan, didasarkan dari hasil analisis data yang terkumpul dilapangan. Penerapan
pertanian presisi bermanfaat untuk meningkatkan produksi, efisiensi, produktivitas,
dan profitabilitas usaha. Penerapan pertanian presisi juga membutuhkan karakter
user (sumber daya manusia) yang sesuai untuk menjalankannya.
Pada pengaplikasiannya di dalam bidang Agroekoteknologi, pertanian presisi
berperan sangat besar terutama dalam beberapa aspek dalam bidang pertanian.
Aspek-aspek tersebut adalah dalam peningkatan efisiensi input pupuk yang terjadi
pada beberapa negara di asia selatan yang mengalami masalah pupuk seperti
bangladesh, nepal dan india. Aspek selanjutnya adalah peningkatan efisiensi air
yang dapat ditingkatkan dengan penggunaan perangkat elektronik yang dapat
membaca kebutuhan air bagi tanaman dengan basis berupa arduino. Aspek
agrokimia yang terjadi di bali dapat diatasi dengan menggunakan metode
penyaringan air begawan. Peningkatan hasil panen juga dapat dilakukan dengan
cara pembacaan kebutuhan hidup tanaman, alat pemanenan yang pintar, dan
prediksi hasil panen. Aspek terakhir yaitu pengaruh terhadap lingkungan yang
berupa pemanfaatan sumber daya yang efisien dan pengelolaan serta pemantauan
kondisi tanaman yang dapat dilakukan dengan membaca data iklim mikro dan
makro secara real-time.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat diperbanyak mengenai literatur yang mendukung
tentang topik yang ada pada makalah, sehingga makalah yang disusun dapat lebih
sempurna serta informasi yang disampaikan adalah informasi aktual yang sesuai
dengan yang terjadi di lapangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Rahmadian, R., & Widyartono, M. (2020). Penerapan Machine Vision untuk Sistem
Panen Otomatis di Robot Agrikultur. Journal Information Engineering
and Educational Technology) ISSN, 2549, 869X.
Sarwani, Muhrizal. Mulyono, Joko. Irianto, Sumardjo. 2023. Krisis Pupuk Dunia
Dan Dampaknya Bagi Indonesia. Jurnal Analis Kebijakan. Vol.7 (1):
29-31.
Siregar, M. A. R. (2023). Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi Melalui
Penerapan Teknologi Pertanian Terkini.
Sondakh, J., J.H.W. Rembang, dan Syahyuti. 2021. Karakteristik, Potensi Generasi
Milenial dan Perspektif Pengembangan Pertanian Presisi Di Indonesia.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. 38 (2) :155-166
Syah, M. J. A. 2023. Menggapai Laba dari Budidaya Durian. Makassar: PT Nas
Media Indonesia.
Yusmarni, A., Syahputra, M. F., & Lumbantobing, D. P. (2021). Penerapan
Teknologi IoT pada Tanaman Hidroponik Menggunakan Arduino dan
Blynk Android. Jurnal Informatika Universitas Pamulang, 3(1), 50-58.
16