Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Genetika (Ilmu Keturunan dan Penikahan Antar Kerabat) “

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Biosains Dalam Al-Qur’an

Dosen Pengampu : Bapak Nasrul Hakim, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Gesti Lestari (2001080012)


2. Selly Mulyani (2001080021)

KELOMPOK 8

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yaitu dengan judul
“Genetika (Ilmu Keturanan dan Pernikahan Antar Kerabat” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari Bapak Nasrul
Hakim, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Biosains Dalam Al-Qur’an.
Penyusun telah mengupayakan semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah
ini, serta di dukung oleh berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam penyusunan
makalah. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dari berbagai aspek, serta jauh dari kata sempurna, baik dari segi
bahasa ataupun aspek yang lain. Oleh Karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik
serta saran yang membangun dari para pembaca, guna untuk perbaikan dimasa
mendatang. Harapa penyusun, makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya serta
dapat memebuhi harapan dari berbagai pihak.

Metro, Mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian dan Sejarah Singakat Genetika............................................................................5
B. Pewarisan Sifat......................................................................................................................6
C. Komponen Utama Pewarisan Sifat........................................................................................7
D. Kelainan dan Penyakit Genetika Pada Manusia....................................................................8
E. Genetika (Pernikahan antar kerabat).....................................................................................9
Dalam Sains...............................................................................................................................9
F. Dalam Pandangan Al-Qur’an...............................................................................................13
BAB III....................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
A. Kesimpulan..........................................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jauh sebelum teori pewarisan sifat ditemukan oleh Mendel, manusia telah berusaha
mengartikan serta memahami bagaimana sifat-sifat diturunkan dari induk ke
keturunanya. Secara biologis seorang naka akan selalu mearisi gen dari ayahnya. Gen
inilah yang akan membawa sifat-sifat tertentu baik yang tampak secara fisik atau
tidak. Prinsip tentang gen dan pewarisan sifat modern pertama kali dikemukaan oleh
Gregor Mendel.
Mendel mempelajari 7 jenis sifat yang diturunkan pada tanaman buncis dan
menemukan teori persilangan untuk gen-gen yang independen. Teori tersebut
menyatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari gen-gen
kedua orang tuanya. Gen didefinisikan sebagai interval sepanjang molekul-molekul
DNA. Sebagian besar gen membawa informasi yang dibutuhkan dalam membuat
protein. Manusia memiliki sel-sel dengan 46 kromosom, 2 seks kromosom, dan
22pasang non seks kromosom (autosom). Kromosom pada pria adalah “46, XY” dan
kromosom pada wanita adalah “46, XX”.
Untuk memwarisi genetic tersebut maka diperlukanlah ada nya suatu hubungan
pernikahan anatara laki-laki dengan peremupuan. Pernikahan juga merupakan salah
satu cara makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan seksual. Namun ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, salah satunya yaitu mengenai perkwanan antar saudara
atau perkawinan sedarah. Hal ini dapat menimbulkan gangguan pada keturanan nya
nanti. Perkawaninan antar saudara atau perkawinan sedarah akan menimbulkan cacat
lahir bahkan kekerdilan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan genetika(Ilmu Ketrunan)?
2) Apa yang dimaksud dengan pewarisan sifat?
3) Apa saja kelainan dan penyakit genetik manusia?
4) Apa yang dimaksud dengan genettika (Pernikahan antar kerabat)
C. Tujuan
1) Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan genetika (Ilmu Keturunan)
2) Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pewarisan sifat
3) Dapat mengetahui kelainan dan penyakit genetic pada manusia
4) Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan genetika (Pernikahan antar kerabat)

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Singakat Genetika


Menurut Bambang Supriyadi, dkk (1992 : 176) genetika adalah cabang ilmu
biologi yang mempelajari penurunan sifat-sifat dari induk kepada anaknya.
Sedangkan menurut Toegino (a) (1992: 2) genetika adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara mewariskan sifat induk kepada keturunannya.
Orang yang dianggap berjasa dalam bidang genetika adalah Gregor Johann
Mendel dari Austria yang hidup pada tahun 1822 – 1884. Pada waktu itu
Mendel telah berhasil melakukan percobaan dengan mengawin silangkan tanaman
kacang ercis dengan sifat khas yang mencolok. Dalam penelitiannya ini Mendel
berhasil mendapatkan galur murni dari berbagai varietas kacang ercis, yaitu
kacang ercis dengan sifat khas yang sama dengan induknya secara tetap.
Berdasarkan hasil penelitiannya kemudian Mendel mengemukakan hipotesis
sebagai berikut:
1) Setiap sifat organisme dikendalikan sepasang gen, satu dari induk jantan dan
yang lainnya dari induk betina.
2) Tiap pasang gen menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya tinggi
atau rendah, asam atau manis dan sebagainya. Kedua bentuk alternatif ini
disebut pasangan allele.
3) Satu pasangan allele itu dominan mengalahkan pengaruh allele yang resesif
bila keduanya berada bersama-sama.
4) Pada pembentukan gamet, pasangan gen memisah, setiap gamet menerima
salah satu gen dari pasangan gen tersebut. Selanjutnya pada proses fertilisasi,
gen-gen itu akan berpasangan secara acak.
5) Individu murni mempunyai dua allele yang sama, dominan semua atau
rersesif semua. Allele dominan disimbulkan dengan huruf kapital sedang allele
resesif disimbulkan dengan huruf kecil . Misalnya TT untuk allele berbatang
tinggi dan tt untuk pasangan allele berbatang rendah.

5
B. Pewarisan Sifat
Bukhori dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa seorang Arab
Badui datang kepada Rosululloh SAW dan berkata, “Ya Rosululloh, sesungguhnya
istriku telah melahirkan seorang anak berkulit hitam (padahal aku berkulit putih). Dan
aku curiga dia bukanlah anakku. “ Rosululloh SAW bertanya kepadanya, “Apakah
kamu memiliki unta?” Badui menjawab”Ya. “ Rosululloh SAW bertanya lagi,
“Apakah ada untamu yang berkulit hitam keabu-abuan?” Dia menjawab, “Ada, ya
Rosululloh.” Rosululloh bertanya lagi , “Dari mana datangnya warna kulit unta itu?”
Badui itu menjawab, “Ya Rosulilloh! Menurutku dulu ada induknya yang berwarna
demikian.” Rosululloh pun berkata, ‘Mungkin juga (anakmu) telah mewarisi kulit
salah seorang nenek moyangnya.” Rosululloh SAW tidak membiarkan orang itu
menyangkal bahwa anak itu adalah ankanya.
Sifat-sifat manusia diturunkan pada keturunanya mengikuti pola pewarisan
tertentu.Sifat yang diturunkan dapat sifat yang menguntungkan dan ada pula yang
merugikan. Seperti yang telah dilakukan penelitian oleh Mendel. Mendel melakukan
persilangan monohybrid atau persilangan satu sifat beda dengan tujuan mengetahui
pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Dari persilangan ini
membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pasa proses
pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas.
a) Hukum Mendel 1 ( Hukum Segregasi)
Hukum Segregasi bebas menyatkan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin)
kedua gen induk yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap
gamet menerima satu gen dari induknya :
a) Gen memiliki bentuk-bentuk alternative yang mengatur variasi pada karakter
keturunannya.Hal ini merupakan konsep mengenai dua macam alel-alel resesif
(tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huru kecil) dan alel dominan
(nampak dari luar dinyatakan dengan huruf besar)
b) Setiap individu membawa sepasang gen, yaitu satu dari tetua jantan dan yang
satunya lagi dari tetua betina
c) Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB) alel dominan
(S atau B) akan selalu nampaj secara visual. Sedangkan Alel resesif (s atau b)
yang tidak terenskripsikan akan tetap diwariskan pada gamet yang dibentuk pada
turununannya.

6
b) Hukum Mendel II
Menyatakan bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergangtung pada pasangan sifat
yang lain.Salah satu percobaan hibrid Mendel yang terkenal adalah persilangan antara
kacang kapri berwarna bulat kuning dengan kacang kapri biji keriput berwarna hijau.
Saat disilangkan, semua keturunannya menjadi biji bulat berwarna kuning.
Kemudian, Mendel mencoba menyilangkan hasil dari percobaan tersebut dengan
kacang kapri bulat warna kuning. Hasilnya, ia mendapatkan empat varian berbeda.
Varian ini adalah kombinasi dari 2 sifat berbeda yang disilangkan, yaitu biji bulat
kuning, biji bulat hijau, biji keriput kuning, dan biji keriput hijau dengan rasio 9:3:3:1
dari semua kacang yang dihasilkan. Namun, apabila terjadi penyimpangan,
perbandingan tersebut akan berubah menjadi 9:3:4, 9:7 atau 12:3:1.
C. Komponen Utama Pewarisan Sifat
a) Kromosom
Kromosom merupakan komponen yang paling penting dalam proses pewarisan
sifat, kromosom terdiri dari benang kromatin yang terletak di nucleus.Kromosom
terbagi menjadi 2 :
- Autosom ( kromosom yang tidak memiliki hubungan dengan penentuan alat
kelamin.
- Dan kromosom kelamin atau seks kromosom
Kromosom memiliki beberapa fungsi diantaranya :
a) Menentukan jenis kelamin
"Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,
dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang:
laki-laki dan perempuan," bunyi Surah Al-Qiyamah Ayat 37-39.
b) Menyimpan materi genetik yang menentukan sifat individu
c) Berperan dalam proses pembelahan sel serta memastikan masing-masing
sel yang telah membelah mendapat gen yang sama
d) Berperan dalam proses transkripsi DNA untuk melangsungkan sintesis
protein.

7
b) Gen
Gen merupakan unit terkecil, materi genetic teletak pada setiap lokus khas
kromosom.Gen berperan dalam mengontrol sifat uang akan diturunkan untuk
individu.
Fungsi Gen :
a) Menyampaikan informasi geneik induk untuk keturunan
b) Menjadi zat terkecil pada kromosom
c) Mengatur proses metabolism serta perkembangan.
D) Kelainan dan Penyakit Genetika Pada Manusia
Beberapa contoh kelainan serta penyakit genetika pada manusia :
a) Albino
Penderita albino ditandai dengan proses pigmentasi yang tidak normal pada kulit dan
bagian tubuh yang lain. Albino meruapakan kelainan bawaan yang tertaut kromosom
tubuh dan bersifat resesif. Ketika orang tua merupakan penedrita albino maka dapat
dipastikan akan melahirkan anak-anak yang albino juga. Namun tidak menutup
kemungkinan kedua orang tua yang fenotipenya normal akan melahirkan anak albino.
b) Buta Warna
Penederita buta warna dapat mewarisi sifat buta warna dari orang tuanya, meskipun
lahir dari kedua orang tua yang normal. Pewarisan sifat buta warna disebabkan oleh
gen yang tertaut kromosom X.
c) Anemia Sel Sabit
Pada penderita anemia sel sabit, Hb S ( Hemglobin sickle cell) mengedap pada daerah
tertentu di eritrosit sehingga eritrosit bentuknya seperti bulan sabit dan afinitas
terhadap oksigen rendah.
d) Hemofilia
Merupakan ketidakmampuan darah untuk membeke. Apabila penederita hemophilia
terlukan dan terjadi pendarahan maka darah akan sukar membeku sehingga penderita
akan kehilangan banyak darah dan berakibat fatal. Sama hal nya dengan buta warna
hemophilia tergolong penyakit menurun yang tertaut pada kromosom kelamin.

8
E) Genetika (Pernikahan antar kerabat)
1. Dalam Sains
Genetika merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan
(penurunan karakteristik dari orang tua atau induk kepala keturunannya) dan variasi
(berbagai perbedaan yang tampak di antara semua makhluk hidup). Genetika sebagai
salah satu cabang sains (ilmu pengetahuan) modern menyatakan bahwa perkawinan
antar-kerabat akan menghasilkan keturunan yang cacat dan rentan terhadap penyakit,
menurunnya tingkatan reproduksi seksual, sampai kepada kemandulan(Muhammad
Kamil Abdushshamad, 2007: 222).
Ditinjau dari sudut pandang genetika, perkawinan sedarah atau berdekatan
keluarga disebut inbreeding (cosanguineus). Hal ini berlaku untuk dua individu yang
melakukan hubungan perkawinan dalam suatu keluarga atau dengan keluarga
terdekat. Individu hasil inbreeding disebut indbred sedangkan lawan dari inbreeding
adalah outbreeding (perkawinan random). Derajat keparahan inbreeding tergantung
dengan tingkat kedekatan keluarga, semakin dekat ikatan keluarga akan semakin
memperbesar kesempatan mendapat keturunan yang memiliki gen resesif
(kemungkinan besar cacat. Ilmu genetika modern juga menyatakan bahwa perkawinan
antar kerabat akan memunculkan sifatsifat recessive. Demikian juga kemungkinan
munculnya penyakit akan bertambah dengan adanya perkawinan antar kerabat, seperti
penyakit metabolisme turunan (Inbornerror of Metabolis)
a) Hubungan Seksual Darah (Incest)
Seseorang yang mempunyai hubungan darah akan lebih mungkin memberikan gen
yang sama dibandingkan dengan orangorang yang tidak mempunyai hubungan darah.
Apabila seorang heterozigot untuk gen resesif menikahi saudara sepupunya, maka
kemungkinannya adalah 1/8 bahwa saudara sepupunya tadi juga membawa gen yang
sama. Misalkan angka 1 dalam 10.000 seperti frekuensi albinisme pada populasi
umum; berarti kira-kira 1 dari 50 orang tentunya adalah heterozigot untuk gen yang
membawa kelainan tadi. Kemungkinan seseorang adalah heterozigot ialah sebesar
1/50, dan apabila ia menikah secara acak dengan orang yang tidak ada hubungan
kerabat, maka kemungkinan pasangannya juga heterozigot adalah 1/50.
Frekuensi perkawinan antara heterozigot yang demikian adalah 1/50 x 1/50 =
1/2500. Satu dari 2500 perkawinan akan mempunyai anak albino, seperti yang
diharapkan bahwa di antara anak-anak adalah 1 berbanding 4, ini sesuai dengan
frekuensi albinisme dalam populasi, yaitu 1 dalam 10.000 orang. Kemungkinan
seseorang heterozigot adalah 1/50, tetapi apabila seorang pria menikah dengan
saudara sepupunya (first cousin), maka kemungkinan istrinya heterozigot adalah 1/8,
dan memberikan 1/50 x 1/8 = 1/400, sehingga satu di antara 400 perkawinan antara
saudara sepupu akan mempunyai anak albino.

9
Ada beberapa populasi masyarakat di dunia dengan angka perkawinan keluarga
yang sangat tinggi. Keadaan demikian mungkin karena adanya isolasi geografis atau
religius, tetapi lebih seringnya karena tradisi sosial masyarakat tersebut. Pada
beberapa tempat di Timur Tengah, perkawinan antar kerabat (antara saudara sepupu)
adalah 30 persen bahkan lebih tinggi, dan angka yang tinggi juga didapatkan di
beberapa populasi di India dan daerah pedesaan di Jepang. Pada suatu populasi di
mana perkawinan konsanguinitas merupakan kebiasaan yang telah berjalan ratusan
tahun, maka insidensi absolut penyakit resesif tadi adalah lebih kecil daripada yang
diharapkan. Alasan dari keadaan yang demikian adalah bahwa dengan mengetahui
frekuensi gen resesif, maka dimungkinkan untuk menghitung proporsi heterozigot dan
homozigot sakit.
Apabila terjadi perkawinan acak, maka proporsi akan sama pada setiap angkatan,
tetapi apabila terdapat angka inbreeding yang tinggi maka proporsi orang normal dan
homozigot abnormal cenderung meningkat dengan mengorbankan heterozigot. Orang-
orang homozigot abnormal untuk penyakit keturunan resesif dapat mengalami
kelainan yang berat dan mungkin meninggal pada umur muda tanpa reproduksi
(memberikan keturunan). Jadi inbreeding (perkawinan keluarga) akan mengubah
frekuensi gen resesif dalam populasi, sehingga secara relatif lebih banyak dilahirkan
individu-individu homozigot abnormal, yang selanjutnya akan gagal untuk
mewariskan gen mereka kepada generasi berikutnya.
Jadi perkawinan konsanguinitas akan mengurangi proporsi heterozigot dan seleksi
alam akan membuang individu-individu homozigot abnormal, sehingga hasilnya
adalah kenaikan proporsi homozigot normal. Frekuensi gen resesif yang berbahaya
dalam populasi akan turun, demikian pula angka mutlak homozigot yang mempunyai
manifestasi sebagai penyakit genetik resesif pada generasi berikutnya.
b) Dampak Negatif Dari Pernikahan Sedarah
Breeding atau mengawinkan ada dua pihak, yaitu acak dan terarah. Perkawinan
terarah terdiri dari inbreeding dan outbreeding. Inbreeding, menghasilkan turunan dari
perkawinan sekerabat. Outbreeding, menghasilkan turunan dari perkawinan tak
sekerabat. Inbreeding menghasilkan kehomozigotan, sedangkan outbreeding
menghasilkan keheterozigotan. Inbreeding yang terus-menerus, maka kehomozigotan
makin meningkat antara individu suatu penduduk atau antara gen dalam satu individu.
Kehomozigotan ini akan melemahkan individuindividunya terhadap perubahan
lingkungan, tapi variasi makin sedikit.
Inbreeding menuju kepada stabilisasi varietas suatu spesies, karena genotipe makin
sama pada individu-individu suatu penduduk, dan dalam tiap individu makin banyak
gen yang homozitgot. Beberapa sarjana memberi batasan inbreeding pada perkawinan
antara individu yang ada hubungan kerabat langsung sampai 3 generasi saja, di luar
itu sudah tergolong outbreeding. Perbedaan yang nyata antara inbreeding dan
outbreeding ialah bahwa lebih banyak alel resesif memperlihatkan ekspresinya bila
perkawinan berlangsung antara individu-individu yang mempunyai hubungan
keluarga.

10
Walaupun jumlah frekuensi alel dalam keadaan tetap, namun proporsi dari
fenotipnya berbeda.Yang tergolong inbreeding ialah seperti penyerbukan sendiri
dalam satu pohon, kawin sesaudara kandung, backcross, kawin saudara sepupu, kawin
antara mamak dan kemenakan. Karena tidak mungkin untuk memanipulasi pola
perkawinan manusia, maka ahli genetika harus menganalisis hasil perkawinan yang
telah terjadi. Mereka melakukan hal ini dengan cara mengumpulkan informasi tentang
sejarah sifat tertentu dalam suatu keluarga dan menyusun informasi tersebut menjadi
pohon keluarga yang mendeskripsikan sifat-sifat orangtua dan anak pada beberapa
generasi- silsilah keluarga. Silsilah merupakan alat yang paling banyak digunakan
bagi penelitian dan gambaran pewarisan sifat-sifat manusia, dan standar simbol-
simbol tertentu telah disusun oleh para ahli genetika.
Secara tradisional, wanita dilukiskan dengan lingkaran; laki-laki dilukiskan
dengan bujur sangkar. Perkawinan dinyatakan dengan garis horizontal yang
menghubungkan suatu lingkaran dan bujur sangkar, dan simbol-simbol keturunan
ditunjukkan sebagai garis yang ditarik vertikal terhadap garis perkawinan. Salah satu
penerapan penting dari silsilah adalah membantu menghitung probabilitas seorang
anak yang akan memiliki genotipe dan fenotipe tertentu. Silsilah merupakan hal yang
lebih serius ketika alel-alel yang dipertanyakan menyebabkan penyakit yang
melumpuhkan dan mematikan, bukan sekedar variasi manusia yang tidak berbahaya
seperti garis rambut atau konfigurasi lobus telinga. Perkawinan antara dua orang
heterozigot secara kebetulan akan sama dengan 2 kejadian bebas yang berlangsung
secara simultan, dan dengan menggunakan hukum probabilitas, maka peluang dua
orang heterozigotik yang tidak mempunyai hubungan keluarga melakukan
perkawinan adalah 1/140 x 1/140= 1/19600.
Peluang bahwa mereka akan mendapat anak resesif homozigotik adalah ¼ jika
mereka heterozigot. Jadi peluang mereka akan memproduksi anak albino adalah
1/19600 x ¼ = 1/78400. Peluang 2 orang sepupu akan memproduksi anak yang
terkena (albino), jika moyang bersama diketahui heterozigotik bagi gen resesif bagi
albinisma41, bisa di lihat pada gambar peta silsilah di bawah ini

11
Silsilah yang menggambarkan probabilitas sifat homozigotik yang meningkat pada
keturunan dari perkawinan antar keluarga, dalam hal ini, antar saudara sepupu.
Wanita pada generasi parental diasumsikan adalah heterozigotik bagi sebuah gen
resesif. Peluang bahwa keturunannya masing-masing mewarisi alela resesif adalah ½
(dengan perkataan lain, mereka bisa diwarisi satu dari dua alela dari ibu yang
heterozigotik, baik gen dominan atau resesif). Peluang bahwa tiap individual pada
generasi F2 menerima alela resesif adalah ½ x ½ = ¼ . ½ kedua berasal dari fakta
bahwa jika individual pada generasi F1 memang pembawa, probabilitas gen yang
dipindahkan pada generasi berikut juga adalah ½. Juga karena kemungkinan
individual-individual yang tidak mempunyai hubungan keluarga mengawini keluarga
yang homozigot normal adalah 139/140, maka lebih efektif jika kita tinjau hanya pada
individual-individual yang mempunyai hubungan keluarga untuk menurunkan gen.
Pada silsilah ini, peluang kedua-dua sepupu yang kawin adalah heterozigot, sebab itu
adalah ¼ x ¼ = 1/16; bahwa mereka akan memproduksi seorang anak albino adalah ¼
x ¼ x ¼ = 1/64.
Ini jelas lebih memungkinkan daripada peluang 2 individual yang tidak
mempunyai hubungan keluarga memproduksi anak albino, seperti yang kita hitung
adalah 1/78400; pada hakikatnya mungkin lebih dari 400 kali. Misalkan seorang dari
kedua individual yang tidak mempunyai hubungan keluarga itu diketahui mempunyai
seorang kakek/nenek pembawa albinisma, kemungkinan pasangan suami istri itu
dapat memproduksi anak albino adalah lebih kecil daripada saudarasaudara sepupu.
Probabilitas si cucu dari kakek/nenek pembawa itu adalah heterozigot, adalah ¼;
probabilitas individual yang tidak mempunyai hubungan keluarga adalah pembawa,
adalah 1/40. Jadi probabilitas bahwa mereka akan memproduksi anak albino adalah
¼ x 1/40 x ¼ = 1/2240. Dampak bentuk perkawinan keluarga yang paling ekstrim
adalah fertilisasi diri.
Pada dasarnya akibat dari perkawinan keluarga adalah meningkatkan kemungkinan
keturunannya untuk mewarisi alela yang sama dari moyang bersama. Risiko genetik
dari perkawinan sedarah memberikan alasan biologis yang bagus mengapa pernikahan
tersebut adalah hal yang tabu dilakukan di sebagian besar masyarakat. Saudara dekat
memiliki lebih banyak gen yang sama satu sama lain, termasuk gen penyebab
penyakit. Jadi apabila kamu menikah dengan saudara dekat dan memiliki anak, ada
kemungkinan besar akan memiliki anak yang membawa dua salinan gen penyebab
suatu penyakit. Adakalanya kelainan itu diwariskan secara resesif dan adakalanya
diwariskan secara dominan.
Kelainan yang Diwariskan Secara Resesif. Suatu gen resesif dapat diwariskan
melalui banyak angkatan (generasi) pada orang-orang heterozigot yang tampak
normal, dan hanya apabila dua orang heterozigot kebetulan menikah, maka akan
menghasilkan anak homozigot sakit.Adapun kelainan nya yaitu : Fibrosis sistik
(adalah suatu gangguan metabolisme protein yang berakibat pada kelainan organ
tubuh) dan Tay-Sachs(adalah suatu degenerasi jaringan saraf yang berakibat pada
penurunan intelektual, kelemahan otot, kebutaan, dan sebagainya).

12
c) Kelainan yang Diwariskan Secara Dominan
Alel dominan yang menyebabkan penyakit letal jauh lebih tidak umum daripada alel resesif
penyebab kondisi serupa.Penyakit nya yaitu: Penyakit Huntington dan Penyakit Porfiria
Variegata
F) Dalam Pandangan Al-Qur’an
Kata nikah berasal dari Bahasa Arab yang telah diserap menjadi kosa kata Bahasa
Indonesia, makna asalnya ialah: berkumpul, menindas, memasukkan (sesuatu). Di
samping juga berarti bersetubuh dan berakad. (Harun Nasution dkk, 2002: 856).
Secara bahasa pada mulanya kata nikah digunakan dalam arti berhimpun. Al-Qur’an
juga menggunakan kata zawwaja dari kata zawwaj yang berarti “pasangan”. Ini
karena pernikahan menjadikan seseorang memiliki pasangan (Quraisy Shihab, 2007:
253). Perkawinan sedarah yaitu perkawinan yang di lakukan antara seorang wanita
dan seorang laki-laki yang masih memiliki hubungan darah yang sangat dekat, seperti
kakak dan adik, saudara sesusuan, atau orang tua dan anaknya.
Allah SWT. mengharamkan mengawini perempuan-perempuan yang ada
hubungan, mahram, baik karena nasab, susuan ataupun semenda. Dan semua ini
haram sampai kapanpun dan dalam situasi apapun (Muhammad Ali Ash-Shabuni,
2003: 399). Pernikahan yang dilarang dalam islam itu adalah menikahi
perempuanperempuan yang haram oleh Allah untuk dinikahi yang sudah dijelaskan
dalam Al- Quran surat An-nisa : 22-24 menyebutkan macam-macam perempuan yang
haram dinikahi oleh laki-laki, sebagai berikut: ibu tiri (janda ayah), ibu, anak
perempuan, saudara perempuan, bibi (saudara perempuan ayah), keponakan (anak
perempuan,saudara perempuan), ibu susunan, saudara perempuan sesusuan, mertua
(ibu isteri) anak tiri, apabila ibunya sudah dicampuri (sebelumnya ibunya dicampuri
apabila berpisah, anak tiri dapat dikawini), menantu (isteri anak kandung),
mengumpulkan dua perempuan bersaudara sebagai isteri dan perempuan yang dalam
ikatan perkawinan dengan laki-laki lain. Rasulullah menyertakan keharaman
menikahi karena hubungan menyusui dengan keharaman karena hubungan
kekerabatan dan hubungan nasab.
Dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, perempuan yang haram dinikahi dapat di bagi
menjadi dua bagian yaitu perempuan yang haram dinikahi untuk selamanya dan
haram untuk sementara yang dijelaskan oleh Basyir dalam bukunya Hukum Islam,
1996: 28-31 yaitu:
a. Perempuan yang haram dinikahi untuk selamanya.
Sebab-sebab perempuan haram dinikahi selamanya ada empat macam.
1) Karena hubungan nasab.
- Ibu, yang dimaksud adalah perempuan yang mempunyai hubungan darah
dalam garis keturunan lurus ke atas, yaitu ibu, nenek garis ayah atau ibu dean
seterusnya ke atas.
- Anak perempuan, yang dimaksud adalah perempuan yang mempunyai
hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah, yaitu anak
perempuan,cucu perempuan, (dari anak lakilaki perempuan), piyut perempuan
dan seterusnya ke bawah.
- Saudara perempuan kandung(seayah dan seibu).

13
- Bibi, yaitu saudara perempuan ayah atau ibu kandung, seayah atau seibu dan
seterusnya ke atas.
- Keponakan perempuan, yaitu anak saudara laki-laki atau perempuan dan
seterusnya ke bawah.
2) Karena hubungan susuan.
- Ibu susuan, ibu yang menyusui seorang anak dipandang sebagai ibu anak yang
disusuinya.
- Nenek susuan,yaitu ibu dari ibu susuan dan ibu dari suami ibu susuan.
- Keponakan perempuan susuan yaitu cucu-cucu dari ibu susuan sebab mereka
itu dipandang anak dari saudara-saudara perempuan.
- Saudara perempuan sesusuan, baik seayah seibu, seayah saja atau seibu saja.
3) Karena Ikatan perkawinan (mushaharah)
- Seluruh mazhab sepakat bahwa isteri ayah haram dinikahi oleh anak ke
bawah, semata-mata karena adanya akad nikah, baik sudah dicampuri atau
belum.
- Seluruh mazhab sependapat bahwa isteri anak laki-laki haram dikawini oleh
ayah ke atas, semata-mata karena akad nikah.
- Seluruh mazhab sepakat bahwa ibu istri (mertua wanita) dan seterusnya ke
atas adalah haram dinikahi karena semata-mata adanya akad nikah dengan
anak perempuannya, sekalipun belum dicampuri.
- Anak tiri, Imamiyah, Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa keharaman
hanya terjadi setelah dicampuri. Menyentuh, memandang dengan birahi dan
sebagainya tidak berpengaruh. Sementara itu Hanafi dan Maliki berpendapat
bahwa menyentuh dan melihat dengan birahi menyebabkan keharaman, persis
seperti mencampuri.
Menyatukan dua wanita “muhrim” sebagai istri, seluruh mazhab sependapat dalam
hal mengawini dua wanita bersaudara sekaligus. Mengawini anak hasil zina, Syafi’i
dan Maliki berpendapat seorang laki-laki boleh mengawini anak perempuannya dari
hasil zina. Karena secara syar’i bukan muhrim dan di antara mereka berdua tidak
saling mewarisi. Sementara itu, Hanafi, Imamiyah dan Hambali menyatakan anak
perempuan hasil zina itu haram dikawini sebagaimana keharaman anak perempuan
yang sah.
Sebab, anak perempuan tersebut merupakan darah dagingnya sendiri. Dari segi
bahasa dan tradisi masyarakat dia adalah anaknya sendiri. Tidak diakuinya sebagai
anak oleh syar’i dari sisi hukum waris berarti ia bukan anak kandungnya secara
hakiki, namun yang dimaksud adalah menafikan akibatakibat syar’i-nya saja misalnya
hukum waris dan memberi nafkah. (Mughniyah,1994:30-37)

14
4) Karena sumpah li’an Apabila seorang suami menuduh istrinya berbuat zina tanpa
saksi yang cukup, maka sebagai gantinya adalah suami mengucapkan persaksiaan
kepada Allah bahwa ia di pihak yang benar dalam tuduhanya itu, sampai empat kali
dan yang kelimanya menyatakan bersedia menerima laknat Allah. Ketentuan tersebut
diperoleh dari Al Qur’an S. An-Nur:6-9. Setelah suami isteri mengucapkan sumpah
li’an (sumpah laknat) itu, maka terjadilah perceraian antara mereka yang berakibat
haram nikah antara mereka berdua untu selamanya.
b. Haram dinikah untuk sementara
- Mengumpulkan antara dua perempuan besaudara menjadi isteri. Apabial berpisah
dengan saudara yang satu dan baru menikahi saudaranya diperbolehkan.
- Perempuan dalam ikatan laki-lakilain yang sudah dijelaskan dalam surat An-Nisa’
ayat 24.
- Perempuan yang ditalak tiga kali, boleh rujuk apabila istrinya menikah dulu dengan
laki-laki lain. Setelah itu boleh rujuk kembali.
- Perkawinan orang yang sedang ihram, baik melakukan akad nikah untuk diri sendiri
atau bertindak sebagai wali atau wakil orang lain. Hadits Nabi riwayat Muslim dari
Utsman bin Affan mengajarkan: “Orang yang sedang menjalani ihram tidak boleh
menikah, tidak boleh dinikahkan dan tidak boleh meminang.” Nikah orang yang yang
sedang menjalani ihram apabila terjadi juga, dipandang batal dan tidak mempunyai
akibat hukum.
- Kawin dengan pezina, baik antara laki-laki baik dengan perempuan pelacur atau
perempuan dengan laki-laki pezina, tidak dihalalkan kecuali masing-masing
menyatakan taubat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Genetika merupakan cabang ilmu biologi yang didalamnya mempelajari ilmu
pewarisan sifat. Dalam pewarisan terdapat 2 hukum yaitu Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II. Dalam pewarisan sifat terdapat beberapa komponen yang memiliki
peran penting dalam pewarisan sifat itu sendiri yaitu kromosom dan gen.
Pernikahan merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan seksual manusia, namun dalam
pernikahan atau perkawinan harus ditinjau dari beberapa faktor agar dapat
menghasilkan keturunan yang normal. Dalam islam tidak diperbolehkan nya
perkawinan antar kerabat, hal ini dapat dibuktikan melalui keturunan yang di peroleh
seperti cacat lahir, kekerdilan bahkan mutasi gen.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat semoga bermanfaat bagi pembaca.
Tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan karena kurangnya rujuka
dan referensi.Kritik dan saran yang membangun kami harapkan, apabila terdapat
kesalahan mohon memaafkan dan dapat memakluminya karena kami adalah hamba
Allah yang tak luput dari khilaf,alfa dan lupa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, & Rahayu,Umi Budi.2005.Genetika Dalam Sudut Pandang Islam.Jurnal


SUHUF.XVII(1) : 13-24

Aviano Eko Wardani dkk.2013.Makalah Genetika.Makalah.

Junaidi,Ahmad.2013. Pernikahan Hybrid Studi Tentang Komitmen Pernikahan Wong


Nasional di Desa Patokpicis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.Jember: Pustaka
Pelajar. h. 220-221

Khafizoh, Anis. 2017.Perkawinan Sedarah Dalam Perspektif Hukum Islam dan Genetika.
Jurnal Syariati Vol. III

Pengertian Hukum Mendel 2 dan 1 beserta Contohnya dalam Ilmu Biologi.(7 Februari
2022).https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-hukum-mendel-2-dan-1-
beserta-contohnya-dalam-ilmu-biologi-1xSS6tACFhh/full . Diakses 18 Mei 2022, dari
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-hukum-mendel-2-dan-1-beserta-
contohnya-dalam-ilmu-biologi-1xSS6tACFhh/full

Pewarisan Sifat.(7 Maret 2022).https://takrimulquran.org/pewarisan-sifat/. Diakses 18 Mei


2022, dari https://takrimulquran.org/pewarisan-sifat// /Tanpa Penulis

Pratiwi dkk.2018.Biologi.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Roberts,J. A. Fraser dan Marcus E. Pembrey.1995. Pengantar Genetika Kedokteran (An


Introduction to Medical Genetics), Terj. Hartono.Yogyakarta: Buku Kedokteran
EGC.h. 51-53

Suryo.2003. Genetika Manusia.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.h. 391

Tosida, Eneng Tita & Utami, Dian Kartika.2011. Pemodelan Sistem Pewarisan Gen Manusia
Berdasarkan Hukum Mendel dengan Algoritma Branch And Bound. Jurnal
Ekologi.11(1) : 44-52

Yatim,Wildan.2003. Genetika. Bandung: Tarsito.h. 301-302 36

17

Anda mungkin juga menyukai