Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERTANIAN PRESISI
“APLIKASI PERTANIAN PRESISI DI BIDANG
AGROEKOTEKNOLOGI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pertanian Presisi

Disusun oleh:
Alifia Riani (4442210001)
Dimas Rizki Nugraha (4442210042)
Sri Soemarsih W. (4442210060)
Nur Aufa Sakinah (4442210095)
Annisa Ranistira Putri (4442210108)
Elsa Cahya Amalia (4442210131)

Kelompok : 1 (Satu)
Kelas :E

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun bisa melaksanakan
penyusunan makalah ini dengan lancar dan baik.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak terkait yang telah membimbing dan memberikan materi terkait mata kuliah
Pertanian Presisi ini. Ucapan terima kasih penyusun tujukan kepada Ibu Dr. Ratna
Fitry Yenny, S.P., M.P., Ibu Sri Ritawati, S.TP., M.Sc., Ibu Yayu Romdhonah,
S.TP., M.Si., Ph.D, dan Ibu Alfu Laila, SP., M.Sc selaku dosen pengampu mata
kuliah Pertanian Presisi. Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih kepada
kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa restu dan membantu penyusun
secara materil.
Makalah ini telah disusun sebaik-baiknya, namun tentunya masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penyusun memohon
kritik dan saran yang bisa membangun dan diharapkan makalah ini dapat memberi
banyak manfaat, baik bagi para pembaca dan tentunya bagi penyusun.

Serang, Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
BAB II ANALISIS APLIKASI PERTANIAN PRESISI
2.1 Efisiensi dalam Aspek Input Pupuk.........................................................2
2.2 Efisiensi dalam Aspek Input Air .............................................................4
2.3 Efisiensi dalam Aspek Input Agrochemical ............................................6
2.4 Aplikasi dalam Meningkatkan Hasil Panen..............................................8
2.5 Pengaruh Aplikasi Pertanian Presisi Terhadap Lingkungan .................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................14
3.2 Saran ......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perangkat Arduino..................................................................................4


Gambar 2. Prinsip Kerja Aplikasi Blynk Android ...................................................5
Gambar 3. Sistem embedded....................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa depan pertanian Indonesia adalah pertanian yang cerdas berbasis
teknologi. Petani harus mendapatkan pemahaman tentang pemanfaatan lahan yang
diperlukan, namun hasilnya memuaskan dan biayanya lebih efisien. Pertanian
presisi (precision agriculture) merupakan sistem pertanian terpadu berbasis
informasi sumber daya lahan, didasarkan dari hasil analisis data yang terkumpul
dilapangan. Penerapan pertanian presisi bermanfaat untuk meningkatkan produksi,
efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas usaha. Penerapan pertanian presisi juga
membutuhkan karakter user (sumber daya manusia) yang sesuai untuk
menjalankannya (Sondakh, dkk., 2020).
Beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh petani dalam budidaya
tanaman yaitu terbatasnya informasi petani tentang karakteristik sumber daya lahan
terutama kandungan unsur hara makro yaitu Nitrogen (N), Phosphor (P), dan
Kalium (K) dan pH tanah serta terbatasnya pengetahuan petani tentang waktu
penanaman yang tepat, jumlah air yang dibutuhkan untuk irigasi, kebutuhan pupuk
pertanaman, dan seberapa sering pupuk perlu diberikan ke tanaman yang
dibudidayakan. Oleh karena itu perlu adanya teknologi pendukung budidaya
pertanian yaitu Farms Manajemen System (FMS) berbasis IoT. FMS dengan
merupakan teknologi tepat guna yang dikembangkan menggunakan tools berbasis
Internet of Things (IoT) yang bermanfaat untuk identifkasi karakteristik lahan dan
dapat pula memberikan rekomendasi aplikasi pupuk dan air sesuai kebutuhan
tanaman dilahan terbuka maupun tanaman yang dikembangkan di dalam green
house. FMS merupakan platform digital dirancang untuk mengumpulkan informasi
tentang karakteristik lahan mulai dari status hara tanah (N, P, K), Ph tanah, kadar
air tanah, kelembaban udara dan kondisi cuaca dilingkungan budidaya. Hal ini
berguna untuk menentukan penambahan jumlah pupuk dibutuhkan tanaman, jadwal
pemberian pupuk, air, dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara
terukur berdasarkan informasi olahan data yang telah dikumpulkan secara digital
(Bariyyah et al. (2023).

1
BAB II
ANALISIS APLIKASI PERTANIAN PRESISI

2.1 Efisiensi dalam Aspek Input Pupuk


Pertanian presisi kadang dikenal dengan smart farming yang
menggambarkan aplikasi teknologi informasi komunikasi modern di bidang
pertanian, platform dihubungkan dengan perangkat tablet atau handphone dalam
pengumpulan informasi status hara, kelembaban udara, kondisi cuaca yang
diperoleh dari perangkat yang ditanamkan pada lahan pertanian. Dengan bantuan
teknologi petani mendapatkan informasi yang tepat dan dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam menjalankan usahataninya (Ekawati, 2019). Namun,
pada fakta di lapangan terdapat beberapa masalah yang terjadi, berikut ini adalah
beberapa kasus yang menjadi persoalan dalam penggunaan pupuk:
2.1.1 Melonjaknya harga pupuk global
Konsumsi pupuk dunia terus meningkat mencapai 199,88 juta ton,
sementara di Indonesia konsumsi pupuk subsidi 8,73 juta ton/tahun. Pupuk yang
diimpor oleh Brasil, India, Amerika, China, Eropa, dan Indonesia mencapai 46,8
juta ton (62%). Krisis pupuk dunia berdampak pada peningkatan harga pupuk
non subsidi dan anggaran pupuk subsidi, serta berkurangnya volume pupuk
subsidi. Dari aspek sosial ekonomi, pendapatan dan daya beli petani berkurang,
ekspor turun, impor naik, inflasi, dan kemiskinan. Dari aspek ketahanan pangan,
memicu terjadinya krisis pangan dan stabilitas ekonomi. Implikasinya dalam
jangka pendek hingga menengah tidak ada perubahan kebijakan subsidi pupuk,
justru membangun sistem subsidi yang lebih efisien dan efektif.
2.1.2 Penggunaan Pupuk Kimia Berlebih
Negara-negara Asia Selatan mencapai persentase 94% dari lahan layak
tanam. Namun hasil pertumbuhannya rendah dibandingkan dengan jumlah luas
daratan yang mencapai 444 juta hektar (3,4 % dari total daratan di Asia Selatan).
Hal ini dikarenakan adanya degradasi lahan yang mengancam produktivitas
pertanian. Selain itu penggunaan yang asal dan belebihan meningkatkan emisi
dinitrogen oksida, yang merupakan salah satu gas utama yang berkaitan dengan
dampak pemanasan global dan akibat dari perubahan iklim yang buruk

2
mengakibatkan penurunan kualitas air bawah tanah di banyak wilayah Asia
Selatan. Penyebab utamanya berasal dari tuntutan pemenuhan kebutuhan pangan
yang berkembang pesat dari tahun ke tahun serta minimnya indeks pengetahuan
masyarakat tani.
a. Berikut ini adalah beberapa contoh negara yang mengalami masalah
pupuk, yaitu:
- Nepal, mayoritas petani cenderung hanya menggunakan pupuk nitrogen –
terutama urea. Penggunaan N, P dan K yang tidak proporsional untuk kondisi
tanah.
- Bangladesh mengalami peningkatan konsumsi pupuk Urea hingga 89% dari
tahun 1981 – 2010. Selain itu tidak dihitung berdasarkan luas wilayahnya.
Namun cepat dilakukan intervensi oleh pemerintah dengan konsultasi pada
BFA untuk mengatasi persoalan pupuk.
- India, Ketidaksimbangan rasio dalam penggunaan pupuk antara pupuk N, P
dan K.
b. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab masalah, yaitu:
1. Ekonomi : Harga Pupuk, Harga Jual dan Harga input lain
2. Fisik dan Teknologi : Tanah, Iklim, Teknologi, Tingkat defisiensi zat mikro
3. Kelembagaan : Fasilitas dan infrastruktur kurang, kurang pupuk berkualitas
dan kurang kegiatan penyuluhan
c. Manfaat dari pertanian presisi :
• Bangladesh
Penggunaan lahan yang efisien melalui pertanian presisi Pertanian presisi
membantu penggunaan lahan secara efisien melalui:
- I. GPS membantu memilih lahan yang tepat untuk tanaman yang sesuai.
- II. GIS membantu menganalisis data.
- III. VART membantu menyediakan jumlah pestisida yang tepat pada
tanaman sehingga membantu menjaga kesuburan tanah.
d. Prospek dari pertanian presisi:
• Memproduksi lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
untuk memberi makan penduduk tersebut tidak hanya dalam jumlah tetapi
juga dapat menyediakan makanan bergizi bagi mereka.

3
• Di Bangladesh, kita dapat menggunakan pertanian presisi dengan
menggunakan data (curah hujan, suhu, kelembaban, sinar matahari, kecepatan
angin, dll.) yang tersedia di berbagai institusi.
• Pertanian presisi membantu memproduksi dan meningkatkan hasil panen
dengan biaya minimum.
• Mencegah produk pertanian dari kerusakan yang disebabkan oleh bencana
alam.
• Meskipun pertanian presisi sangat mahal namun manfaatnya lebih besar
dibandingkan biayanya bagi sebagian besar negara berkembang

2.2 Efisiensi dalam Aspek Input Air


Pada contoh kasus aplikasi pertanian presis di pamulang memanfaatkan
penerapan teknologi IoT pada tanaman hidroponik dengan menggunakan perangkat
Arduino dan aplikasi Blynk Android. Internet of Things (IoT) dalam sistem
pertanian hidroponik menggunakan perangkat Arduino dan aplikasi Blynk Android
berkaitan dengan efisiensi input air karena IoT memungkinkan pemantauan dan
kontrol yang akurat terhadap kebutuhan air tanaman hidroponik secara real-time.
Dengan demikian prangkat dan aplikasi tersebut dapat membantu dalam
meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman
hidroponik. (Yusmarni, A., Syahputra, M. F., & Lumbantobing, D. P. 2021).
Dalam penelitian Yusmarni, A., Syahputra, M. F., & Lumbantobing, D. P.
(2021) perangkat Arduino digunakan sebagai bagian dari sistem kontrol yang
terintegrasi dengan tanaman hidroponik. Arduino berfungsi untuk mengumpulkan
data lingkungan seperti kelembaban udara, kelembaban tanah, suhu, dan level
nutrisi dalam larutan hidroponik. Data-data ini kemudian dikirimkan melalui
koneksi WiFi ke aplikasi Blynk Android.

Gambar 1. Perangkat Arduino

4
Aplikasi Blynk Android digunakan sebagai antarmuka pengguna yang
memungkinkan pengguna untuk memonitor kondisi lingkungan tanaman secara
real-time dan mengontrol sistem secara remote. Pengguna dapat menerima
notifikasi jika kondisi lingkungan tanaman memerlukan perhatian khusus, misalnya
ketika kadar air dalam larutan hidroponik rendah atau suhu udara di sekitar tanaman
terlalu tinggi. (Yusmarni, A., Syahputra, M. F., & Lumbantobing, D. P. 2021).

Gambar 2. Prinsip Kerja Aplikasi Blynk Android

Dengan menggunakan perangkat Arduino dan aplikasi Blynk Android,


penelitian ini memungkinkan para petani atau pengelola pertanian hidroponik untuk
melakukan pemantauan dan pengendalian tanaman secara efisien dan praktis,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian hidroponik.
(Yusmarni, A., Syahputra, M. F., & Lumbantobing, D. P. 2021).
Adapun contoh lainnya dalam penerapan teknologi IoT dalam pertanian presisi
untuk efektivitas penggunaan air adalah sistem irigasi cerdas berbasis IoT. Dalam
penelitian yang berjudul "Design and Implementation of a Smart Irrigation System
Based on IoT" oleh Mohit Gupta, Nitin Kumar, dan Abhishek Kumar, digunakan
teknologi IoT untuk memantau kondisi tanah dan tanaman secara real-time. Sistem
ini menggunakan sensor kelembaban tanah, sensor suhu udara, dan sensor
kelembaban udara yang terhubung ke sebuah mikrokontroler atau sistem
embedded. Data yang dikumpulkan oleh sensor-sensor tersebut kemudian
dikirimkan melalui koneksi internet ke platform IoT, di mana data tersebut
dianalisis dan diproses. (Gupta, M., Kumar, N., & Kumar, A. 2019).

5
Gambar 3. Sistem embedded
Berdasarkan analisis data, sistem dapat mengatur irigasi secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lingkungan. Hal ini memungkinkan
penggunaan air yang lebih efisien, dengan memberikan air secara tepat waktu dan
sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga mengurangi pemborosan air dan
meningkatkan produktivitas pertanian. (Gupta, M., Kumar, N., & Kumar, A. 2019).

2.3 Efisiensi dalam Aspek Input Agrochemical


Agrochemical atau agrokimia merupakan bahan aktif zat pengatur tumbuh
(ZPT). Teknologi agrokimia ini merubah fisiologis tanaman dengan cara
menghambat fase pertumbuhan pada sel tanaman dengan cara menghambat pada
waktu fase pertumbuhan vegetatif agar dapat berubah secepatnya menjadi fase
generatif (cepat berbunga dan berbuah).
Penggunaan bahan agrokimia yang berlebihan merupakan tantangan utama
dalam pertanian ramah lingkungan. Bahan agrokimia pupuk dan pestisida
merupakan salah satu input teknologi yang sangat dibutuhkan untuk sistem
pertanian modern, tetapi juga berpotensi menimbulkan banyak kerusakan.
Penggunaan bahan agrokimia yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan
tidak akan menyebabkan banyak masalah, baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Namun, penggunaannya yang berlebihan dan tidak tepat sasaran
dapat menyebabkan berbagai permasalahan, diantaranya yaitu keracunan tanaman,
timbulnya resistensi hama, serta tercemarnya tanah dan air. Selain pencemaran
lingkungan, pengaruh cemaran agrokimia ini juga memberikan dampak negatif
terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya.

6
Contoh kasus penggunaan agrokimia secara insentif yaitu terhadap padi di Bali.
Bali memiliki sejarah pertanian yang panjang dan kaya dengan sistem irigasi Subak
yang tradisional. Namun, penggunaan agrokimia secara intensif dalam pertanian
padi konvensional telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada tanah,
lingkungan, dan sistem ekologi yang lebih luas, serta membuat petani sangat
bergantung pada bahan kimia. Kelebihan agrokimia dibawa oleh air Subak dan
masuk ke laut, kemudian menghancurkan terumbu karang di laut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Begawan telah berkomitmen untuk praktik
pertanian regeneratif. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan
sistem penyaringan air yang efisien dan berfungsi dengan baik. Sistem penyaringan
air termasuk tangki sedimentasi dengan eceng gondok yang mengapung, yang
menyerap dan mencerna polutan dalam air Subak. Saat air mengalir perlahan
melalui sistem, partikel tersuspensi difilter, dan lapisan padatan yang terakumulasi,
disebut lumpur, terbentuk di dasar tangki dan secara berkala diangkat.
Air kemudian mengalir ke dalam tangki penyaringan batuan vulkanik, yang
bertindak sebagai filter alami untuk bakteri. Batu lava memiliki permukaan yang
kasar yang menahan bakteri dan memiliki luas permukaan yang besar untuk bakteri
berkembang biak. Dari tangki batu vulkanik, air mengalir ke dalam dua tangki
penyaringan dengan kerikil dan tanaman alami seperti vetiver, bulrush, dan pteris
vittata. Tanaman ini menyerap logam berat dan bahan kimia dalam air, dengan
pteris vittata dikenal sebagai hiperakumulator arsenik.
Akhirnya, air yang telah disaring mengalir ke dalam kolam ikan, yang
berfungsi sebagai indikator biologis bahwa air tersebut bebas dari bahan kimia. Ikan
juga memakan larva nyamuk, memberikan cara alami untuk mengendalikan
populasi nyamuk. Kolam ikan dilengkapi dengan ikan pembersih/pleco, nila, dan
nyalian bali (rasbora baliensis) dan dikelilingi oleh teratai mengapung, bunga
teratai, dan eceng gondok. Tanaman ini juga memberi makan ikan,
mengembangkan plankton untuk ikan memakan.
Sistem penyaringan air telah dirancang dengan hati-hati untuk memastikan
bahwa air yang masuk ke sawah padi sebersih mungkin dari bahan kimia. Ini adalah
tugas pemantauan yang berkelanjutan, dengan pengujian air dilakukan secara
teratur untuk memantau efektivitas sistem. Setelah menjalankan filter selama tiga

7
bulan, pengujian air akan dilakukan pada air Subak mentah dan lagi di kolam
sebelum mencapai sawah padi. Pengujian ini akan dilakukan secara teratur.
Secara keseluruhan, sistem penyaringan air Begawan adalah solusi yang
berkelanjutan dan inovatif untuk masalah polusi agrokimia di Bali. Dengan
menggunakan metode penyaringan alami, seperti eceng gondok, batu gunung
berapi, dan tanaman alami, serta menggabungkan kolam ikan sebagai indikator
biologis, dapat memastikan bahwa air yang masuk ke sawah padi aman bagi
lingkungan dan petani. Sistem ini memainkan peran penting dalam penciptaan air
bersih untuk pertanian bebas bahan kimia, dan seharusnya direplikasi di daerah lain
yang menghadapi tantangan serupa.

2.4 Aplikasi dalam Meningkatkan Hasil Panen


Terobosan teknologi diperlukan untuk meningkatkan hasil panen secara
berkelanjutan hasil panen, sekaligus meningkatkan produktivitas sumber daya dan
input tanpa dampak lingkungan (van Rees et al., 2014; Andrade, 2016 dalam
Monzon et al., 2018).
2.4.1. Penerapan pertanian presisi pada hasil panen padi
Efisiensi produksi pertanian merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan
hasil pertanian yang maksimal dengan meminimalkan penggunaan sumber daya
seperti lahan, air, energi, pupuk, dan pestisida. Peningkatan efisiensi produksi
pertanian sangat penting dalam menghadapi tantangan seperti pertumbuhan
populasi global, perubahan iklim, dan keterbatasan sumber daya alam.
Produktivitas tanaman padi merujuk pada jumlah atau hasil panen yang
dihasilkan per unit luas lahan pertanian. Peningkatan produktivitas tanaman padi
menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat di
seluruh dunia. Peningkatan produktivitas tanaman padi melalui penerapan
praktik-praktik yang terencana dan berkelanjutan merupakan upaya yang penting
untuk mencapai ketahanan pangan global dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Contoh penerapan teknologi pertanian terkini guna meningkatkan
produktivitas tanaman padi (Siregar, 2023) :
a) Sistem Irigasi Otomatis: Penggunaan sistem irigasi otomatis seperti irigasi
tetes atau irigasi berbasis kebutuhan dapat mengoptimalkan penggunaan air

8
dan memastikan pasokan air yang cukup bagi tanaman padi. Sistem ini juga
membantu menghindari pemborosan air dan mengurangi risiko kelebihan
atau kekurangan air pada tanaman.
b) Pemantauan dan Prediksi Cuaca: Pemanfaatan teknologi pemantauan cuaca
dan prediksi iklim dapat membantu petani dalam merencanakan penanaman,
pemupukan, dan pengendalian hama yang lebih efektif. Informasi tentang
cuaca yang akurat memungkinkan petani untuk mengambil tindakan yang
tepat dalam menghadapi perubahan iklim yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman padi.
c) Penggunaan Sensor dan Pemantauan Tanaman: Penggunaan sensor dan
teknologi pemantauan tanaman seperti penginderaan jauh (remote sensing)
atau penggunaan drone dapat membantu petani dalam memantau kondisi
pertumbuhan tanaman secara real-time. Data yang dikumpulkan dari sensor
dapat memberikan informasi tentang kebutuhan tanaman akan air, nutrisi,
dan pengendalian hama yang lebih spesifik, sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat secara tepat waktu.
d) Pemupukan Presisi: Penggunaan teknologi pertanian terkini seperti
pemupukan presisi atau aplikasi pupuk berbasis GPS dapat membantu
petani dalam memberikan pupuk secara tepat dan efisien sesuai dengan
kebutuhan tanaman padi. Hal ini dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk,
mengurangi biaya produksi, dan menghindari pencemaran lingkungan.
e) Automasi dan Mekanisasi: Penggunaan mesin-mesin pertanian yang
modern dan otomatis dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam
kegiatan seperti penanaman, pemeliharaan, dan panen tanaman padi. Mesin-
mesin tersebut dapat mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja
manusia, mempercepat proses produksi, dan meningkatkan akurasi dalam
melakukan tugas-tugas pertanian.
Dengan penerapan teknologi pertanian terkini, petani dapat meningkatkan
produktivitas tanaman padi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, serta
mengurangi kerugian akibat penyakit, hama, atau kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Penerapan teknologi pertanian terkini membantu petani padi
dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan efisiensi

9
pertanian, dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh faktor lingkungan atau
penyakit. Hal ini pada akhirnya berdampak positif pada peningkatan produktivitas
tanaman padi.

2.4.2 Penerapan teknologi mesin pemanen di Jepang


Di negara maju, tidak maksimalnya hasil panen bisa di sebabkan oleh
kurangnya sumber daya manusia. Robot agrikultur dikembangkan dengan tujuan
untuk menngantikan tugas-tugas petani atau pekerja di pertanian, dengan lebih
efektif dan akurat. Juga dengan mengenalkan robot di sektor agrikultur bisa
memotong biaya yang dikeluarkan untuk pekerja tambahan di saat puncak panen,
yang semakin hari jumlah pekerja yang ada semakin menurun. Efisiensi dari robot
agrikultur ini dapat mengurangi pengeluaran biaya pekerja, dan walaupun robot
tersebut hanya dipusatkan ke satu tugas saja, misalnya untuk panen.
Penerapan Machine Vision ke sistem pemanen otomatis sudah luas
dilakukan, salah satunya dilakukan oleh Kondo (1996) dalam Rahmadian dan
Widyartono (2020) yang mengembangkan robot pemanen tomat, timun, dan
anggur di Jepang. Dengan penerapan ini, alat pemanen otomatis akan dapat
mengenali jenis buah, dan sekaligus mengetahui lokasinya. Penelitian yang
dilakukan oleh Wang et al. (2009) dalam Rahmadian dan Widyartono (2020)
menghasilkan sistem yang mampu memisahkan antara buah apel dan objek lain
seperti dahan atau daun, yang mengurangi resiko kesalahan saat memetik apel
tersebut.
Machine Vision digunakan untuk mendeteksi warna dan/atau bentuk dari
benda (buah atau sayuran) tersebut dan juga membedakan dari benda-benda
sekitarnya seperti daun atau dahan, sehingga aktuator dapat memetik dengan tepat.
Ada beberapa langkah untuk Machine Vision dapat mengenali benda yang
diinginkan, yaitu pemrosesan gambar, pengenalan bentuk geometri,
menghilangkan noise, hingga mempertajam gambar yang ditangkap (Rahmadian
dan Widyartono, 2020).
Keuntungan menggunakan Machine Vision adalah tingginya akurasi dan
hasilnya konsisten, hal ini bisa meningkatkan produktifitas di sektor industri yang
nantinya juga meningkatkan kualitas produk dan efisiensi biaya. Untuk sektor

10
agrikultur, teknik Machine Vision telah diaplikasikan kebeberapa hal seperti,
Precision Agricultur, remote sensing untuk kendaraan darat ataupun udara,
efektifitas saat panen karena kemampuannya yang dapat mengenali ukuran,
warna, bentuk geometri, dan dapat menyajikan hasil dalam bilangan numerik dari
gambar yang direkam.

2.4.3 Prediksi Hasil Panen Kentang Menggunakan Teknik Pertanian Presisi


Prediksi hasil panen kentang sebelum masa panen dapat sangat berguna
dalam pengambilan keputusan pra-panen dan pemasaran. Teknologi penginderaan
jarak jauh (remote sensing) dan sistem pemosisian global (global positioning
system/GPS) dapat digunakan untuk menilai variasi temporal dalam dinamika
tanaman, termasuk hasil panen dan variabilitas spasialnya (Taylor et al., 1997
dalam Al-Gaadi et al., 2016). Bagian spektrum elektromagnetik yang tampak
(biru, hijau dan merah) dan inframerah dekat (NIR) telah membuktikan
keefektifannya dalam mengakses informasi mengenai jenis tanaman, kesehatan
tanaman, kelembaban tanah, tekanan nitrogen dan hasil panen. Kemajuan dalam
teknik RS telah meningkatkan penggunaan citra multispektral sebagai alat yang
efektif dalam menentukan dan memantau kondisi vegetasi, stres tanaman, dan
prediksi hasil panen. Liu dan Kogan (2002) dalam Al-Gaadi et al. (2016)
mengungkapkan bahwa data penginderaan jauh menawarkan karakteristik
permukaan lahan secara spasial dan temporal yang luar biasa, termasuk dampak
lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman. Penelitian hasil panen yang
dilakukan pada skala regional, yang menggunakan citra satelit resolusi rendah
atau kasar, dapat memberikan informasi yang lebih luas mengenai kondisi kanopi
tanaman dan estimasi hasil panen.
Prediksi hasil panen biasanya dikaitkan dengan variabel agronomi tertentu
(kerapatan, kekuatan, kematangan dan penyakit), yang dapat digunakan sebagai
indikator hasil panen. Penginderaan jarak jauh (RS) menawarkan diagnosis
kesehatan tanaman secara dekat; namun, reflektansi spektral tanaman bergantung
pada fenologi, jenis stadium dan kesehatan tanaman. Beberapa penelitian telah
berfokus pada analisis pertumbuhan tanaman menggunakan indeks vegetasi yang

11
dinormalisasi (NDVI) untuk meningkatkan pertanian presisi (Al-Gaadi et al.,
2016).
a) Baez-Gonzalez (2005) menggunakan data Landsat ETM (Enhanced
Thematic Mapper) dengan model NDVI untuk memperkirakan hasil panen
jagung, dengan kesalahan prediksi sebesar 9,2% pada hasil panen.
b) Yang (2004) menggunakan model EPIC dari Departemen Pertanian
Amerika Serikat (USDA) untuk memprediksi hasil panen, di mana
perbedaan antara hasil panen yang tercatat dan yang diprediksi kurang dari
10%.

2.5 Pengaruh Aplikasi Pertanian Presisi Terhadap Lingkungan


Pertanian adalah sektor yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
pangan global. Namun, tantangan dalam meningkatkan efisiensi produksi pertanian
menjadi semakin kompleks. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi tantangan ini adalah penerapan teknologi precision farming.
Teknologi precision farming melibatkan penggunaan berbagai perangkat dan
sistem sensor yang canggih untuk mengumpulkan data tentang kondisi lahan
pertanian secara real-time. Data ini kemudian dianalisis dan digunakan untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida.
Dengan memanfaatkan data dan analisis yang tepat, petani dapat mengidentifikasi
area yang memerlukan perlakuan khusus, serta menghindari pemakaian berlebihan
yang tidak perlu.
Penerapan teknologi precision farming memberikan beberapa manfaat
signifikan. Pertama, ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
dengan mengurangi limbah dan penggunaan berlebihan. Misalnya, petani dapat
memberikan pupuk secara presisi berdasarkan kebutuhan tanaman, sehingga
mengurangi biaya dan dampak lingkungan yang tidak perlu. Kedua, teknologi ini
dapat membantu dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan
mendeteksi infestasi awal dan mengambil tindakan yang cepat. Hal ini mengurangi
kerugian hasil panen dan kebutuhan akan penggunaan pestisida yang berlebihan.
Selain itu, teknologi precision farming juga memungkinkan pemantauan dan
pengelolaan yang lebih baik terhadap kondisi tanaman. Dengan menggunakan

12
sensor dan perangkat yang terhubung secara online, petani dapat memantau
parameter penting seperti kelembaban tanah, suhu, dan tingkat nutrisi tanaman
secara real-time. Ini memungkinkan deteksi dini masalah pertumbuhan tanaman
dan mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaikinya.
Namun, penerapan teknologi precision farming juga menghadapi beberapa
tantangan. Salah satunya adalah biaya awal yang tinggi untuk membeli dan
menginstal infrastruktur teknologi yang diperlukan. Selain itu, petani juga perlu
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan baru dalam mengelola dan
menganalisis data pertanian yang kompleks.
Dalam kesimpulannya, penerapan teknologi precision farming dapat
meningkatkan efisiensi produksi pertanian melalui penggunaan yang lebih efektif
dan efisien dari sumber daya pertanian. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi,
manfaat jangka panjang dari teknologi ini dapat membantu memenuhi kebutuhan
pangan yang semakin meningkat secara berkelanjutan. Dengan demikian,
pengembangan dan penerapan teknologi precision farming perlu didukung dan
ditingkatkan untuk mewujudkan pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu Pertanian presisi (precision
agriculture) merupakan sistem pertanian terpadu berbasis informasi sumber daya
lahan, didasarkan dari hasil analisis data yang terkumpul dilapangan. Penerapan
pertanian presisi bermanfaat untuk meningkatkan produksi, efisiensi, produktivitas,
dan profitabilitas usaha. Penerapan pertanian presisi juga membutuhkan karakter
user (sumber daya manusia) yang sesuai untuk menjalankannya.
Pada pengaplikasiannya di dalam bidang Agroekoteknologi, pertanian presisi
berperan sangat besar terutama dalam beberapa aspek dalam bidang pertanian.
Aspek-aspek tersebut adalah dalam peningkatan efisiensi input pupuk yang terjadi
pada beberapa negara di asia selatan yang mengalami masalah pupuk seperti
bangladesh, nepal dan india. Aspek selanjutnya adalah peningkatan efisiensi air
yang dapat ditingkatkan dengan penggunaan perangkat elektronik yang dapat
membaca kebutuhan air bagi tanaman dengan basis berupa arduino. Aspek
agrokimia yang terjadi di bali dapat diatasi dengan menggunakan metode
penyaringan air begawan. Peningkatan hasil panen juga dapat dilakukan dengan
cara pembacaan kebutuhan hidup tanaman, alat pemanenan yang pintar, dan
prediksi hasil panen. Aspek terakhir yaitu pengaruh terhadap lingkungan yang
berupa pemanfaatan sumber daya yang efisien dan pengelolaan serta pemantauan
kondisi tanaman yang dapat dilakukan dengan membaca data iklim mikro dan
makro secara real-time.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat diperbanyak mengenai literatur yang mendukung
tentang topik yang ada pada makalah, sehingga makalah yang disusun dapat lebih
sempurna serta informasi yang disampaikan adalah informasi aktual yang sesuai
dengan yang terjadi di lapangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Afroj, Mahfuza. Kazal, M. Rahman, M. 2016. Precision Agriculture In The World


And Its Prospect In Bangladesh. Res.Agric. Vol.3 (1): 3-14
Al-Gaadi, K. A., Hassaballa, A. A., Tola, E., Kayad, A. G., Madugundu, R.,
Alblewi, B., & Assiri, F. (2016). Prediction of potato crop yield using
precision agriculture techniques. PloS one, 11(9), e0162219.
Bariyyah, K., Hadi, A., Sakinah, N., Istianingrum, P., Jayanti, A. L., Prapti, K. P.,
... & Fahrurrozi, M. (2023). Teknologi Farm Management System
Untuk Mendukung Budidaya Pertanian Berkelanjutan. Jurnal
Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 7(1), 44-58.
Ekawati, I. (2019, December). Smart farming: Teknologi PGPR untuk
keberlanjutan pertanian lahan kering. In Prosiding: Seminar Nasional
Ekonomi dan Teknologi (pp. 615-622).
Gupta, M., Kumar, N., & Kumar, A. (2019). Design and Implementation of a Smart
Irrigation System Based on IoT. In 2019 5th International Conference
on Advanced Computing & Communication Systems (ICACCS) (pp.
1002-1007). IEEE.
Hasibuan, M. R. R. (2023). Penerapan Teknologi Precision Farming Untuk
Meningkatkan Efisiensi Produksi Pertanian. Medan: Universitas
Medan Area.
Husnain, Nursyamsi, D., dan Purnomo, J. 2015. Penggunaan Bahan Agrokimia dan
Dampaknya terhadap Pertanian Ramah Lingkungan. Jakarta: IAARD
Press.
Monzon, J. P., Calviño, P. A., Sadras, V. O., Zubiaurre, J. B., & Andrade, F. H.
(2018). Precision agriculture based on crop physiological principles
improves whole-farm yield and profit: A case study. European Journal
of Agronomy, 99, 62-71.
Mujeri, M. Shahana, Siban. Chowdhury, Tahreen Tahrima. Haider, Khondoker
Tanveer. 2013. Improving the Effectiveness, Efficiency and
Sustainability of Fertilizer Use in South Asia. Global Development
Network Working Paper Series. Vol.1(67):1- 38

15
Rahmadian, R., & Widyartono, M. (2020). Penerapan Machine Vision untuk Sistem
Panen Otomatis di Robot Agrikultur. Journal Information Engineering
and Educational Technology) ISSN, 2549, 869X.
Sarwani, Muhrizal. Mulyono, Joko. Irianto, Sumardjo. 2023. Krisis Pupuk Dunia
Dan Dampaknya Bagi Indonesia. Jurnal Analis Kebijakan. Vol.7 (1):
29-31.
Siregar, M. A. R. (2023). Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi Melalui
Penerapan Teknologi Pertanian Terkini.
Sondakh, J., J.H.W. Rembang, dan Syahyuti. 2021. Karakteristik, Potensi Generasi
Milenial dan Perspektif Pengembangan Pertanian Presisi Di Indonesia.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. 38 (2) :155-166
Syah, M. J. A. 2023. Menggapai Laba dari Budidaya Durian. Makassar: PT Nas
Media Indonesia.
Yusmarni, A., Syahputra, M. F., & Lumbantobing, D. P. (2021). Penerapan
Teknologi IoT pada Tanaman Hidroponik Menggunakan Arduino dan
Blynk Android. Jurnal Informatika Universitas Pamulang, 3(1), 50-58.

16

Anda mungkin juga menyukai