Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TANAH DAN FUNGSINYA DALAM AGROEKOSISTEM


Link Video :
https://drive.google.com/drive/folders/1X8zzFMw6Ag_TpjCgFE7q
UagqAxUtBFu5
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan
Dosen Pengampu: Dewi Rezki,S.P.,M.P

Disusun Oleh
Nama : Sagita Putra Kirana
Nim 2110242022

TPT PERKEBUNAN DHAR B


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
DEPARTEMEN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
KAMPUS III DHARMASRAYA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan hidayah-
Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sejarah dan Potensi
Kopi di Indonesia”.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Ibu Dewi Rezki,S.P.,M.P selaku
dosen pengampu dalam semester ganjil yaitu Mata Kuliah Teknologi
Produksi Tanaman Perkebunan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Sejarah dan Potensi Kopi di Indonesia bagi para pembaca dan
juga bagi saya pembuatnya.
Terima kasih kepada pihak yang telah memberi pengetahuannya dan
kepada Ibu Dewi Rezki,S.P.,M.P yang telah membimbing. Saya menerima
saran dan kritik yang membangun pada kesempatan berikutnya.

Dharmasraya, 16 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................1

B. Teori..................................................................................................1

C. Rumusan Masalah.............................................................................2

D. Tujuan...............................................................................................2

BAB II METODE PENELITIAN.................................................................3

BAB III PEMBAHASAN

A. Sejarah Kopi.....................................................................................4

B. Potensi Kopi.............................................................................................4

C. Tantangan Kopi Masa Kini......................................................................5

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan..................................................................................................7

B. Saran.................................................................................................7

C. Implikasi...........................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam subsector
perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri
maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan
komoditas perkebunan yang dijual ke pasar dunia. Menurut International Coffee
Organization (ICO) konsumsi kopi meningkat dari tahun ke tahun sehingga
peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor
kopi ke negara-negara pengonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika
Serikat dan Jepang. Kopi memang menjadi salah satu tanaman rakyat yang
diwajibkan pemerintah Hindia Belanda dalam pelaksanaan cultuur-stelsel.
Daerah-daerah dari luar Jawa, terutama Sumatera, punkemudian diharuskan
menanam kopi.
Perkembangannya cukup pesat, menyebar ke daerah daerah diluar Jawa,
Karena Pemerintah Hindaia Belanda menjadikan kopi sebagai salah satu
komoditas ekspor yang utama.2 Areal tanaman kopi yang sudah berkembang
pesat itu sayangnya belum bisa optimum produktifitasnya. Hasil yang mereka
capai hanya berkisar 40% dan 60% dari hasil yang dicapai perkebunan-
perklebunan besar. Hal itu disebabkan kopi rakyat tidak menggunakan bibit dari
klon unggul. Pemeliharaannya pun kurang baik. Jenis kopi yang dihasilkan
kebanyakan Robusta, mencapai 90% dari produksi kopi nasional, selebihnya kopi
Arabika. Indonesia merupakan Negara agraris yang cukup subur untuk lahan
pertanian dan perkebunan termasuk untuk pengembangbiakan tanaman kopi, maka
merupakan suatu hal yang wajar ketika Indonesia menjadi Negara pengekspor
kopi jenis robusta terbesar di dunia. Kopi merupakan komoditas utama
perdagangan terbesar kedua setelah gas dan minyak, namun dibalik harga kopi
Indonesia yang terus membaik justru dunia perekonomian Indonesia mengalami
penurunan, hal ini disebabkan oleh perkembangan kopi yang tidak disertai dengan
peningkatan standar mutu kopi yang dihasilkan petani Indonesia.
Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh
rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan
produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang
tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan
penyangraian. Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat
mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi. Oleh karena itu, untuk
memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca
panen yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar. Proses
penyangraian merupakan salah satu tahapan yang penting, namun saat ini masih
sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk
menghasilkan produk kopi berkualitas.
B. Teori
Kopi pertama kali ditemukan di Ethiopia, Afrika Timur, pada abad ke-9.
Orang yang pertama kali menemukan kopi adalah Khaldi, seorang penggembala
kambing di Ethiopia. Dalam perkembangan selanjutnya, Suku Galla di Afrika
Timur memanfaatkan kopi sebagai makanan. Indonesia menduduki peringkat lima
besar dalam pemasaran kopi di dunia.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Jelaskanlah sejarah kopi!


2. Bagaimana keadaan potensi kopi di Indonesia?
3. Jelaskanlah apa saja tantangan kopi di masa kini!

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah sebagai :


1. Mampu menjelaskan sejarah kopi.
2. Mampu menjelaskan potensi kopi.
3. Mampu menjelaskan tantangan kopi di masa kini.
BAB II

METODE

Pada penyusunan makalah ini, digunakan studi literatur dari berbagai


sumber agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:
menentukan objek penelitian, menentukan referensi yang akan digunakan untuk
bahan penelitian, mengklasifkasi masalah, merumuskan masalah memberikan
solusi/simpulan.
BAB III PEMBAHASAN

A. Sejarah Kopi di Dunia dan Indonesia


Sejarah kopi telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya
ada di Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran
tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji
kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara
massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran
Eropa dan ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar. Seorang penggembala
kambing secara tidak sengaja menemukan keanehan pada kambingnya. Keanehan
ini terlihat setelah hewan gembalanya memakan tanaman tertentu. Kambing-
kambing yang memakan tanaman tersebut menjadi berenergi. Mereka juga tidak
bisa tidur saat malam hari. Seiring berjalannya waktu, kopi mulai tersebar hingga
ke Semenanjung Arab. Budidaya dan jual-beli kopi di mulai di Semenanjung
Arab. Mengutip National Coffee Association (NCA) USA, di abad ke 16, kopi
mulai dikenal di Persia, Mesir, Siria, dan Turki (Faiz, 2008).

Tahun 1696 untuk pertama kalinya tanaman kopi (arabika) dimasukkan ke


Indonesia dari Kanamur, Malabar, India. Ditanam diperkebunan Kedaung, dekat
Batavia(Jakarta), gagal akibat gempa bumi dan banjir. Tahun 1699 dibawa lagi
bibit kopi arabika dari Malabar, ditanam dan berhasil hidup di perkebunan2
Bifara cina- sekarang disebut Bidara cina, Cornelis-sekarang disebut Jatinegara,
Palmerah, Kampung Melayu (Semuanya di Jakarta), dan Sukabumi serta
Sudimara (di Jawa Barat). Dari kebun inilah kopi arabika selanjutnya menyebar ke
berbagai tempat di Indonesia. Perdagangan kopi Jawa (Java Coffee) pertama kali
dilakukan di Amsterdam pada tahun 1711 sebanyak 400 Kg, yang dihasilkan dari
kebun2 di sekitar Jakarta dan Priangan. Dari Jawa, Belanda mengembangkan kopi
ke Sumatera, Sulawesi, Timor, Bali dan kepulauan lainnya di Indonesia. Tahun
1900
, biji kopi robusta, asal mula biji kopi ini dari Congo Belgia (sekarang Zaire). 30
Juni 1900 dibawa dari pelabuhan Roterdam untuk ditanam di perkebunan
Soember Agoeng, sebelah tenggara kota Malang. Di Sumatera, kopi robusta
ditanam dikebun Loeboek Radja (benih dari Perak, Malaya), Moeara Laboeh,
Kerinci (benih dari Bengelan), Ranau, Liwa (Lampung Barat), dan Pasoemah
(Akmal, 2016).
B. Potensi Kopi di Indonesia

Berikut menurut Fikri (2014) beberapa penjelasan mengenai potensi kopi di


Indonesia:

• Potensi Perkembangan komoditi kopi akan sangat besar , tingkat kosumsi


kopi dalam negeri setiap tahun nya meningkat , rata-rata 10-20%

• Sudah menjadi trand masyarakat dunia maupun di Indonesia dalam


minum kopi, kususnya generasi muda kita dengan motonya (Mulailah
sesuatu dengan secangkir kopi)

• Perkebunan kopi di Indonesia masih diusahakan oleh perkebunan rakyat


96% 1,2 Juta Ha dikelola oleh 1.865.097 KK, perkebunan besar negara
2% dan perkebunan besar swasta 2%, perkebunan kopi rakyat masih
dalam sekala kecil bersipat sub system yang akses dan permodalannya
sangat terbatas, sehingga tidak terlalu mendapat perhatian perbankan dan
posisi tawarnya sangat rendah. Oleh sebab itu perlu mendapat perhatian
pemerintah dalam memacu pengembangan komoditi kopi menjadi
komoditi unggulan strategis yang berdampak positif meningkatkan
kesejahtraan rakyat (Petani kopi)
C. Tantangan Masa Kini Kopi

1. Bisnis Indonesia juga belum begitu banyak melirik pembuatan usaha


kopi, termasuk membuka Café yang menyediakan berbagai minuman
kopi khas Indonesia, juga menggalakkan jenis olahan kopi kemasan kecil
yang juga banyak diminati.

2. Kebutuhan konsumsi dalam negeri saat ini mencapai 300.000 ton,


Sementara produksi kopi di Indonesia cenderung menurun akibat usia
tanaman sebahagian besar sudah masa jenuh ( kurang produktif ) usia
sudah diatas 30 tahun

3. Belum terbentuknya Dewan kopi yang diharapkan sebagai lembaga yang


nantinya bertanggung jawab terhadap komoditi kopi Indonesia (Kasifah,
2017).
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jenis asal kopi terbanyak,
atau bisa disebut dengan single-origin. Terdapat beragam jenis asal kopi Indonesia
dari berbagai daerah di Sumatera, Jawa, Bali, Flores, sampai Papua. Sudah
terbukti masing-masing jenis kopi tersebut memiliki cita rasa yang khas dan unik.
Bahkan, banyak jenis asal kopi Indonesia ini yang sudah populer di pasar dunia
seperti Mandailing dan Toraja. Meskipun Indonesia memiliki 270 juta penduduk
yang juga merupakan konsumen kopi, sekitar 60-70 persen produksi biji kopi
Indonesia dilaporkan diekspor ke pasar global. Ini artinya masih besar ruang
kapasitas untuk melakukan ekspor kopi walaupun konsumsi kopi dalam negeri
juga tinggi.

B. Saran

Sebaiknya dalam penanaman tanaman kopi, lebih memperhatikan


kandungan tanah, agar tanaman yang dibudidayakan lebih optimal.

C. Implikasi

Jagalah tanah dan tanaman, karena itu adalah janji di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Akmal, 2016. Sejarah Kopi. Makassar: SMA N 3 Makassar.


Faiz, 2008. Pengembangan Kopi di Indonesia beserta Pengertian dan Sejarahnya.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fikri, 2014. Mengutip Permasalahan Kopi di Indonesia yang Sedang Mengalami
Krisis. Jurnal Universitas Pakuan, Vol.2, 5.
Kasifah, 2017. Budidaya Tanaman Perkebunan. Makassar: Universitas
MuhammadiyahMakassar.

Anda mungkin juga menyukai