Anda di halaman 1dari 7

I.

Judul : Perbandingan Jumlah Mol Zat-Zat yang Terlibat dalam


Reaksi

II. Tujuan

- Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah


mol antara zat-zat
yang terlibat dalam reaksi
- Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam
reaksi
penguraian soda kue berdasarkan beratnya.
III. Pendahuluan

3.1 MSDS (Material Safety Date Sheet)

3.1.1 Soda Kue (Kristal NaHCO3)

NaHCO3 adalah rumus molekul dari senyawa yang


dikenal dengan natrium bikarbonat. Natrium bikarbonat
merupakan senyawa berbentuk bubuk atau gumpalan Kristal
putih, tidak berbau, rasa sedikit basa. Natrium bikarbonat
memiliki berat molekul 84.007, pH 8,3 pada suhu 77℉ P dan
tidak beracun. Natrium bikarbonat memiliki titik leleh 228℉ ,
kelarutan 1 dari 100% pada 77 ℉ , dan kepadatan 2.159. natrium
bikarbonat akan kehilangan karbon dioksida pada sekitar 50℃
dan pada 100℃ dapat diubah menjadi natrium karbonat. Gejala
paparan senyyawa ini antara lain pada kulit, mata, hidung dan
tenggorokan, batuk, rasa tidak nyaman didada dan gangguan
saluran cerna. Dapat menyebabkan distensi atau ruptur lambung,
alkalosis sistematik, edama, dan perluasan volume cairan
ekstraseluler. Untuk pertolongan pertama apabila terkena senyawa
ini yaitu apabila terkena pada mata, maka segera bilas dengan air
dan periksa ke doktetr, apabila terkena pada kulit maka segera
dibilas dengan air pada bagaian yang terkena, serta dicuci dengan
lembut pada area yangterkena. Apabila tetrjadi gejala serius
seperti kemerahan maka segera dibawa ke dokter. apabila terkena
hisap maka tinggalkan area yang terkontaminasi , dan menghirup
udara segar dalam- dalam. Apabila terjadi gejala seperti mengi,
batuk, sesak napas dan lain-lain, segera dibawa kedokter untuk
ditangani lebih lanjut ( pubchem, 2021).

3.1.2 Barium Klorida (BaCl2)

Barium klorida merupakan senyawa dengan rumus molekul BaCl2.


Barium klorida berbentuk Kristal putih, tidak berbau rasa asin
pahit, larut dalam methanol, dan hamper tidak larut ddalam etanol,
aseton, etilasetat/ barium klorida dihidrat.. Sebuah garam yang
timbul dari reaksi langsung barium dan klorin, senyawa ini akan
toksik jika tertelan. Barium klorida memiliki berat molekul 208.23,
titik didih 1560℃, titik leleh 961℃, kelarutan dalam air,
g/100ml:36, kepadatan 3.856, dan memiliki tekanan uap rendah.
Barium klorida tidak mudah terbakar, namun titik nalanya belum
ditentukan. Barium klorida akan terjadi iritasi apabila terkena pada
mata, dan bila terkena kulit maka kulit akan terbakar dan terjadi
iritasi. Selain pada mata dan kulit senyawa ini juga akan
mneyebabkan iritasi bila terkena pada saluran pernapasn.
Pertolongan pertama pada korban yang terkena senyawa ini jika
trekena pada mataa maka dibilas dengan air dan segera
menghubungi dokter. apabila terkena kulit maka dibilas denan air
dan melepas pakaian yang terkontaminasi. Lalu cuci dengan
lembut pada area yang terkena ddengan sabun dan air. Apabila
terhisap segera tinggalkan tempat yang terkontaminasi. Apabila
tertelan maka segera beri minum air 1 sampai 2 gelas dan segera
menghubungi dokter (pubchem, 2021).
3.1.3 Natrium Sulfat (NaSO4)

Natrium sulfat adalah senyawa dengan rumus molekul NaSO4.


Natrium sulfat berbentuk bubuk kering, berwarna putih, tidak
berbau memiliki rasa asin pahit. Natrium sulfat memiliki berat
molekul 142,04 titik leleh 884℃, kelarutan dalam air 28,1 g/ 100
g air 25℃, selain larut dalam air natrium sulfat juga larut dalam
gliserin, namun tidak larut dalam alkohol. Natrium sulfat memiliki
kepadatan 2.671, pH netral atau sedikit basa terhadap kertas
lakmus (larutan 5%)= 9,0. Natrium sulfat termasuk senyawa yang
tidaak mudah terbakar. Natrium sulfat apabila terkena kulit, mata
dan saluran pernafasan dianggap tidak beracun dan tidak
mengiritasi kulit dan selaput lender. Apabila terkena senyawa ini
dibagian kulit maka segera bilas dan kemudiaan dicuci degan air
dan sabun. Jika terkena mata maka bilas ddengan air selama
beberapaa menit, kemudian dirujuk kerumah sakit untuk medapat
penanganan lebih lanjut. Apabila tertelan maka segera minum air
satu atau dua gelas dan segera menghubungi dokter (pubchem,
2021).

IV. Tinjauan Pustaka


Kimia merupakan mata pelajaran yang mempunyai
karakteristik tersendiri dan keterampilan dalam pemecahan
masalah dalam kimia berupa fakta, konsep, hukum dan teori yang
berkaitan dengan komposisi, sifat dan perubahan. Ilmu kimia
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
tentang struktur dan sifat materi (zat), perubahan materi (zat) dan
energi yang menyertai perubahan tersebut (Sudarmo, 2013:5).

Ilmu kimia berkaitan dengan sifat–sifat zat, perubahan zat,


hukum–hukum serta prinsip yang menggambarkan perubahan zat
serta konsep dan teori–teori yang menafsirkan dan menjabarkan
perubahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan
pengajaran kimia mencakup fakta–fakta tentang perubahan zat,
konsep–konsep, hukum–hukum, prinsip–prinsip, dan teori. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman yang benar terkait suatu konsep
kimia sangat penting, sebab dengan memahami suatu konsep pada
materi kimia, kita tidak perlu mencari arti atau definisi secara
berulanang ketika kita menemukan informasi baru (Grasina, H, A
dan Karelius, 2016).

Pada Kimia ada yang namanya hukum kimia. Hukum kimia


merupakan hukum alam yang relevan dengan bidang kimia
(Alvian, 2009). Konsep paling fundamental dalam kimia adalah
hukum konservasi massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi
perubahan kuantitas materi semasa reaksi kimia biasa. Hampir
ilmu kimia dibangun menggunakan konsep-konsep abstrak
misalnya symbol unsur bentuk molekul, teori atom dan ikatan
kimia. Konsep stokiometri merupakan konsep yang perlu dipelajari
dalam ilmu kimia sebab terdapat konsep persamaan reaksi.
Persamaan reaksi sendiri merupakan konsep penghubung untuk
mempelajari seluruh konsep kimia. Stoikiometri merupakan suatu
ilmu tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia.
Reaksi kimia adalah proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi
terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi.

V. Metodologi Percobaan
5.1 Alat dan Bahan
5.1.1 Alat

- Pembakar spiritus
- Cawan porselin
- Gelas kimia 50 mL
- Spatula
- Corong

5.1.2 Bahan
- Akuades
- Soda kue (Kristal NaHCO3)
- Barium klorida 2 M (BaCl2 2 M)
- Natrium sulfat 2 M (Na2SO4 2 M)

5.2 Diagram Alir


5.2.1 Diagram Alir Reaksi Pembentukan Barium
Sulfat (BaSO4)

BaCl2

- Dimasukkan 10 mL larutan BaCl2 2M ke dalam gelas kimia


50 mL, ditambahkan 5 mL natrium sulfat (Na 2SO4) 2 M,
diaduk perlahan dengan spatula sampai terbentuk endapan.
- Dikeringkan kertas saring dalam oven 5 menit, didiamkan
sebentar dan ditimbang kertas saring tersebut. Digunakan
kertas saring untuk menyaring padatan, dikeringkan dalam
oven selama 15 menit lalu ditimbang. Ditentukan massa
padatan yang diperoleh.
- Diulangi perlakuan dengan merubah volume natrium sulfat
(Na2SO4), masing-masing yaitu 10 mL dan 15 mL.
Hasil
5.2.2 Diagram Alir Mengamati Perbedaan Kelarutan
dan Konduktivitas Senyawa Ionik dan kovalen

NaHCO3

- Ditimbang cawan porselin untuk menentukan massanya.


Digunakan cawan tersebut untuk menimbang 2,5 sampai 3
gram NaHCO3 dan dicatat massa tepatnya dalam tabel
pengamatan.
- Dipanaskan dalam cawan tersebut selama kurang lebih 12
menit, diangkat cawan dan didiamkan sampai dingin.
Setelah dingin ditimbang cawan porselin beserta isinya dan
ditentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan.
- Dipanaskan sekali lagi dalam cawan yang berisis analit
selama 10 menit, diangkat cawan dan didiamkan sampai
dingin, ditimbang massanya

Hasil

Anda mungkin juga menyukai