Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PEMBAHASAN

Analisis ekonomi menggunakan data biaya dari penelusuran pustaka, dan


survei lapangan. Analisis fisik dilihat dari proses dan hasil jadi sedangkan analisis
ekonomi akan menghitung biaya pokok, biaya produksi, harga pokok produksi,
NPV (Net Present Value) dengan syarat NPV > 0, BCR (Benefit Cost Ratio)
dengan syarat BCR > 1.

Tabel 1. Hasil kualitas fisik penyangraian


Karakter Fisik Sebelum Disangrai Setelah Disangrai
Warna Hijau muda Coklat
Aroma Tidak ada Ada
Kontaminasi asap Tidak ada Tidak ada

Tabel 2. Analisis ekonomi


Komponen Biaya Biaya (Rp/bulan)
BT (Biaya Tetap)
 Susut peralatan 200.000
 Sewa tempat 125.000
 Perawatan 100.000
 Angsuran 310.000
 Bahan bakar 92.000
 Kemasan 160.000
BV (Biaya Variabel)
 Upah pegawai 500.000
 Listrik 170.000

Tabel 3. Perhitungan kelayakan ekonomi


Parameter Hasil analisis Keterangan
BP Rp. 1.657.000 Per bulan
HPP Rp. 5.218 Harga penyewaan
NPV Rp. 317.000 Layak
BCR 1,47 Layak

 1kg/proses.
 Dengan asumsi 20 hari kerja.
 4 jam/hari.
 Satu kali produksi 15 menit.
 Harga kemasan Rp.500.
 HPP patokoan penyewaan, tapi disewain sampe Rp. 7000/Kg.
 Biaya tidak tetap adalah konsumsi energi listrik, upah operator per bulan.
 RUMUS
BP = BT + BV …………… (3)
HPP = BP / Kp ………… (4)
Keterangan : BP = biaya produksi (Rp/bulan) BT = biaya tetap (Rp/bulan) BV =
biaya variabel (Rp/bulan) HPP = harga pokok produksi (Rp/kg) KP = kapasitas
produksi (kg/bulan).
NPV = (ΣPVin) - (ΣPVout)
BCR = (ΣPVin)/(ΣPVout)
PVin = nilai sekarang bersih dari perhitungan dana masuk
PVout = nilai sekarang bersih dari perhitungan dana keluar

Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan yaitu tentang kualitas
hasil sangrai biji kopi yang tersaji pada tabel 1, dapat dikatakan bahwa hasilnya
sangat baik karena dari segi warna setelah disangrai yaitu warna hitam, sudah
sangat sesuai dengan standar biji kopi yang akan diperjual belikan. Proses sangrai
ini menjadi sangat penting untuk dilakukan karena akan menentukan kualitas biji
kopi yang akan di jual ke masyarakat. Menurut (Winjaya, 2017). Penyangraian
biji kopi merupakan proses pembentukan rasa dan aroma pada minuman kopi
sehingga menjadi salah satu penciri kopi specialty. Kemudian dari segi aroma
ketika sebelum dan sesudah disangrai terdapat perbedaan, ketika disangrai aroma
biji kopi menjadi lebih pekat. Hal ini menandakan bahwa mesin yang digunakan
efektif untuk menghasilkan biji kopi yang siap untuk diperjual belikan. Menurut
(Angelina dkk, 2019) biji kopi yang mempunyai aroma pekat ini disebabkan
karena adanya proses griding pengecilan ukuran kopi. Kemudian tidak terdapat
kontaminasi asap ketika dilakukan sangrai juga menandakan bahwa mesin yang
digunakan sangat baik kondisinya. Selanjutnya pada tabel 2 yang membahas
tentang analisis ekonomi, terdapat 2 komponen penting yaitu biaya tetap dan
biaya variabel. Kedua komponen ini akan menentukan hasil dari analisis
kelayakan ekonominya. Total dari komponen BT (biaya tetap) yaitu Rp. 987.000.
Sedangkan untuk komponen BV (biaya variabel) yaitu Rp. 670.000. komponen
BT ini terdiri dari keperluan yang dibutuhkan untuk operasional dan juga
perawatan mesin. Sedangkan komponen BT ini terdiri dari keperluan upah dan
juga biaya listrik yang digunakan.
Kemudian pada tabel 3, yang membahas tentang analisis kelayakan
ekonomi. Analisis kelayakan ekonomi merupakan analisis yang dilakukan untuk
mengetahui apakah biaya ekonomi yang dilakukan untuk produksi layak atau
tidak. Kelayakan ekonomi ditentukan oleh Analisis kelayakan ekonomi dilihat
dari salah satunya yaitu NPV. Proses penyangraian dilihat dari nilai NPV
dinyatakan layak karena NPV penyangraian bernilai positif yaitu sebesar Rp
317.000 Sehingga memenuhi kelayakan ekonomi NPV ≥ 0. Nilai NPV yang
bernilai positif disebabkan BEP yang tercapai pada tahun pertama. Kondisi
tersebut menyebabkan nilai pendapatan sekarang lebih besar dari nilai
pengeluaran sekarang selama lima tahun masa pakai mesin sehingga nilai NPV
bernilai positif. Sebelum itu analisis BP (Harga Produksi) dan HPP (Harga Pokok
Produksi) juga perlu dilakukan. BP diperoleh dari total BV (Biaya Variabel)
dengan BT (biaya Tetap). Kedua komponen ini akan menentukan kelayakan
ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
Winjaya, F. (2017). Rancang bangun mesin pemanggang biji kopi berbasis image
processing dan akustik. (Thesis, Departemen Teknik Elektro, Fakultas
Teknologi Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya).
Angelina Batubara, Asep Yusuf, dan Asri Widyasanti. 2019. Uji Kinerja dan
Analisis Ekonomi Mesin Roasting Kopi (Studi Kasus di Taman
Teknologi Pertanian Cikajang-Garut). Jurnal TEKNOTAN. Vol 13(1).

Anda mungkin juga menyukai