A. Biaya Peralatan
Biaya investasi untuk pengadaan peralatan proses adalah sejumlah biaya yang keluarkan untuk memesan peralatan-
peralatan utama yang digunakan dalam produksi copper hydroksida dengan kapasitas 2.600 Kg / bulan (100/ kg hari).
Rincian biaya investasi dapat dilihat sebagai berikut :
Biaya bahan baku produksi saat dilakukan pengecekan harga paling terbaru khususnya pada bahan baku utama,
yaitu logam tembaga dan juga amonoia. Sedangakan untuk bahan baku lainnya seperti caustic soda dan nitrit
acid, biaya yang ditentukan adalah berdasarkan biaya modal produk. Mengenai besaran biaya bahan baku untuk
produksi fungisida copper hydroxida dengan kapasitas 2.600 Kg / bulan dapat dilihat sebagai berikut :
B. Biaya Listrik
Biaya listrik digunakan untuk menggerakan peralatan mekanis, penerangan, dan Proses Pengeringan produk.
Khusus untuk proses pengeringan, sumber energi yang diperoleh berasal dari heater listrik. Acuan penggunaan
jumlah kebutuhan listrik yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut ini :
No Nama Peralatan Jumlah Daya / Unit Daya /all unit Daya /hari Hari /Bulan Daya / Bulan
1 Heater 4 1,5 KVA 6 KVA 48 KVA (8 jam) 26 Hari 1.248 KVA
2 Motor Aduk 1 2 KVA 2 KVA 16 KVA (8 jam) 26 Hari 416 KVA
3 Pompa Scruber 2 0,6 KVA 1,2 KVA 9,6 KVA (8 jam) 26 Hari 249,6 KVA
4 Penerangan 5 0,1 KVA 0,5 KVA 4 KVA (8 jam) 26 Hari 104 KVA
5 Exhaust fan 4 0,4 KVA 1,6 KVA 12,8 KVA (8 jam) 26 Hari 332,8 KVA
2.350 KVA
Jumlah karyawan yang digunakan merujuk pada jumlah yang direkomendasikan oleh consultan untuk dua shift
kerja dan disesuaikan dengan kemungkinan proporsi tugas yang akan diberikan. Untuk besaran gaji karyawan,
nominal ditentukan bedasarkan jumlah UMR kota tangerang tahun 2021.
D. Hasil Produksi
Hasil produksi copper hydroxida yang telah diketahui berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan
metode ekstraksi dari logam tembaga adalah sebesar 168,5 % dari jumlah massa bahan baku utama. Dengan
demikian maka perkiraan hasil produksi yang akan diperloeh adalah sebesar “2.600 Kg” dengan jumlah bahan
baku utama sebanyak 1.534 Kg.
E. HPP Produksi
HPP produksi dihitung berdasarkan jumlah cost variabel biaya pada bahan baku (A), bahan bakar dan listrik (B),
gaji karyawan (C) dan kemudian dibagi dengan jumlah hasil produksi yang diperkirakan (2.600 Kg).
Biaya (HPP) yang telah ditentukan sebelumnya masih bersifat bruto atau biaya kotor. Adapaun variabel biaya
lain yang wajib dikeluarkan untuk produksi namun belum dapat ditentukan dan diprediksikan besaranya dapat
dilihat pada item variabel biaya berikut ini :
No Nama Item
1 Maintenance peralatan Proses dan Peralatan utilitas
2 Pengadaan Kemasan Produk
3 Pengadaan Bahan Laboratorium
4 Pengadaan APD Dan P3K Karyawan
5 Kordinasi Keamanan Dan Lingkungan
2. ANALISA SELISIH HARGA
Harga Beli (PPI) + PPN HPP Produksi Selisih (Harga Beli - HPP
Rp. 24.200 / Kg Rp. 25.275 / Kg - Rp. 1.075 / Kg
Harga Bahan Baku 2020 Harga Bahan Baku 2021 Selisih Harga
KCl / Kg Rp. 5.900 KCl / Kg Rp. 9.300 Rp. 3.400 / Kg
NaNo3 / Kg Rp. 10.852 NaNo3 / Kg Rp.17.000 Rp.6.148 / Kg
Harga Bahan Baku 2020 Harga Bahan Baku 2021 Selisih Harga
KCl / 18.250 Kg Rp. 107.675.000 KCl / 18.250 Kg Rp. 169.725.000 Rp. 62.050.000
NaNo3 / 26.056 Kg Rp. 282.759.712 NaNo3 / 26.056 Kg Rp. 442.952.000 Rp.160.192.288
Jumlah Rp. 390.434.712 Jumlah Rp.612.677.000 Rp.222.242.288
Adalah metode pengukuran investasi dengan melihat kekuatan Waktu pengembalian modal dengan pendekatan
target net income minimum.
total investasi
pay back periode = x1
Net Income (target)
Rp. 2.546.580.378
pay back periode = x 1 = 12 bulan
Rp. 212.215.031
Break Even Point (BEP)
Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan
antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah
CPV (Cost-Profit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus
dicapai, di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
- Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan perubahan volume
penjualan atau produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan
pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya variabel.
- Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan perubahan
volume penjualan atau produksi.
- Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume penjualan
atau produksi.
Biaya Tetap
pay back periode = x 100%
Hasil Penjualan − Biaya Variabel
Biaya Tetap
pay back periode =
Hasil Penjualan
1−
Biaya Variabel
Biaya Tetap
pay back periode =
Hasil Penjualan
1−
Biaya Variabel
Senyawa Persen massa Keterangan
Kandungan tembaga (copcid 77) 50 % Tertera pada kemasan
Kandungan tembaga (CuOH)2 63,546 Nilai teoritis molekul
Kandungan (CuOH)2 pada copcid 77 76,92 % Hasil kalkulasi
Bahan tambahan pada copcid 77 23,08 % Hasil kalkulasi
Copcid 77
3. Kesimpulan Dan Saran.
A. Kesimpulan.
- Produksi copper hydroksida dari bahan baku tembaga dengan
kapasitas 2.600 Kg / Bulan, sangat direkomendasikan karena
memiliki margin keuntungan bersih diatas Rp. 130.000.000 / bulan.
Margin keuntungan ini akan memberikan waktu pengembalian
modal investasi pada maksimal 3 bulan berdasarkan nilai investasi
yang dikeluarkan.
- Harga fungisida basis bahan aktif copper hydroksida pada saat ini
mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan. Beberapa merek
fungisida bahkan tidak memiliki stok produk untuk dipasarkan. Hal
ini terjadi akibat imbas kenaikan harga bahan baku produksi
khususnya bahan copper sulphat atau terusi.
- Lakukan produksi uji coba selama dua bulan dengan kapasitas 500 Kg / bulan
selama dua bulan dengan alat lemari asam dan peralatan-peralatan
sederhana lainnya untuk memperkenalkan produk kelapangan.