Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGIPADA MANUSIA

“ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

PADA LAKI-LAKI”

Dosen pengampu : dr. Eri Suhaemi, S.H., Ked (Surg)., Sp.B

Disusun Oleh : Kelompok 4

Sri Kurnia : 1815301034


Yuliana Asman : 1815301035
Zakiah : 1815301036
Rosilawati : 1815301037
Nurlela : 1815301038
Uum Juli Narita Sitorus : 1815301039
Erna : 1815301043
Erni Juniati Sembiring : 1815301044
Partini : 1815301045
Ramo Jingli Simbolon : 1815301046

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

TA 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT karena berkat rahmat nya kami dapat

menyelesaikan makalah yang sederhana ini.Makalah ini kami selesaikan untuk

memenuhi tugas mata kuliah ; Anatomi Dan Fisiologi Pada Manusia yang

berjudul “Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pada Laki-laki”

            Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan ,untuk itu kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan yang akan datang sangat diharapkan. Dan kepada pihak-pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2019

Kelompok

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................i

Daftar isi................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1

1.3 Tujuan ........................................................................................................2

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Sistem reproduksi laki-laki.........................................................................2

2.2 Organ sistem Reproduksi laki-laki.............................................................2

2.3 Spermatogenesis.........................................................................................8

2.4 Hormon ......................................................................................................10

2.5 Gangguan Sistem Reproduksi pada laki-laki .............................................11

2.6 Teknologi Sistem Reproduksi Laki-laki.....................................................17

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan.................................................................................................21

3.2 Saran...........................................................................................................21

Daftar Pustaka

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk

mempertahankan kelestarian jenisnya. Reproduksi pada manusia diawali oleh

peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang

menghasilkan zigot. Berdasarkan kepemilikan alat kelaminnya, manusia

dikelompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris (satu individu

memiliki satu alat kelamin).

Sistem reproduksi pada laki-laki berkaitan terutama dengan kelangsungan

keberadaan spesies manusia. Oleh karena itu, sistem ini berbeda dengan

sistem organ lainnya dalam tubuh yang berhubungan dengan homeostatis dan

kemampuan bertahan hidup tiap individu. Proses reproduksi pada laki-laki

meliputi, maturasi seksual (perangkat fisiologi untuk reproduksi),

pembentukan gamet (spermatozoa), dan ejakulasi.

Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia,

sekitar wilayah panggul. Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis

yang memproduksi air mani dan sperma, yang merupakan bagian dari

hubungan seks yang kemudian lahir sebagai anak.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa sajakah sistem reproduksi pada pria ?

2. Bagaimana mekanisme kerja dan fungsi dari sistem reproduksi pria ?

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Agar mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi sistem

reproduksi pada pria, beserta mekanisme kerja dan fungsinya.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan sistem reproduksi pada pria

2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme sistem

reproduksi pria

3. Agar mahasiswa mampu menyebutkan fungsi sistem reproduksi

pria

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Reproduksi Laki-Laki

Alat kelamin manusia dibedakan menjadi alat kelamin jantan (pria) dan

alat kelamin betina (wanita). Baik pria maupun wanita mempunyai bagian-

bagian alat kelamin yang terdapat di dalam tubuh dan juga yang terdapat di

luar tubuh.

Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas alat-alat reproduksi, proses

pembentukan sel sperma (spermatogenesis), dan berbagai hormon yang ikut

berperan dalam sistem reproduksi.

2.2 Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki

Alat reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria yakni

sperma. Disamping itu, alat reproduksi pria juga berfungsi dalam proses

pelepasan sperma ke saluran sel kelamin wanita. Pria memiliki serangkaian

alat reproduksi dan di dalam alat ini berlangsung pula proses pembentukan

sperma. Dalam proses pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon-

hormon seksual. Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat

kelamin bagian luar (eksternal) dan alat kelamin bagian dalam (internal).

3
Struktur internal dari sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran

pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar

asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper)

1. Testis

Testis terdapat dalam kantong skrotum yang berfungsi untuk

memproduksi sperma. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus

seminiferus, yang berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera

yang paling halus. Proses pembentukan sperma ini disebut

spermatogenesis. Sperma yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa

normal kurang lebih 100 juta sel sperma setiap hari. Sperma ini berfungsi

dalam meneruskan keturunan. Testis juga menghasilkan hormon

reproduksi yaitu, testosteron. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel Leydig

yang terletak di celah-celah antara tubulus seminiferus. Hormon

testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelamin sekunder

pada seorang laki-laki.

4
Ciri-ciri kelamin sekunder pada seorang laki-laki antara lain:

a) suara yang membesar,

b) tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu,

c) bentuk dada yang bidang.

Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-

laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang

laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang

wanita.

2. Saluran Pengeluaran

 Epididimis

Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis,

berkelok-kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m.

Berperan sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini

sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk

membuahi.

 Vas deferens

Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan

kelanjutan epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar

prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis

menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).

 Saluran ejakulasi

Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus

vesikula seminalis dan uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan sperma

5
agar masuk ke dalam uretra.

 Uretra

Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang

penis, memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai

saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.

3. Kelenjar Asesoris

 Vesikula seminalis

Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang

berlekuk-lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna

kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan

sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus

(lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma),

enzim, vitamin dan hormon prostagladin.

 Kelenjar prostat

Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan

getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer

berwarna putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan

asam sitrat (nutrisi bagi sperma).

 Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra

Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui

saluran mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir)

jernih bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal

di sepanjang uretra.

6
Struktur eksternal dari sistem reproduksi pria adalah penis dan

skortum :

1. Penis

Jumlah satu buah. Penis

tersusun tiga silinder jaringan

erektil mirip spons berasal

dari vena dan kapiler yang

mengalami modifikasi. Dua

terletak di atas disebut korpus

kavernosa, satu buah terletak di bawah  dan membungkus uretra

disebut korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang

relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan

kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit

inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu

rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan

penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat

berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi dan alat

koitus (persetubuhan).

2. Skrotum (kantung pelir)

Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi

testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan

skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh

7
sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot

dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat

mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat

otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang

disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu

lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma

(spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa

derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.

2.3 Spermatogenesis

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan

spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar)

dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada

mekanisme hormonal tubuh.

Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana

kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat

pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk

lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong

sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki

kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom

mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya

bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung

zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota

tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi

8
terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.

Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau

spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi

makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus

seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosterone

1. Proses spermatogenesis

Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel

spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder.

Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid

berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah

selesai, maka ABP (Androgen Binding Protein) testosteron tidak

diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk

memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH

dan LH.

Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama

dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar

prostat, dan kelenja Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-

kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu

ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel

9
spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan

pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.

2.4 Hormon

Sistem reproduksi pria seluruhnya tergantung pada hormon, yang

merupakan bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau

organ. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem reproduksi

pria adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) dan

hormon testosteron.

FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak di dasar

otak. FSH diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis), dan LH

merangsang produksi testosteron, yang diperlukan untuk melanjutkan proses

spermatogenesis. Testosteron juga penting dalam pengembangan karakteristik

laki-laki, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang

dan dorongan seks.

Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu

testoteron, LH(Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone),

estrogen dan hormon pertumbuhan.

 Testoteron

Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara

tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel

germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk

membentuk spermatosit sekunder.

10
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis,

ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang

dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron

adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya

adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig

dari testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak

2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia

25 tahun, lalu menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-

androsteron) dan androstendion merupakan prekursor testosteron yang

dibentuk oleh anak ginjal.

Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar

pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana

testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah

meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar

pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH.

Hanya ketika jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH

yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi

tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.

Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai

berikut :

1. Efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria

primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam

11
spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam mempenagruhi

hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).

2. Efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan

protein dan pertumbuhan sel-sel otot.

3. Efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi

terstosteron meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka

tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.

 LH (Luteinizing Hormone)

LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi

sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.

 FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi

menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid

menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

 Estrogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel

sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat

testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada

tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan

sperma.

12
 Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme

testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan

awal pada spermatogenesis.

2.5 Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria

a. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh

gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.

Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya

tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi

hormon.

b. Kriptorkidisme

Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun

dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut

dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic

gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga,

dilakukan pembedahan.

c. Uretritis

Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis

dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan

uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau

virus herpes.

13
d. Prostatitis

Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri,

seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

e. Epididimitis

Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi

pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

f. Orkitis

Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus

parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

g. Sifilis

Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang

didapatkan seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan

juga trasfusi darah.

h. Gonorhea

Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah

bakteri Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang

bebas dan menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna

putih yang disertai dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil.

i. Kanker testis

Termasuk jarang terjadi. Umumnya hanya terjadi pada rata-rata pria

berusia 29-35 tahun yang berasal dari ras kaukasia. Meski jarang,

penyakit ini sangat mematikan.Kanker ini memiliki dua jenis yaitu

seminoma dan nonseminoma. Biasanya hanya menghantam satu testis

14
saja. Gejala pertama dirasa dari munculnya sel-sel tumor adalah nyeri

dan bengkak. Hingga kini penyebab kanker testis masih belum pasti. Pria

yang memiliki testis tidak berkembang sempurna berisiko tinggi terkena

kanker. Demikian pula mereka yang terlahir dari ibu yang mengkonsumsi

hormon tambahan selama kehamilan.

Kanker testis umumnya terdiagnosa karena kehadiran substansi

kimia tubuh seperti alpha fetoprotein dan beta human chorionic

gonadotropin yang diproduksi sel-sel kanker. Pemeriksaan Kanker.

Dalam kondisi tertentu, untuk menghentikan sebaran sel kanker ke

bagian yang lainnya, seringkali mengharuskan membuang testis.

Perawatan selanjutnya termasuk operasi yang juga membersihkan

jaringan lymphatic yang dicurigai sebagai sarang sel kanker. Pada

stadium awal atau pria dengan jenis kanker testis seminoma dilakukan

terapi radiasi. Jika kanker telah menyebar sedemikian rupa umumnya

dilakukan kemoterapi.

Efek samping dari setiap jenis upaya menghalangi sebaran kanker

bervariasi. Paling umum adalah stres. Meskipun membuang satu buah

zakar tidak otomatis membuat impoten. Namum jika

jaringan lymphatic dibuang menyebabkan produksi sperma berkurang.

Terapi radiasi umumnya menyebabkan rasa terbakar dan kelelahan yang

amat sangat. Namun akan terus berkurang jika terapi selesai sepenuhnya.

Penyakit ini seringkali menyebabkan ketidaksuburan. Sementara itu

kemoterapi umumnya menyebabkan mual dan muntah-muntah,

15
mengganggu sistem kekebalan tubuh, infertil dan botak. Efek samping ini

bisa bersifar temporer atau permanen.

j. Sterilitas/Infertilitas

Jika seorang laki-laki steril atau mandul, tubuhnya tidak mampu

membentuk sperma sama sekali atau tidak mampu menghasilkan sperma

dalam jumlah yang cukup. Hal itu terjadi sebagai akibat tidak normalnya

organ-organ reproduksi, peradangan pada alat kelamin, kecanduan alkohol,

atau akibat penyakit menular seksual. Beberapa laki-laki juga mengalami

masalah ejakulasi.

k.  Mikropenis

Mikropenis merupakan kelainan lainnya yang juga sangat jarang. Pada

kelainan seperti ini, penis terbentuk secara normail, tetapi dengan ukuran

di bawah ukuran rata-rata, yang ditunjukkan dengan pengukuran standar.

l. Anorkidisme

Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak

ada sama sekali.

m. Hyperthropic prostat

Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya

terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas

diketahui.

n. Impotensi

Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi

penis pada pada hubungan kelamin yang normal.

16
o. Infertilitas (kemandulan)

Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat

disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas

didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat

disebabkan oleh:

 Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio

aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon

 Tersumbatnya saluran sperma

 Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit

2.6 Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki

1. Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan merupakan terapan teknologi yang dilakukan

dengan cara memasukkan sperma ke dalam vagina oleh seorang ahli

kesehatan. Sperma biasanya berasal dari pasangannya (suami).

Inseminasi buatan dilakukan terhadap perempuan yang suaminya

mempunyai jumlah sperma yang sedikit. Sebuah variasi dari inseminasi

buatan adalah penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang ovari.

Selanjutnya, sperma donor ditempatkan di dalam uterus, dekat vagina.

2. Intracytoplasmic Sperm Injection

Intracytoplasmic Sperm Injection merupakan terapan teknologi

dengan metode dan prosedur yang lebih canggih. Satu sel sperma

disuntikkan langsung ke sebuah sel telur. Metode tersebut lebih efektif

pada seorang laki-laki yang mempunyai beberapa masalah kesuburan.

17
3. Kondom

Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat.

Perhatikan Gambar 10.18. Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan

berhubungan seksual dan mencegah bertemunya sperma dengan ovum.

Kondom mempunyai daya efektivitas sekitar 90% untuk menghindari

terjadinya pembuahan. Diafragma terbuat dari karet yang sangat tipis.

Perhatikan Gambar 10.19. Diafragma ini menutup uterus dan tuba

fallopii untuk mencegah agar sperma tidak memasuki uterus. Diafragma

mempunyai efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya

pembuahan.

2.7 Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem

Reproduksi

Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat

terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup

sehat yang dapat kita lakukan diantaranya:

a. Kebersihan Pakaian Dalam

Seharusnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam

sebanyak dua kali untuk menjaga kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan

celana dalam yang dapat mudah menyerap keringat, karena jika tidak

jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari untuk saling bertukar

pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri, karena

setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.

18
b. Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Celana Jeans yang Ketat

Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah

selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan

akhirnya dapat menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah

terkena jamur dan teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat

membuat peredaran darah yang tidak lancar dan membuat penis serta

testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat

dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.

c. Membersihkan Alat Kelamin Setelah Buang Air Kecil atau Besar

Usahakan untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin

dengan air dan sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah

depan ke belakang dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah

masuknya kuman dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup hanya

membersihkan dengan air bersih.

d. Pemeriksaan Rutin

Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat

kelamin sangat diperlukan. Bagi pria pemeriksaan testis (buah zakar)

dapat dilakukan sendiri, dengan cara:

 Kenali ukuran, bentuk, serta berat masing-masing testis.

 Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis.

 Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau

sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera

19
periksakan diri ke dokter.

 Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa

nyaman segera konsulultasikan kepada dokter.

 Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan

gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.

20
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas alat-alat reproduksi, proses

pembentukan sel sperma (spermatogenesis), dan berbagai hormon yang ikut

berperan dalam sistem reproduksi.

Struktur internal dari sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran

pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar

asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper)

Dalam proses pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon-

hormon seksual. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem

reproduksi pria adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing

hormone (LH) dan hormon testosteron.

3.2 Saran

Dengan adanya penugasan membuat makalah tentang “Anatomi Fisioligi

Sistem Reproduksi Pria” dalam mata kuliah ANATOMI DAN FISIOLOGI

PADA MANUSIA diharakan dapat menambah pengetahuan mahasiswi

program studi sarjana terapan kebidanan dalam sistem reproduksi pada laki-

laki dan dapat menjelaskan kepada pasien ataupun masyarkat tentang sistem

reproduksi pada laki-laki.

21
DAFTAR PUSTAKA

Diastuti, Renni.(2009).Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

Aryulina, Diah,dkk.(2007).Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI.Jakarta:

Penerbit Erlangga

Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.

http://majalahkesehatan.com/sistem-reproduksi-pria/

http://medicastore.com/penyakit/872/Sistem_Reproduksi_Pria.html

http://sebelasipasatoe.wordpress.com/2010/05/02/kelainan-atau-gangguan-pada-

sistem-reproduksi-laki/

http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-pada-sistem.html

http://gurungeblog.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-pada-manusia-pria/

http://pewidya.blogspot.com/p/pelajaran-keenam.html

http://tugas-biologi-arifiani.blogspot.com/2013/05/kelainan-teknologi-dan-gaya-

hidup-sehat_3.html

http://intanriani.wordpress.com/gangguan-pada-sistem-reproduksi/

http://www.artikelbagus.com/2011/11/kesehatan-gangguan-dan-teknologi-

reproduksi-pada-manusia.html

http://kiranadhias.blogspot.com/2013/05/makalah-sistem-reproduksi-pria.html

http://www.slideshare.net/cinaibaho/sistem-reproduksi-manusia-16933689

http://reproduksimanusia.blogspot.com/2009/05/penyakit-pada-sistem-

reproduksi.html

22
23

Anda mungkin juga menyukai