LAPORAN
OLEH :
KELOMPOK 9
MUTHIA KANZA TARIGAN 180301224
DINA INDRIYANI SARAGIH 180301243
AYU MAYA SOVA SIDABUTAR 180301268
SABRI MUNIR LUBIS 180301272
FAHRUL RIZKI NASUTION 180301274
VALENTINO G. N DAMANIK 180301276
REZA ABDILLAH 180301281
DAVID R. P TAMPUBOLON 180301241
MUHAMMDAD HAFIZ KURNIAWAN 180301270
AGRONOMI 2018
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
(Coffea sp.)” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen
Dr. Ir. Emmy Harso Kardhinata M.Sc. sebagai dosen penanggung jawab
praktikum serta abang dan kakak asisten yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat
kesalahan.
Oleh sebab itu penulis menerima segala kritik dan saran dari semua
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh.................................................................................................................................... 7
Iklim…..................................................................................................................................... 7
Tanah. ....................................................................................................................................... 8
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang tergolong kedalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman tergolong
sebagai tanaman perkebunan yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
pada berbagai daerah dengan berbagai ketinggian tempat. Namun demikian, lokasi
terbaik untuk pertumbuhan dataran rendah sampai menengah adalah jenis kopi
robusta sedangkan pada daerah dataran tinggi umumnya lebih cocok digunakan
jenis kopi arabika.Tingkat konsumsi kopi per kapita masyarakat Indonesia lebih
akan konsumsi kopi global yang trend nyasemakin meningkat, maka produksi
dengan nilai US$ 1.249,5 juta. Angka tersebut menempatkan Indonesia menjadi
eksportir ketiga terbesar setelah Brasil dan Vietnam (Aryani 2013; Wijayadi,
2013).
(Coffeacanephora) (Priyono, 2013). Kopi Arabika memiliki kualitas cita rasa yang
tersebut masih rendah yakni hanya 50-60% dari potensi produksi yang
2014).
Tujuan Praktikum
dan memahami tentang pemuliaan tanaman Kopi (Coffea sp.) baik secara
Kegunaan Penulisan
Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Kopi berasal
dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal
berenergi. Pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar
3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat
ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh
dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik,
kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu
a. Akar
Tanaman kopi berakar tunggang, lurus kebawah, pendek dan kuat. Panjang
akar tunggang ini kurang lebih 45-50 cm, yang pada dasarnya terdapat 4-8 akar
samping yang menurun ke bawah sepanjang 23 cm. Selain itu banyak pula akar
cabang samping yang panjang 1-2 m horizontal, sedalam ±30 cm, dan bercabang
relatif dangkal. Perakaran tanaman kopi pada dasarnya peka terhadap kandungan
bahan organic, perlakuan tanah dan saingan rumput. Akar tanaman kopi yang
b. Batang
tanaman kopi ada dua tipe yaitu tunas seri dan tunas legitim. Pertumbuhan
merupakan cabang yang tumbuh tegak seperti batang utama, Cabang plagiotrop
Batang tanaman kopi memiliki dua tipe percabangan yaitu cabang yang
tumbuh tegak (orthotrop) dan cabang yang tumbuh yang mendatar (plagiatrop).
orthotrop tumbuhnya pesat dengan ruas yang relative panjang sehingga banyak
Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok. Batang pokok
memiliki ruas-ruas yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda. Pada
tiap ruas tumbuh sepasang daun yang berhadapan, selanjutnya tumbuh dua macam
cabang, yakni cabang orthotrop (cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal
dan dapat menggantikan kedudukan batang bila batang dalam keadaan patah atau
dipotong) dan cabang plagiotrop (cabang atau ranting yang tumbuh ke samping
c. Daun
batang, cabang serta ranting tanaman dimana tersusun secara berdampingan pada
bagian ketiak. Tanaman kopi sendiri memiliki daun berwarna hijau, memiliki
bentuk daun runcing pada bagian ujungnya, sedangkan pada bagian pangkalnya
memiliki tepi yang tidak pernah bertemu, hal disebabkan terpisah oleh pangkal
Tanaman kopi sendiri memiliki tulang daun yang menyirip dimana tulang
daun ini terbentang dari pangkal hingga ujung daunnya. Pada bagian tepi daun
tanaman kopi memiliki bentuk berombak, dan daunnya memiliki permukaan yang
licin serta mengkilat. Namun ciri morfologi dari daun kopi bisa beragam tergantu
tumbuh dan tersusun secara berdampingan d ketiak batang, cabang dan ranting.
Sepasang daun terletak dibidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh
mendatar. Kopi Arabika memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila
dibandingkan dengan spesies kopi Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan
tebal. Warna daun kopi Arabika hijau gelap, sedangkan kopi Robusta hijau
terang.Daun kopi berbentuk bulat telur dan ujungnya agak meruncing sampai
bulat yang tumbuh pada batang. cabang dan ranting tersusun berdampingan pada
ketiak. Pada daun kopi robusta, tepi daun agak bergelombang sedangkan pada
d. Bunga
kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2–3 kelompok bunga
sehingga setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8–18 kuntum bunga atau setiap
buku menghasilkan 16–36 kuntum bunga. Bunga kopi berukuran kecil, mahkota
berwarna putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya
menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5–
7 tangkai berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada awal musim
kemarau. Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada akhir musim
berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 kuntum bunga yang bertangkai
pendek. Pada tiap ketiak daun akan tumbuh 3-4 kelompok bunga dan setiap buku
terdapat ± 30 kuntum bunga atau lebih dan dapat keluar ribuan kuncup bunga
sendiri letaknya berada pada ketiak daun dimana bunganya membentuk suatu
rangkaian yang bergerombol. Rangkaian inilah yang biasa disebut dengan bunga
majemuk. .Bunga tanaman kopi juga termasuk bunga sempurna karena memiliki
alat kelamin jantan yaitu benang sari dan alat kelamin betina yaitu putik, dan
termasuk golongan berumah satu karena bunga jantan dan bunga betinanya
Buah kopi juga memiliki karakteristik yang membedakan dengan biji kopi
lainnya. Secara umum, karakteristik yang menonjol yaitu bijinya yang agak bulat,
10 lengkungan bijinya yang lebih tebal dibandingan kopi arabika dan garis tengah
dari atas ke bawah hampir rata (Panggabean 2011). Daging buah terdiri atas 3
bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan
kulit tanduk (endokarp) yang tipis dan keras. Buah kopi menghasilkan dua butir
biji tetapi da juga yang tidak menghasilkan Biji kopi terdiri atas kulit biji dan
lembaga. Secara morfologi, biji kopi berbentuk bulat telur, berstekstur keras dan
Syarat Tumbuh
Iklim
Untuk arabika, jumlah curah hujan yang masih bisa ditolerir sekitar 1.000-1.500
mm/tahun. Sementara itu, curah hujan untuk kopi robusta maksimum 2.000
melihat data klimatologi daerah tersebut selama 5 tahun terakhir. Daerah yang
berada di atas ketinggian 1.000 meter dpl dan memiliki curah hujan yang baik
umumnya justru memiliki musim kering relatif pendek. Sebaliknya, tanaman kopi
membutuhkan musim kering yang agak panjang untuk memperoleh produksi yang
optimal.
rata-rata 16-22̊C. Untuk kopi robusta, tanaman ini dapat tumbuh dan beradaptasi
pada suhu 20-28̊C. Karena itu, investor atau petani kopi perlu mengetahui kondisi
Tanah
Tanah digunakan sebagai media tumbuh tanama kopi. Salah satu ciri tanah
yang baik adalah memiliki lapisan topsoil yang tebal. Umumnya, kondisi tanah
di dataran tinggi memiliki kandungan organik yang cukup banyak dan tidak
tanah yang memiliki kandungan hara dan organik yang tinggi. Rata-rata pH tanah
yang dianjurkan 5-7. Jika pH tanah terlalu asam, tambahkan pupuk Ca(PO)2 atau
Ca(PO3)2 (kapur atau dolomit). Sementara itu, untuk menurunkan pH tanah dari
basa ke asam, tambahkan urea. Caranya taburkan kapur atau urea secukupnya
Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica),
Excelsa (Coffee Dewevrei).Diantara keempat ini best of the best nya adalah kopi
Liberika.(Soetriono et al.,2007)
Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan jenis kopi yang paling disukai
karena rasanya dinilai paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam di
ketinggian 1000-2100 meter dpl. Namun masih bisa tumbuh baik pada ketinggian
diatas 800 meter dpl. Bila ditanam di dataran yang lebih rendah, jenis kopi ini
sangat rentan terhadap penyakit HV.Arabika akan tumbuh optimal pada kisaran
suhu 16-20oC. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, kopi arabika
terang. Buah yang telah matang mudah sekali rontok, jika dibiarkan buah tersebut
akan menyerap bau-bauan yang ada ditanah sehingga mutunya turun. Arabika
antara buah yang panen dengan biji kopi (green bean) yang dihasilkan sekitar 18-
20%.Para petani kopi arabika biasa mengolah buah kopi dengan proses basah.
Meski memerlukan biaya dan waktu lebih lama, tapi mutu biji kopi yang
1900 (Gandul, 2010). Kopi ini ternyata tahan penyakit karat daun, dan Universitas
Sumatera Utara memerlukan syarat tumbuh dan pemeliharaan yang ringan, sedang
produksinya jauh lebih tinggi. Oleh karena itu kopi ini cepat berkembang, dan
mendesak kopikopi lainnya. Saat ini lebih dari 90% dari areal pertanaman kopi
Karakter morfologi yang khas pada kopi robusta adalah tajuk yang lebar,
perwatakan besar, ukuran daun yang lebih besar dibandingkan daun kopi arabika,
dan memiliki bentuk pangkal tumpul. Selain itu, daunnya tumbuh berhadapan
dengan batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Biji kopi robusta juga memiliki
karakteristik yang membedakan dengan biji kopi lainnya. Secara umum, biji kopi
robusta memiliki rendemen yang lebih tinggi dibandingkan kopi arabika. Selain
itu, karakteristik yang menonjol yaitu bijinya yang agak bulat, lengkungan bijinya
yang lebih tebal dibandingan kopi arabika, dan garis tengah dari atas ke bawah
budidaya. Jenis kopi ini tumbuh baik pada ketinggian 400-800 m dpl dengan suhu
21-24oC. Buididaya jenis kopi ini sangat cocok dilakukan didataran rendah
dimana kopi arabika rentan terhadap serangan penyakit HV. Dahulu setelah ada
kopi arabika dengan kopi robusta.Jenis kopi robusta lebih cepat berbunga
dibanding arabika. Dalam waktu sekitar 2,5 tahun robusta sudah mulai bisa
panas selama 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali hujan. Buah robusta
menempel kuat di tangkainya meski sudah matang. Rendemen kopi robusta cukup
tinggi sekitar 22%.Para penggemar kopi menghargai robusta lebih rendah dari
arabika. Karena harganya yang murah, para petani seringkali mengolah biji kopi
C. Kopi liberica
Kopi liberica adalah jenis kopi yang berasal dari negara Liberia di Afrika
bagian barat. Kopi ini dapat tumbuh sampai tingginya 9 meter. Abad ke 19 jenis
kopi ini di datangkan ke negara Indonesia untuk menggantikan kopi arabica yang
mudah terserang oleh hama penyakit. Kopi jenis liberica termasuk tanaman hutan
kalimantan. Terakhir adalah jenis kopi excelsa, kopi excelsa ditemukan pada
tahun 1904. Dikembangkan karena lebih tahan penyakit yang umum menyerang
tanaman kopi. Kopi liberica dibudidayakan di dataran rendah dan kering, yaitu
daerah yang tidak sesuai untuk jenis kopi lain seperti arabica dan robusta
(Rachmawati, 2015).
Kopi liberika (Coffea liberica) bisa tumbuh dengan baik didataran rendah
dimana robusta dan arabika tidak bisa tumbuh. Jenis kopi ini paling tahan pada
kopi liberika. Ukuran daun, percabangan dan tinggi pohon jenis kopi liberika lebih
besar dari arabika dan robusta.Kopi liberika mutunya dianggap lebih rendah dari
robusta dan arabika. Ukuran buahnya tidak merata, ada yang besar ada yang kecil
bercampur dalam satu dompol. Selain itu rendemen kopi liberika juga sangat
rendah yakni sekitar 12%. Hal ini yang membuat para petani malas menanam
jenis kopi ini.Produtivitas jenis kopi liberika ada pada kisaran 400-500
dapat bertahan lebih lama. Dalam satu buku bisa berbunga lebih dari satu kali. Di
terdapat berbagai jenis kopi yang ditanam di Indonesia diantaranya yaitu kopi
Arabika, kopi Robusta, dan kopi Liberika. Dari berbagai jenis kopi tersebut, kopi
Liberika mempunyai keunggulan yaitu dari segi citarasa, hasil analisis kafein
ternyata kopi Liberika memiliki kadar kafein relatif rendah berkisar antara 1,1-
1,3% hampir sebanding dengan kadar kafein kopi Arabika berkisar antara 0,9-
serupa dengan kopi Arabika yang relatif aman bagi konsumen yang sensitif
Universitas Sumatera Utara terhadap kafein. Citarasa kopi Liberika Tanjabar juga
lebih baik dibanding kopi Robusta yang ditanam pada ketinggian tempat sama (10
m dpl.) dengan nilai kesukaan 7,5 dibandingkan nilai kesukaan kopi Robusta
sekitar 6,5-7,0. Diantarapenciri khas citarasa kopi Liberika adalah dried fruit,
sebagian panelis menyebutnya aroma jack fruit (buah nangka) sehingga kopi
Liberika seringkali disebut sebagai kopi nangka. Berdasarkan hasil tersebut maka
pengembangan kopi Liberika akan memiliki daya saing yang lebih baik
Arabika sehingga produk kopi Liberika saat ini mulai dikenal dan banyak diminati
Secara agronomis kopi Liberika memiliki keunggulan dapat tumbuh baik pada
lahan-lahan marjinal, khususnya pada lahan gambut, dan juga memiliki kriteria
toleran atau tahan terhadap penyakit karat daun dan terhadap serangan penggerek
Nama ilmiah untuk kopi liberika adalah Coffea liberica var. Liberica. Pada
awalnya tanaman ini digolongkan kedalam spesies yang sama dengan kopi
Robusta dengan nama ilmiah Coffea canephora var. liberica. Namun pada
Coffea liberica. Karena secara morfologi dan sifat-sifat lainnya berbeda dengan
robusta. Selain kopi Liberika, terdapat varietas lain dalam spesies Coffea liberica
yakni kopi excelsa dengan nama ilmiah Coffea liberica var. Dewevrei.
antara kopi Liberika dengan kopi Ekselsa yaitu terletak pada ketebalan daging
buah dan warna pupus daun (flush). Kopi Liberika daging buahnya tebal dan
pupus daunnya berwarna hijau atau hijau sedikit kecokelatan, sedangkan kopi
Ekselsa daging buahnya tipis mirip kopi Arabika dan pupus daun bagian
Suatu jenis kopi dapat dibedakan dengan melihat bentuk bijinya. Kopi
tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya dari jenis lainnya, dan celah tengah (center
cut) di bagian datar tidak lurus memanjang ke bawah, tetapi berlekuk. Kopi
Robusta memiliki karakteritik biji bentuknya agak bulat, lengkungan biji lebih
tebal dibandingkan jenis Arabika, dan garis tengah (parit) dari atas ke bawah
Kopi excelsa (Coffea excelsa) merupakan salah satu jenis kopi yang paling
toleran terhadap ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik didataran
rendah mulai 0-750 meter dpl. Selain itu, kopi excelsa juga tahan terhadap suhu
Bentuk daunnya besar dan lebar dengan warna hijau keabu-abuan. Kulit buahnya
lembut, bisa dikupas dengan mudah oleh tangan. Kopi excelsa memiliki
F. Kopi Catimor
Robusta. Uniknya, dari segi bentuk, kopi ini menyerupai dengan Kopi Arabika,
G. Kopi Kolombia
Kopi Kolombia ini masuk ke dalam jenis Kopi Arabika. Tetapi, kopi ini
hanya dikembangkan di Kolombia. Rasanya juga lebih nikmat dari Kopi Arabika
biasa, Toppers. Di beberapa negara, harga jenis kopi yang satu ini juga lebih
mahal.
H. Kopi Gayo
Dari namanya saja, tentu kamu sudah tahu kalau kopi ini berasal dari
Tanah Gayo, Aceh. Aromanya yang harum dan rasanya yang gurih, cita rasanya
kelas dunia. Kopi ini berasal dari pohon kopi yang ditanam di dataran tinggi. Kopi
asal Indonesia ini populer di beberapa negara, loh, seperti Amerika Serikat dan
Eropa.
I. Kopi Toraja
Jenis kopi yang satu ini juga berasal dari Indonesia, tepatnya Tanah Toraja,
Sulawesi. Cita rasa yang dimiliki kopi ini adalah beri dan rempah. Aromanya
didominasi rempah dan kayu manis, Toppers. Setelah menikmati Kopi Toraja ini,
J. Kopi Gesha
Kopi Gesha adalah varian kopi yang sangat unik dan menarik, Toppers. Menurut
para pecinta kopi jenis kopi yang satu ini memiliki cita rasa yang super dan luar
biasa. Kopi ini menghasilkan aroma jasmine dengan rasa buah-buahan seperti
tanaman secara tetap (baka) sehingga memiliki sifat atau penampilan sesuai
Widodo (2003) bahwa pemuliaan tanaman dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
diwariskan pada suatu populasi baru dengan sifat genetic yang baru. Pemuliaan
dengan proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dilakukan, dalam
inovasi perakitan kultivar unggul baru. Populasi dasar dengan variasi genetic
yang tinggi merupakan bahan pemuliaan yang penting untuk perakitan varietas
unggul. Populasi dasar yang memiliki variasi genetic tinggi akan memberikan
respon yang baik terhadap seleksi, karena variasi genetic yang tinggi akan
Hibridisasi
telah ditemukan Hibrido de Timor (HdT) yang bersifat fertil dan diyakini
merupakan hibrida alami antara kedua spesies tersebut (Vinod dan Suryakumar,
2004). Tipe HdT kemudian dijadikan sebagai salah satu tetua persilangan di
India, hasil seleksi hibrida alami antar kedua spesies tersebut dikenal dengan
nomor S.288 (Prakash et al., 2002) yang kemudian disilangkan dengan Arabika
serempak dalam satu dompol, bobot buah tinggi, dan kandungan kafein rendah
(N’Diaye et al., 2005). Dengan adanya hibrida alami antara kedua spesies kopi
Persiapan
disediakan alat-alat antara lain: pisau keeil yang tajam, gunting keeil, pinset
dengan ujung yang runeing, jarum yang panjang dan lurus, alkohol (75-85%) atau
spiritus dalam botol keeil untuk mensterilkan alat-alat tersebut, wadah untuk
tempat benang sari, sikat keeil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang sari,
kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik dan kaea pembesar untuk
kantong plastik yang telah diberi lubang-Iubang keeil untuk pemafasan (peredaran
udara) atau isolatif, sesuai dengan ukuran bunga. Selain itu perIu disediakan label
dari kertas yang tebal dan kedap air. Label-label tersebut diberi nomor umt
menggunakan pinsil atau bolpoint yang tintanya tidak luntur karena air. Untuk
Kastrasi
bunga yang tidak. dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan
Emaskulasi
pada tetua betina, sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan
tabung plastik yang salah satu ujungnya terbuka agar dapat dilekatkan pada
batang tanaman dan sisi ujung lainnya ditutup dengan kain kassa sehingga masih
memungkinkan adanya aliran udara masuk ke dalam tabung plastik. Celah yang
(buah muda) hasil persilangan yang terbentuk, yang dilakukan secara periodik
berdasarkan persentase buah yang terbentuk. melalui waktu tersebut polen telah
jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika
antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak
waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap
adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi,
tanaman kecil yang memiliki sifat seperti induknya. Metode kultur jaringan
setek. Bagian tanaman yang akan dikultur (eksplan) dapat diambil dari
akar,pucuk, bunga, daun, batang, meristem dan serbuk. sari. Pada kultur
sebagai bahan induksi untuk mem bentuk kalus yang kemudian akan
membentuk embrio.
untuk m edia padat dalam kultur jaringan. Media yang terlalu padat akan
tenggelam tidak dapat tumbuh menjadi kalus sebab tempat area kalus yaitu
pada irisan (jaringan yang luka) tertutup oleh media. Kultur padat dapat
menumbuhkan planlet dari protokormus setelah dipindahkan dari suspensi sel, dan
(digabungkan).
2. Kultur cair
Penggunaan kultur cair ini lebih ditekankan untuk suspensi sel yaitu
untuk menumbuhkan “plb” ( protocorm like bodies). Dari protokormus ini akan
tum buh m enjadi planlet apabila dipindahkan ke dalam media padat yang
sesuai. Pembuatan media cair jauh lebih cepat dari pada media padat karena tidak
tanaman kopi. Media yang digunakan terdiri dari garam mineral, vitamin,
hormon, agar, gula, dan lain-lain. Media ditempat kan pada tabung reaksi atau
2. Pengambilan eksplan
3. Sterilisasi
akan digunakan dalam kegiatan kultur jaringan. Peralatan logam dan gelas
disterilkan dalam autoclave pada suhu 121OC dengan tekanan 1 atm. Alat
tanam seperti pinset, gunting dan scalpel dapat disterilkan dengan pembakaran
atau dengan pemanasan pada suhu 250O C dan dengan pencelupan dalam
etanol yang disemprotkan secara merata. Sterilisasi juga dilakukan pada eksplan
dalam larutan klorok 30%, larutan benlate, dan alkohol (1 menit) kemudian
dicuci dengan air steril agar tidak terkontaminasi oleh jamur atau bakteri.
4. Inisiasi kultur
dalam laminar air- flow untuk menghindari kontam inasi mikro- organisme
dapat dilakukan pem ilihan bagian tanam an yang tum buhnya paling baik
kultur yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan
5. Pemeliharaan eksplan
Eksplan yang telah ditanam, agar tumbuh menjadi kalus dan m enjadi
kalus yang sudah waktunya untuk dipindahkan ke dalam media tanam yang
baru harus segera dikerjakan, tidak boleh terlam bat. Keterlam batan pem
atau bahkan mengalami browning dan terkontaminasi oleh jamur atau bakteri.
6. Pengamatan eksplan
pertumbuhan tunas dan akar. Tahap ini berarti proses kultur jaringan telah
menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau hitam dengan adanya bulu-
7. Aklimatisasi
Tahap akhir pemindahan planlet yang telah bertunas dan berakar dari
dari udara luar dan serangan hama/penyakit karena bibit hasil kultur jaringan
sangat peka terhadap serangan hama dan penyakit. Setelah bibit mampu
konvensional.
B. Marka Molekuler
Pada program pemuliaan kopi, sifat kuantitatif pada buah dan biji kopi
berat dan bentuk dari biji kopi merupakan sifat yang diinginkan dalam program
pemuliaan. Saat ini telah dilakukan beberapa studi QTL, antara lain yang
mengontrol waktu pematangan, sifat hasil dan kematangan buah dan biji kopi
berdasarkan QTL yang terkait dengan kematangan buah kopi yaitu ukuran
dan berat buah dan biji kopi (Priyono and Sumirat, 2012)
terkait tahap perkembangan awal buah (green stage) yaitu marka GAL,
green ke tahap yellowish-green yaitu (CS), dan gen isocitrate lyase (ICL)
dan Biji Kopi primer ETR (ethylene reseptor) dan primer ICL (Isocitrate lyase)
merupakan primer yang terkait dengan saat kematangan akhir pada buah kopi.
Primer ETR dan ICL berhasil mengamplifikasi dan didapatkan pola pita yang
sama dari genotipegenotipe kopi yang dievaluasi pada kedua primer tersebut.
Namun pada studi ini tidak dilakukan analisis transkripsi gen dan profil ekspresi
buah kopi pada gen reseptor etilen3 (ETR) dan isocitrate lyase (ICL) sehingga
1. Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
2. Jenis- jenis kopi yaitu arabica, robusta, liberica, Kopi excelsa dan
sebagainya